A. Perubahan Fungsi
Seksual
Penyebab
disfungsi seksual mungkin fisiologis atau psikologis. Kadang penyebab disfungsi
seksual mungkin tidak teridentifikasi atau penyebabnya merupakan kombinasi dari
beberapa factor . sekitar 10%
sampai 20 % disfungsi seksual disebabkan
oleh factor fisiologis ( kolodny, masters
& jonson, 1979 ) Pada 15% kasus lainnya , masalah fisiologis
menyebabkan disfunsi seksual tetapi bukan semata-mata penyebabnya . pada
sebagian besar kasus pengkajian seksual harus mencakup pemeriksaan fisik
komplet untuk mengidentifikasikan atau
menyingkirkan kondisi fisiologi yang mungkin menunjang terjadinya disfungsi
seksual. ( potter & perry , 2005 )
1. Disfungsi
Seksual pada Wanita
Menurut potter & perry (2004) ada empat jenis
disfungsi seksual pada wanita adalah :
Tabel
2.2 Disfungdi Seksual pada wanita
No
|
Deskripsi
|
Kemungkinan penyebab
|
Intervensi
|
1
|
Disfungsi
orgasmic preorgasmik /primer : kerusakan kemampuan wanita untuk mengalami
orgasmus
|
Larangan
agama.
Lingkungan
pembelajaran yang terbatas.
Ketakutan
tentang kehilangan control.
komunikasi
dengan pasangan kurang baik.
Stimulasi
klitoral yang tidak adekuat .
Penggunaan
obat atau alcohol yang berlebihan.
Pengalaman
seksual yangnegatif pada masa lalu.
|
Berikan
informasi tentang laranga dan batasan agama seksual.
Ajarkan
tentang latihan yang berfokus pada sensasi.
Sarankan
permainan genetalia.
Ajarkan
senam kegel.
Sarankan
masturbasi yang diarahkan.
Dorong
hubungan seksual yang tidak menuntut..
Lakukan
rujukan ke pada ahli terapis.
Lakukan
rujukan kepada kelompok pendukung preorgasmik.
|
2
|
Disfungsi
orgasmic sekunder merupakan kerusakan kemampuan wanita untuk mengalami
orgasmus saat ini tetap mempunyai riwayat kemampuan untuk mengalami
orgasmus
|
Minat
seksual rendah.
Sikap yang ditujukan kepada pasangan .
Penyebab yang disebutkan pada disfungsi seksual orgasmic primer.
|
Diskusikan
sikap yang ditujukan pada pasangan.
Berikan
informasi tentang larangan seksual.
Ajarkan
tentang latihan yang berfokus pada sensasi.
Sarankan
hubunmgan seks tampa tuntutan.
Sarankan
permainan genetalia.
Ajarkan
latihan kegel.
Sarankan
masturbasi yang diarahkan.
Dorong
komunik pasangan.
Lakukan
rujukanbpada ahli terapis seks.
|
3
|
Vaginismus
kostriksi involunter dari sepertiga bagian luar vagina, sehingga menyebabkan
penetrasi ke dalam vagina menjadi tidak mungkin.
|
Larangan keagamaan.
Larangan
seksual.
Pengalaman
pelecehan seksual.
Hubungan
senggama yang nyeri.
Nyeri
pada pemeriksaan pelvic.
Penggunaan
alcohol.
Pengalaman
dini yang traumalis dengan seks.
Takut
hamil, penyakit kelamin, atau kanker.
|
Tetapkan
adanya spasme.
Sarankan
penggunaan dilator vaginal dengan dengan ukuran yang bertahap.
Ajarkan
latihan kegel.
Dorong
perbaikan dalam berkomukasi pasangan.
Lakukan
rujukan kepada pemberi perawatan kesehatan yang berpengalaman.
|
4
|
Dispareunia
merupakan hubungan senggama yang sangat nyeri
|
Sikap
negative yang ditujukan kepada pansangan.
Larangan
keagamaan yang ketat.
Larangan
seksual seksual.
Sensitive
genetalia mis. Luka, infeksi, trauma spasme , kurang lubrikasi.
Kekasaran
selama hubunganseksual.
|
Lakukan
rujukan kepada pemberi perawatan kesehatan yang berpengalaman.
Atasi
masalah fisik.
Beri
lubrikan yang cukup.
Diskusikan
tentang sikap seksual.
Diskusikan
tentang posisi yan g nyaman.
|
5
|
Kurang
gairah merupakan kehilangan minat dalam melakuakn hubungan seksual.
|
Kurang
rangsangan
Emosi
negative yang kuat.
Penyakit.
Keletihan.
Penggunaan
obat dan alcohol.
Respon
penghindaran karena perassn seksual yang ditekan.
Marah
atau ketakuatan yang tidak terselesaikan .
Depresi
.
Riwayat
penganiayaan seksual atau inses.
Nyeri
yang berkaitan ddengan hubungan seksual.
|
Diskusikan
sikap yang ditujukan pada pasangan.
Berikan
informasi tentang larangan dan batasan seksual.
Ajarkan
latihan latihan yang berfokus pada sensasi.
Ajarkan
latihan kegel.
Berikan
dorongan untuk permainan genetalia.
Berikan
dorongan untuk penyelesaian konflik diantara pasangan.
Lakukan
rujukan kepada perawatan kesehatan mental atau terapi seks.
|
2. Disfungsi
Seksual pada Pria
Perry dan Potter (2005), membagi beberapa
disfungsi seksual pada pria, sebagai berikut:
a. Disfungsi
erektil primer
Merupakan
ketidakmampuan pria untuk melakukan penetrasi selama kontak seksual dan untuk
menahan ereksi untuk penetrasi. Kemungkinan penyebabnya antara lain: larangan
keagamaan yang ekstrim, kegagalan awal yang traumatis, ansietas dan ketakutan
melakukan hubungan seksual.
Beberapa
intervensi yang dapat diberikan antara lain:
1) Redakan
tekanan tentang pelaksanaan seksual yang berorientasi pada tujuan
2) Diskusikan
tentang larangan dan pantangan seksual
3) Berikan
informasi yang akurat
4) Ajarkan
latihan yang berfokus pada sensasi
5) Batasi
hubungan senggama
6) Berikan
dorongan pada wanita untuk mengambil posisi di atas dan menggunakan lubrikasi
vagina
7) Lakukan
rujukan pada ahli terapi seks
b. Disfungsi
erektil sekunder
Yaitu
ketidakmampuan pria untuk mempertahankan atau bahkan mungkin mengalami ereksi
tetapi dengan riwayat penetrasi setidaknya satu kali. Kemungkinan penyebab nya
antara lain: gangguan pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh obat-obatan,
alkohol, stres, keletihan, penyakit, atau prosedur pembedahan. Ansietas
melakukan hubungan seksual, komunikasi yang kurang baik dengan pasangan dan
juga karena depresi.
Beberapa
intervensi yang dapat direncakan antara lain:
1) Redakan
tekanan tentang pelaksanaan seksual yang berorientasi pada tujuan
2) Diskusikan
tentang larangan dan pantangan seksual
3) Berikan
informasi yang akurat
4) Ajarkan
latihan yang berfokus pada sensasi
5) Ajarkan
latihan kegel pada pasangan wanita
6) Lakukan
rujukan pada ahli urologi
c. Ejakulasi
prematur
Kemungkinan
penyebabnya antara lain pola ejakulasi cepat pada masa remaja, kegagalan untuk
mengetahui isyarat internal ketika mendekati saat ejakulasi, kurang kesadaran
diri sensual, ansietas untuk melakukan hubungan seksual.
Beberapa
intervensi yang dapat diberikan antara lain:
1) Berikan
informasi yang akurat
2) Berikan
dorongan untuk berkomunikasi dengan pasangan
3) Ajarkan
latihan yang berfokus pada sensasi
4) Ajarkan
latihan kegel pada pasangan wanita
5) Jelaskan
tentang teknik henti lanjut
6) Redakan
tekanan tentang ansietas pelaksanaan hubungan seksual
7) Sarankan
untuk mengubah tempo dorongan selama melakukan hubungan seksual
8) Lakukan
rujukan kepada ahli terapi seks
d. Penundaan
ejakulasi
Merupakan
ketidakmampuan untuk berejakulasi selama penetrasi. Kemungkinan penyebabnya
adalah batasan keagamaan, ketakutan akan mengahamili, kurang minat secara
fisik, ketidaksukaan terhadap pasangan, peristiwa seksual traumatis pada masa
lalu, ketidaksetiaan, penggunaan alkohol atau obat yang berlebihan.
Beberapa
intervensi yang dapat diberikan antara lain:
1) Redakan
tekanan tentang pelaksanaan seksual yang berorientasi pada tujuan
2) Diskusikan
tentang larangan dan pantangan seksual
3) Berikan
informasi yang akurat
4) Ajarkan
latihan yang berfokus pada sensasi
5) Ajarkan
latihan kegel pada pasangan wanita
6) Berikan
dorongan komunikasi dengan pasangan
7) Lakukan
rujukan kepada tenaga perawatan kesehatan mental atau ahli terapi seks.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes,
Marilynn E, (1999). Rencana Asuhan
Keperawatan edisi 3. Jakarta:EGC
Kozier,
B, Glenora, Berman, A, Snyder, SJ. 2010. Fundamental
of Nursing Concept, process, and practice, seventh edition. USA: Pearson
Edication
Potter,
P.A, & Perry, A,G. (2005), Buku ajar
fundamental keperawatan konsep proses dan praktik, edisi 4 vol 1. Jakarta:
EGC
Price,
S. A. (2005). Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 6. Jakrta: EGC.
Smeltzer,
Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Ed. 8. Jakarta: EGC.
Bobak.
L. J. (2004). Buku ajar keperawatan
maternitas. Jakarta: EGC
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat