A. Konsep
Dasar Sumber Daya Keluarga
Menurut Juniati
(2008), sumber daya adalah alat atau bahan yang tersedia dan diketahui
potensinya untuk memenuhi keinginan. Terdapat 3 asumsi dasar dalam mempelajari
sumber daya keluarga (SDK) yaitu:
1.
SDK
tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat di berbagai
lingkungan sekitar keluarga
2.
Kondisi
dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat mendorong atau
menghambat pencapaian tujuan keluarga
3.
Perubahan
salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya lainnya dalam sistem
keluarga.
B. Pengertian
Manajemen Sumber Daya Keluarga
Manajemen adalah perencanaan dan pelaksanaan sumber daya
untuk mencapai keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen sumber daya keluarga
adalah penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai suatu
tujuan yang dianggap penting oleh keluarga (Juniarti, 2008)
Manajemen
sumber daya keluarga merupakan suatu
bidang ilmu / pengetahuan yang
mempermasalahkan dan memberi
petunjuk tentang cara-cara mengendalikan dan menyelesaikan segala macam
pekerjaan rumah tangga sehari-hari
(Setiawati)
Tujuan
manajemen sumberdaya keluarga adalah untuk mencapai keluarga sejahtera, dengan
mengelola dan mengatur kehidupan keluarga agar
terpenuhinya kebutuhan anggota keluarga secara seimbang, baik kebutuhan fisik
maupun kebutuhan mental dan sosial psikologis atau kebutuhan materiil dan non
materiil (Setiawati)
C. Faktor
yang Mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Keluarga
Juniati (2008) menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang
mempengaruhi manajemen sumber daya keluarga yaitu:
1.
Kompleksitas
kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks memerlukan gaya
manajemen yang berbeda daripada keluarga yang memiliki masalah tidak terlalu
kompleks
2.
Stabilitas/ketidakstabilan
keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat melakukan manajemen sumber daya
keluarga dengan lebih baik karena semua anggota keluarga dapat difokuskan untuk
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.
3.
Peran
dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi oleh
peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan
dalam keluarga, misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.
4.
Teknologi.
Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat melakukan manajemen
sumber dayanya dengan lebih terarah.
D. Sistem
Manajemen Sumber Daya Keluarga
Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem
keluarga itu sendiri. Sistem keluarga terdiri dari 2 subsistem
yaitu :
1.
Sistem
personal. Sistem ini berperan dalam menerima masukan dari kekuatan eksternal
dan mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas individual dari seluruh
anggota keluarga.
2.
Sistem
manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik.
E. Proses
Manajemen Sumber Daya Keluarga
Proses manajemen sumberdaya keluarga terdiri dari masukan,
proses, keluaran, dan umpan balik.
1.
Input
(masukan)
Input dalam sumber daya keluarga meliputi benda, energi, dan
atau informasi yang memasuki sistem dalam berbagai bentuk untuk mempengaruhi
proses dalam mencapai hasil atau keluaran. Input atau masukan untuk keluarga
adalah:
a. Tuntutan: tujuan atau kejadian yang memerlukan tindakan
b. Sumber-sumber: alat atau kemampuan yang dimiliki untuk
memenuhi tuntutan yang terdapat pada keluarga karena adanya tujuan dan kejadian
2.
Proses
Proses adalah transformasi benda, energi
dan atau informasi oleh suatu sistem dari masukan sampai keluaran.
3.
Output
Output meliputi benda, energi
dan atau informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem dalam respon terhadap
input dari proses transformasi. Output dari sistem manajerial adalah respon
terhadap tuntutan dan perubahan sumber-sumber.
4.
Umpan
Balik
Umpan balik adalah bagian dari
output yang memasuki suatu sistem sebagai input untuk mempengaruhi output yang
telah ada.
F.
Sifat
Manajemen SDK
1.
Interdisplin
2.
Unik
3.
Aplikasi
lintas budaya dan internasional
G.
Klasifikasi
SDK
Guharja (1993),
menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya sumber daya keluarga terdiri dari:
1.
Sumber
daya manusia.
Menurut Juniarti
(2008), sumber daya ini memiliki
dua ciri, yaitu Personal dan Interpersonal. Ciri personal antara lain:
a.
Kognitif; terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Kegunaan suber daya ini antara lain untuk:
1)
Mengidentifikasi
hal-hal yang menyangkut sumber daya.
2)
Menganalisis
alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan
3)
Mengevaluasi
kemungkinan yang relistis untuk mencapai tujuan
b.
Afektif; beberapa kegunaan dari sumber daya
ini adalah untuk menumbuhkan
rasa percaya, meningkatkan
kerjasama & gotong royong serta menciptakan
rasa berguna.
c.
Psikomotor; status kesehatan, bakat,
tingkat intelegensia, minat, sensitivitas.
Sedangkan ciri interpersonal mencakup HAM,
kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar personal dalam kaitannya dengan
pengembangan.
2.
Sumber daya Non Manusia / Materi
Sumber
daya non manusia atau sumber daya materi merupakan benda-benda yang mempunyai kegunaan pada
individu dan keluarga dalam mencapai tujuan. Sumber daya materi ini dapat berupa benda / barang serta
aset keluarga (barang tahan lama , barang habis pakai) dan jasa.
3.
Sumber daya waktu
Menurut Juniarti
(2008), sumber daya waktu bersifat unik karena tidak dapat ditambah atau dikurangi, diakumulasi atau
disimpan, setiap manusia memiliki sumber daya
waktu yang sama yaitu 24 jam.
Ketiga jenis sumber daya ini merupakan
satu kesatuan sumber daya total yang dimiliki oleh suatu keluarga dan merupakan
suatu alat untuk mencapai tujuan keluarga yang diinginkan. Dalam kaitannya dengan
tujuan keluarga, maka sumber daya tidak berdiri sendiri. Masing-masing jenis
sumber daya saling berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya, dimana
secara keseluruhan digunakan dalam perencanaan keluarga yang kemudian
diterapkan dalam pelaksanaan dalam mencapai suatu tujuan (Guharja. 1993, p. 37)
Juniarti (2008) juga menjelaskan beberapa
jenis sumber daya keluarga berdasarkan
nilai ekonomi yaitu:
1.
Sumber
daya ekonomi (Home economics)
Sumber daya yang dapat dipertukarkan dan diukur bukan hanya untuk
tujuan konsumsi tetapi untuk proses produksi dan distribusi seperti lahan, tenaga kerja, modal, keterampilan dan segala sesuatu yang
ada di dalam dan diluar keluarga yang bermanfaat.
2.
Sumber
daya non ekonomi : jumlahnya relatif terbatas, tidak dapat dipertahankan sulit diukur.
Menurut
Juniarti (2008), sumber daya juga dapat dikelompokkan berdasarkan asal dan
letaknya, yaitu:
1.
Sumber
daya mikro (internal); dapat berbentuk fiisik dan non fisik seperti tingkat pendidikan/pengetahuan,
ketarampilan, tingkat pendapatan, lahan, status gizi dan kesehatan,
ketersediaan waktu luang, tata nilai/agama, serta hubungan
dengan keluarga lain.
2.
Sumber
daya makro (eksternal); dapat berupa sumber daya pada
lingkungan (sanitasi, potensi SDA, kesempatan usaha, tata nilai masyarakat, fasilitas pendidikan, ekonomi dan fasilitas lain).
H.
Penggunaan
Sumber Daya
Guhardja (1993) menjelaskan bahwa
setiap sumber daya yang masuk dalam sistem keluarga akan digunakan dalam
beberapa alternatif tindakan oleh keluarga. Berbagai bentuk penggunaan sumber
daya tersebut meliputi:
1.
Pertukaran
Dapat terjadi di
dalam keluarga atau dengan orang lain, sebagai contoh antara kakak dengan adik,
antara keluarga dengan tetangga. Sumber daya yang dapat dipertukarkan
bermacam-macam. Hasil dari pertukaran ini dapat menyebabkan berkurangnya suatu
sumber daya yang lain. Dapat pula diperoleh sumber daya yang lebih besar dari
yang diberikan atau lebih kecil atau tetap nilainya. Jika nilai tukar ini
menjadi kecil maka diperlukan usaha untuk mengembangkan sumber daya yang
ditukarkan itu menjadi lebih berkualitas agar mempunyai nilai tukar yang lebih tinggi.
Adapun pertukaran antara waktu dan jasa sukar untuk diukur karena keduanya
tidak berwujud. Sebagai contoh, penggunaan waktu untuk bekerja, kemudian dari
penggunaan itu diperoleh imbalan. Imbalan itu bukan semata-mata merupakan nilai
dari waktu yang dipertahankan, tetapi sumber daya lain pun ikut berperan
(Guhardja, 1993, p. 20)
2.
Konsumsi
Konsumsi merupakan
pemakaian sumber daya melalui fungsi utilitas. Konsumsi akan mengurangi sumber
daya bahkan menghabiskannya. Salah satu tujan kegiatan konsumsi ini adalah untuk
peningkatan kualitas kehidupan keluarga (Guhardja, 1993, p. 20)
3.
Proteksi
Pengurangan sumber
daya untuk mengurangi faktor risiko
yang tidak diharapkan. Proteksi ini dapat bersifat formal yaitu melalui suatu perusahaan jasa
asuransi, misalnya, untuk asuransi jiwa, kesehatan dan asuransi tenaga kerja.
Selain itu, proteksi juga dapat dilakukan secara tidak formal yaitu dilakukan
sendiri tanpa melalui perusahaan jasa asuransi, misalnya dengan cara: menukar
uang rupiah dengan dolar, memberi barang-barang setelah mendengar isu bahwa
akan ada devaluasi. Melalui proteksi ini pada suatu saat sumber daya yang terkena
resikoakan dimiliki kembali (Guhardja, 1993, p. 22)
4.
Transfer
Transfer adalah
kegiatan yang dapat mengurangi sumber daya keluarga. Transfer satu arah yang
terjadi dalam keluarga tidak akan mengurangi sumber daya keluarga secara
keseluruhan. Misalnya, seorang kakak memeberi sesuatu kepada adiknya, maka
dilihat dari segi keluarga sumber daya itu tidak akan berkurang. Transfer satu
arah yang terjadi antar keluarga dapat mengurangi sumber daya keluarga yang
satu namun akan menambah sumber daya keluarga yang lain (Guhardja, 1993, p. 22)
5.
Produksi
Produksi adalah
penggunaan sumber daya untuk menghasilkan suatu barang. Sebagai contoh, usaha
tani merupakan usaha produksi yang menghasilkan bahan makanan dana bahan
industri untuk kepentingan kehidupan manusia. Sedangkan sumber daya yang
digunakan dalam usaha tani disebut faktor produksi (Guhardja, 1993, p. 22)
6.
Tabungan
Tabungan dalah
sumber daya yang disimpan untuk dikonsumsi di masa yang akan datang. Menabung
berarti menangguhkan penggunaan sumber daya yang dikonsumsi saat ini. Tabungan
yang dilakukan oleh keluarga biasanya dalam bentuk uang, tanah, perhiasan dan
ternak (Guhardja, 1993, p. 23)
7.
Investasi
Investasi
merupakan penggunaan sumber daya untuk diproses lebih lanjut agar memperoleh
nilai tambah. Sebagai contoh, adalah penanam modal dalam suatu usaha. Dalam
menginvestasikan modalnya, keluarga akan memperoleh hasil setelah melewati
periode tertentu. Pada umumnya perusahaan membagikan hasil keuntungan setahun
sekali (Guhardja, 1993, p. 23)
Penggunaan sumber
daya yang dimiliki oleh keluarga harus efektif fan efesien. Secara efektif
dalam arti bahwa sumber daya yang digunakan benar-benar diarahkan untuk
mencapai sasaran atau tujuan. Sedangkan secara efesien dalam arti bahwa, dengan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki diusahakan untuk mencapai kepuasan yang
setinggi-tingginya (Guhardja, 1993, p. 23)
I.
Cara
mengukur Sumber Daya
Juniarti
(2008), menjelaskan bahwa sumber
daya keluarga dapat diukur dengan ukuran:
a.
Uang :
untuk mengukur Sumber daya materi & potensi manusia (gaji, pekerjaan)
b. Waktu : untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan
dimanfaatkan oleh keluarga
Guhardja (1993), juga menjelaskan bahwa untuk memudahkan dalam
perbandingan serta pengalokasian sumber
daya, maka dibutuhkan suatu dasar umum dalam pengukuran sumber daya. Beberapa
cara mengukur tersebut yaitu:
a.
Uang
Uang merupakan
suatu sumber daya dan sekaligus dapat dijadikan sebagai alat pengukur/ ukuran
dari sumber daya. Hal ini dikarenakan uang dapat memudahkan untuk membandingkan berbagai macam sumber
daya non manusia/ materi melalui nilai pasar atau harga. Semakin tinggi nilai
pasar suatu barang, maka semakin tinggi tingkat harga dan secara otomatis
semakin besar jumlah uang yang harus dikeluarkan/ dikorbankan untuk mendapatkan
sumber daya tersebut (Guhardja, 1993, p. 24)
Selain mengukur
sumber daya non manusia/ materi, uang juga dapat digunakan sebagaipengukur
potensi manusia dengan cara menilai pengetahuan, keteramoilan dan sifat
kognitif yang lain yang kemudian didekati dengan nilai uang dan direalisasikan
dalam bentuk gaji atau upah kerja (Guhardja, 1993, p. 24)
b.
Waktu
Waktu merupakan
sumber daya yang tidak dapat ditambah, diakumulasi atau diganti. Sumber daya
waktu yang dipunyai oleh setiap orang adalah sama yaitu sebesar 24 jam sehari.
Pada masyarakat yang telah maju dengan tingkat ekonomi yang tinggi, sumber daya
waktu relatif sangat terbatas dan lebih dianggap sebagai kendala dibandingkan
dengan masyarakat yang kurag maju. Hal ini dapat dimengerti karena pada
masyarakat maju, banyak kegiatan yang harus diselesaikan. Setiap individu
dituntut untuk produktif, sehingga menuntut adanya efesiensi penggunaan waktu dalam
penyelesaian pekerjaan (Guhardja, 1993, p. 24)
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat