ABORTUS
A.
PENGERTIAN
Abortus (abortus, abortion)
adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin mampu bertahan
hidup dengan berat janin-neonatus yang keluar kurang dari 500 g (Cunningham,
et. al., 2005, p.951).
Menurut Wiknyosastro (2005, p.302) istilah abortus
dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum
janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung
tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan ialah pengakhiran
kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus
buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
B.
ETIOLOGI
Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai
berikut.
1.
Kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan
kematian janin atau cacat. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam
pertumbuhan ialah sebagai berikut:
a.
Kelainan
kromosom.
b.
Lingkungan
di endometrium kurang sempurna yang menyebabkan pembeian makanan pada hasil
konsepsi terganggu.
c.
Pengaruh
dari luar, contohnya radiasi, virus, dan obat-obatan.
2.
Kelainan
pada plasenta
Kelainan pada plasenta dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda
misalnya karena hipertensi menahun.
3.
Penyakit
ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis,
malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus.
4.
Kelainan
traktus genitalis
Kelainan traktus genitalis seperti retroversio uteri dan
miomata uteri dapat menyebabkan abortus.
C.
PATOLOGI
D.
PENANGANAN
Karsinoma servisis uteri, polipus serviks dan sebagainya
dapat menyertai kehamilan. Perdarahan dari kelainan tersebut dapat menyerupai
abortus. Pemeriksaan dengan spekulum, pemeriksaan sitologik dan biopsi dapat
menentukan diagnosis dengan pasti.
E.
JENIS-JENIS
ABORTUS
Secara klinik dapat dibedakan antara abortus imminens,
abortus insipiens, abortus inkompletus, dan abortus kompletus. Selanjutnya,
dikenal pula abortus servikalis, missed
abortion, abortus habitualis, abortus infeksiosus, dan abortus septik.
1.
Abortus
imminens
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan
dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
2.
Abortus
insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat
dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.
3.
Abortus
inkompletus
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga
menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi
dikeluarkan.
4.
Abortus
kompletus
Pada abortus kompletus
semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah benyak
mengecil.
5.
Abortus
servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari
uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga
semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar,
kurang-lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks
membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan.
6.
Missed abortion
Missed
abortion ialah kematian
janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama
8 minggu atau lebih. Etiologi Missed
abortion tidak diketahui, tetapi diduga hormon progesteron.
7.
Abortus
habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3
kali atau lebih berturut-turut. Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama
dengan abortus spontan. Selain itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu
kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte
trophoblast cross reactive (TLX).
8.
Abortus
infeksiosus, abortus septik
Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi
pada genetalia, abortus septik ialah abortus infeksiosus berat disertai
penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
F.
KOMPLIKASI
ABORTUS
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan,
perforasi, infeksi, dan syok.
1.
Perdarahan
Perdarahan
dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi
apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2.
Perforasi
Perforasi
uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan
teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu
histerektomi.
3.
Infeksi
(lihat abortus infeksiosus)
4.
Syok
Syok
pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi
berat (syok endoseptik).
G.
PENANGANAN
LANJUTAN
Setelah
abortus pasien perlu diperiksa untuk mencari sebab abortus. Selain itu perlu
diperhatikan involusi uterus dan kadar HCG 1 – 2 bulan kemudian. Ia diharapkan
tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu memakai kontrasepsi seperti
kondom atau pil.
Referensi:
Cunningham, F. G. et. al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Wiknyosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed.3. Jakarta: Yayasan Rachimhadhi Sarwono
Prawirohardjo.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat