D. Perubahan –
Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1.
Perubahan
fisik dan fungsi
Menurut
Nugroho (2008., p. 27) Perubahan pada sel yaitu:
a. Jumlah
sel menurun atau lebih sedikit
b. Ukuran
sel lebih besar
c. Jumlah
cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang
d. Proporsi
protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun
e. Jumlah
sel otak menurun
f. Mekanisme
perbaikan sel terganggu
g. Otak
menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
h. Lekukan
otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar
a.
Sistem
persarafan
Menurut
Nugroho (2008., p. 27-28) sistem persarafan:
1)
Menurunya hubungan
persarafan.
2)
Berat otak menurun
10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang setiap harinya)
3)
Respons dan waktu untuk
bereaksi lambat, khususnya terhadap stress
4)
Saraf panca-indra
mengecil
5)
Penglihatan berkurang,
pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dan rendahnya ketahanan terhadap dingin
6)
Kurang sensitif
terhadap sentuhan
7)
Defisit memori
b.
Sistem
pendengaran
Menurut
Nugroho (2008., p. 28) sistem pendengaran:
1)
Gangguan pendengaran.
Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada umur 65 tahun.
2)
Membran timpani menjadi
atrofi menyebabkan otosklerosis.
3)
Terjadi pengumpulan
serumen, dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
4)
Fungsi pendengaran semakin
menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan/stres.
5)
Tinitus (bising yang
bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah, bisa terus-menerus atau
intermiten).
6)
Vertigo (perasaan tidak
stabil yang terasa seperti bergoyang atau berputar).
c.
Sistem
penglihatan
Menurut
Nugroho (2008., p. 28-29) sistem penglihatan:
1)
Sfingter pupil timbul
sklerosis dan respons terhadap sinar menghilang.
2)
Kornea lebih
terbentuk sferis (bola).
3)
Lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas meneyebabkan gangguan
penglihatan.
4)
Meningkatnya ambang,
pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat
dalam gelap.
5)
Penurunan/hilangnya
daya akomodasi, dengan manifestasi presbiopia, seseorang sulit melihat dekat
yang dipengaruhi berkurangnya elastisitas lensa.
6)
Lapang pandang menurun:
luas pandangan menurun.
7)
Daya membedakan warna
menurun, terutama warna biru atau hijau pada skala.
d.
Sistem
kardiovaskular
Menurut
Nugroho (2008., p. 29) sistem kardiovaskular:
1)
Katup jantung menebal
dan menjadi kaku.
2)
Elastisitas dinding
aorta menurun.
3)
Kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini
menyebabkan kontraksi dan volume menurun (frekuensi denyut jantung maksimal =
200 – umur).
4)
Curah jantung menurun
(isi semenit jantung menurun).
5)
Kehilangan elastisitas
pembuluh darah, efektifitas pembuluh darah primer untuk oksigenasi berkurang,
perubahan posisi dari tidur keduduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan
darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
6)
Kinerja jantung lebih
rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan.
7)
Tekanan darah meninggi
akibat resistensi pembuluh darah perifer meningkat. Sistol normal ±170 mmHg,
diastole ±95 mmHg.
e.
Sistem
pengaturan suhu tubuh
Menurut Nugroho (2008.,
p. 29), pada pengaturan suhu tubuh, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu. Kemunduran terjadi berbagai
faktor yang memengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
1)
Temperatur tubuh
menurun (hipotermia) secara fisiologi ±35ºC akibat metabolisme yang menurun.
2)
Pada kondisi ini,
lanjut usia akan merasa kedingingan dan dapat pula menggigil, pucat dan
gelisah.
3)
Keterbatasan refleks
menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
penurunan aktivitas otot.
f.
Sistem
pernapasan
Menurut Nugroho (2008., p. 29-30)
1)
Otot pernapasan
mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
2)
Aktivitas silia
menurun.
3)
Paru kehilangan
elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas
pernapasan maksimum menurun dengan kedalaman bernapas menurun.
4)
Ukuran alveoli melebar
(membesar secara progresif) dan jumlah berkurang.
5)
Berkurangnya
elastisitas bronkus.
6)
Oksigen pada arteri
menurun menjadi 75 mmHg.
7)
Karbon dioksida pada
arteri tidak berganti. Pertukaran gas terganggu.
8)
Refleks dan kemampuan
untuk batuk berkurang.
9)
Sensivitas terhadap
hipoksia dan hiperkarbia menurun.
10)
Sering terjadi emfisema
senilis.
11)
Kemampuan pegas dinding
dada dan kekuatan otot pernapasan menurun seiring pertambahan usia.
g.
Sistem
pencernaan
Menurut Nugroho (2008., p. 30)
1)
Kehilangan gigi,
penyebab utama periodontal disease yang
bisa terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan
gizi yang buruk.
2)
Indra pengecap menurun,
adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atrofi indra pengecap (±80%),
hilangnya sensitivitas saraf pengecapan di lidah, terutama rasa manis dan asin,
hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam dan pahit.
3)
Esofagus melebar.
4)
Rasa lapar menurun
(sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, motilitas dan waktu
pengosongan lambung menurun.
5)
Peristaltik lemah dan
biasanya timbul kostipasi.
6)
Fungsi absorpsi melemah
(daya absopsi terganggu, terutama karbohidrat).
7)
Hati semakin mengecil
dan tempat penyimpanan menurun, aliran darah berkurang.
h.
Sistem
reproduksi
Menurut Nugroho (2008., p. 30-31) sistem
reproduksi wanita:
1)
Vagina mengalami
kontraktur dan mengecil.
2)
Ovari menciut, uterus
mengalami atrofi.
3)
Atrofi payudara
4)
Atrofi vulva
5)
Selaput lendir vagina
menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, sifatnya menjadi alkali
dan menjadi perubahan warna.
Menurut Nugroho (2008., p. 31) sistem
reproduksi pria:
1)
Testis masih dapat
memproduksi spermatozoa, meskipn ada penurunan secara berangsur-angsur.
2)
Dorongan seksual
menetap sampai usia di atas 70 tahun, asal kondisi kesehatannya baik, yaitu:
a)
Kehidupan seksual dapat
diupayakan sampai masa lanjut usia.
b)
Hubungan seksual secara
teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual.
c)
Tidak perlu cemas
karena proses alamiah.
d)
Sebanyak ±75% pria usia
diatas 65 tahun mengalami pembesaran prostat.
i.
Sistem
genitourinaria
Menurut Nugroho (2008.,
p. 31-32) Ginjal. ginjal merupakan
alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk
ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron
(tepatnya diglomerulus). Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darag ke ginjal
menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang. Akibatnya, kemampuan
mengonsentrasi urine menurun, berat jenis urine menurun, proteinuria (biasanya
+1), BUN (blood urea nitrogen)
meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
Keseimbangan elektrolit
dan asam lebih mudah terganggu bila dibandingkan dengan usia muda. Renal plasma flow (RPF) dan glomerular filtration rate (GFR) atau klirens kreatini menurun secara linier
sejak usia 30 tahun (Cox Jr. dkk., 1985). Jumlah darah yang difiltrasi oleh
ginjal berkurang.
Vesika
urinaria. Otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada
pria lanjut usia, vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga mengakibatkan
retensi urine meningkat.
Pembesaran
prostat. Kurang lebihh 75% dialami pria usia di
atas 65 tahun.
Atrofi
vulva. Vagina. Seseorang yang semakin menua,
kebutuhan hubungan seksualnya masih ada.
Tidak ada batasan umur tertentu kapan fungsi seksual seseorang berhenti. Frekuensi
hubungan seksual cenderung menurun secara bertahap setiap tahun, tetapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmatinya berjalan terus sampai tua.
j.
Sistem
endokrin
Menurut Nugroho (2008.,
p. 32) kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang
memproduksi hormon. Hormon pertumbuhan berperan sangat penting dalam
pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan, dan metabolisme tubuh. Yang termasuk
hormon kelamin adalah:
1)
Estrogen, progesteron
dantestoteron yang memelihara alat reproduksi dan gairah seks. Hormon ini
mengalami penurunan.
2)
Kelenjar pankreas (yang
memproduksi insulin dan sangat penting dalam pengaturan gula darah).
3)
Kelenjar adrenal/anak
ginjal yang memproduksi adrenalin. Kelenjar yang berkaitan dengan hormon
pria/wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam tubuh yang mengatur agar arus
darah ke organ tertentu berjalan dengan baik, dengan jalan mengatur
vasokontriksi pembuluh darah. Kegiatan kelenjar anak ginjal ini berkurang pada
lanjut usia.
4)
Produksi hampir semua
hormon menurun
5)
Fungsi paratiroid dan
sekresinya tidak berubah.
6)
Hipofisis: pertumbuhan
hormon ada, tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah; berkurangnya
produksi ACTH, TSH, FSH dan LH.
7)
Aktifitas tiroid, BMR (basal metabolic rate) dan daya
pertukaran zat menurun.
8)
Produksi aldosteron
menurun.
9)
Sekresi hormon kelamin,
misalnya progesteron, estrogen, testoteron menurun.
k.
Sistem
integumen
Menurut Nugroho (2008., p. 32-33)
1)
Kulit mengerut atau
keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2)
Permukaan kulit
cenderung kusam, kasar, dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta
perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis).
3)
Timbul bercak
pigmentasi akibat proses melanogenesis yang tidak merata pada permukaan kulit
sehingga tampak bintik-bintik atau noda cokelat.
4)
Terjadi perbuhan pada
daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-kerut halus di ujung mata akibat lapisan
kulit menipis.
5)
Respons terhadap trauma
menurun.
6)
Mekanisme proteksi
kulit menurun:
a)
Produksi serum menurun.
b)
Produksi vitamin D
menurun.
c)
Pigmentasi kulit
terganggu.
7)
Kulit kepala dan rambut
menipis dan berwarna kelabu.
8)
Rambut dalam hidung dan
telinga menebal.
9)
Berkurangnya
elastisitas akibat menurunya cairan dan vaskularisasi.
10)
Pertumbuhan kuku lebih
lambat.
11)
Kuku jari menjadi keras
dan rapuh
12)
Kuku menjadi pudar,
kurang bercahaya.
13)
Kuku kaki tumbuh secara
berlebihan dan seperti tanduk.
14)
Jumlah dan fungsi
kelenjar keringat berkurang.
l.
Sistem
muskuloskeletal
Menurut Nugroho (2008., p. 33)
1)
Tulang kehilangan
densitas (cairan) dan semakin rapuh.
2)
Gangguan tulang, yakni
mudah mengalami demineralisasi.
3)
Kekuatan dan stabilitas
tulang menurun, terutama vertebra, pergelangan dan paha. Insiden osteoporosis
dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut.
4)
Kartilago yang meliputi
permukaan sendi tulang penyangga rusak atau aus.
5)
Kifosis.
6)
Gerakan pinggang, lutut
dan jari-jari pergelangan terbatas.
7)
Gangguan gaya berjalan.
8)
Kekakuan jaringan
penghubung.
9)
Diskusi
intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).
10)
Persendian membesar dan
menjadi kaku.
11)
Tendon mengerut dan
mengalami sklerosis.
12)
Atrofi serabut otot,
serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi lamban, otot kram dan menjadi tremor (perubahan pada otot cukup
rumit dan sulit dipahami).
13)
Komposisi otot berubah
sepanjang waktu (miofibril digantikan
oleh lemak, kolagen, dan jaringan parut)
14)
Aliran darah ke otot
berkurang sejalan dengan proses menua.
15)
Otot polos tidak begitu
berpengaruh.
2.
Perubahan
mental
Menurut Nugroho (2008., p. 34-35),
a.
Dibidang mental atau
psikis pada lanjut usia, perubahan dapat berupa sikap yang semakin egosentrik,
mudah curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu.
b.
Yang perlu dimengerti
adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia, yakni
keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat.
c.
Mengharapkan tetap diberi peranan dalam
masyarakat.
d.
Ingin mempertahankan
hak dan hartanya, serta ingin tetap beribawa.
e.
Jika meninggal pun,
mereka ingin meninggal secara terhormat dan masuk surga.
Faktor
yang mempengaruhi perubahan mental:
a.
Perubahan fisik,
khususnya organ perasa
b.
Kesehatan umum
c.
Tingkat pendidikan
d.
Keturunan (hereditas)
e.
Lingkungan
Perubahan
kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa
ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor
lain, misalnya penyakit.
Kenangan (memori)
Kenangan
jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari yang lalu dan mencakup beberapa
perubahan. Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan
buruk ( bisa ke arah demensia).
Intelegentia quotion
(IQ)
IQ
tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal. Penampilan,
persepsi, dan keterampilan sikomotor berkurang. Terjadi perubahan pada daya
membayangkan karena tekanan faktor waktu.
3.
Perubahan
psikososial
Menurut Nugroho (2008., p.35) nilai
seseorang sering diukur melalui produktivitas dan identitas dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun (purnatugas), seseorang akan
mengalami kehilangan, antra lain:
a.
Kehilangan finansial
(pendapatan berkurang).
b.
Kehilangan status (dulu
mempunyai jabatan/posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan semua fasilitas).
c.
Kehilangan teman atau
kenalan atau relasi.
d.
Kehilangan
pekerjaan/kegiatan dan
1)
Merasakan atau sadar
terhadap kematian, perubahan cara hidup (memasuki rumah perawatan, bergerak
lebih sempit).
2)
Kemampuan ekonomi
akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya hidup meningkat pada penghasilan yang
sulit, biaya pengobatan bertambah.
3)
Adanya penyakit kronis
dan ketidakmampuan.
4)
Timbul kesepian akibat
pengasingan dari lingkungan sosial.
5)
Adanya gangguan saraf panca-indra, timbul
kebutaan dan ketulian.
6)
Gangguan gizi akibat
kehilangan jabatan.
7)
Rangkaian kehilangan,
yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.
8)
Hilangnya kekuatan dan
ketegapan fisik (perubhan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri).
4.
Perkembangan
spiritual
Agama atau kepercayaan
semakin terintegrasi dalam kehidupan( Maslow, 1970 dalam Nugroho, 2008., p. 36).
Lanjut usia semakin
matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dalam berpikir dan
bertindak sehari-hari ( Murray dan Zentner, 1970 dalam Nugroho, 2008., p. 36).
Perkembangan spiritual
pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978 dalam Nugroho, 2008., p. 36), universalizing, perkembangan yang dicapai
pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara
mencintai dan keadilan.
Referensi
Nugroho, Wahjudi.
(2008). Keperawatan gerontik &
geriatrik. Jakarta: EGC
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat