A. Peran
Dukungan Keluarga dan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia
1.
Peran Anggota Keluarga Terhadap Lansia
Dalam
melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki peran
yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota
keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu (Maryam, dkk,
2008):
a.
Melakukan pembicaraan terarah;
b.
Mempertahankan kehangatan keluarga;
c.
Membantu melakukan persiapan makanan
bagi lansia;
d.
Membantu dalam hal transportasi;
e.
Membantu memenuhi sumber-sumber
keuangan;
f.
Memberikan kasih sayang;
g.
Menghormati dan menghargai;
h.
Bersikap sabar dan bijaksana terhadap
perilaku lansia;
i.
Memberikan kasih sayang, menyediakan
waktu serta perhatian;
j.
Jangan menganggapnya sebagai beban;
k.
Memberikan kesempatan untuk tinggal
bersama;
l.
Mintalah nasihatnya dalam
peristiwa-peristiwa penting;
m. Mengajaknya
dalam acara-acara keluarga;
n.
Membantu mencukupi kebutuhannya;
o.
Member dorongan untuk tetap mengikuti
kegiatan-kegiatan di luar rumah termasuk pengembangan hobi;
p.
Membantu mengatur keuangan;
q.
Mengupayakan sarana transportasi untuk
kegiatan mereka termasuk rekreasi;
r.
Memeriksakan kesehatan secara teratur;
s.
Member dorongan untuk tetap hidup bersih
dan sehat;
t.
Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di
dalam mamupun diluar rumah;
u.
Pemeliharaan kesehatn usia lanjut adalah
tanggung jawab bersama;
v.
Member perhatian yang baik terhadap
orang tua yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak akan bersikap yang sama.
2.
Peran Keluarga Dalam Perawatan Lansia
Keluarga
merupakan support system utama bagi
lansia dalam mempertahankan kesehatnnya. Peranan keluarga dalam perawatan
lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan
status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan
motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia (maryam, dkk, 2008).
a.
Menjaga dan merawat kondisi fisik
anggota keluarga yang berusia lanjut agar tetap dalam keadaan optimal atau
produktif
b.
Mempertahankan dan meningkatkan status
mental lansia
c.
Mengantisipasi adanya perubahan sosial
dan ekonomi pada lansia
d.
Memotivasi dan memfasilitasi lansia
untuk memenuhi kebutuhan spiritual, sehingga ketakwaan lansia kepada Tuhan Yang
Maha Esa (Mubarak, 2006)
3.
Tugas Perkembangan Keluarga dengan
Lansia
Tugas
perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai keluarga
dalam setiap taap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
biologis, imperatif (saling menguatkan), budaya dan aspirasi, serta nilai-nilai
keluarga.
Menurut
Carter dan McGoldrick (1988, dalam Maryam, dkk, 2008), tugas perkembangan
keluarga dengan lansia adalah sebagai berikut.
a.
Mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan
Pengaturan
hidup bagi lansia merupakan suatu factor yang sangat penting dalam mendukung
kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat tinggal bagi lansia merupakan suatu
pengalaman traumatis, karena pindah tempat tinggan berarti akan mengubah
kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh lansia di lingkungan tempat
tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal berarti lansia akan
kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi serta telah
memberikan rasa aman pada lansia.
Kondisi ini tidak dialami oleh semua lansia, karena
pindah tempat tinggal yang telah dilakukan dengan persiapan yang memadai dan
perencanaan yang matang terhadap lingkungan baru bagi lansia , tentu akan
berdampak positif bagi kehidupan lansia.
b.
Penyesuaian tehadap pendapatan yang
menurun
Ketika
lansia memasuki pension, maka terjadi penurunan pendapatan secara tajam dan
semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat, sementara
tabungan/pendapatan berkurang.
Dengan
sering munculnya masalah kesehatan, pengeluuaran untuk biaya kesehatan
merupakan masalah fungsional yang utama. Adanya harapan hidup yang meningkat
memungkinkan lansia untuk dapat hidup lebih lama dengan masalah kesehatan yang
ada.
c.
Mempertahankan hubungan perkawinan
Hal
ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan
mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari
pasangan lansia.
Salah
satu mitos tentang lansia adalah dorongan seks dan aktivitas sosialnya yang
tidak ada lagi. Mitos ini tidak benar, karena menurut hasil penelitian
memperlihatkan keadaan yang sebaliknya. Studi-studi semacam ini menentukan
bahwa meskipun terjadi penurunan kapasitas seksual secara perlahan-lahan pada
lansia, namun keinginan dalam kegiatan seksual terus ada, bahkan meningkat
(Lobsenz, 1975). Salah satu penyebab yang dapat menurunkan aktivitas seksual
adalah masalah psikologis.
d.
Penyesuaian diri terhadap kehilangan
pasangan
Tugas
perkembangan ini secara umum merupakan tugas perkembangan yang paling
traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahwa kematian adalah bagian dari
kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak berarti bahwa pasangan
yang ditinggalkan akan menemukan penyesuaian kematian dengan mudah.
Hilangnya
pasangan menuntut reorganisasi fungsi keluarga secara total, karena kehilangan
pasangan akan mengurangi sumber –sumber emosional dan ekonomi serta diperlukan
penyesuaian untuk menghadapi perubahan tersebut.
e.
Pemeliharaan ikatan keluarga
antargenerasi
Ada
kecenderungan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari hubungan sosial, tetapi
keluarga tetap menjadi fokus interaksi lansia dan sumber utama dukungan sosial.
Oleh karena lansia menarik diri dari aktivitas dunia sekitarnya, maka hubungan
dengan pasangan, anak-anak, cucu, serta saudarnnya menjadi lebih penting.
f.
Meneruskan untuk memahami eksistensi
usia lanjut
Hal
ini dipandang penting, bahwa penelaahan kehidupan memudahkan penyesuaian
terhadap situasi-situasi sulit yang memberikan pandangan terhadap
kejadian-kejadian di masa lalu. Lansia sangat peduli terhadap kualitas hidup
mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dengan kemegahan dan penuh arti
(Duvall, 1977, dalam Maryam, dkk, 2008).
Selain
itu, lansia sendir harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri, keluarga,
dan orang-orang disekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan perawatan
yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena selama individu tersebut memiliki
semangat untuk hidup serta melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan tetap
produktif dan bernbahagia meskipun usianya telah lanjut.
4.
Alasan lansia perlu dirawat di
lingkungan keluarga
a.
Keluarga merupakan unit pelayanan
keperawatan dasar
b.
Tempat tinggal bersama keluarga
merupakan lingkungan yang alamiah dan damai bagi lansia, jika keluarga tersebut
bisa menciptakan hubungan yang harmonis
c.
Kesejahteraan dan kemampuan keluarga
untuk menentukan pilihan merupakan prinsip-prinsip untuk mengarah kepada
pengambilan keputusan
d.
Pengambilan keputusan yang terkait
dengan kesehatan keluarga adalah proses aktif yang merupakan kesepakatan antara
keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan
e.
Perawat kesehatan masyarakat memberikan
pelayanan kesehatan utama kepada keluarga untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
f.
Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier
dilakukan apabila perawatan kesehatan dilakukan oleh keluarga dengan bimbingan
tenaga kesehatan
g.
Proses keperawatan dapat memfasilitasi
pengambilan keputusan yang terkaitdengan kesehatan
h.
Kontrak keluarga dan perawat dalam
pelayanan keperawatan merupakan cara yang efektif untuk mencapai tujuan
i.
Konseling dan pendekatan keperawatan
merupakan cara untuk mengarahkan interaksi keluarga dan perawat
j.
Pelayanan keperawatan yang dilakukan
dirumah oleh keluarga atau lansia dengan perawat ahli pemberi pelayanan
konselor pendidik pengelola, fasilitator, dan kooordinator pelayanan kepada
lansia.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat