google adsense

Monday, August 7, 2017

Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa

A.  Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa
Orang dianggap sehat jika mereka mampu memainkan peran dalam masyarakat dan perilaku mereka pantas dan adaptif. Sebaliknya, seseorang dianggap sakit jika gagal memainkan peran dan memikul tanggung jawab atau perilakunya tidak pantas (Videbeck, 2008).
Sedangkan menurut Stuart (2006) berpendapat bahwa sehat-sakit dan adaptasi-maladaptasi merupakan konsep yang berbeda. Tiap konsep berada pada rentang yang terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut pandang keperawatan. Jadi, seseorang yang mengalami sakit baik fisik maupun jiwa dapat beradaptasi terhadap keadaan sakitnya. Sebaliknya, seseorang yang tidak didiagnosis sakit mungkin memiliki respons koping maladaptif. Kedua rentang ini menggambarkan model praktik keperawatan dan medis yang melengkapi.
Kesehatan jiwa adalah status kinerja fungsi kejiwaan yang baik yang memberikan hasil berupa aktivitas yang produktif, penjalinan hubungan dengan orang lain, dan suatu kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan dapat mengatasi permasalahan yang ada (McKenzie, 2006).
Karakteristik dari orang yang memiliki kesehatan jiwa yang baik mencakup pemilikan citra tubuh yang baik, tidak berpikiran buruk tentang orang lain, dan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kesehatan jiwa merupakan kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengadilan diri serta terbebas dari stres yang serius (Rosdahl, 1999 dalam Yosep, 2010).
Hal-hal berikut ini telah diidentifikasi sebagai kriteria kesehatan jiwa, yaitu:
1.    Sikap yang positif terhadap diri sendiri
2.    Pertumbuhan, perberkembangan, dan aktualisasi diri
3.    Integrasi dan ketanggapan emosional
4.    Otonomi dan kemantapan diri
5.    Persepsi realita yang akurat
6.    Penguasaan lingkungan dan kompetensi sosial
(Stuart, 2006)
Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian seseorang. Kondisi sehat jiwa pada individu dapat diukur berdasarkan rentang respon yang telah ditentukan.
1.    Rentang Respon Kesehatan Jiwa
Rentang respon kesehatan jiwa merupakan kondisi yang di mulai dari keadaan sehat optimal – mati, bervarisasi pada tiap individu  yang menggambarkan kemampuan adaptasi dan berfungsi secara efektif (Yosep, 2010).
a.    Kriteria Sehat Jiwa Menurut Yahoda
1)   Sikap positif terhadap diri sendiri
2)   Tumbuh kembang dan aktualisasi diri
3)   Integrasi (keseimbangan/keutuhan)
4)   Otonomi
5)   Presefsi realitas
6)   Environmental Mastery (kecakapan dalam adaptasi dengan lingkungan)

b.    Rentang Sehat Jiwa
1)      Dinamis bukan titik statis
2)      Rentang dimulai dari sehat optimal-mati
3)      Ada tahap-tahap
4)      Adanya variasi tiap individu
5)      Menggambarkan kemampuan adaptasi
6)      Berfungsi secara efektif: sehat
Sehat optimal
Sakit kronis - mati
 





Respon adaptif                                                        Respon Maldaptif
Sehat Jiwa
Masalah Psikososial
Ganggauan Jiwa
a.    Pikiran logis
a.       Pikiran kadang menyimpang
a. Waham
b.    Presepi akurat
b.   Ilusi
     b. Halusinasi
c.    Emosi konsisten
c.   Reaksi emosiaonal
 c.Ketidakmampuan mengendalikan emosi
d.   Prilaku sesuai
d.   Perilaku kadang tidak sesuai
   d.  Kakacauan perilaku
e.    Hubungan sosial memuaskan
e.  Menarik diri
 e. Isolasi social

Berdasarkan rentang respon diatas, maka akan diuraikan tiga kondisi tersebut:
a.    Sehat jiwa
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Videbeck (2008) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif  dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri. Tidak ada satu pun definisi universal kesehatan jiwa, tetapi dapat disimpulkan kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku seseorang dapat dilihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang bergantung kepada nilai dan keyakinan.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosila yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional (Videbeck, 2008).
Kesehatn jiwa memiliki banyak komponen dan dipengaruhi oleh berbagai faktor (Johson, 1997 dalam Videbeck, 2008), yaitu:
1)   Otonomi dan kemandirian
Individu dapat melihat ke dalam dirinya untuk menemukan nilai dan tujuan hidup. Opini dan harapan orang lain dipertimbangkan, tetapi ridak mengatur keputusan dan perilaku individu tersebut. Individu yang otonom dan mandiri dapat bekerja secara interdependen atau kooperatif dengan orang lain tanpa kehilangan otonominya.
2)   Memaksimalkan potensi diri
Individu memiliki orientasi pada pertumbuhan dan aktualisasi diri. Ia tidak puas dengan status quo dan secara kontinu berusaha tumbuh sebagai individu.
3)   Menoleransi ketidakpastian hidup
Individu dapat menghadapi tantangan hidup sehari-hari dengan harapan dan pandangan positif walaupun tidak mengetahui apa yang terjadi di masa depan.
4)   Harga diri
Individu memiliki kesadaran yang realistis akan kemampuan dan keterbatasannya.
5)   Menguasai lingkungan
Individu dapat menghadapi dan mempengaruhi lingkungan dengan cara yang kreatif, kompeten, dan sesuai kemampuan.
6)   Orientasi realitas
Individu dapat membedakan dunia nyata dari dunia impian, fakta dari khayalan, dan bertindak secara tepat.
7)   Manajemen stress
Individu dapat menoleransi stres kehidupan, merasa cemas atau berduka sesuai keadaan, dan mengalami kegagalan tanpa merasa hancur. Ia menggunakan dukungan dari keluarga dan tempat untuk mengatasi krisis karena mengetahui bahwa stres tidak akan berlangsung selamanya.
Ada suatu interaksi konstan diantara faktor tersebut; dengan demikian, kesehatan jiwa seseorang merupakan suatu keadaan yang dinamik atau selalu berubaha.
Faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1)   Faktor individual meliputi struktur biologis, memiliki keharmonisan hidup, vitalitas, menemukan arti hidup, kegembiraan atau daya tahan emosional, spiritualitas, dan memiliki identitas yang positif (Seaward, 1997 dalam Videbeck, 2008).
2)   Faktor interpersonal meliputi komunikasi yang efektif, membantu orang lain, keintiman, dan mempertahankan keseimbangan antara perbedaan dan kesamaan.
3)   Faktor sosial/budaya meliputi keinginan untuk bermasyarakat, memiliki penghasilan yang cukup, tidak menoleransi kekerasan, dan mendukung keragaman individu.
b.   Masalah psikososial
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik.
Masalah-masalah psikososial adalah masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa. Contoh-contoh masalah psikosial antara lain :
1)   Psikotik Gelandangan
2)   Pemasungan Penderita Gangguan Jiwa
3)   Masalah Anak : Anak Jalanan, Penganiayaan Anak
4)   Masalah Anak Remaja : Tawuran, Kenakalan
5)   Penyalahgunaan Narkotika Dan Psikotropika
6)   Masalah Seksual : Penyimpangan Seksual, Pelecehan Seksual, Eksploitasi Seksual
7)   Tindak Kekerasan Sosial
8)   Stress Pasca Trauma
9)   Pengungsi/Migrasi
10)         Masalah Usia Lanjut Yang Terisolir.
11)         Masalah Kesehatan Kerja : Kesehatan Jiwa di Tempat Kesrja,Penurunan Produktifitas,Stres di Tempat Kerja.

c.    Gangguan jiwa
1)   Pengertian
American psychiatric association (1994) mendefinisikan gangguan jiwa sebagai “suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (mis.  gejala nyeri) atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan”.
Kaplan dan sadock (2007) berpendapat bahwa gangguan jiwa merupakan gejala yang dimanifestasikan melalui perubahan karakteristik utama dari kerusakan fungsi perilaku atau psikologis yang secara umum diukur dari beberapa konsep norma, dihubungkan dengan distress atau penyakit, tidak hanya dari respon yang diharapkan pada kejadian tertentu atau keterbatasan hubungan antara individu dan lingkungan sekitarnya.

2)   Penyebab Umum Gangguan Jiwa
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu:
a)    Faktor-faktor somatik (somatogenik)
(1) Neroanatomi
(2) Nerofisiologi
(3) Nerokimia
(4) tingkat kematangan dan perkembangan organik
(5) faktor-faktor pre dan peri - natal
b)   Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
(1) Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan)
(2) Peranan ayah
(3) Persaingan antara saudara kandung
(4) Inteligensi
(5) hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
(6) kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
(7) Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
(8) Keterampilan, bakat dan kreativitas
(9) Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
(10)            Tingkat perkembangan emosi
c)    Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)
(1) Kestabilan keluarga
(2) Pola mengasuh anak
(3) Tingkat ekonomi
(4) Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
(5) Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai
(6) Pengaruh rasial dan keagamaan

(7) Nilai-nilai

DAFTAR PUSTAKA
AIPNI (2010). Kurikulum pendidikan ners. Fakultas keperawatan universitas indonesia. Jakarta
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika
Atkinson,L., Lita, Atkinson, C., Richard, dkk. (1992). Pengantar Psikologi Jilid I (edisi Ke-11). Batam: Interaksara
Carpenito, L. J. (1997). Buku saku: Diagnosa keperawatan. Edisi 6. Jakarta:EGC
Deglin, Judith Hopfer.( 2004). Pedoman Obat untuk Perawat Ed.4. Jakarta: EGC
Hawari, D.(2008) Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Hudak, Carolyn M. (1997). Keperawatan Kritis; Pendekatan Holistik. Jakarta EGC
 Isaacs, Ann.( 2004). Panduan belajar : keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik. Edisi 3. Jakarta :EGC
Kaplan Harold I. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta : Widya Medika Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Asepsis. Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses dan praktek.Ed. 7. Vol 2. Jakarta: EGC
Kee, Joyce L. (1996). Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Keliat, B.A., Panjaitan, R.U., & Daulima, N.H.C., (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Mycek, Mary J. (2001). Farmakologi: Ulasan Bergambar Ed. 2. Jakarta: Widya Medika
Potter & Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC
Pustaka familia. 2006. Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius
Riyanti,B.P.,Prabowo, Hendro, dan Puspitawati, Ira. (1996). Psikologi Umum I (Seri Diktat Kuliah). Jakarta: Universitas Gunadarma
Stuart, G.W., & Sundeen, S.J., (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3. Jakarta: EGC
Suliswati dkk. 2005. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Sunaryo (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
S. Hall, Calvin, dan Gardner Lindzey. (1993). Theories of Personality (terjemahan A. Supratika). Yogyakarta: Kanisius
Tarwoto & Wartonah. (2004). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Videbeck, Sheila. L. (2008), Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC
Wong, D. L, (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat