A.
Konsep
data
- Pengertian
Data adalah bentuk jamak (plural) dari kata datum.
Jadi, dalam menyatakan data sebetulnya sudah berkata bentuk jamaknya. Maka,
untuk selanjutnya tidak perlu menyatakan “data-data”, sudah cukup menyatakan
“data” saja. Data adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari unit sampel
sebagai hasil dari menghititung, mengkur dan mengamati (sabri & hastono,
2008).
Menurut “ Webster’s New World Dictionary” (dalam
supanto, 2000), data berarti sesuatu yang diketahui atau dianggap. Dengan
demikian, data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Sedangkan Chandra (1995) menyatakan data adalah materi atau kumpulan fakta yang
dipakai untuk keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, atau tes
statistic.
Beberapa tentang konsep data, ada beberapa yang
perlu dipahami yaitu:
a. Agregat
adalah kumpulan data.
b. Raw data adalah
data mentah yang belum dilakukan pengelohan.
c. Array data
adalah data yang belum dilakukan pengelompokan tetapi sudah disusunan
berdasarkan besar kecilnya.
d. Ungrouped data
adalah raw yang belum dikelompokkan
e. Grouped data
adalah data yang dikelompokkan dalam
kelas-kelas tertentu.
2.
Kegunaan data
Menurut
supranto (2000), kegunaan data pada dasarnya untuk membuat keputusan (descision
makers) sebagai:
a. Dasar
suatu perencanaan, agar perrencanaan sesuai dengan tujuan dalam mengatasi
masalah dan kemampuan yang ada, sehingga dapat dicegah terjadinya suatu
perencanaan ambisius yang sulit untuk dilaksanakan.
b. Alat
pengendalian terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut agar
bisa diketahui dengan segera kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi agar segera dapat dilakukan perbaikan atau koreksi.
c. Dasar
evaluasi hasil kerja jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang atau
evaluasi akhir.
3.
Jenis-jenis dari data
Di
tinjau dari jenisnya data dapat di bedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Menurut
bentuk
1) Data
diskrit
Data ini
merupakan variabel yang lainnya tidak dapat di ukur sekecil-kecilnya dan
merupakan satu kesatuan. Data ini dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif,
misalnya kapasitas tempat tidur RSU = 100 orang atau menunjukkan jumlah sifat
tertentu seperti jumlah wanita di dalam kelas A= 50 orang.
2) Data
kontinu
Data ini
merupakan variabel yang nilainya dapat di ukur terus sampai sekecil-kecilnya,
misalnya nilai Hb orang X= 13,98gr% dan berat badan orang Y=65,75kg, data ini
bersifat kuantitatif.
b. Menurut
sifat
1)
Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil perhitungan dan tidak menyatakan kuantitas, tetapi
menyatakan sifat yang dikelompokkan dalam kategori. Oleh karena itu, data
kualitatif sering disebut juga data
katagori dan individu dalam satu kategori mempunyai nilai yang sama. Data
kualitatif selalu bilangan bulat dan jumlahnya dinyatakan dalam
frekuensi,misalnya sembuh atau tidak, baik atau buruk, laki-laki atau
perempuan, dan sebagainya hingga data yang dihasilkan termasuk dalam salah satu
kategori. data demikian disebut dichotom dan
binary.
2)
Data kuantitatif
Data yang dihasilkan dari pengukuran, dapat berupa bilangan bulat atau
desimal. Berbeda dengan data kualitatif, data kuantitatif hasilnya dinyatakan
dalam kuantitas numerik terhadap ciri
tertentu yang disebut variabel, misalnya
jumlah bakteri yang terdapat dalam sampel air. Pada umumnya, dalam studi
tentang perjalanan penyakit terdapat sejumlah variabel, baik yang berkaitan
langsung dengan penyakitnya maupun yang tidak berkaitan langsung dengan
penyakit yang diderita. Misalnya, jenis kelamin, temperatur, umur, pendidikan,
dan pekerjaan. Dari uraian di atas jelaslah bahwa meringkas data kuantitatif
lebih kompleks dan tidak semudah meringkas data kualitatif.
c. Menurut
sumber
1) Data
primer
Data yang
merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara langsung oleh peneliti
terhadap sasaran. Misalnya: pada penelitian tentang khasiat 2 macam obat untuk
pengobatan suatu penyakit dan pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti
terhadap penderita yang dating kerumah sakit. Selanjutnnya data tersebut di
olah, di analisis, disajikan, dan dilaporkan oleh peneliti.
2) Data
skunder
Data yang
merupakan suatu pengumpulan data yang diinginkan yang di peroleh dari orang
lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti itu sendiri, misalnya
data rekam medik di rumah sakit.
d. Menurut
waktu pengumpulan
1) Time Series Data
Data yang merupakan
data yang dikumpulkan selama kurun waktu/periode tertentu.Misalnya, Pergerakan nilai tukar rupiah dalam 1 bulan, Produksi
Padi Indonesia tahun 2002-2011.
2) Cross sectional Data
Data yang merupakan data yang dikumpulkan pada waktu
tertentu yang sama atau hampir sama. Misalnya: jumlah mahasiswa tahun
2005/2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004.
e. Menurut
skala pengukuran
1) Skala
nominal
Skala yang bersifat hanya untuk membedakan antar kelompok. Misalnya: Jenis kelamin,Jurusan dalam suatu sekolah tinggi(Manajemen, Akuntansi).
2) Skala Ordinal
Skala yang memiliki sifat nominal, dan juga menunjukkan
peringkat. Skala ordinal juga merupakan skala yang subkatagori telah memiliki
urutan atau jenjang tetapi masih
bersifat kualitatif,seperti pada skala
nominal. Misalnya :Tingkat pendidikan (SD,
SMP, SMA),Skala perusahaan (besar, sedang).
3) Skala
interval
Skala
yang memiliki sifat-sifat data skala nominal dan ordinal, dan pada data dengan
skala interfal jenjang tersebut dapat dinyatakan dengan angka hingga bersifat
kuantitatif. Misalnya:
Temperatur
4) Skala rasio
Selain memiliki sifat data interval, skala rasiomemiliki angka 0 (nol) dan perbandingan antara dua
nilai yang mempunyai arti.
Misalnya :Tinggi badan, Berat badan, Waktu.
4. Pengumpulan
data
a.
Metode pengumpulan data
1) Sensus
Sensus adalah metode pengumpulan data dimana seluruh
populasi dikumpulkan datanya satu per
satu. Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data sensus disebut data yang
sebenarnya (true value), atau sering disebut sebagai parameter. Contohnya,
hasil sensus penduduk Indonesia, sensus pegawai negeri, sen sus kesehatan,
sensus pertanian, dan lain-lain.
2) Sampling
Sampling adalah metode pengumpulan data pada sampel
dari auatu populasi. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data sampling
merupakan data perkiraan (Estimate Value). Dibandingkan dengan sensus,
pengumpulan data dengan cara sampling membutuhkan biaya jau lebih sedikit,
memerlukan waktu yang lebih cepat, jumlah tenaga yang tidak banyak, dan dapat
menghasilkan cakupan data yang lebih luas.
b. Alat
pengumpul data
Apabila metoda pengumpulan data telah ditentukan,
kemudian harus ditentukan alat pengumpulan data dari objek yang akan diteliti.
Bagian yang sangat penting dalam pengumpulan data adalah merancang alat
pengumpul data. Alat pengumpul data yang baik harus tersususn secara sistematis
dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan untuk setiap
responden.
Alat
pengumpul data untuk memperoleh keterangan dari objek atau responden yang akan di teliti meliputi :
1) Angket
atau questionnaire
Angket atau
questionnaire merupakan suatu daftar pertanyaan/ pernyataan yang
telah tersusun dengan baik, dimana
responden memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu sesuai
dengan pilihan. Jenis daftar pertanyaan/ pernyataan yang dibuat pada alat
pengumpul data dalam bentuk kuisioner diarahkan untuk menggali pendapat,
kepercayaan, konsep, ide, dan pengetahuan responden tentang satu atau lebih
variable penelitian.
Penyampaian daftar pertanyaan dapat dilakukan
melalui pos atau diantar langsung kepada responden, sedangkan daftar pertanyaan
dapat ditunggu oleh petugas pengumpul data. Cara ini disebut canvasser atau
pengembalian daftar pertanyaan dikirim
melalui pos pada alamat yang telah ditentukan (Budiarto, 2001).
Menurut Budiarto
(2001), pengumpulan data dengan teknik angket ini mempunyai beberapa keuntungan
yaitu:
a) Biaya
relative murah
b) Tidak
membutuhkan tenaga yang banyak
c) Dan
dapat diulang
Kerugian yang
ditimbulkan oleh pengumpulan data menggunakan teknik angket ialah:
a) Jawaban
tidak spontan
b) Banyak
terjadi non-respons, yaitu tidak mengembalikan daftar pertanyaan yang diterima
c) Ada
pertanyaan yang tidak dijawab
d) Pengiriman
kembali daftar pertanyaan sering terlambat
e) Jawaban
tidak diisi oleh responden, tetapi oleh orang lain
f) Teknik
ini tidak dapat digunakan pada responden yang buta aksara.
2) Wawancara
Wawancara
merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti
mendapat keterangan data secara lisan dari responden melalui satu pertemuan
atau percakapan. Pengumpulan data dengan teknik ini dapat digunakanuntuk
memperoleh data yang bersifat fakta, misalnya umur, pekerjaan, jumlah anak,
tingkat pendidikan dan penyakit yang pernah di derita.
Wawancara dapat
pula digunakan untuk mengetahui sikap, pendapat, pengalaman, dan lain-lain.
Misalnya sikap terhadap pelayanan pengobatan di Puskesmas atau posyandu,
pelayanan kesehatan yang diinginkan atau pengalaman dalam pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan (Budiarto, 2001).
Menurut Budiarto (2001) pengumpulan data dengan
teknik wawancara mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :
a) Fleksibel
karena urutan pertanyaan tidak harus sesuai dengan daftar pertanyaan.
b) Jawaban
dapat diperoleh dengan segera.
c) Dapat
menilai sikap dan kebenaran jawaban yang diberikan oleh responden.
d) Dari
ekspresi dan mantapnya jawaban dapat diketahui bahwa jawaban tersbut memiliki
keyakinan atau tidak.
e) Dapat
membantu responden dalam mengingat hal-hal yang lupa.
Disamping
keuntungan tersebut, pengumpulan data dengan teknik wawancara juga memiliki
beberapa kerugian atau kekurangan sebagai berikut:
a) Relatif membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yang
besar.
b) Dapat
menimbulkan kesalahan atau bias yang berasal dari pewawancara maupun dari
responden.
c) Bila
pertanyaan yang diajukan terlalu banyak maka akan melelehkan hingga kualitas
data akan menurun. Untuk mengatasi hal tersebut, wawancara dapat dilakukan dua kali.
3) Observasi
Observasi
merupakan prosedur yang terencana dengan cara melihat dan mencatat jumlah dan
taraf aktifitas tertentu yang ada hubungan dengan masalah penelitian. Selain itu pengamatan merupakan salah satu
cara pengumpulan data yang biasa digunakan pada studi kualitatif, tetapi dapat
juga digunakan pada studi kuantitatif, terutama untuk membuktikan kebenaran
jawaban responden.
Alat pengumpul
data dalam bentuk observasi dibuat untuk
mengamati perilaku responden penelitian, baik perilaku yang terlihat, perilaku
sistemik atau perilaku eksperimental (Budiarto, 2001). Misalnya, pada
kejernihan air minum yang oleh responden dikatakan jernih harus dibuktikan
terlebih dahulu dengan melakukan pengamatan langsung pada sumber air yang disebutkan, apakah
memang jernih atau tidak karena mungkin batasan jernih yang digunakan responden
berbeda dengan batasan yang sebenarnya.
4) Pemeriksaan
Cara pengumpulan
data melalui pemeriksaan dapat berupa pmeriksaan laboratorium, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan radiologic, USG, CT scan atau scanning dengan menggunakan
zat radioaktif seperti pada kedokteran
nuklir. Data yang dihasilkan dapat berupa data numeric (kuantitatif) atau data
kualitatif.
- Uji Instrument
a. Content validity, merupakan validitas yang diestimasi
lewat pengujian terhadap isi instrumen dengan analisis rasional atau lewat
profesional judgment, meliputi:
1) Face validity; validitas ini hanya melakukan penilaian
terhadap format penampilan (appearance) instrumen. Apabila penampilan instrumen
telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap yang hendak diukur, maka
face validity telah terpenuhi.
2) Logical validity; validitas ini menunjukkan sejauhmana
isi instrumen merupakan representatif dari ciri atribut yang hendak diukur,
yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi dengan analisis rasional atau
lewat profesional judgment.
b. Construct validity; adalah tipe validitas yang
menunjukkan sejauhmana instrumen mengungkap trait atau contruct theotytis yang
hendak diukur.
c. Reability: uji ini dilakukan untuk melihat konsistensi
dan kestabilan instrumen, meliputi external consistency procedures dan internal
consistency procedures.
d. Pricipal component analysis (PCA); adalah cara
mengidentifikasi pola-pola dalam data, dan mengekstraksi informasi yang relevan
dari set data yang membingungkan. PCA juga dapat mengekspresikan data
sedemikian rupa untuk melihat persamaan dan perbedaan.
- Pengolahan Data
Pengolahan data
adalah suatu pproses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan
dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan, 2006, p.24).
Pengelolahan data
merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu, harus
dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam proses pengolahan data adalah:
a.
Memeriksa
data (editing)
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data yang
terkumpul tidak logis dan meragukan.
Tujuan edtiting
adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di
lapangan dan bersifat koreksi. Pada kesempatan ini, kekurangan data atau
kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki baik dengan pengumpulan data
ulang ataupun dengan interpolasi (penyisipan) (Hasan, 2006, p.24).
Budiarto (2001, p.29) mengatakan hal yang dilakukan pada
kegiatan memeriksa data (editing)
ialah menjumlah dan melakukan koreksi.
b.
Penjumlahan
Menjumlah ialah menghitung banyaknya lembaran daftar pertanyaan
yang telah diisi untuk mengetahui apakah sesuai dengan jumlah yang telah
ditentukan.
Bila terdapat kekurangan maka dapat dicari sebabnya lalu
diatasi. Sebaliknya, bila terdapat jumlah yang berlebih yang mungkin terjadi
karena pencatatan ganda atau pencatatan subjek studi yang tidak termasuk dalam
sampel maka dapat segera diketahui dan diambil tindakan. Selain itu, dilakukan
juga perhitungan-perhitungan yang ada. Misalnya, untuk mengetahui jumlah
pendapatan per kapita per tahun ditanyakan jumlah pengeluaran tiap hari maka
perhitungan per kapita per tahun dilakukan pada saat pengolahan data.
c.
Koreksi
Yang termasuk dalam proses koreksi ialah proses
membenarkan atau menyelsaikan hal-hal yang salah atau kurang jelas. Misalnya,
memeriksa apakah semua pertanyaan telah diisi dan apakah semua jawaban sesuai
dengan pertanyaan atau terdapat tulisan yang kurang jelas atau terdapat
kesalahan dalam pengisian, misalnya umur balita 4,5 tahun ditulis 45 tahun.
d.
Memberi
kode (coding)
Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data
yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka-angka/huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada
suatu informasi atau data yang akan dianalisis (Hasan, 2006, p.24).
Untuk mempermudah pengolahan, sebaiknya semua variable
diberi kode terutama data klasifikasi, misalnya jenis kelamin untuk laki-laki
diberi kode 1 dan wanita diberi kode 2. Contoh lain misalnya, tingkat
pendidikan diberi kode seperti berikut ini.
Tidak sekolah kode
0
SD kode 1
SLTP kode 2
SLTA kode 3
PT/Akademi kode
4
Lain-lain kode 5
Meskipun pemberian kode dapat mempermudah pengolahan,
tatapi pekerjaan ini harus dilakukan dengan seteliti mungkin karena mudah
menimbulkan kesalahan dalam pemberian kode atau dalam memasukkan data.
Pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau sesudah
pengumpulan data dilaksanakan. Dalam pengolahan selanjutnya kode-kode tersebut
dikembalikan lagi pada variable aslinya (Budiarto, 2001, p.30).
e.
Processing
Processing dilakukan dengan cara meng-entry data yang telah diberi kode ke paket program komputer. Ada
bermacam-macam paket program komputer yang dapat digunakan untuk proses data
yang masing-masing memiliki kelabihan dan kekurangan, misalnya; Statistical Product and Service Solution (SPSS),
Stata, Linier Structural Relationships (LSR)
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
f.
Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.
Kegunaan cleaning data adalah untuk
mengetahui missing data, variasi
data, dan konsistensi data.
- Penyajian data
a.
Cara penyajian data
Menurut
budiarto (2001) ada 3 cara penyajian data, yaitu:
1) Tulisan
Penyajian data
dalam bentuk tulisan sebenarnya merupakan gambaran umum tentang kesimpulan
hasil pengamatan. Dalam bidang kedokteran, penyajian dalam bentuk tulisan hanya
digunakan untuk memberi informasi. (Budiarto, 2001., p,41)
2) Tabel
Penyajian data
dalam bentuk tabel adalah penyajian dengan memakai kolom dan baris. Penyajian
dalam bentuk tabel banyak digunakan pada penulisan laporan hasil penelitian
dengan maksud agar orang mudah memperoleh gambaran rinci tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan. (Budiarto, 2001., p,42)
Ciri-ciri tabel yang lengkap
a) Nomor
tabel
b) Judul
tabel
c) Catatan
pendahuluan
d) Badan
tabel
e) Catatan
kaki
f) Sumber
data
Bentuk-bentuk
tabel
a) Tabel
sinopsis
Tabel ini berisi
semua variabel yang akan dikumpulkan dan ditulis dalam kolom dan baris dengan
urutan yang sama. Tabel ini mempunyai arti penting dalam prenecanaan suatu
penelitian karena dengan tabel sinopsis dapat diketahui jumlah tabel yang
dihasilkan dan variabel yang akan dicari hubungannya sehingga memudahkan
penulisan laporan. (Budiarto, 2001., p,44)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
b) Tabel
induk
Tabel ini
berfungsi sebagai referensi. Oleh karena itu, tabel induk sering disebut tabel
referensi yang dapat di ambil sebagian dan disisipkan dalam penulisan laporan. (Budiarto,
2001., p,44)
c) Tabel
kerja (tabel teks)
Tabel kerja
ialah tabel yang menggambarkan beberapa variabel secara rinci. tabel ini
berguna untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam terhadap hasil penelitian,
mengadakan perbandingan antar variabel atau untuk memberikan gambaran tentang
adanya hubungan antara dua variabel. Biasanya tabel ini disusun berdasarkan
progresifitas, tahun atau bergantung pada kebutuhan. Dari tabel teks ini dapat
dibuat tabel silang untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel. (Budiarto,
2001., p,45)
d) Tabel
kontingensi
Tabel
kontingensi disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom. Tabel ini disajikan
untuk memberikan gambaran hasil penelitian. (Budiarto, 2001., p,46)
3) Grafik
Grafik merupakan
salah satu bentuk penyajian data statistikyang banyakdilakukan dalam berbagai
bidang, termasuk bidang kedokteran karena penyajian data dalam bentuk grafik
lebih menarik dan lebih mudah dipahami. Serta hal-hal yang kurang jelas dalam
tabel akan lebih jelas bila disajikan dalam bentuk grafik bahkan dengan bentuk
grafik orang akan mudah mengingat. (Budiarto, 2001., p,49)
Mamfaat grafik
adalah :
a) Membandingkan
beberapa variabel, beberapa kategori dalam variabel atau satu variabel pada
waktu dan tempat yang berbeda
b) Meramalkan
perubahan yang terjadi dengan berjalan waktu
c) Mengetahui
adanya hubungan dua variabel atau lebih
d) Memberikan
penerangan pada masyarakat
Kerugian
penggunaan grafik :
a) Penyajian
dalam bentuk grafik harus menarik karena pembuatan grafik merupakan
senisehingga tidak semua orang dapat membuat grafik yang menarik
b) Grafik
memeberikan keterangan yang tidak riinci
c) Grafik
harus dibuat dengan benar karena pembuatan grafik yang salah mengakibatkan
penlaian yang salah
d) Informasi
yang disajikan terbatas
Pedoman
pembuatan grafik :
a) Grafik
terdiri dari dua sumbu yaitu horizontal dan vertikal
b) Jenis
kertas yang digunakan untuk menggambar grafik sebaiknya kertas biasa atau
sesuai pada data yang ada
c) Ukuran
kertas yang digunakan tidak ketentuan yng baku
d) Penggambaran
absis dan ordinat
e) Sebaiknya
tidak menuliskan angkadalam grafik
f) Grafik
harus di awali drai titik nol
Beberapa ketentuan
dalam penyajian grafik
a) Judul
grafik hendaknya ditulis dengan jelas, singkatdan sederhana
b) Bentuk
grafik
c) Pembuatan
grafik harus menarik
d) Pemberian
warna jangan terlalu banyak
e) Keterangan
Macam-macam
grafik, berdasarkan bentuknya yaitu:
a) Grafik
batang
Grafik batang yaitu grafik yang berbentuk batang yang penilainnya dilakukan berdasarkan tinggi batang. Grafik ini dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan beberapa variabel dalam waktu dan tempat yang sama atau satu variabel dalam waktu dan tempat yang berbeda. (Budiarto, 2001., p,52). Dari cara penampilan balok-nalok tersebut dapat dibagi menjadi : single Bar, multiple bar, dan subdivided bar.
Gambar : multiple bar
Gambar :
Subdivided bar
Dalam pembuatan
grafik batang terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:
(1) Batang
dapat digambarkan tegak atau melintang
(2) Antara
dua batang terdapat ruang antara
(3) Lebar
batang harus sama dan seimbang agar tidak menimbukan interpretasi yang salah
(4) Penggambaran
batang harus dimulai dari titik nol
(5) Keterangan
atau frekuensi sebaiknya tidak dicantumkan didalam atau di atas batang
b) Grafik
lingkaran
Grafik lingkaran
merupakan grafik yang disajikan dalam bentuk lingkaran. Lingkaran dapat
digambarkan tiga dimensi sehimgga menyerupai kue. (Budiarto, 2001., p,56)
Ketentuan dalam
pembuatan gambar:
(1) Besar
lingkaran harus dibuat sedemikian rupa
(2) Kategori
yang dibandingkan tidak banyak
(3) Sudut
segmen tidak terlalu kecil
(4) Tiap
segmen dapat diberikan warna
(5) Besarnya
segmen harus menggambarkan presentase yang sesuai
c) Histogram
Histogram adalah
suatu bentuk grafik yang menggambarkan distribusi frekuensi suatu perangkat
data dalam bentuk batang. Histogram digunakan untuk menggambarkan secara visual
frekuensi data yang bersifat kontinyu (Furqon, 2004)
d) Poligon
Penyajian frekuensi poligon digunakan untuk data
kontinyu. Cara membuat grafik frekuensi poligon dapat dilakukan dengan
menghubungkan puncak-puncak dari balok histogram.
e) Ogive
Ogive adalah grafik dari data kontinu dan dalam
bentuk frekuensi kumulatif. Dari perpotongan ogive kurang dari (less than) dan besar dari (more than), akan didapatkan nilai yang
tepat untuk letak dan besarnya nilai modus.
f) Diagram
garis
Diagram garis digunakan untuk menggambarkan data
diskrit atau data dengan skala nominal yang menggambarkan perubahan dari waktu
ke waktu atau perubahan dari suatu tempat ketempat yang lain.
g)
Diagram tebar
Diagram tebar adalah diagram yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan dua macam variabel. Sumbu Y
menggambarkan variabel dependen sedang sumbu X menggambarkan variabel
independen.
h) Pictogram
Pictogram adalah diagram yang digambarkan sesuai
dengan objeknya, seperti ingin menunjukkan jumlah penduduk dengan menggambarkan
orang, dan lain-lain.
i)
Box whisker plot
Box whisker plot
digunakan untuk menyajikan data numerik. Diagram ini dipakai juga untuk
memperbandingkan beberapa pengamatan.
Kotak (Box)
terisi dari :
(1) Garis
tengah adalah nilai quartile dua (Q2) atau median
(2) Garis
bawah adalah nilai quartile satu (Q1)
(3) Garis
atas kotak adalah nilai quartile tiga (Q3)
Tali (whisker)
batas bawah adalah nilai batas yang tidak lebih perbedaannya dengan Q1 sebanyak
11/2 x (Q3-Q2) atau perbedaan interquartile, sedangkan batas atas adalah nilai
yang paling jauh dan tidak lebih dari 11/2 x (Q3-Q1). Tanda bintang adalah
nilai pencilan (outlier), sementara
adanya lingkaran
kecil adalah kandidat untuk outlier (pencialan).
j)
Pareto
Pareto tidak berbeda dengan diagram batang yang disusun dengan susunan tinggi rendahnya batang sehingga dengan mudah dapat diinterprestasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiarto, Eko. (2001). Biostatisitka untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC
Chandra,
Budiman (1995). Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta : EGC
Hasan, iqbal.
(2006). Analisa dan Hasil Penelitian
dengan Statistik.ed.2. Jakarta: Media Grafika.
Sudjana.
(2010). Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat