1. Eklampsia
Eklamsia adalah kelainan akut yang
merupakan kelanjutan pre eklamsia yang disertai kejang-kejang dan koma pada
masa kehamilan,dalam persalinan dan masa nifas.Istilah eklamsia berasal dari
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “halilintar”.kata tersebut dipakai
karena seolah-olah gejala eklamsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului
dengan tanda yang lain.Pada wanita yang menderita eklamsia timbul serangan
kejang-kejangan yang diikuti oleh koma.menjelang kejang biasanya didahului
gejala subjektiv,yaitu nyeri kepala didaerah frontal,nyeri
epigastrium,penglihatan kabur,dan ada keluhan mual dan muntah,pemeriksaan fisik
menunjukkan hiper refleksia dan mudah terangsang(Winkjosastro,2005).
2. Patofisiologi
Sama dengan pre eklamsia dengan akibat
yang lebih serius pada organ-organ hati,ginjal,otak dan paru-paru dan jantung
yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pada organ tersebut.
3. Gejala
klinis
Gejala klinis eklamsia meliputi :
kehamilan lebih dari 20 minggu atau persalinan atau masa nifas, tanda-tanda pre eklmsia (hipertensi,edema,dan
protenuiria),kejang-kejangan dan kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.
4. Klasifikasi
Berdasarkan waktu timbulnya,eklamsia
dibedakan 3 macam yaitu :
a. Eklamsia
gravidarum(antepartum): insiden kejadian 50-60%,terjadinya kejang waktu masih hamil
b. Eklamsia
parturientum(intrapartum) : insiden kejadian 30-35%,,serangan kejang terjadi
saat intra partum,batasan tegas dengan eklamsia
gravidarum sukar ditentukan terutama saat mulai in partu
c. Eklamsiapuerperium(postpartum)
: jarang terjadi disbanding kejadian pada saat lain,hanya sekitar 10 % kejadian kejang ataukoma setelah persalinan
berakhir.
Konvulsi eklamsia
dibagi dalam 4 tingkat,yaitu :
1.
Tingkat
awal atau aura,keadaan ini berlangsung sekitar 30 detik.Mata
penderita terbuka tanpa melihat,kelopak mahkota bergetar,demikian pula
tangannya,dan kepala diputar kekanan dan
kekiri.
2.
Kemudin timbul tingkat kejangan tonik,yang belangsung kira-kira
30 detik.dalam tingkatan ini seluruh otot menjadi kaku,wajahya kelihatan
kaku,tangan menggenggam,dan kaki membengkak kedalam,pernafasan berhenti,muka
mulai menjadi sianotik,lidah dapat tergigit.
3.
Stadium tingkat
kejangan klonik,yang berlangsung sekitar 1-2 mennit,spasmus tonik
menghilang,semua otot berkonstraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat,bola
mata menonjol,keluar ludah yang berbusa,wajah menunjukan sianosis dan
kongesti,penderit jadi tak sabar.
4.
Tingkat
koma,lamanya ketidak sadaran tidak selalu sama,secara
perlahan pasien menjadi sadar,tapi dapat terjadi pula sebelum timbul serangan
yang baru dan berulang-ulang,sehingga pasien tetap dalam keadaan koma.
Selama
serangan kejang,tandanya TD meningkat,nadi cepat, dan suhu meningkat sampai 40
derajat celcius.Komplikasi yang biasa terjadi adalah lidah tergigit,gangguan
pernafasan,solusio plasenta,dan perdarahan otak.
5. Diagnosis
Diagnosis eklamsia pada umumnya tidak
mengalami kesukaran,dengan adanya gejala pre eklamsia yang disusul oleeh
serangan kejangan,maka diagnosis eklamsia sama dengan diagnosis pre-eklamsia.tapi
eklampsia harus dibedakan dari epilepsy,kejangan karena obat abastesi,koma
karena sebab lain.
6. Komplikasi
Komplikasi yang paing bahaya adalah
kematian ibu dan janin.Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang
menderita pre eklamsia dan eklamsia. Komplikasi eklamsia dan pre eklamsia yang
berat biasanya akan terjadi :
a.
Solusio
plasenta,ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita
hipertensi dan lebih seing terjadi pada pre eklamsia
b.
Hipofibrinogenemia,
c.
Hemolisis,
d.
Perdarahan
otak,ini merupakan penyebab utama kematian maternal
penderita eklamsia.
e.
Kelainan
mata,kehilangan penglihatan secara sementara yang dapat
berlangsung selama seminggu,kadang terjadi perdarahan pada retina,
f.
Edema
paru,
g.
Nekrosis
jantung,
h.
Sindrome
HELLP,yaitu Haemolysys,Elevated Liver Enzimes,dan Low
Platelet
i.
Kelainan
ginjal,
j.
Komplikasi
lain,lidah tergigit,trauma,fraktur,
k.
Prematuritas
7. Prognosis
Eklamsia diindonesia,masih merupakan
penyakit yang menelan kematian terbesar dari ibu dan anak.dari berbagai
sumber,diketahui kematian ibu berkisar antara 9,8%-25,5%,sedangkan kematian
bayi lebih tinggi,yaitu sekitar 42,2% -48,9 %..Kematian ibu biasanya disebabkan perdarahan
otak,dekompensasio kordis dengan edema paru-paru,payah ginjal,dan masuknya isi
lambung kedalam jalan pernafasan waktu kejangan.
8. Pencegahan
Usaha-usaha untuk mencegah/menurunkan
eklamsia terdiri dari :
a. Meningkatkan
jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusuhakan agar semua wanita hamil
memeriksaka diri sejak hamil muda,
b. Mencari
pada setiap pemeriksaan tanda-tanda preeklamsia dan mengobati segera apabila
ditemukan.
c. Mengakhiri
kehamilan sedapat-dpatnya pada kehamilan 37 minggu keatas apabila setelah
dirawat tanda-tanda pre eklamsia tidak juga dapat dihilangkan.
9. Penanggulangan
Tujuan utama pengobatan ialah menghetikan
berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara
yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan.Tujuan utama lainnya adalah
menghentikan kejangan ,mengurangi vasospasmus,dan meningkatkan dieuresis.
Untuk menjaga jangan sampai terjadi
kejangan berulang,dapat diberikan beberapa jenis obet,diantaranya :
a. Sodium
penthotal,fungsinya untuk menghentikan kejangan dengan segera bila diberikan
secara intra vena.Dosis inisial dapat diberikan sebanyak 0,2-0,3 gram dan
disuntikkan perlahan-lahan.
b. Sulfas
megnesicus,fungsinya untuk mengurangi kepekaan saraf pusat pada hubungan
neuro-muskuler tanpa mempengaruhi bagian lain dari susunan ssaraf.Dosis inisial
yang diberikan adalah 8 g dalam larutan 40 % secara intramuscuslus.
c. Lytic
cocktail,yang terdiri atas petidin 100 mg,klorpromazin 100 mg,dan prometazin 50
mg dilarutkan dalam glukosa 5 % 500 ml dan diberikan secara infuse intravena.
10. Tindakan
obstetric
Setelah kejangan dapat diatasi dan keadaan umum pasien membaik,maka
direncakan untuk mengakhiri kehamilan atau mempercepat persalinan dengan cara
yag aman.Apakah pengakhiran kehamilan dilakukan dengan sesarea atau induksi
persalinan vagina,ini dipandang dari berbagai factor,seperti keadaan servik,komplikasi
obstetric,paritas,adanya ahli anastesi,dan sebagainya,
Referensi
Sarwono
Prawiroharjo(2005).Ilmu Kebidanan.Edisi
3 cet 5.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat