Masalah
Kesehatan Sesuai Tumbang
A. Masalah
kesehatan bayi
1. Gangguan
nutrisi
a. Vitamin
Defisiensi vitamin
sangat jarang terjadi di Amerika Serikat, meskipun defisiensi subklinis sering terlihat
di subkelompok populasi yang asupan dietnya tidak seimbang. Sebuah studi
menunjukkan bahwa hanya 1 dari 5 anak berusia 2 sampai 18 tahun yang secara
teratur mengonsumsi lima atau lebih sajian buah dan sayur perhari. Pada
kelompok yang sama sekitar 50% anak yang di survei mengonsumsi kurang dari satu
sajian buah per hari, dengan anak laki-laki lebih banyak makan buah dari pada
anak perempuan. Sayuran yang paling banyak di konsumsi oleh anak dan remaja
adalah kentang goreng.
b. Mineral
Regulasi keseimbangan
mineral dalam tubuh merupakan proses yang komplek. Diet ekstrem asupan mineral
dapat menyebabkan sejumlah interaksi
mineral-mineral yang dapat mengakibatkan defisiensi atau kelebihan
mineral yang tidak diharapkan. Misalnya , jumlah suatu mineral yang berlebihan,
seperti seng/zenk, dapat mengakibatkan defisiensi mineral lain, seperti
tembaga, walaupun tembaga telah dikonsumsi dalam jumlah yang cukup.
c. Vegetarian
Pentingnya diet
vegetarian dan hubungan dengan protein defisiensi nutrisi pada anak tidak boleh
terlalu ditekankan. Semakin ketat diet vegetarian , semakin sulit memastikan
nutrisi yang adekuat bagi bayi dan anak.
Diet
lakto-ovovegetarian dihubungkan dengan paling sedikit defisiensi, meskipun
asupan zat besi perlu dipantau. Defisiensi mayor pada diet vegetarian yang
paling ketat adalah protein yang tidak adekuat untuk pertumbuhan; kalori yang
tidak adekuat untuk untuk energi dan pertumbuhan; buruknya pencernaan dari
banyaknya makanan alami tanpa pemrosesan , terutama untuk bayi; dan defisiensi
vitamin B6, niasin, vitaminD, zat besi, kalsium
d. Malnutrisi
protein dan energi
Malnutrisi tetap
menjadi masalah kesehatan utama di dunia saat ini, terutama tehadap anak usia 5
tahun. Namun, kekurangan makanan tdak selalu menjadi penyebab primer
malnutrisi. Di banyak negara berkembang dan negara miskin, diere merupakan
faktor mayor. Faktor tambahan adalah pemberian susu botol (pada kondisi
sanitasi yang buruk), pengetahuan yang tidak memadai mengenai praktik asuhan
anak yang baik, orang tua yang buta huruf, faktor ekonimi dan politik, dan
kekurangan makanan, bentuk malnutrisi yang paling ekstrem adalah kwasiorkor dan
marasmus.
e. Sensivitas
makanan
Sensivitas makanan
merupakan istilah umum yang meliputi setiap jenis reaksi buruk terhadap makanan
atau zat aditif makanan. Sensivitas makanan dapat dibagi menjadi dua katagori
besar:
1) Alergi
atau hipersensivitas makan, merupakan reaksi yang melibatkan mekanisme
imunologis, biasanya imunoglobulin E (igE), reaksi bisa cepat atau lambat dan
ringan atau berat, seperti reaksi anafilaksis
2) Intoleransi
makanan, merupakan reaksi yang melibatkan mekanisme non-imunologis yang dikenal
maupun tidak dikenal, intoleransi laktosa merupakan contoh reaksi yang tampak
seperti alergi tetapi sebenarnya terjadi akibat defisiensi enzim laktase.
2. Kesulitan
pemberian makan
a. Regurgitasi
dan “memuntahkan”
Kembalinya sejumlah
kecil makanan setelah pemberian makanan merupakan kejadian biasa selama masa
bayi. Jangan dikelirukan dengan muntah sebenarnya, yang dapat dihubungkan
dengan berbagai gangguan yang mungkin bermakna atau serius. Biasanya keadaan
ini jinak, meskipun regurgitas persisten memerlukan evaluasi medis untuk
menyingkirkan kemungkinan refluk gastroesofageal. Untuk jelasnya, istilah
berikut didefinisikan:
1) Regurgitasi,
kembalinya sejumlah makanan yang belum dicerna dalam lambung, biasanya disertai
sendawa.
2) Memuntahkan,
berbaliknya formula yang belum di telan dari mulut bayi sesaat setelah
pemberian makan
b. Nyeri
abdomen paroksismal (kolik)
Kolik umumnya
digambarkan sebagai nyeri atau keram abdomen paroksismal yang di manifestasikan
dengan menangis keras dan menarik tungkai keatas abdomen. Di definisikan lain
meliputi variabel seperti durasi menangis lebih lama dari 3 jam sehari, terjadi
lebih dari 3 hari per minggu, dan ketidak puasan orang tua dengan perilaku
anaknya.
c. Gagal
tumbuh
Gagal tumbuh merupakan
tanda pertumbuhan yang tidak adekuat akibat ketidakmampuan memperoleh dan atau
memanfaatkan kalori yang dperlukan tubuh untuk tumbuh. Gagal tumbuh tidak
memiliki definisi universal, meskipun salah satu parameter yang paling umum
adalah berat badan (dan terkadang tinggi badan) yang berada dibawah persentil
kelima yang sesuai dengan usia anak. Pengukuran pertumbuhan saja tidak bisa
digunakan untuk mendiagnosis anak yang mengalami gagal tumbuh. Temuan adanya
devisi persisten dari kurva pertumbuhan yang telah ditetapkan menimbulkan
kecurigaan.
3. Gangguan
dengan etiologi tidak diketahui
a. Sindrom
kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome, sids)
SIDS didefinisikan
sebagai kematian bayi mendadakdi bawah usia 1 tahun yang tetap tidak dapat di jelaskan setelah pemeriksaan postmortem
lengkap, termasuk penyelidik terhadap peristiwa kematian dan tinjauan ulang
mengenai riwayat kasus.
b. Apnea
pada masa bayi
Apnea pada masa bayi
umumnya merujuk pada apnea patologis pada bayi usia gestasinya lebih dari 37
minggu. Presentasi klinis apnea pada masa bayi adalah peristiwa yang
benar-benar mengancam jiwa.
Apnea pada masa bayi
bisa merupakan gejala dari berbagai kelainan, termasuk sepsis , kejang ,
abnormalitas jalan nafas atas, refluk gastrointestinal, hipoglikemia atau
masalah masalah metabolisme lainya, gangguan regulasi pernafasan selama tidur
atau makan, atau sebagai akibat keracunan yang di sengaja oleh pemberi asuhan.
c. Autisme
Autisme adalah ganguan
perkembangan komplek pada fungsi otak yang disertai dengan difisit intelektual
dan perilaku dalam rentang dan keparahan yang luas. Autisme dimanifestasikan
selama masa bayi dan awal masa kanak-kanak terutama sejak usia 18 sampai 30
bulan. Autisme terjadi pada 1:2500 anak, sekitar empat kali lebih sering pada
lelaki dibanding perempuan (meskipun perempuan biasanya terkena lebih parah),
dan tidak berhubungan dengan tingkat sosioekonomi, ras atau gaya hidup orang
tua.
Etiologi autisme tidak
diketahui. Akan tetapi, terdapat bukti kuat yang menyokong penyebab biologis
multipel. Individu penderita autisme dapat memiliki elektroensefalogram
abnormal, kejang epiletik, keterlambatan perkembangan dominasi tangan , reflek
primitif menetap , abnormalitas. Metabolik (serotonin darah meningkat), dan
hipoplasiametabolik (serotonin darah meningkat), dan hipoplasia vermal
serebelar (bagian otak yang terlibat dalam regulasi gerakan dan beberapa aspek
memori)
B. Masalah
kesehatan pada masa kanak-kanak awal
1. Gangguan
Infeksi
a. Penyakit
menular
Insiden penyakit
menular pada masa kanak-kanak telah sangat menurun sejak penemuan imunisasi.
Komplikasi serius akibat infeksi tersebut juga semakin berkurang dengan
penggunaan anti biotik dan anti toksin. Namun, penyakit infeksi masih terjadi,
dan perawat harus mengetahui agen infeksi agar dapat mengenali penyakit dan
menerapkan intervensi prefentif dan supertif yang tepat.
b. Konjungtivitis
Konjungtivitis akut,
inflamasi konjungtiva, terjadi akibat berbagai penyebab yang secara khas
berhubungan dengan usia. Pada bayi baru lahir, konjungtivitis dapat terjadi
akibat infeksi selama persalinan, paling sering diakibatkan oleh Chlamidya
trachomatis (konjungtivitis intusif). Organisme tersebut, seperti juga virus
herpes simplek (HSV), mengakibatkan kerusakan okular yang serius. Pada bayi
konjungtivitis berulang dapat merupakan tanda obstruksi duktus nasolakrimal(air
mata). Pada anak, penyebab konjungtivitis yang biasa adalah virus bakteri
alergi atau berhubungan dengan benda asing.
c. Stomatitis
Stomatitis adalah inflamasi
mukosa oral, yang dapat meliputi mukosa bukal (pipi) dan labial (bibir), lidah,
gusi, langit-langit dan dasar mulut. Stomatitis dapat bersifat infeksius maupun
non infeksius dan dapat disebabkan oleh faktor-faktor lokal maupun sistemik.
2. Penyakit
parasit intestinal
a. Giardiasis
Disebabkan oleh
protozoa giardialamblia. Giardia merupakan parasit patogen usus yang paling
umum di Amerika. Cara utama penyebaran adalah dari orang ke orang, air terutama
telaga gunung, sungai dan kolam yang terkontaminasi oleh popok bayi, makanan
dan binatang terutama anjing. Pada anak penularan orang ke orang merupakan
penyebab yang paling sering. Meskipun individu yang terinfeksi giardiasis
mungkin asimtomatik, gejala umum meliputi kram abdomen dan diare.
b. Enterobiasis
(cacing kremi)
Disebabkan oleh
nematoda enterlobius vermikularis, yang merupakan infeksis cacing tersering di
Amerika Serikat. Infeksi dimulai ketika telur tertelan atau terhirup (telur
mengapung diudara). Telur menetas di usus bagian atas kemudian matur dan bermigrasi
diusus.
3. Menelan
agen cedera
a. Keracunan
logam berat
Dapat terjadi akibat
ingesti berbagai bahan, yang paling sering adalah timbal. Sumber lain yang juga
penting untuk anak adalah zat besi dan air raksa.
b. Keracunan
Timbal
Masalah terbesar yang
masih ada adalah adanya cat dengan bahan dasar timbal yang telah memudar
dirumah-rumah tua dan adanya tanah dilapangan yang mengandung timbal cukup
tinggi.
c. Perlakuan
salah pada anak
Meliputi penganiayaan
atau pengabaian fisik secara sengaja.
d. Pengabaian
anak
Merupakan bentuk
tersering perlakuan salah pada anak. Orang tua yang mengabaikan anak sering
kali memperlihatkan buruknya ketrampilan menjadi orang tua. Mereka mungkin
tidak menyadari bahwa bayi perlu di beri makan setiap 3 sampai 4 jam mungkin
tidak tau makanan apa yang harus diberikan untuk bayi.
e. Penganiayaan
fisik
C. Masalah
kesehatan pada masa kanak-kanak akhir dan remaja
1. Penyalahgunaan
zat
Pemakain zat, terutama
obat-obatan oleh anak-anak dan remaja untuk mengakibatkan perubahan status
kesadaran diyakini dapat merefleksikan perubahan yang terjadi dalam hidup
mereka dan stres yang ditimbulkan oleh perubahan –perubahan tersebut.walaupun
jumlah pengguna alkohol dan ganja terus meningkat pada anak-anak dan remaja,
sebagian beasar remaja dan anak-anak tidak menjadi pemakai beresiko tinggi.
2. Bunuh
diri
Bunuh diri adalah
penyebab utama kematian ketiga selama masa remaja , setelah kematian akibat
cedera dan pembunuhan. Etiologi nya, remaja selalu dicirikan dengan emosional
yang tinggi dan bergejolak , serta memiliki variasi mood yang besar. Dengan
kemampuan menyelesaikan masalah yang terbatas dan dengan sumber-sumber yang
lebih sedikit dan kurung berpengalaman dalam menyelesaikan masalah-masalah ,
beberapa remaja mengalami kesulitan dalam mengatasi peristiwa kritis, terutama
situasi terutama situasi yang dipaksakan kepada mereka, seperti kematian seorng
teman , orang tua atau saudara kandung. Perilaku inpulsif, yang merupakan ciri
anak-anak yang lebih kecil mengakibatkan anak-anak dan remaja berada pada
resiko tinggi untuk bunuh diri.
3. Masalah
kesehatan terkait dengan seksualitas
a. Kehamilan
remaja
b. Kontra
sepsi
c. Penyakit
menular seksual
d. Penyakit
radang panggul
e. Pemerkosaan
(sindrom trauma pemerkosaan)
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat