google adsense

Thursday, August 3, 2017

KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1.      Definisi
     Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kualitatif atau dapat diukur, aspek peningkatan ukuran fisik individu sebagai hasil peningkatan dalam jumlah sel. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual. Misalnya, anak-anak secara umum memiliki berat dua kali berat badan lahir pada saat usia 6 bulan dan dua kali tinggi badan lahir pada saat usia 6 bulan dan dua kali tinggi badan lahir pada usia 36 bulan (Potter & Perry, 2005,p. 637)
     Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru; menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel (Wong, 2008,p. 109)
     Perkembangan adalah aspek progresif adaptasi terhadap lingkungan yang bersifat kualitatif. Contoh perubahan kualitatif ini adalah peningkatan kapasitas fungsional penguasaan terhadap beberapa keterampilan yang lebih kecil. Misalnya, perubahan kualitatif yang signifikan  dan dapat di observasi untuk usia prasekolah adalah berpartisipasi dalam percakapan telepon dengan orang tua mereka (Potter & Perry, 2005,p. 637).
     Perkembagan merupakan perubahan dan perluasan seara bertahap; perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke lebih tinggi; peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi, serta pembelajaran (Wong, 2008,p. 109)
2.      Pola pertumbuhan dan perkembangan
     Menurut Wong (2008,p. 109-111), pola tumbuh kembang bersifat jelas, dapat diprediksi, kontinu, teratur, dan progresif. Pola atau kecenderungan ini juga bersifat universal dan mendasar bagi semua individu, namun unik dalam hal cara dan waktu pencapaiannya.
a.       Kecenderungan arah
     Tumbuh kembang dengan arah atau tahapan yang teratur dan saling terkait, serta mencerminkan perkembangan dan maturasi fungsi neuromuskular.
1)      Sefalokaudal atau kepala-ke-kaki
     Kepala yang merupakan ujung dari organisme berkembang lebih dulu, sangat besar dan kompleks, sedangkan ujung bawah lebih kecil dan sederhana dan terbentuk di akhir periode. Bayi memperoleh kontrol struktur kepala sebelum mereka memperoleh kontrol struktur batang tubuh dan ekstremitas, menegakkan punggung mereka sebelum mereka berdiri, menggunakan mata mereka sebelum tangan, dan mampu mengontrol tangan sebelum kaki
2)      Proksimal atau dekat ke jauh
     Kecenderungan ini menggunakan konsep dari tengah ke perifer. Gambaran jelas dari kecenderungan ini adalah  perkembangan embrionik awal dari tunas ekstremitas, yang kemudian dilanjutkan dengan rudimenter jari tangan dan kaki. Contoh pada usia 5 tahun anak sudah menunjukkan pilihan untuk menggunakan tangan yang dominan, walaupun sebelumnya kedua tangan tersebut sudah digunakan.
3)      Diferensiasi
     Menjelaskan perkembangan dari tahap operasinal sederhana ke aktivitas dan fungsi yang lebih kompleks. Dari pola perilaku yang luas dan umum, muncul pola yang lebih halus dan spesifik. Semua area perkembangan (fisik, mental, sosial, dan emosional) terjadi dalam arah ini.
b.      Kecenderungan urutan
     Pada semua dimensi tumbuh-kembang terdapat urutan yang jelas dan dapat diperkirakan, yang biasanya dialami oleh setiap anak. Anak-anak merangkak sebelum merambat, merambat sebelum berdiri, dan berdiri sebelum berjalan. Tahap akir dari kepribadian terbentuk pada awal pembentukan rasa percaya. Anak mulai mengoceh, kemudian membentuk kata-kata dan akhirnya kalimat, menulis muncul dari coret-mencoret.
c.       Laju perkembangan
     Meskipun perkembangan memiliki urutan yang pasti dan tepat, namun laju perkembangan tidak sama. Terdapat periode akselerasi dan deselerasi pertumbuhan baik dalam pertumbuhan tubuh total maupun pertumbuhan subsistem. Pertumbuhan yang cepat sebelum dan setelah kelahiran mengalami penurunan secara bertahap di masa kanak-kanak awal. Pertumbuhan relatif lambat selama masa kanak-kanak pertengahan, meningkat secara nyata pada awal masa remaja, dan menurun pada masa dewasa awal.
d.      Periode sensitif
     Terdapat batasan waktu selama proses pertumbuhan ketika organisme berinteraksi dengan lingkungan tertentu dengan cara yang spesifik. Periode yang disebut periode kritis, sensitif, rentan, dan optimal adalah periode dalam kehidupan organisme ketika organisme tersebut rentan terhadap pengaruh positif atau negatif. Kualitas interaksi selama periode sensitif menentukan  apakah efeknya pada organisme akan menguntungkan atau membahayakan. Sebagai contoh, maturasi fisiologi sistem saraf pusat dipengaruhi oleh keadekuatan dan waktu pemberian kontribusi dari lingkungan seperti stimulasi dan nutrisi
3.    Tahap pertumbuhan dan perkembangan anak
a.       Neonatus
1)      Perkembangan fisik
     Rata-rata bayi baru lahir memiliki berat 3400 g, panjang 50 cm, dan memiliki lingkar kepala 35 cm. Sampai 10% berat bada hilang dalam beberapa hari pertama, utamanya karena kehilangan cairan melalui pernapasan, urine, defekasi, penurunan pemasukan. Berat lahir biasanya naik kembali pada minggu kedua kehidupan, dan terjadi pola peningkatan yang bertahap dalam berat badan,  tinggi badan, dan lingkar kepala. Selama bulan pertama, kondisi ini meningkat rata-rata berat badan 120 sampai 240 g per minggu, tinggi badan 0,6 sampai 2,5 cm, dan 2 cm dalam lingkar kepala (Potter & Perry, 2005,p. 650).
     Denyut jantung neonatus secara bertahap menurun dari denyut jantung janin 130 sampai 160 kali per menit turun menjadi 120 sampai 140 kali per menit. Sistole dan diastole dalam durasi yang lebih pendek, intensitas lebih besar, dan bunyi lebih tinggi. Rata-rata tekanan darah adalah 74/46 mmHg. Gerak pernapasan bayi baru lahir terutama dengan perut dan bervariasi dalam waktu dan iramanya, tetapi rata-rata waktu pernapasan adalah 30 sampai 50 kali per menit. Temperatur aksila berada dalam rentang antara 360C sampai 37,50C dan secara umum menjadi stabil dalam 24 jam setelah lahir. Karakteristik fisik yang normal termasuk adanya lanugo pada kulit di bagian belakang; sianosis pada tangan dan kaki, khususnya selama aktivitas; dan abdomen yang lembut dan menonjol. Warna kulit bervariasi menurut ras dan warisan genetik dan secara bertahap berubah dalam masa bayi (Potter & Perry, 2005,p. 650).
2)      Perkembangan motorik
     Karakteristik perilaku bayi baru lahir yang normal meliuti periode mengisap, menangis, tidur, dan beraktivitas. Gerakan umum sporadik, tetapi gerakan tersebut simetris dan melibatkan seluruh ekstremitas. Bayi baru lahir biasaya melihat wajah pengasuh, secara refleksif tersenyum, dan berespon terhadap stimulus sensori, khususnya wajah pengasuh utama, suara dan sentuhan (Potter & Perry, 2005,p. 650).
3)      Perkembangan bahasa
     Pada keadaan siap siaga, bayi melihat dengan perasaan yang mendalam terhadap obyek atau muka dan mengikutinya secara horisontal ( dalam 1 bulan) secara vertikal; mereka juga menaruh perhatian pada suara baru, sepertinya mencari sumber suara tersebut (Behrman, Kliegman & Arvin, 1999,p. 75). Belum ada kepastian apakah bayi menangis merupakan prekursor terhadap penyempurnaan bahasa. Namun, menangis menunjukkan respons, dan pemberi perawatan membedakan pola menangis tersebut. Untuk neonatus, menangis berarti komunikasi. Mereka menangis untuk suatu alasan, walaupun pada saatnya alasan ini sulit ditentukan. Beberapa bayi menanigis karena popok mereka basah atau mereka lapar atau mereka ingin dipeluk (Potter & Perry, 2005,p. 653).
4)      Perkembangan kognitif
     Bayi baru lahir memulai aktivitas refleks, menyesuaikan benda-benda yang baru ke dalam perilaku, dan mengakomodasikan perilaku ini untuk mencapai keinginan mereka. Misalnya, neonatus belajar untuk menoreh ke arah puting susu. Walaupn bayi berperilaku sesuai kehendak mereka, pembelajaran aktivitas terbatas pada refleks dan fungsi sensori. Fungsi sensori membantu perkembangan kognitif pada bayi baru lahir. Pada saat lahir, anak-anak dapat berfokus pada benda berjarak kira-kira 8 sampai 10 inci dari wajah mereka dan dapat melihat benda. Sistem auditorius dan vestibular berfungsi dari saat lahir. Kemampuan sensori ini memberikan neonatus untuk mengeluarkan stimulus leih daripada hanya menerima stimulus. Orang tua harus diajarkan pentingnya memberikan stimulus sensori, misalnya berbicara dengan bayi mereka dan memegang mereka untuk melihat wajah mereka (Potter & Perry, 2005,p. 653)
b.       Bayi (1 bulan- 1 tahun)
1)      Perkembangan fisik
     Ukuran meningkat sangat cepat selama tahun pertama kehidupan berat badan lahir menjadi dua kali sebelum 6 bulan dan tiga kali pada 12 bulan. Tinggi meningkat rata-rata 1 inci selama setiap 6 bulan pertama dan ½ pada 6 bulan berikutnya. Peningkatan 50% dalam tinggi lahir ini terjadi utamanya pada badan, dengan diameter dada mendekati besar lingkar kepala pada saat ulang tahun pertama (Wong, 1995). Fontatel menjadi lebih kecil; fontanel posterior menutup pada kira-kira 2 bulan (Potter & Perry, 2005,p. 655).
     Fungsi fisiologis stabil, dan pada akhir tahun pertama tersebut, denyut jantung 80 sampai 130 kali per menit. Tekanan darah 72 sampai 110/ 38 sampai 72 mmHg. Pola fungsi tubuh juga stabil ditandai dengan tidur, eleminasi, dan rutinitas menyusui yang dapat diprediksi (Potter & Perry, 2005,p. 655).
2)       Perkembangan motorik
Tabel 1.1. Kejadian dalam perkembangan motorik bayi
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
15 bulan
MOTORIK KASAR
·      Mengangkat kepala 90 derajat pada saat telungkup
·      Duduk dengan bantuan.


·   Dapat berguling dengan sempurna
·   Kontrol kepala yang baik pada posisi duduk
·   Merayap pada abdomen dengan tangan


·      Mencapai posisi duduk dengan mandiri.
·      Merangkat dengan seluruh ekstremitas
·      Menarik diri sendiri untuk posisi berdiri



·   Berjalan dengan memegang dinding dan furnitur
·   Berdiri sendiri melakukan 1-2 langkah


·    Berjalan sendiri
MOTORIK HALUS
· Menggenggam dan memegang benda secara singkat dan memasukkan benda tersebut ke dalam mulut


·   Menggunakan telapak tangan menggenggan dengan jari-jari mengelilingi benda
·   Memindahkan kubus dari tangan satu ke tangan yang lain


·  Memegangdengan menjepit memakai ibu jari dan jari-jari yangbelum sempurna
·  Memukul tangan yang menahan kubus yang bersamaan


·     Menempatkan benda yang kecil seperti kismis ke dalam kotak
·    Membuat angka-angkat dengan krayon


·   Menulis cakar ayam dengan krayon
·   Membangun menara dengan dua kubus
   Sumber : Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
3)      Perkembangan bahasa
     Usia antara 8 dan 10 bulan, ocehannya merupakan suatu kompleksitas baru, dengan maca-macam suku kata (ba-da-ma) dan perubahan nada suara yang meniru bahasa asli. Bayi dapat tertawa dan berteriak, dia dapat menikmati suaranya sendiri, berbicara dengan mainan, mengucapkan kata-kata kombinasi (mama,papa).
4)      Perkembangan kognitif
   Bayi belajar dari pengalaman dan memanipulasi lingkungan. Mengembangkan keterampilan motorik dan meningkatkan kemampuan mobilitas lingkungan bayi dengan mengembangkan keterampilan penglihatan dan pendengaran, memperluas perkembangan kognitif. Untuk alasan ini Piaget (1952) menanamkan tahap pertamanya dari perkembangan kognitif, yang berlangsung sampai sekitar ulang tahun yang kedua, periode sensorimotor. Sebelum penguasaan bahasa, perkembangan paling istimewa pada pemikiran terjadi  selama perkembangan rasa anak dan kemampuan motorik. Misalnya, seorang anak usia 1 bulan dapat mengikuti arah dari benda yang bergerak. Selain itu, penglihatan warna yang mulai pada usia 2 bulan dan meningkat selama tahun pertama. Berbicara merupakan aspek penting dari kognitif yang berkembang selama tahun pertama. Bayi bertingkah laku dengan menangis, mendengkur, dan tertawa untuk meniru bunyi-bunyian, memahami arti perintah yang sederhana (Potter & Perry, 658)
5)      Perkembangan psikososial
     Erikson (1963), menggambarkan krisis perkembangan psikososial pada bayi adalah pada saat masa percaya vs tidak percaya. Ia menjelaskan bahwa kualitas interaksi orangtua-bayi menentukan perkembangan dari fase percaya vs  tidak percaya tersebut. Orang tua yang memenuhi kebutuhan rasa hangat dan rasa nyaman, cinta dan rasa aman, dan makanan papda saat bayi tersebut mengekspresikan kebutuhan ini meningkatkan rasa kepercayaan, sedangkan mereka yang memenuhi kebutuhan bayi tersebut sesuai denga kesenangan mereka sendiri atau tidak memenuhi semua kebutuhan tersebut akan membuat rasa tidak percaya tersebut berkembang (Potter & Perry, 2005,p. 660).
c.       Todler (1-3 tahun)
1)      Perkembangan fisik
     Sistem jantung paru menjadi lebih stabil pada masa todler. Rata-rata denyut jantung dan pernapasan lambat sampai rata-rata 110 kali per menit dan 25 kali pernapasan per menit, secara berurutan, dan tekanan darah bervariasi rendah pada masa bayi dan peningkatan sedikit pada diastolik. Rentang normal dari tekanan darah adalah sistolik 70-110 dan diastolik 40-70. Waktu rata-rata peningkatan berat badan dan panjang badan berlangsung lambat. Pada usia 2 tahun, berat badan anak 4 kali berat badan lahir. Tinggi badan selama masa todler meningkat 3 sampai 5 inci per tahun, utamanya sebagai hasil dari peningkatan panjang pada kaki (Potter & Perry, 2005,p. 661).

2)      Perkembangan motorik
     Perkembangan keterampilan motorik yang cepat membolehkan anak untuk berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri sendiri seperti makan, berpakaian, dan eliminasi. Pada awal todler berjalan dalam posisi tegak dengan sikap papan berjalan, abdomen menonjol, dan lengan berada di luar sisi untuk keseimbangan. Segera anak mulai mengemudikan kursi, menggunakan pegangan atau dinding untuk mempertahankan keseimbangan sambil meninggikan, menempatkan kedua kaki pada langkah yang sama sebelum melanjutkan langkah. Keterampilan daya gerak segera meliputi berlari, melompat, berdiri pada satu kaki selama beberapa detik,dan menendang bola (Potter & Perry, 2005,p. 661).
3)      Perkembangan bahasa
     Anak usia 18 bulan menggunakan hampir 10 kata. Anak usia 24 bulan memiliki kosa kata sampai 300 kata dan secara umum mampu berbicara dalam kalimat pendek. “Siapa itu?” dan “Apa itu?” jenis pertanyaan yang ditanyakan selama periode ini (Potter & Perry, 2005,p. 662).
4)      Perkembangan kognitif
     Pencapaian todler terhadap perkembangan benda permanen, kemampuan mereka untuk mengingat kejadian, dan kemampuan permulaan mereka untuk menempatkan pemikiran ke dalam kata pada kira-kira usia 2 tahun memperlihatkan transisi mereka dari perkembangan kognitif tahap sensori-motorik ke tahap pemikiran praoperatisional (Piaget, 1952). Todler mengenali bahwa mereka adalah sesuatu yang terpisah dari ibu mereka, tetapi mereka tidak mampu mengasumsi pandangan dari orang lain. Mereka menggunakan simbol untuk untuk menunjukkan benda, tempat, dan orang. Fungsi ini di demonstrasikan pada saat anak meniru perilaku orang lain yang mereka lihat lebih awal (mis,. Berpura-pura mencukur seperti ayah), mengandaikan suatu benda sebagai benda lainnya (menggunakan jari-jari sebagai senjata), dan menggunakan bahasa untuk meminta benda yang tidak ada (mis,. Meminta botol) (Potter & Perry, 2005)
d.      Usia prasekolah (3-6 tahun)
1)      Perkembangan fisik
     Beberapa aspek perkembangan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90 kali per menit dan 22 sampai 24 kali pernapasan per menit. Tekanan darah meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58 mm Hg. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun; berat badan rata-rata usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 7 cm per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun, dan berada pada tinggi rata-rata 43 ini pada ulang tahun ke lima mereka (Potter & Perry, 2005,p. 663)
2)      Perkembangan kognitif
     Prasekolah terus untuk menguasai tahap pemikiran praoperasional. Tahap periode ini, dikenal sebagai pemikiran prakonseptual (2 sampai 4 tahun), ditandai dengan pemikiran perseptual terbatas, di mana anak-anak menilai orang, benda, dan kejadian dari penampilan luar mereka atau apa yang tampaknya terjadi (Piaget, 1952). Pengetahuan prasekolah tentang dunia tetap terhubung secara erat pada pengalaman konkret (di rasa dengan perasaan). Bahkan kehidupan mereka yang kaya fantasi didasarkan pada persepsi tentang realitas (Potter & Perry, 2005). Periode prasekolah dapat disamakan dengan stadium praoperasional Piaget (pralogika), ditadai oleh pemikiran ajaib, egosentris dan pemikiran yang di dominasi oleh kesadaran (Behrman, Kliegman & Arvin, 1999,p. 64).
3)      Perkembangan psikososial
Dunia prasekolah meluas di luar keluarga dalam lingkungan  tetangga di mana anak-anak bertemu dengan ana-anak lain dan orang dewasa. Keingintahuan mereka dan inisiatif yang berkembang mengarah pada eksplorasi aktif terhadap lingkungan, dan perkembangan keterampilan baru, dan membuat teman baru. Prasekolah memiliki kelebihan energi yang membolehkan mereka untuk merencanakan dan mencoba banyak kegiatan yang mungkin berada di luar kemampuan mereka, seperti menuangkan susu dari  tempatnya ke mangkuk sereal. Rasa bersalah muncul dalam diri anak-anak pada saat mereka berada di luar batas kemampuan mereka dan merasa mereka tidak berperilaku dengan benar (Potter & Perry, 2005).
e.       Usia sekolah (6-12 tahun)
1)      Perkembangan fisik
a)      Tinggi dan berat badan. Anak usia sekolah tampak lebih langsing daripada anak prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan ketebalan lemak (Edelman dan Mandle, 1995). Laju pertumbuhan berbeda pada setiap anak dan waktu yang berbeda. Rata-rata tinggi badan meningkat 5 cm per tahun dan berat badan yang lebih bervariasi, meningkat 2-3,5 kg per tahun. Banyak anak yang berat badannya dua kali lipat selama tahun pertengahan masa kanak-kanak. Anak laki-laki sedikit lebih  tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah Kira-kira 2 tahun sebelum pubertas, anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat (Potter & Perry, 2005,p. 679).
     Lingkaran kepala tumbuh hanya 2-3 cm selama periode tersebut, menandakan pertumbuhan otak yang melambat, proses mienlinisasi sudah sempurna pada usia 7 tahun. Pertumbuhan wajah bagian tengah dan bawah terjadi secara bertahap.
b)      Fungsi kardiovaskular. Denyut jantung rata-rata 70-90 denyut per menit, tekanan darah normal kira-kira 110/70 mm Hg dan frekuensi pernapasan stabil 19-21. Pertumbuhan paru minimal dan pernapasan menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi, pada akhir periode ini, jantung 6 kali ukurannya saat lair dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasanya (Potter & Perry, 2005,p. 682).
c)      Fungsi neuromuskular. Anak usia sekolah menjadi lebih lebtur selama usia sekolah karena koordinasi otot besar meningkat dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih keterampilan motorik kasar dasar yaitu berlari, melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, melempar, dan menangkap selama bermain, menghasilkan peningkatan fungsi dan keterampilan neuromuskular (Potter & Perry, 2005,p. 682).
2)      Perkembangan motorik
Tabel 1.2. Perkembangan motorik pada anak usia sekolah
6-7 tahun
8-10 tahun
11-12 tahun
Keterampilan motorik halus
·      Menggunakan pisau untuk mengoles mentega pada roti dan belajar memotong daging yang lunak
·      Menggunting, melipat, dan menempelkan kertas
·      Menulis dengan pensil
·      Mewarnai gambar dalam garisnya


·  Menggunakan pisau dan garpu secara bersamaaan
·  Menggunakan palu, gergaji, benang,dan obeng
·  Menggunakan simbol saat mengambar
·  Belajar bermain dongkrak dan kelereng
·  Membuat model sederhana mobil dan pesawat terbang dan kerajinan tangan lainnya
·  Belajar membersihkan gigi dengan flossing secara efektif dan andiri melakukan perawatan gigi


·      Belajar mengupas apel dan kentang
·      Menjahit bahan sederhana dengan mesin
·      Membangun objek sederhana seperti rumah burung
·      Mulai menggunakan bakat kreatif dan artistik
·      Belajar memainkan instrumen musik
Ketermpilan motorik halus
·      Mempertahankan gerak spontan
·      Melompat dan meloncat ke dalam kotak kecil
·      Belajar bermain roller skate, lopat tali, mengendarai sepeda dan berenang

· Dapat menangkap/ melempar (70 kaki), dan memukul bola kasti
· Melakukan loncat ritmik degan pola 2-2, 2-3, atau 3-3.
· Melakukan bermacam-macam gaya lompat tali

·     Dapata melakukan lompat jauh sejauh 1,5 m
·     Dapat melakukan lompat tinggi berdiri sejauh 90 cm
Perawatan diri
·      Mandi tanpa pengawasan
·      Belajar menyikat dan mmenyisir rambut dengan mode yang biasa tanpa bantuan
·      Memakai seluruh baju, tetapi membutuhkan bantuan pada bagian bawah kemeja, ikat pinggang dan penyesuaian terakhir

·  Menikmati membuat makanan ringan dan menyusun makan siang
·  Belajar mengatur rambut dan menyisipkan pita rambut dan hiasan lain
·  Dapat merapikan tempat tidur sendiri
·    Belajar memasak masakan siap saji yang sederhana
·    Mencuci, mengeringkan, dan menjalin rambut sendiri
·    Belajar memilih, menyetrika pakaian
·    Belajar merawat kuku jari tangan dan kaki
   Sumber : Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
     Kemampuan-kemampuan perintah motorik yang lebih tinggi adalah hasil dari kedewasaan maupun latihan; derajat penyelesaian mencerminkan keanekaragaman yang luas dalam bakat, minat, dan kesempatan bawaan semenjak lahir (Behrman, Kliegman & Arvin, 1999,p. 61).
3)      Perkembangan kognitif
     Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berpikir dengan cara logis tentang di sini dan saat ini dan bukan tentang abstraksi. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi didominasi oleh persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7 tahun, anak memasuki tahap Piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang dikenal sebagai operasional konkret, ketika mereka mampu menggunakan simbol operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja (Potter & Perry, 2005,p. 685).
4)      Perkembangan bahasa
     Perkembangan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan pencapaian berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun memiliki kosa kata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya pergaulan dengan sebaya dan orang dewasa serta kemampuan membaca. Mereka jadi lebih menyadari aturan sintaksis, aturan merangkai kata menjadi frase dan kalimat. Mereka juga mengidentifikasi generalisasi dan pengecualian terhadap  aturan ini (Potter & Perry, 2005,p. 686).
5)      Perkembangan psikososial
     Tugas perkemangan pada anak usa sekolah adalah industri versus inferioritas. Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan keterampilan yang penting bagi mereka untuk berfungsi sama seperti dewasa. Anak usia sekolah yang mendapatkan keberhasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa aja) atau perasaan tidak berharga, yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan sebaya (Potter & Perry, 2005).
f.       Usia remaja/adolesen
     Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 sampai 20 tahun. Istilah adolesens biasanya menunjukkan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
1)      Peruabahn fisik dan maturasi seksual
Menurut Potter dan Perry (2005,p. 690), empat fokus utama perubahan fisik adalah:
a)      Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera
b)      Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul
c)      Perubahan distribusi otot dan lemak
d)     Perubahan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder
Tabel 1.3. Urutan rata-rata perubahan fisiologis pada adolesens
Karakteristik
Perempuan
Laki-laki
· Permulaan laju pertumbuhan skelet
· Permulaan perkembangan payudara
· Pembesaran testis dan kantong skrotum
· Munculnya rambut pubis berpigmen dan lurus yang secara bertahap menjadi keriting
· Perubaha suara awal (serak)
· Pembesaran penis dan kelenjar prostat
· Manarke

· Spermatogenesis (ejakulasi sperma)


· Ovulasi dan lengkapnya perkembangan payudara
· Munculnya rambut halus pada wajah
· Munculnya rambut aksila (dibawah lengan)
· Pelebaran dan pendalaman pelvis pada anak wanita, dengan deposisi lemak subkutan yang memberikan penampilan bulat pada tubuh
· Peningkatan pelebaran bahu
· Pendalaman suara pada laki-laki, dengan munculnya rambut kasar dan berpigmen pada wajah dan munculnya rambut dada
8-14 ½ (puncak : 12)
8-13


8-14





10-18 (rata-rata : 12 ½)



14-18 (rata-rata : 15 ½)


10-16

10-18

10 ½-16 (puncak :14)

10-13 ½

10-15


11-14 ½
11-14 ½



11-17 (rata-rata : 13 ½)



12-17
12-17






11-21
16-21
Sumber : Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
2)      Perkembangan kognitif
     Adolesens mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah melalui tindakan logis. Remaja dapat berpikir abstrak dan menghadapi masalah hipotetik secara efektif (Potter & Perry, 2005,p. 693). Dalam Piaget, remaja menandai peralihan dari karakteristik pemikiran operasional anak usia-sekolah yang nyata ke perbuatan logis yang formal. Perbuatan formal meliputi kemampuan memanipulasi gagasan seperti tanda-tanda aljabar, memberi alasan dari prinsip-prinsip yang diketahui, mempertimbangkan berbagai sudut pandang sesuai dengan berbagai kriteria, dan memikirkan mengenai proses pemikirannya itu sendiri (Behrman, Kliegman & Arvin, 1999,p. 75).
3)      Keterampilan berbahasa
     Perkembangan berbahasa pada adolesens hampir lengkap, meskipun kosakatanya terus meluas. Fokus utama pada keterampilan komunikasi yang dapat digunakan secara efektif dalam berbagai situasi. Adolesens perlu mengomunikasikan pemikiran, perasaannya, dan kenyataan pada sebaya, orang tua, guru, dan orang-orang yang berwenang lain. Keterampilan yang digunakan dalam situasi komunikasi yang berbeda ini bervariasi. Misalnya, cara remaja memberi ahu orang tua tentang kegagalannya dikelas (tidak naik kelas) tidak sama dengan cara mereka memberi tahu teman-temannya (Potter & Perry, 2005,p. 693)


Behrman, R.E, Kliegman, R.M dan Arvin A.N. (1999). Ilmu kesehatan anak nelson. Edisi 15. Jakarta : EGC
Wong, D.L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong. Edisi 6. Jakarta : EGC


No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat