KONSEP
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Definisi
Pertumbuhan fisik merupakan hal yang
kualitatif atau dapat diukur, aspek peningkatan ukuran fisik individu sebagai
hasil peningkatan dalam jumlah sel. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi
perubahan tinggi dan berat badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik
seksual. Misalnya, anak-anak secara umum memiliki berat dua kali berat badan
lahir pada saat usia 6 bulan dan dua kali tinggi badan lahir pada saat usia 6
bulan dan dua kali tinggi badan lahir pada usia 36 bulan (Potter & Perry,
2005,p. 637)
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah
dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru;
menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel
(Wong, 2008,p. 109)
Perkembangan adalah aspek progresif
adaptasi terhadap lingkungan yang bersifat kualitatif. Contoh perubahan
kualitatif ini adalah peningkatan kapasitas fungsional penguasaan terhadap
beberapa keterampilan yang lebih kecil. Misalnya, perubahan kualitatif yang
signifikan dan dapat di observasi untuk
usia prasekolah adalah berpartisipasi dalam percakapan telepon dengan orang tua
mereka (Potter & Perry, 2005,p. 637).
Perkembagan merupakan perubahan dan
perluasan seara bertahap; perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih
rendah ke lebih tinggi; peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui
pertumbuhan, maturasi, serta pembelajaran (Wong, 2008,p. 109)
2. Pola
pertumbuhan dan perkembangan
Menurut
Wong (2008,p. 109-111), pola tumbuh kembang bersifat jelas, dapat diprediksi,
kontinu, teratur, dan progresif. Pola atau kecenderungan ini juga bersifat
universal dan mendasar bagi semua individu, namun unik dalam hal cara dan waktu
pencapaiannya.
a. Kecenderungan
arah
Tumbuh kembang dengan arah atau tahapan
yang teratur dan saling terkait, serta mencerminkan perkembangan dan maturasi
fungsi neuromuskular.
1) Sefalokaudal
atau kepala-ke-kaki
Kepala yang merupakan ujung dari organisme
berkembang lebih dulu, sangat besar dan kompleks, sedangkan ujung bawah lebih
kecil dan sederhana dan terbentuk di akhir periode. Bayi memperoleh kontrol
struktur kepala sebelum mereka memperoleh kontrol struktur batang tubuh dan
ekstremitas, menegakkan punggung mereka sebelum mereka berdiri, menggunakan
mata mereka sebelum tangan, dan mampu mengontrol tangan sebelum kaki
2) Proksimal
atau dekat ke jauh
Kecenderungan ini menggunakan konsep dari
tengah ke perifer. Gambaran jelas dari kecenderungan ini adalah perkembangan embrionik awal dari tunas
ekstremitas, yang kemudian dilanjutkan dengan rudimenter jari tangan dan kaki.
Contoh pada usia 5 tahun anak sudah menunjukkan pilihan untuk menggunakan
tangan yang dominan, walaupun sebelumnya kedua tangan tersebut sudah digunakan.
3) Diferensiasi
Menjelaskan perkembangan dari tahap
operasinal sederhana ke aktivitas dan fungsi yang lebih kompleks. Dari pola
perilaku yang luas dan umum, muncul pola yang lebih halus dan spesifik. Semua
area perkembangan (fisik, mental, sosial, dan emosional) terjadi dalam arah
ini.
b. Kecenderungan
urutan
Pada semua dimensi tumbuh-kembang terdapat
urutan yang jelas dan dapat diperkirakan, yang biasanya dialami oleh setiap
anak. Anak-anak merangkak sebelum merambat, merambat sebelum berdiri, dan
berdiri sebelum berjalan. Tahap akir dari kepribadian terbentuk pada awal
pembentukan rasa percaya. Anak mulai mengoceh, kemudian membentuk kata-kata dan
akhirnya kalimat, menulis muncul dari coret-mencoret.
c. Laju
perkembangan
Meskipun perkembangan memiliki urutan yang
pasti dan tepat, namun laju perkembangan tidak sama. Terdapat periode
akselerasi dan deselerasi pertumbuhan baik dalam pertumbuhan tubuh total maupun
pertumbuhan subsistem. Pertumbuhan yang cepat sebelum dan setelah kelahiran
mengalami penurunan secara bertahap di masa kanak-kanak awal. Pertumbuhan
relatif lambat selama masa kanak-kanak pertengahan, meningkat secara nyata pada
awal masa remaja, dan menurun pada masa dewasa awal.
d. Periode
sensitif
Terdapat batasan waktu selama proses
pertumbuhan ketika organisme berinteraksi dengan lingkungan tertentu dengan
cara yang spesifik. Periode yang disebut periode kritis, sensitif, rentan, dan
optimal adalah periode dalam kehidupan organisme ketika organisme tersebut
rentan terhadap pengaruh positif atau negatif. Kualitas interaksi selama
periode sensitif menentukan apakah
efeknya pada organisme akan menguntungkan atau membahayakan. Sebagai contoh,
maturasi fisiologi sistem saraf pusat dipengaruhi oleh keadekuatan dan waktu
pemberian kontribusi dari lingkungan seperti stimulasi dan nutrisi
3. Tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak
a. Neonatus
1) Perkembangan
fisik
Rata-rata bayi baru lahir memiliki berat
3400 g, panjang 50 cm, dan memiliki lingkar kepala 35 cm. Sampai 10% berat bada
hilang dalam beberapa hari pertama, utamanya karena kehilangan cairan melalui
pernapasan, urine, defekasi, penurunan pemasukan. Berat lahir biasanya naik
kembali pada minggu kedua kehidupan, dan terjadi pola peningkatan yang bertahap
dalam berat badan, tinggi badan, dan
lingkar kepala. Selama bulan pertama, kondisi ini meningkat rata-rata berat
badan 120 sampai 240 g per minggu, tinggi badan 0,6 sampai 2,5 cm, dan 2 cm
dalam lingkar kepala (Potter & Perry, 2005,p. 650).
Denyut jantung neonatus secara bertahap
menurun dari denyut jantung janin 130 sampai 160 kali per menit turun menjadi
120 sampai 140 kali per menit. Sistole dan diastole dalam durasi yang lebih
pendek, intensitas lebih besar, dan bunyi lebih tinggi. Rata-rata tekanan darah
adalah 74/46 mmHg. Gerak pernapasan bayi baru lahir terutama dengan perut dan
bervariasi dalam waktu dan iramanya, tetapi rata-rata waktu pernapasan adalah
30 sampai 50 kali per menit. Temperatur aksila berada dalam rentang antara 360C
sampai 37,50C dan secara umum menjadi stabil dalam 24 jam setelah
lahir. Karakteristik fisik yang normal termasuk adanya lanugo pada kulit di
bagian belakang; sianosis pada tangan dan kaki, khususnya selama aktivitas; dan
abdomen yang lembut dan menonjol. Warna kulit bervariasi menurut ras dan
warisan genetik dan secara bertahap berubah dalam masa bayi (Potter &
Perry, 2005,p. 650).
2) Perkembangan
motorik
Karakteristik perilaku bayi baru lahir
yang normal meliuti periode mengisap, menangis, tidur, dan beraktivitas.
Gerakan umum sporadik, tetapi gerakan tersebut simetris dan melibatkan seluruh
ekstremitas. Bayi baru lahir biasaya melihat wajah pengasuh, secara refleksif
tersenyum, dan berespon terhadap stimulus sensori, khususnya wajah pengasuh
utama, suara dan sentuhan (Potter & Perry, 2005,p. 650).
3) Perkembangan
bahasa
Pada keadaan siap siaga, bayi melihat
dengan perasaan yang mendalam terhadap obyek atau muka dan mengikutinya secara
horisontal ( dalam 1 bulan) secara vertikal; mereka juga menaruh perhatian pada
suara baru, sepertinya mencari sumber suara tersebut (Behrman, Kliegman &
Arvin, 1999,p. 75). Belum ada kepastian apakah bayi menangis merupakan
prekursor terhadap penyempurnaan bahasa. Namun, menangis menunjukkan respons,
dan pemberi perawatan membedakan pola menangis tersebut. Untuk neonatus,
menangis berarti komunikasi. Mereka menangis untuk suatu alasan, walaupun pada
saatnya alasan ini sulit ditentukan. Beberapa bayi menanigis karena popok
mereka basah atau mereka lapar atau mereka ingin dipeluk (Potter & Perry,
2005,p. 653).
4) Perkembangan
kognitif
Bayi baru lahir memulai aktivitas refleks,
menyesuaikan benda-benda yang baru ke dalam perilaku, dan mengakomodasikan
perilaku ini untuk mencapai keinginan mereka. Misalnya, neonatus belajar untuk
menoreh ke arah puting susu. Walaupn bayi berperilaku sesuai kehendak mereka,
pembelajaran aktivitas terbatas pada refleks dan fungsi sensori. Fungsi sensori
membantu perkembangan kognitif pada bayi baru lahir. Pada saat lahir, anak-anak
dapat berfokus pada benda berjarak kira-kira 8 sampai 10 inci dari wajah mereka
dan dapat melihat benda. Sistem auditorius dan vestibular berfungsi dari saat
lahir. Kemampuan sensori ini memberikan neonatus untuk mengeluarkan stimulus
leih daripada hanya menerima stimulus. Orang tua harus diajarkan pentingnya
memberikan stimulus sensori, misalnya berbicara dengan bayi mereka dan memegang
mereka untuk melihat wajah mereka (Potter & Perry, 2005,p. 653)
b. Bayi (1 bulan- 1 tahun)
1) Perkembangan
fisik
Ukuran meningkat sangat cepat selama tahun
pertama kehidupan berat badan lahir menjadi dua kali sebelum 6 bulan dan tiga
kali pada 12 bulan. Tinggi meningkat rata-rata 1 inci selama setiap 6 bulan
pertama dan ½ pada 6 bulan berikutnya. Peningkatan 50% dalam tinggi lahir ini
terjadi utamanya pada badan, dengan diameter dada mendekati besar lingkar
kepala pada saat ulang tahun pertama (Wong, 1995). Fontatel menjadi lebih kecil; fontanel posterior menutup pada kira-kira 2
bulan (Potter & Perry, 2005,p. 655).
Fungsi fisiologis stabil, dan pada akhir
tahun pertama tersebut, denyut jantung 80 sampai 130 kali per menit. Tekanan
darah 72 sampai 110/ 38 sampai 72 mmHg. Pola fungsi tubuh juga stabil ditandai
dengan tidur, eleminasi, dan rutinitas menyusui yang dapat diprediksi (Potter
& Perry, 2005,p. 655).
2) Perkembangan motorik
Tabel
1.1. Kejadian dalam perkembangan motorik bayi
3
bulan
|
6
bulan
|
9
bulan
|
12
bulan
|
15
bulan
|
MOTORIK
KASAR
· Mengangkat
kepala 90 derajat pada saat telungkup
· Duduk
dengan bantuan.
|
· Dapat
berguling dengan sempurna
· Kontrol
kepala yang baik pada posisi duduk
· Merayap
pada abdomen dengan tangan
|
· Mencapai
posisi duduk dengan mandiri.
· Merangkat
dengan seluruh ekstremitas
· Menarik
diri sendiri untuk posisi berdiri
|
· Berjalan
dengan memegang dinding dan furnitur
· Berdiri
sendiri melakukan 1-2 langkah
|
· Berjalan
sendiri
|
MOTORIK
HALUS
· Menggenggam
dan memegang benda secara singkat dan memasukkan benda tersebut ke dalam
mulut
|
· Menggunakan
telapak tangan menggenggan dengan jari-jari mengelilingi benda
· Memindahkan
kubus dari tangan satu ke tangan yang lain
|
· Memegangdengan
menjepit memakai ibu jari dan jari-jari yangbelum sempurna
· Memukul
tangan yang menahan kubus yang bersamaan
|
· Menempatkan
benda yang kecil seperti kismis ke dalam kotak
·
Membuat angka-angkat dengan krayon
|
· Menulis
cakar ayam dengan krayon
· Membangun
menara dengan dua kubus
|
Sumber : Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005).
Buku ajar fundamental keperawatan :
konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
3) Perkembangan
bahasa
Usia antara 8 dan 10 bulan, ocehannya
merupakan suatu kompleksitas baru, dengan maca-macam suku kata (ba-da-ma) dan
perubahan nada suara yang meniru bahasa asli. Bayi dapat tertawa dan berteriak,
dia dapat menikmati suaranya sendiri, berbicara dengan mainan, mengucapkan
kata-kata kombinasi (mama,papa).
4) Perkembangan
kognitif
Bayi belajar dari pengalaman dan
memanipulasi lingkungan. Mengembangkan keterampilan motorik dan meningkatkan
kemampuan mobilitas lingkungan bayi dengan mengembangkan keterampilan penglihatan
dan pendengaran, memperluas perkembangan kognitif. Untuk alasan ini Piaget
(1952) menanamkan tahap pertamanya dari perkembangan kognitif, yang berlangsung
sampai sekitar ulang tahun yang kedua, periode sensorimotor. Sebelum penguasaan
bahasa, perkembangan paling istimewa pada pemikiran terjadi selama perkembangan rasa anak dan kemampuan
motorik. Misalnya, seorang anak usia 1 bulan dapat mengikuti arah dari benda
yang bergerak. Selain itu, penglihatan warna yang mulai pada usia 2 bulan dan
meningkat selama tahun pertama. Berbicara merupakan aspek penting dari kognitif
yang berkembang selama tahun pertama. Bayi bertingkah laku dengan menangis,
mendengkur, dan tertawa untuk meniru bunyi-bunyian, memahami arti perintah yang sederhana (Potter & Perry, 658)
5) Perkembangan
psikososial
Erikson (1963), menggambarkan krisis
perkembangan psikososial pada bayi adalah pada saat masa percaya vs tidak percaya. Ia menjelaskan bahwa kualitas interaksi
orangtua-bayi menentukan perkembangan dari fase percaya vs tidak percaya tersebut. Orang tua yang
memenuhi kebutuhan rasa hangat dan rasa nyaman, cinta dan rasa aman, dan
makanan papda saat bayi tersebut mengekspresikan kebutuhan ini meningkatkan
rasa kepercayaan, sedangkan mereka yang memenuhi kebutuhan bayi tersebut sesuai
denga kesenangan mereka sendiri atau tidak memenuhi semua kebutuhan tersebut
akan membuat rasa tidak percaya tersebut berkembang (Potter & Perry, 2005,p.
660).
c. Todler
(1-3 tahun)
1) Perkembangan
fisik
Sistem jantung paru menjadi lebih stabil
pada masa todler. Rata-rata denyut jantung dan pernapasan lambat sampai
rata-rata 110 kali per menit dan 25 kali pernapasan per menit, secara
berurutan, dan tekanan darah bervariasi rendah pada masa bayi dan peningkatan
sedikit pada diastolik. Rentang normal dari tekanan darah adalah sistolik
70-110 dan diastolik 40-70. Waktu rata-rata peningkatan berat badan dan panjang
badan berlangsung lambat. Pada usia 2 tahun, berat badan anak 4 kali berat
badan lahir. Tinggi badan selama masa todler meningkat 3 sampai 5 inci per
tahun, utamanya sebagai hasil dari peningkatan panjang pada kaki (Potter &
Perry, 2005,p. 661).
2) Perkembangan
motorik
Perkembangan keterampilan motorik yang
cepat membolehkan anak untuk berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri
sendiri seperti makan, berpakaian, dan eliminasi. Pada awal todler berjalan
dalam posisi tegak dengan sikap papan berjalan, abdomen menonjol, dan lengan
berada di luar sisi untuk keseimbangan. Segera anak mulai mengemudikan kursi,
menggunakan pegangan atau dinding untuk mempertahankan keseimbangan sambil
meninggikan, menempatkan kedua kaki pada langkah yang sama sebelum melanjutkan
langkah. Keterampilan daya gerak segera meliputi berlari, melompat, berdiri
pada satu kaki selama beberapa detik,dan menendang bola (Potter & Perry,
2005,p. 661).
3) Perkembangan
bahasa
Anak usia 18 bulan menggunakan hampir 10
kata. Anak usia 24 bulan memiliki kosa kata sampai 300 kata dan secara umum
mampu berbicara dalam kalimat pendek. “Siapa itu?” dan “Apa itu?” jenis
pertanyaan yang ditanyakan selama periode ini (Potter & Perry, 2005,p.
662).
4) Perkembangan
kognitif
Pencapaian todler terhadap perkembangan
benda permanen, kemampuan mereka untuk mengingat kejadian, dan kemampuan
permulaan mereka untuk menempatkan pemikiran ke dalam kata pada kira-kira usia
2 tahun memperlihatkan transisi mereka dari perkembangan kognitif tahap
sensori-motorik ke tahap pemikiran praoperatisional (Piaget, 1952). Todler
mengenali bahwa mereka adalah sesuatu yang terpisah dari ibu mereka, tetapi
mereka tidak mampu mengasumsi pandangan dari orang lain. Mereka menggunakan
simbol untuk untuk menunjukkan benda, tempat, dan orang. Fungsi ini di
demonstrasikan pada saat anak meniru perilaku orang lain yang mereka lihat
lebih awal (mis,. Berpura-pura mencukur seperti ayah), mengandaikan suatu benda
sebagai benda lainnya (menggunakan jari-jari sebagai senjata), dan menggunakan
bahasa untuk meminta benda yang tidak ada (mis,. Meminta botol) (Potter &
Perry, 2005)
d. Usia
prasekolah (3-6 tahun)
1) Perkembangan
fisik
Beberapa aspek perkembangan fisik terus
menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan
pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90 kali per menit dan 22 sampai 24
kali pernapasan per menit. Tekanan darah meningkat sedikit ke nilai rata-rata
95/58 mm Hg. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun; berat badan
rata-rata usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir.
Prasekolah bertumbuh 7 cm per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat
panjang lahir pada usia 4 tahun, dan berada pada tinggi rata-rata 43 ini pada
ulang tahun ke lima mereka (Potter & Perry, 2005,p. 663)
2) Perkembangan
kognitif
Prasekolah terus untuk menguasai tahap
pemikiran praoperasional. Tahap periode ini, dikenal sebagai pemikiran prakonseptual
(2 sampai 4 tahun), ditandai dengan pemikiran perseptual terbatas, di mana
anak-anak menilai orang, benda, dan kejadian dari penampilan luar mereka atau
apa yang tampaknya terjadi (Piaget, 1952). Pengetahuan prasekolah tentang dunia
tetap terhubung secara erat pada pengalaman konkret (di rasa dengan perasaan).
Bahkan kehidupan mereka yang kaya fantasi didasarkan pada persepsi tentang
realitas (Potter & Perry, 2005). Periode prasekolah dapat disamakan dengan
stadium praoperasional Piaget (pralogika), ditadai oleh pemikiran ajaib,
egosentris dan pemikiran yang di dominasi oleh kesadaran (Behrman, Kliegman
& Arvin, 1999,p. 64).
3) Perkembangan
psikososial
Dunia
prasekolah meluas di luar keluarga dalam lingkungan tetangga di mana anak-anak bertemu dengan
ana-anak lain dan orang dewasa. Keingintahuan mereka dan inisiatif yang
berkembang mengarah pada eksplorasi aktif terhadap lingkungan, dan perkembangan
keterampilan baru, dan membuat teman baru. Prasekolah memiliki kelebihan energi
yang membolehkan mereka untuk merencanakan dan mencoba banyak kegiatan yang
mungkin berada di luar kemampuan mereka, seperti menuangkan susu dari tempatnya ke mangkuk sereal. Rasa bersalah
muncul dalam diri anak-anak pada saat mereka berada di luar batas kemampuan
mereka dan merasa mereka tidak berperilaku dengan benar (Potter & Perry,
2005).
e. Usia
sekolah (6-12 tahun)
1) Perkembangan
fisik
a) Tinggi
dan berat badan. Anak usia sekolah tampak lebih langsing daripada anak
prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan ketebalan lemak (Edelman
dan Mandle, 1995). Laju pertumbuhan berbeda pada setiap anak dan waktu yang
berbeda. Rata-rata tinggi badan meningkat 5 cm per tahun dan berat badan yang
lebih bervariasi, meningkat 2-3,5 kg per tahun. Banyak anak yang berat badannya
dua kali lipat selama tahun pertengahan masa kanak-kanak. Anak laki-laki
sedikit lebih tinggi dan lebih berat
dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah Kira-kira 2 tahun sebelum
pubertas, anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat (Potter &
Perry, 2005,p. 679).
Lingkaran kepala tumbuh hanya 2-3 cm
selama periode tersebut, menandakan pertumbuhan otak yang melambat, proses mienlinisasi
sudah sempurna pada usia 7 tahun. Pertumbuhan wajah bagian tengah dan bawah
terjadi secara bertahap.
b) Fungsi
kardiovaskular. Denyut jantung rata-rata 70-90 denyut per menit, tekanan darah
normal kira-kira 110/70 mm Hg dan frekuensi pernapasan stabil 19-21.
Pertumbuhan paru minimal dan pernapasan menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan
lebih teratur. Akan tetapi, pada akhir periode ini, jantung 6 kali ukurannya
saat lair dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasanya (Potter & Perry,
2005,p. 682).
c) Fungsi
neuromuskular. Anak usia sekolah menjadi lebih lebtur selama usia sekolah
karena koordinasi otot besar meningkat dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak
anak berlatih keterampilan motorik kasar dasar yaitu berlari, melompat,
menyeimbangkan gerak tubuh, melempar, dan menangkap selama bermain,
menghasilkan peningkatan fungsi dan keterampilan neuromuskular (Potter &
Perry, 2005,p. 682).
2) Perkembangan
motorik
Tabel
1.2. Perkembangan motorik pada anak usia sekolah
6-7
tahun
|
8-10
tahun
|
11-12
tahun
|
Keterampilan motorik halus
· Menggunakan
pisau untuk mengoles mentega pada roti dan belajar memotong daging yang lunak
· Menggunting,
melipat, dan menempelkan kertas
· Menulis
dengan pensil
· Mewarnai
gambar dalam garisnya
|
· Menggunakan
pisau dan garpu secara bersamaaan
· Menggunakan
palu, gergaji, benang,dan obeng
· Menggunakan
simbol saat mengambar
· Belajar
bermain dongkrak dan kelereng
· Membuat
model sederhana mobil dan pesawat terbang dan kerajinan tangan lainnya
· Belajar
membersihkan gigi dengan flossing secara efektif dan andiri melakukan
perawatan gigi
|
· Belajar
mengupas apel dan kentang
· Menjahit
bahan sederhana dengan mesin
· Membangun
objek sederhana seperti rumah burung
· Mulai
menggunakan bakat kreatif dan artistik
· Belajar
memainkan instrumen musik
|
Ketermpilan motorik halus
· Mempertahankan
gerak spontan
· Melompat
dan meloncat ke dalam kotak kecil
· Belajar
bermain roller skate, lopat tali, mengendarai sepeda dan berenang
|
· Dapat
menangkap/ melempar (70 kaki), dan memukul bola kasti
· Melakukan
loncat ritmik degan pola 2-2, 2-3, atau 3-3.
· Melakukan
bermacam-macam gaya lompat tali
|
· Dapata
melakukan lompat jauh sejauh 1,5 m
· Dapat
melakukan lompat tinggi berdiri sejauh 90 cm
|
Perawatan diri
· Mandi
tanpa pengawasan
· Belajar
menyikat dan mmenyisir rambut dengan mode yang biasa tanpa bantuan
· Memakai
seluruh baju, tetapi membutuhkan bantuan pada bagian bawah kemeja, ikat
pinggang dan penyesuaian terakhir
|
· Menikmati
membuat makanan ringan dan menyusun makan siang
· Belajar
mengatur rambut dan menyisipkan pita rambut dan hiasan lain
· Dapat
merapikan tempat tidur sendiri
|
· Belajar
memasak masakan siap saji yang sederhana
· Mencuci,
mengeringkan, dan menjalin rambut sendiri
· Belajar
memilih, menyetrika pakaian
· Belajar
merawat kuku jari tangan dan kaki
|
Sumber : Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005).
Buku ajar fundamental keperawatan :
konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
Kemampuan-kemampuan perintah motorik yang
lebih tinggi adalah hasil dari kedewasaan maupun latihan; derajat penyelesaian
mencerminkan keanekaragaman yang luas dalam bakat, minat, dan kesempatan bawaan
semenjak lahir (Behrman, Kliegman & Arvin, 1999,p. 61).
3) Perkembangan
kognitif
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah
adalah pada kemampuan untuk berpikir dengan cara logis tentang di sini dan saat
ini dan bukan tentang abstraksi. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi
didominasi oleh persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara
luas. Sekitar 7 tahun, anak memasuki tahap Piaget ketiga yaitu perkembangan
kognitif, yang dikenal sebagai operasional konkret, ketika mereka mampu
menggunakan simbol operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja
(Potter & Perry, 2005,p. 685).
4) Perkembangan
bahasa
Perkembangan bahasa sangat cepat selama
masa kanak-kanak tengah dan pencapaian berbahasa tidak lagi sesuai dengan
usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun memiliki kosa kata sekitar 3000 kata yang
cepat berkembang dengan meluasnya pergaulan dengan sebaya dan orang dewasa
serta kemampuan membaca. Mereka jadi lebih menyadari aturan sintaksis, aturan
merangkai kata menjadi frase dan kalimat. Mereka juga mengidentifikasi
generalisasi dan pengecualian terhadap
aturan ini (Potter & Perry, 2005,p. 686).
5) Perkembangan
psikososial
Tugas perkemangan pada anak usa sekolah
adalah industri versus inferioritas. Selama masa ini anak berjuang untuk
mendapatkan kompetensi dan keterampilan yang penting bagi mereka untuk
berfungsi sama seperti dewasa. Anak usia sekolah yang mendapatkan keberhasilan
positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang menghadapi kegagalan
dapat merasakan mediokritas (biasa aja) atau perasaan tidak berharga, yang
dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan sebaya (Potter & Perry,
2005).
f. Usia
remaja/adolesen
Remaja atau adolesens adalah periode
perkembangan selama di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 sampai 20 tahun. Istilah adolesens
biasanya menunjukkan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan
hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan
perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan
dengan abstraksi.
1) Peruabahn
fisik dan maturasi seksual
Menurut
Potter dan Perry (2005,p. 690), empat fokus utama perubahan fisik adalah:
a) Peningkatan
kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera
b) Perubahan
spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul
c) Perubahan
distribusi otot dan lemak
d) Perubahan
sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder
Tabel 1.3. Urutan rata-rata perubahan
fisiologis pada adolesens
Karakteristik
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
· Permulaan
laju pertumbuhan skelet
· Permulaan
perkembangan payudara
· Pembesaran
testis dan kantong skrotum
· Munculnya
rambut pubis berpigmen dan lurus yang secara bertahap menjadi keriting
· Perubaha
suara awal (serak)
· Pembesaran
penis dan kelenjar prostat
· Manarke
· Spermatogenesis
(ejakulasi sperma)
· Ovulasi
dan lengkapnya perkembangan payudara
· Munculnya
rambut halus pada wajah
· Munculnya
rambut aksila (dibawah lengan)
· Pelebaran
dan pendalaman pelvis pada anak wanita, dengan deposisi lemak subkutan yang
memberikan penampilan bulat pada tubuh
· Peningkatan
pelebaran bahu
· Pendalaman
suara pada laki-laki, dengan munculnya rambut kasar dan berpigmen pada wajah
dan munculnya rambut dada
|
8-14
½ (puncak : 12)
8-13
8-14
10-18
(rata-rata : 12 ½)
14-18
(rata-rata : 15 ½)
10-16
10-18
|
10
½-16 (puncak :14)
10-13
½
10-15
11-14
½
11-14
½
11-17
(rata-rata : 13 ½)
12-17
12-17
11-21
16-21
|
Sumber
: Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005). Buku
ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. Edisi 4.
Jakarta : EGC
2) Perkembangan
kognitif
Adolesens mengembangkan kemampuan
menyelesaikan masalah melalui tindakan logis. Remaja dapat berpikir abstrak dan
menghadapi masalah hipotetik secara efektif (Potter & Perry, 2005,p. 693).
Dalam Piaget, remaja menandai peralihan dari karakteristik pemikiran
operasional anak usia-sekolah yang nyata ke perbuatan logis yang formal.
Perbuatan formal meliputi kemampuan memanipulasi gagasan seperti tanda-tanda
aljabar, memberi alasan dari prinsip-prinsip yang diketahui, mempertimbangkan
berbagai sudut pandang sesuai dengan berbagai kriteria, dan memikirkan mengenai
proses pemikirannya itu sendiri (Behrman, Kliegman & Arvin, 1999,p. 75).
3) Keterampilan
berbahasa
Perkembangan berbahasa pada adolesens
hampir lengkap, meskipun kosakatanya terus meluas. Fokus utama pada
keterampilan komunikasi yang dapat digunakan secara efektif dalam berbagai
situasi. Adolesens perlu mengomunikasikan pemikiran, perasaannya, dan kenyataan
pada sebaya, orang tua, guru, dan orang-orang yang berwenang lain. Keterampilan
yang digunakan dalam situasi komunikasi yang berbeda ini bervariasi. Misalnya,
cara remaja memberi ahu orang tua tentang kegagalannya dikelas (tidak naik
kelas) tidak sama dengan cara mereka memberi tahu teman-temannya (Potter &
Perry, 2005,p. 693)
Behrman,
R.E, Kliegman, R.M dan Arvin A.N. (1999). Ilmu
kesehatan anak nelson. Edisi 15. Jakarta : EGC
Wong, D.L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong. Edisi 6. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat