google adsense

Thursday, August 3, 2017

BERAT BAYI LAHIR RENDAH

BERAT BAYI LAHIR RENDAH

A.    Pengertian
Bayi baru lahir risiko tinggi adalah neonates tanpa memeprhatikan usia gestasi atau berat badan lahir yang mempunyai kemungkinan morbiditas atau mortalitas yang lebih besar dari rata-rata karena kondisi atau situasi yang tumpang tindih pada keadaan normal suatu kejadian yang dikaitkan dengan kelahiran dan penyesuaian pada keberadaan ekstrauterin.

B.     Klasifikasi menurut ukuran
1.      Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500gr tanpa memperhatikan usia gestasi
2.      Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1000gr
3.      Berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500gr
4.      Berat badan lahir rendah sedang adalah bayi yang lahir dengan berat badan antara 1501-2500gr
5.      Bayi berat sesuai usia gestasi bayi lahir dengan berat badan berada diantara persent8il ke-10 dan ke-90 pada kurva pertumbuhan intrauterine
6.      Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi adalah bayi yang lahir dengan berat badan berada dibawah persentil ke -10 pada kurva pertumbuhan intrauterine.
7.      Bayi besar untuk usia gestasi adalah bayi yang berat badan lahirnya berada diatas persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan intrauterine.

Retardasi pertumbuhan intrauterine (intrauterine growth retardation) ditemukan pada bayi yang pertumbuhan intrauterinnya mengalami retardasi (terkadang digunakan sebagai istilah yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk usia gestasi).

C.    Klasifikasi menurut usia gestasi
1.      Bayi premature (praterm) bayi yang lahir sebelum gestasi minggu ke-37, tanpa memperhatikan berat badan lahir
2.      Bayi full-term bayi yang lahir anatra awal minggu ke-38 sampai akhir gestasi minggu ke- 42, tanpa memperhatikan berat badan lahir
3.      Bayi postmatur (postterm) bayi yang lahir setelah minggu ke-42 dari usia gestasi, tanpa memperhatikan berat badan lahir.




D.    Klasifikasi menurut mortalitas
1.      Lahir hidup, kelahiran dimana neonates memanifestasikan adanya denyut jantung, pernapasan, atau menunjukkan gerakan gerakan volunteer, tampa memperhatikan usia gestasi
2.      Kematian janin, kematian janin setelah gestasi 20 minggu dan sebelum persalinan, dengan tidak adanya tanda-tanda kehidupan setelah lahir.
3.      Kematian neonatus, kematian yg terjadi dalam 27 hari pertama kehidupan; kematian neonatus dini terjasi pada minggu pertama kehidupan; kematian neonates akhir terjadi pada 7 sampai 27 hari.
4.      Mortalitas perinatal, menggambarkan jumlah total janin dari neonates awal yang meniggal per 100 kelahiran hidup
5.      Kematian postnatal, kematian yang terjadi pada hari ke-28 sampai 1 tahun

E.     Pengkajian
1.      Observasi manifestasi klinis dari prematuritas:
a.       Sangat kecil, penampilan rapuh
b.      Kulit merah sampai merah muda dengan vena dapat dilihat
c.       Rambut tipis dan halus, laguno pada punggung dan wajah
d.      Sedikit atau tidak ada bukti lemak subkutan
e.       Kepala lebih besar dari tubuh
f.       Bantalan pengisap menonjol
g.      Berbaring dalam “sikap rileks’
h.      Ekstremitas terekstensi
i.        Kartilago telinga berkembang buruk
j.        Sedikit keriput halus pada telapak tangan dan kaki
k.      Pada wanita klitoris menonjol
l.        Skrotum belum berkembang, tidak menggantung, dengan rugae minimal dan testis tidak turun
m.    Sendi mudah dimanipulasi dan longgar
n.      Reflek menggenggam, menghisap, menelan, dan reflex muntah tidak ada, lemah, atau tidak efektif.
o.      Tanda-tanda neurologis lain tidak ada atau menurun
p.      Tidak dapat memepertahankan suhu tubuh
q.      Urin encer
r.        Toraks lunak
s.       Bernapas periodik, hipoventulasi
t.        Episode apnea sering

2.      Observasi manifestasi klinis pascamaturitas:
a.       Tidak ada lanugo
b.      Sedikit verniks kaseosa-bila ada warna kuning tua atau hijau
c.       Rambut kulit kepala berlebihan atau berkurang
d.      Kuku jari panjang
e.       Kulit lebih putih daripada bayi cukup bulan
f.       Kulit sering pecah, seperti kulit kertas, dan dekuamasi
g.      Penampilan fisik letih, jaringan subkutan sedikit
h.      Penampilan kurus dan panjang.
1.      Pedoman Pengkajian Fisik
a.      Pengkajian umum
1)      Dengan menggunakan timbangan elektrolik, timbang setiap hari, atau lebih sering bila diinstruksikan.
2)      Ukur panjang dan lingkar kepala secara periodik.
3)      Gambarkan bentuk dan ukuran tubuh umum, postur saat istirahat, kemudahan bernapas, adanya edema dan lokasinya.
4)      Gambarkan adanya deformitas yang nyata.
5)      Gambarkan adanya tanda distress: warna buruk, mulut terbuka, kepada terangguk-angguk, meringis, alis berkerut.
b.      Pengkajian pernapasan
1)      Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya insisi, selang dada, atau penyimpangan lain.
2)      Gambarkan penggunaan oto aksesori: pernapasan cuping hidung atau substernal, interkostal, atau retraksi subklavikular.
3)      Tentukan frekuensi atau keteraturan pernapasan.
4)      Auskultasi dan gambarkan bunyi pernapasan: stridor, krekels, mengi, bunyi menurun basah, area yang tidak ada bunyi, mengorok, penurunan udara masuk, keseimbangan bunyi napas.
5)      Tentukan apakah penghisapan diperlukan.
6)      Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi.
7)      Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian; bila diintubasi, gambarkan ukuran selang, jenis ventilator, dan penyiapannya, serta metode pengamanan selang.
8)      Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida dengan oksigen transkurtan (tcPo2) dan karbon dioksida transkutan (tcPco2).

c.       Pengkajian kardiovaskular
1)      Tentukan frekuensi dan irama jantung.
2)      Gambarkan bunyi jantung termasuk adanya murmur.
3)      Tentukan titik intensitas maksimum, titik di mana bunyi dan palpasi denyut jantung yang terkeras (perubahan pada titik intensitas maksimum dapat menunjukkan pergeseran mediastinal).
4)      Gambarkan warna bayi (mungkin berasal dari jantung,pernapasan, atau hematopoietik): sianosis, pucat, pletora, ikterik, mottling.
5)      Kaji warna bantalan kuku, membran mukosa, bibir
6)      Tentukan tekanan darah. Tunjukkan ekstremitas yang digunakan dan ukuran menser; periksa setiap ekstremitas sedikitnya sekali.
7)      Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer (mottling).
8)      Gambarkan monitor, parameternya, dan apakah alarm berada pada posisi “on”.
d.      Pengkajian gastrointestinal
1)      Tentukan adanya distensi abdomen: lingkar perut bertambah, kulit mengilat, tanda-tanda eritema dindeng abdomen, peristaltik yang dapat dilihat, lekung usus yang dapat dilihat, status umbilikus.
2)      Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi, dan waktu yang berhubungan dengan pemberian makan, karakter dan jumlah sisa bila diberi makan melalui lavase; bila selang nasogastrik terpasang, gambarkan tipe penghisap, drainase (warna, konsistensi, pH, guaiak).
3)      Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah.
4)      Palpasi garis tepi hati.
5)      Gambarkan jumlah, warna, dan konsistensi feses; periksa adanya darah samar dan/atau penurunan substansi bila diinstruksikan atau diindikasikan dengan tampilan feses.
6)      Gambarkan bising usus: ada atau tidak ada (harus ada bila makan).
e.       Pengkajian genitourinaria
1)      Gambarkan adanya abnormalitas genitalia.
2)      Gambarkan jumlah (seperti ditemtukan oleh berat badan), warna, pH, temuan labstik, dan berat jenis urin (untuk penelitian keadekuatan hidrasi).
3)      Periksa berat badan (pengukuran paling akurat untuk pengkajian hidrasi).
f.       Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
1)      Gambarkan gerakan bayi: acak, bertujuan, gelisah, kedutan, spontan, menonjol; tingkat aktivitas dengan stimulasi; evaluasi berdasarkan usia gestasi.
2)      Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi.
3)      Gambarkan refleks yang diamati: Moro, babinski, refleks plantar, dan refleks yang diharapkan lainnya.
4)      Tentukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan); ukuran dan tegangan fontanel, garis sutura.
5)      Tentukan respons pupil pada bayi >32 minggu gestasi.
g.      Pengkajian suhu
1)      Tentukan suhu kulit dan akasila.
2)      Tentukan hubungan dengan suhu lingkungan.
h.      Pengkajian kulit
1)      Gambarkan adanya peubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi, lepuh, abrasi, atau area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus, atau alat lain kontak dengan kulit; periksa juga dengan memperhatikan adanya preparat kulit yang digunakan (mis. Plester povidon-iodin).
2)      Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah, terkelupas, dll.
3)      Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.
4)      Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada tempatnya dan amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
5)      Gambarkan jalur pemasangan kateter infus intravena, jenis (arteri, vena, perifer, umbilikus, sentral, vena sentral perifer); jenis infus (obat, salin, dekstrosa, elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total); jenis pompa infus dan frekuensi aliran; jenis jarum (kupu-kupu, kateter); tampilan area insersi.

2.      Tanda Stres Atau Keletihan Pada Neonatus
a.      Stres otonomik
1)      Akrosianosis
2)      Pernapasan dalam dan cepat
3)      Frekuensi jantung reguler dan cepat
b.      Perubahan pada status
1)      Status atau dangkal
2)      Menangis atau rewel
3)      Mata berkaca-kaca atau kewaspadaan tegang
c.       Perubahan perilaku
1)      Mata tidak berfokus atau tidak teroordinasi
2)      Lengan dan kaki lemas
3)      Bahu flaksid turun ke belakang
4)      Cegukan
5)      Bersin
6)      Menguap
7)      Mengejan, buang air besar.


F.     Diagnosa
1.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
Sasaran pasien 1 : Pasien tidak menunjukan tanda-tanda infeksi nosokomial.
Intervensi keperawatan rasional :
a.      Pastikan bahwa semua pemberi keperawatan mencuci tangan sebelum dan setelah mengurus bayi untuk menimimalkan pemanjanan pada organime injektif.
b.     Pastikan semua alat yang kontak dengan bayi sudah bersih atau steril.
c.      Cegah personel dengan injeksi saluran pernafasan atas atau infeksi menular agar tidak mengandakankontak langsung dengan bayi
d.     Isolasi bayi dengan yang mengalami infeksi sesuai dengan kebijakan intitusional.
e.      Intruksikan pekerja keperawatan kesehatan dan orang tuadalam prosedur control infeksi.
f.      Beri antibiotic sesuai instruksi.
g.     Pastikan aspesis ketat atau sterilitas seperti terapi IV perifer, fungsi lumbal, dan pemasangan kateter arteri/ vena.
Hasil yang diharapkan : Bayi tidak menunjukan tanda-tanda infeksi nosokomial.

2.      Perubahan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh ( Resiko tinggi ) berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna nutrisi karena imaturasi atau penyakit.
Sasaran pasien 1 : Pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat dengan masukan kalori untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif dan menunjukan penambahan berat badan yang tepat.
Intervensi keperawatan rasional :
a.       Pertahanan cairan parenteral atau nutrisi parenteral total sesuai intruksi
b.      Pantau adanya tanda-tanda intoleransi terhadap terapi parenteral total trutama proten dan glukosa.
c.       Kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada payudara ibu , khususnya kemampuan untuk mengkoordinasikan menelan dan pernapasan.
d.      Susukan bayi pada payudara bila penghisapan kuat, serta menelan dan refleks muntah ada ( biasanya pada usia gestasi 35 sampai 35 minggu ) untuk memimimalkan resiko aspirasi.
e.       Ikuti protocol unit untuk meningkatkan volume dan kontrasi formula untuk menghindari introleransi pemberian makanan.
f.       Gunakan pemberian makanan orogastrik bila bayi mudah lelah atau mengalami pengisapan feflek muntah atau menelan yang lemah karena makanan dengan ASI dapat mengakibatkan peneurunan berat badan\.
g.      Bantu ibu mengeluarkan ASI untuk menciptakan dan mempertahankan laktasi sampai bayi dapat menyusui ASI
h.      Bantu ibu dengan menyusui bila mungkin dan diingikan.
Hasil yang diharapkan :
a.       Bayi mendapatkan kalori dan nutrisi esensial yang adekuat
b.      Bayi menunjukan penambah berat badan yang mantap ( kira-kira 20 sampai 30 gr/hari ) pada saat fase pascaakut penyakit.

3.      Resiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume cairan berhubungan dengan karekteristik fisiologis imatur dari bayi preterm atau imaturasi atau penyakit.
Sasaran pasien 1 : Pasien menunjukan status hidrasi adekuat
Intervensi keperawatan rasional :
a.       Pantau dengan ketat cairan dan elektrolit dengan terapi yang meninggkat kehilangan air tak kasat mata ( insensible water loss / IWL ) misal tototerapi, penghangat radian.
b.      Implementasikan strategis untuk meminimalkan IWL, seperti penutup plastic, peningkatan kelembababn ambien.
c.        Pastikan masukan cairan oral / parenteral yang adekuat.
d.      Kaji status hidrasi ( turgor kulit, tekanan darah, edema, berat badan, membrane mukosa, berat jenis urin, erektrolit, fontanel )
e.       Atur cairan perenteral dengan ketat untuk meghidari dehidrasi, hidrasi berlebihan atau ekstravasasi.
f.       Hindari pemberian cairan hipertonik ( missal obat tidak diencerkan, infuse glokosa terkonsentrasi ) untuk mencegah berat badan berlebihan pada ginjal imatur dan vena  yang rapuh.
g.      Pantau keluran urin dan nialai laboratorium untuk bukti dehidrasi dan hidrasi berlebihan ( keluaran urin adekuat 1-2 ml/ kg/jam ).
Hasil yang diharapkan : Bayi menunjukan bukti homeostatis
4.      Resiko tinggi gangguan intergritas kulit berhubungan dengan stuktur kulit imatur, imobilitas, penurunan stastus nutrisi, prosedur invasive
Sasaran pasien 1 : Pasien mempertahan intergritas kulit
Intervensi keperwatan / rasional : Sama dengan perawatan kulit pada neonatus
Hasil yang diharapkan : Kulit tetap bersih dan utuh tampa tanda-tanda iritasi atau cedera.
5.      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisissituasi/ maturasi, kurang pengetahuan (kelahiran bayi preterm dan/atau sakit), gangguan proses kedekatan orang tua.
Sasaran pasien (keluarga) : Pasien (keluarga) mendapatkan informasi tentang kemajuan bayi.
Intervensi keperawatan /rasional:
a.       Prioritaskan informasi untuk membantu orang tua memahami aspek paling penting dari perawatan, tanda perbaikan atau penyimpangan pada kondisi bayi.
b.      Dorong orang tua untuk menganjurkan pertanyaan mengenai status bayi.
c.       Jawab pertanyaan fasilitasi ekspresi kekhawatiran mengenai perawatan dan prognosis.
d.      Bersikap jujur, berespons pada pertanyaan dengan jawaban yang benar untuk menciptakan rasa percaya.
e.       Dorong ibu dan ayah untuk berkunjung dan/ atau menghubungi unit dengan sering sehingga mereka mendapatkan informasi tentang kemajuan bayi.
f.       Tekankan aspek positif dan status bayi untuk mendorong rasa pengharapan.    
Hasil yang di harapkan
Orang tua mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai bayi dan prognosis serta menunjukkan pemahaman dan keterlibatan dalam perawatan.
Sasaran pasien (keluarga) 2 : Pasien (keluarga) menunjukkan perilaku  kedekatan dan keterlibatan yang positif.
Intervensi keperawatan rasional
a.       Dorong kunjungan orang tua sesegera mungkin sehingga proses kedekatan di mulai.
b.      Dorong orang tua untuk melakukan hal-hal berikut:
c.       Mengunjungi bayi dengan sering.
d.      Menyuntuh, menggendong, dan merawat bayi bila sesuai dengan kondisi mengizinkan.
e.       Kuatkan usaha orang tua untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka.
f.       Waspadai tanda ketegangan dan stres pada orang tua. Izinkan orang tua untuk menghabiskan waktu sendiri bersama bayi.
g.      Bantu orang tua menginterprestasikan respons dan tanda stimulasi berlebihan atau keletihan.
h.      Bantu orang tua dengan mendemonstrasikan teknik-teknik keperawatan bayi dan tawarkan dukungan identifikasi sumber-sumber (mis. Transportasi, pengasuh bayi) untuk memungkinkan orang tua untuk berkunjung.

Hasil yang di harapkan
a.       Orang tua mengunjungi bayi segera setelah kelahiran dan pada interval sering.
b.      Orang tua berhubungan secara positif dengan bayi (mis. Memanggil bayi dengan namanya, melihat dan menyentuh bayi.
c.       Orang tua memberikan perawatan untuk bayi dan menunjukkan sikap nyaman dalam hubungannya dengan bayi.
d.      Orang tua mengidentifikasi tanda-tanda stres atau keletihan pada bayi.

Sasaran pasien (saudara kandung) 3 : pasien (saudara kandung) menunjukkan perilaku kedekatan yang positif.
Intervensi keperawatan rasional
a.       Dorong saudara kandung untuk mengunjungi bayi bila mungkin.
b.      Jelaskan lingkungan, kejadian, penampilan bayi dan mengapa bayi tidak dapat pulang ke rumah untuk menyiapkan mereka untuk berkunjung.
c.       Anjurkan saudara kandung untuk membuat foto atau membawa benda kecil lainnya, seperti surat untuk bayi dan di letakkan pada inkubator atau keranjang bayi.
Hasil yang di harapakan
a.       Saudara kandung mengunjungi bayi di NICU atau ruang perawatan.
b.      Saudara kandung menunjukkan pemahaman tentang penjelasan (uraikan).
c.       Saudara kandung mendapatkan benda yang berhubungan dengan bayi (uraikan).
Sasaran pasien (keluarga) 4 : pasien (keluarga) siap untuk perawatan di rumah.
Intervensi keperawatan rasional
a.       Kaji kesiapan keluarga (khususnya ibu atau pemberi perawatan primer lain) untuk merawat bayi di lingkungan rumah untuk mempermudah transisi orang tua ke rumah bersama bayi.
b.      Ajarkan teknik perawatan dan observasi yang di perlukan.
c.       Dorong orang tua, bila mungkin untuk menghabiskan satu atau dua malam bersama bayi di ruang pra- pulang di rumah sakit sebelum di pulangkan untuk mengembangkan kepercayaan diri dalam merawat bayi di rumah.
d.      Kuatkan tindak lanjut perawatan medis.
e.       Rujuk pada lembaga atau pelayanan yang tepat sehingga bantuan yang diperlukan dapat di berikan.
f.       Dorong dan fasilitasi keterlibatan dengan kelompok pendukung orang tua atau rujuk ke kelompok pendukung yang tepat agar mendapatkan dukungan yang terus-menerus.
g.      Beri kesempatan pada keluarga untuk mempelajari resusitasi jauntung paru bayi dan respons pada insiden tersedak.
Hasil yang di harapkan
a.       Keluarga menunjukkan kemampuan melakukan perawatan untuk bayi.
b.      Anggota keluarga menyebutkan bagaimana dan kapan menghubungi pelayanan yang tersedia.
c.       Anggota keluarga mengenali pentingnya tindak lanjut perawatan medis.

6.      Risiko tinggi cedera karena peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan sistem saraf pusat imatur dan respon stres fisiologis.
Sasaran Pasien 1: pasien menunjukkan tekanan intrakranial normal (kecuali jika peningkatan TIK berhubungan dengan penyakit bayi) dan tidak ada bukti hemoragi intraventrikel (kecuali jika terdapat kondisi sebelumnya).
Intervensi keperawatan/ rasional:
a.    Kurangi stimulasi lingkungan karena respons stres, khususnya peningkatan tekanan darah, meningkatkan risiko peningkatan TIK.
1)      Tetapkan suatu rutinitas yang memberikan periode tidur/istirahat tanpa gangguan untuk mehilangkan atau meminimalkan stress.
2)      Gunakan penanganan minimal, pegang bayi hanya jika benar-benat diperlukan.
a)      Sediakan popok ekstra dibawah bokong untuk mempermudah penggantian popok yang kotor; angkat pinggul bayi, bukan kaki dan tungkai.
3)      Atur (kumpulkan) perawatan selama berjam-jam bangun yang normal sebanyak mungkin untuk meminimalkan gangguan tidur dan kebisingan intermiten yang sering.
4)      Tutup dan buka selimut serta lampu dim untuk memungkinkan jadwal siang dan malam.
5)      Tutupi inkubator dengan kain serta tempatkan tanda “jangan diganggu” didekatnya untuk menurunkan sinar dan manyadarkan orang lain pada periode istirahat bayi.
6)      Hindari bicara keras atau tertawa.
7)      Tetap tenang.
8)      Batasi jumlah pengunjung dan stap didekat bayi pada sekali waktu.
9)      Jelaskan arti dari bunyi-bunyi yang tidak dikenal.
10)  Jaga agar kebisingan alat tetap minimum:
a)      Kecilkan suara alarm serendah dan seaman mungkin.
b)      Datangi alarm dan telpon dengan segera.
c)      Tempatkan alat disamping tempat tidur seperti ventilator atau pompa IV, jauh dari kepala tempat tidur.
d)     Putar katup keluar dari ventilator jauh dari telinga bayi.
e)      Lakukan tindakan yang membutuhkan peralatan pada sewaktu waktu.
f)       Matikan alat ditempat tidur yang tidak digunakan, seperti pengisap dan oksigen.
g)      Hindari kebisingan yang keras dan tiba-tiba,seperti membuang sampah ditong sampah, menjatuhkan benda, menempatkan sesuatu diatas inkubator, menutup pintu dan lemari.
11)  Matikan radio dan televisi.
12)  Tempatkan penutup telinga yang lembut pada bayi.
b. Kaji dan atasi nyeri dengan metode farmakologis dan nonfarmakologis.
c. Kenali tanda-tanda stres fisik dan stimulasi yang berlebihan untuk melakukan intervensi yang tepat dengan segera.
d. Hindari obat hipertonik dan cair karena meningkatkan aliran darah serebral.
e. Tinggikan kepala tempat tidur atau matras antara 15-20 derajat untuk menurunkan TIK.
f. Pertahankan oksigenasi yang adekuat karena hipoksia akan meningkatkan aliran darah serebral dan TIK.
g. Hindari membalik, memiringkan kepala dengan tiba-tiba, yang membatasi aliran darah arteri karotis dan oksigenasi yang adekuat ke otak.

Hasil yang diharapkan: bayi tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan TIK dan hemoragi intraventrikel.
7.      Nyeri berhubungan dengan prosedur, tindakan dan diagnosis
Sasaran pasien: pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun.
Intervensi keperawatan/rasional:
a.       Kenali bahwa bayi, tanpa memperhatikan usia gestasi, merasakan nyeri.
b.      Bedakan antara menifestasi klinik nyeri.
c.       Gunakan tindakan nyeri nonfarmakologis sesuai dengan usia dan kondisi bayi; ubah posisi membedong, melindungi, menimang, mengayun, memainkan musik, mengurangi stimulasi lingkungan, tindakan kenyamanan taktil (mengayun, menepuk), dan penghisapan nonnutritif (kompeng).
d.      Kaji efektivitas tindakan nyeri nonfarmakologis karena bebrapa tindakan (mis. Mengayun) dapat menimbulkan distres pada bayi prematur.
e.       Anjurkan orang tuan untuk memberi tindakan kenyamanan bila mungkin.
f.       Tunjukkan sikap sensitivitas dan perhatian terhadap ketidaknyamanan bayi.
g.      Diskusikan dengan keluarga mengenai kekhawatiran mereka terhadap nyeri bayi.
h.      Dorong keluarga untuk berbicara dengan praktisi kesehatan tentang kekhawatiran mereka.
i.        Hasil yang diharapkan: tanda-tanda nyeri pada bayi menurun atau tidak ada. 


No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat