A.
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
1.
Defenisi Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga adalah sebuah
area spesialisasi yang melintasi berbagai area spesialisasi keperawatan
lainnya. Walaupun keperawatan keluarga sebagai sebuah spesialisasi yang jelas
masih relatif baru, tetapi terdapat bukti yang kuat
bahwa keperawatan keluarga merupakan area spesialisasi
yang dinamis dan tengah berkembang yang berfokus pada praktik, pendidikan, dan
penelitian (Friedman, 2010, p. 34)
Menurut Salvacion & Araceles (1978) dalam buku Zaidin (2009;16) keperawatan keluarga adalah tingkat
perawatan kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada “keluarga”.
Keperawatan keluarga merupakan penyediaan pelayanan yang melibatkan
proses keperawatan, untuk keluarga dan anggota keluarga dalam situasi kesehatan
dan penyakit (Friedman, 1998)
Praktik
keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian asuhan keperawatan kepada
keluarga dalam keadaan sehat dan sakit. Tujuan keperawatan keluarga adalah
membantu keluarga untuk membantu dirinya sendiri mencapai tingkat fungsi atau
kesejahteraan keluarga yang lebih tinggi dalam konteks tujuan, aspirasi, dan
kemampuan keluarga tertentu (Friedman, 2010, p.
36)
Menurut Friedman (2010),
keperawatan keluarga mencakup :
a. Pemberian
asuhan keperawatan bagi keluarga
b. Penggunaan
proses keperawatan yang diterapkan pada keluarga
c. Bekerja
dengan keluarga dalamkonteks sehat atau sakit
d. Bekerja
dengan keluarga dalam berbagai kondisi di manapun keluarga harus mendapatkan
layanan
e. Bekerja
dengan seluruh bentuk keluarga
f. Dipandu
oleh teori dan penelitan dari ilmu sosial keluarga, terapi keluarga, dan
keperawatan
g. Menekankan
pada orientasi kesehatan, sebuah perspektif yang holistik dan interaktif, serta
pentingnya kekuatan keluarga
2.
Keluarga Sebagai Suatu Unit Pelayanan
Keluarga dijadikan sebagai unit
pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling
mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula
keluarga-keluarga lain disekitar atau masyarakat secara keseluruhan (Efendy,
1998, p. 39)
Friedman (1981) dalam Efendy (1998)
menguraikan alasan keluarga dikatakan sebagai unit asuhan keperawatan, yaitu
sebagai berikut:
a.
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat
b.
Keluarga sebagai kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
c.
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh kepada anggota keluarga yang lain
d.
Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggota keluarganya
e.
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.
Cara pandang terhadapa keluarga adalah sebagai berikut :
a. Keluarga
sebagai konteks
Cara pertama
menjabarkan konsep keperawatan keluarga adalah sebagai sebuah bidang tempat
keluarga dipandang sebagai konteks bagi klien atau anggota keluarga. Asuhan
keperawatan berfokus pada individu. Keluarga, yang biasanya adalah kelompok
primer paling penting bagi klien, umumnya dipandang sebagai sebuah sumber daya
bagi klien, walaupun dalam beberapa kasus keluargadipandang sebagai sebuah
stresor. Keluarg adalah latar belakang atau fokus sekunder dan individu yang
merupakan bagian terdepan atau fokus utama terkait dengan pengkajian dan
intervensi (Friedman, 2010).
Perawat dapat
melibatkan keluarga dalam berbagai tingkatan. Dalam beberapa kasus, perawat
dapat mengkaji keluarga sebagai bagian dari sistem pendukung sosial klien,
tetapi hanya sedikit melibatkan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan.
Dalam beberapa kasus yang lain, perawat mungkin banyak melibatkan keluarga
dalam perawatan klien. Pengaruh nyata dan sosioemosional keluarga terhadap
klien juga di kaji dan dimasukkan ke dalam rencana terapi klien (Friedman,
2010).
b. Keluarga
sebagai kumpulan dari anggotanya
Pada tipe kedua praktik
keperawatan keluarga, keluarga dipandang sebagai akumulasi atau kumpulan
individu yang menjadi anggota keluarganya. Ketika perawatan disediakan atau
diberikan kepada seluruh anggota keluarga, perawatan kesehatan keluarga dapat
dianggap telah diberikan. Hal tersebut merupakan sebuah model yang menjadi
patokan dari kebanyakan perawatan primer keluarga dan pelayanan kesehatan
komunitas. Pada tipe praktik keperawatan keluarga ini, yang menjadi bagian
terdepan adalah masing-masing klien, yang dipandang sebagai unit yang terpisah
bukan unit yang saling terkait (Friedman, 2010).
c. Subsistem
keluarga sebagai klien
Pada
tipe ketiga praktik keperawatan keluarga, subsistem keluarga merupakan fokus
dan penerima pengkajian dan intervensi. Friedman (1993) dan Robinson (1995)
menyebut model ini sebagai basis keperawatan keluarga interpersonal. Hubungan
antara orang tua dan anak, interaksi pernikahan, isu pemberian asuhan, dan
masalah bonding attachment adalah contoh fokus keperawatan keluarga (Friedman,
2010).
d. Keluarga
sebagai klien
Pada
tipe keempat penjabaran konsep keperawatan keluarga, keseluruhan keluarga
dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian dan perawatan.
Dalam hal ini keluarga merupakaj bagian terdepan, sedangkan individu keluarga
berada sebagai latar belakang atau konteks. Keluarga dipandang sebagai sebuah
sistem yang saling mempengaruhi (Friedman, 2010).
Fokusnya
adalah pada hubungan dan dinamika interna keluarga, fungsi dan struktur
keluarga, dan hubungan sistem keluarga dengan keseluruhan serta hubungan
keluarga dengan lingkungan luarnya. Pada keperawatan sistem keluarga , hubungan
antara penyakit, anggota keluarga, dan keluarga dikaji dengan menggunakan
perspektif interaksi ini dan dimasukkan ke dalam rencana terapi. Tipe praktik
ini menggunakan paradigma dan kerangka epistomologis yang berbeda untuk
pengkajian dan perawatan, yang ditandai dengan holisme dan hubungan kausal yang
sirkular (Friedman, 2010).
e. Keluarga sebagai komponen masyarakat
Terdapat
konsep keluarga kelima yang di deskripsikan oleh Hanson (2001) dalam Friedman
(2010), yaitu keluarga sebagai komponen masyarakat. Pada konsep ini, keluarga
dipandang sebgai suatu subsistem dalam sebuah sistem yang lebih
besar-komunitas, masyarakat. Keluarga dipandang sebagai salah satu lembaga
dasar di masyarakat, seperti lembaga pendidikan, kesejahteraan, atau agama
(Friedman, 2010).
Gambar 2.1. Lima
cara memandang keluarga, semua membentuk keperawatan keluarga
Klien Individu
|
C
|
A
|
D
|
E
|
B
|
A
|
B
|
C
|
D
|
Lembaga
keluarga
|
Lembaga pendidikan
|
Lembaga
kesejah teraan
|
Lembaga
pemerintahan
|
dsb
|
Keluarga
sebagai kumpulan anggotanya
|
Susbsistem
keluarga sebagai klien
|
Keluarga
sebagai kumpulan anggotanya
|
Keluarga
sebagai konteks
|
Keluarga
sebagai komponen masyarakat
|
|
Anngota keluarga A
|
Anggota keluarga B
|
Anggota keluarga C
|
Anggota keluarga D
|
3.
Peran dan Tanggung Jawab Perawat Keluarga
a.
Peran perawat keluarga
Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga
dalam merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan
tugas kesehatan. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan kesehatan
dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas
perawatan kesehatan keluarga. (Mubarak, 2009).
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga
antara lain:
1)
Pendidik (educator)
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan
kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalaha
kesehatan keluarganya. Kemampuan pendidik perlu di dukung oleh kemampuan
memahami bagaimana keluarga dapat melakukan proses belajar mengajar.
2)
Coordinator
Menurut ANA, praktik keperawatan komunitas merupakan praktik
keperawatan yang umum, menyeluruh dan berlanjut. Keperawatn berkelanjutan dapat
dilaksanakan jika direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik. Koordinasi
merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja dengan keluarga. Klien
pulang dari rumah sakit memerlukan perawatan lanjutan di rumah., maka
diperlukan koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah. Program kegiatan
atau terapi dari berbagai disiplin pada keluarga perlu dikoordinasikan agar
tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya. Koordinasi diperlukan pada
perawatan berkelanjutan agar tercapai pelayanan yang komprehensif
3)
Pelaksana perawatan dan pengawasan perawatan langsung
Kontak pertama perawat kepada keluarga dapat melalui anggota
keluarganya yang sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga, baik
dirumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan
langsung atau mengawasi keluarga memberikan perawatan pada anggota yang dirawat
di rumah sakit, perawat melakukan perawatan langsung atau demonstrasi asuhan yang disaksikan oleh keluarga dengan
harapan keluarga mampu melakukannya dirumah, perawat dapat mendemonstrasikan
dan mengawasi keluarga untuk melakukan
peran langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat kesehatan
masyarakat.
4)
Pengawas kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur
untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5)
Konsultan atau penasehat
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Hubungan perawat keluarga harus dibina dengan baik, perawat
harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Dengan demikian, keluarga mau
meminta nasehat kepada perawat tentang masalah yang bersifat pribadi. Pada
situasi ini perawat sangat dipercaya sebagai narasumber untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
6)
Kolaborasi
Perawat komunitas juga sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal.
7)
Advokasi
Keluarga seingkali tidak mendapatkan pelayanan sesuai di
masyarakat, kadang kala kelurga tidak menyadari mereka telah dirugikan. Sebagai
advokat klien, perawat berkewajiban untuk melindungi hak keluarga. Misalnya
keluarga dengan social ekonomi lemah yang tidak mampu memenui kebutuhannya,
maka perwat dapat membantu keluarga mencari bantuan.
8)
Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga
meningkatkan derajat kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat menjangkau
pelayanan kesehatan karena berbagai kendala yang ada. Kendala yang sering
dialami keluarga adalah keraguan dalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah
ekonomi, dan masalah social budaya. Agar dapat melaksanankan peran fasilitator
dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui system pelayanan
kesehatan, misalnya system rujukan dan dana sehat.
9)
Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah
mengindetifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan
penyakit atau wabah
10)
Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas harus dapat memodifikasi lingkungan, baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, sehingga tercipta lingkungan
yang sehat.
b.
Tanggung jawab perawat keluarga
Secara umum, perawat mempunyai tanggung jawab dalam
memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan, meningkatkan ilmu
pengetahuan dan meningkat diri sebagai profesi. Tanggung jawab perawat dalam
memberi asuhan keperawatan kepada klien mencakup aspek biopsikososialkultural
dan spiritual, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi:
1)
Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya
2)
Membantu klien yang sehat untuk memelihara kesehatannya
3)
Membantu klien yang tidak dapat disembuhkan untuk menerima
kondisinya
4)
Membantu klien yang menghadapi ajal untuk diperlakukan secara
manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal dengan tenang
DAFTAR
PUSTAKA
Christensen, Paula J. 2009. Proses keperawatan: aplikasi model konseptual. Ed. 4. Jakarta: EGC
Efendy. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat.
Jakarta: EGC
Effendi,
Ferry. (2009). Keperawatan kesehatan
komunitas: teori, dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Friedman,
M.M. (1998). Keperawatan keluarga: teori
dam praktek. Ed.3. Jakarta: EGC
Friedman., Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori
dan praktik. Ed.5. Jakarta: EGC
Mubarak,
Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan
komunitas buku 2: konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak,
W.I. & Santoso, B.A. (2006). Buku
ajar ilmu keperawatan komunitas: teori & aplikasi dalam praktik dengan
pendekatan asuhan keperawatan komunitas, gerontik, dan keluarga. Jakarta:
Sagung Seto
Setiadi.
(2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan.
(Ed.1). Jogjakarta: Graha Ilmu
Suprajitno.
(2004). Asuhan keperawatan keluarga:
aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC
Agusman, F. (2011). Aplikasi teori Orem terhadap asuhan keperawatan keluarga. Diambil
pada 28 November 2012 dari: http://ebookbrowse.com/aplikasi-teori-orem-terhadap-asuhan-keperawatan
keluarga-ppt.d143522297
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat