A. Asuhan keperawatan lansia dengan
resiko jatuh
1.
Latar belakang
Jatuh biasanya dianggap sebagai konsekuensi alami
menjadi tua. Lansia yang tinggal di institusi mengalami jatuh lebih sering
daripada yang berada dikomunitas karena mereka secara khas lebih rentan dan
memiliki banyak disabilitas. Insiden jatuh setiap tahunnya dikomunitas
meningkat dari 25 % pada usia 70 tahun menjadi 35% setelah berusia lebih dari
75 tahun. Ditinjau dari segi manifestasi klinis, jatuh dapat mengakibatkan
berbagai jenis cedera dan kerusakan fisik dan psikologis. Konsekuensi yang
paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur
lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan
atas dan pelvis. Osteoporosis yang lebih umum terjadi pada wanita merupakan
faktor penting yang turut berperan pada insiden jatuh (Stanley, & Beare,
2006).
Manifestasi psikososial dari jatuh dapat memiliki
banyak dampak pada lansia sama halnya seperti dampak akibat cedera fisik, jika
tidak lebih berat. Walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan
rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi, termasuk ansietas,
menarik diri dari kegiatan sosial, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari.
Konsekuensi lain dari jatuh yaitu hilangnya
kemandirian dan pengendalian, merasa kehilangan, merasa rapuh, perhatian
tentang kematian dan takut menjadi beban keluarga dan teman-teman. Jatuh dan
rasa takut jatuh dapat memperberat dan memaksa lansia dan keluarga untuk
mengatasinya.
2.
Faktor resiko jatuh
No
|
Kondisi
seseorang/lansia
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Riwayat fraktur tulang
|
|
|
2
|
Penggunaan alkohol dan sedatif, pengobatan
psikoaktif
|
|
|
3
|
Riwayat jatuh sebelumnya, gangguan keseimbangan
dan pusing
|
|
|
4
|
Penyakit akut
|
|
|
5
|
Kondisi patologi, serangan jatuh
|
|
|
6
|
Gangguan kognitif, disorientasi
|
|
|
7
|
Kelemahan anggota gerak bawah
|
|
|
8
|
Abnormalitas dari keseimbangan dan cara berjalan
|
|
|
9
|
Masalah pada kaki
|
|
|
10
|
Hipotensi postural
|
|
|
11
|
Perubahan skeletal dan neuromuskular
|
|
|
12
|
Penyakit akut dan kronik berat
|
|
|
13
|
Defisit sensori
|
|
|
14
|
Kecemasan berhubungan dengan jatuh sebelumnya
|
|
|
No
|
Situasi lingkungan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Lingkungan
yang berbahaya
|
|
|
2
|
Permukaan
lantai yang licin, basah
|
|
|
3
|
Tempat
tidur dan tempat duduk yang tinggi
|
|
|
4
|
Pencahayaan
yang tidak adekuat
|
|
|
3.
Pengkajian
a.
Pengkajian fisik
Pengkajian fisik secara teratur dan seksama dapat
mengidentifikasi masalah-masalah potensial dan perubahan-perubahan yang dapat
mempengaruhi resiko jatuh pada lansia.
1)
Perubahan sensoris, yaitu pemakaian
kacamata dan alat bantu pendengaran dapat meningkatkan ketajaman dan
memaksimalkan kemampuan
2)
Kardiovaskuler yang meliputi penanganan
disritmia secara tepat dan pengaturan tekanan darah dan perubahan-perubahan
ortostatik dapat menurunkan resiko jatuh pada lansia
3)
Muskuluskeletal, neurologis, serta gaya
berjalan dan keseimbangan
Pengkajian
muskuluskeletal meliputi mobilitas, kekuatan, gaya berjalan dan keseimbangan.
Pengkajian neurologis yaitu adanya tremor, gaya berjalan dan keseimbangan
Adapun
pengkajian keseimbangan pada lansia dibagi dua bagian yaitu:
a)
Perubahan posisi atau gerakan
keseimbangan. Kriteria penilaiannya meliputi:
Beri
nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini
Beri
nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini:
No
|
Tes
uji keseimbangan
|
Skor
|
|
0
|
1
|
||
1
|
Bangun
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan,
tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan
kursi dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali
|
|
|
2
|
Duduk ke kursi
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah
kursi
|
|
|
3
|
Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong
sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali)
Klien menggerakkan kaki ke atas, memegang objek
untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
|
|
|
4
|
Mata tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan klien
tentang input penglihatan untuk keseimbangan)
|
|
|
5
|
Perputaran leher
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil
|
|
|
6
|
Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu
fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari kaki, tidak stabil,
memegang sesuatu untuk dukungan
|
|
|
7
|
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek
kecil dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan
usaha-usaha multipel untuk bangun
|
|
|
b)
Komponen gaya berjalan atau gerakan satu
kondisi dibawah ini
Beri
nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini
Beri
nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini
No
|
Tes
uji keseimbangan
|
Skor
|
|
0
|
1
|
||
1
|
Minta klien untuk berjalan ketempat yang
ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk
dukungan
|
|
|
2
|
Ketinggian langkah kaki (memegang kaki saat
melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten
(menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (< 5 cm)
|
|
|
3
|
Kontinuitas langkah kaki (lebih baik di observasi
dari samping klien
Setelah langkah-langkah awal,lamgkah menjadi tidak
konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh
lantai
|
|
|
4
|
Ketidaksimetrisan langkah (lebih baik di observasi
dari belakamg klien)
Tidak berjalan dalam garis, bergelombang dari satu
sisi ke sisi
|
|
|
5
|
Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik
diobservasi dari belakang klien)
|
|
|
6
|
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan
sempoyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan
|
|
|
4)
Nutrisi, yaitu adanya anemia,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, malnutrisi
5)
Penyakit akut seperti infeksi
b.
Pengkajian psikososial meliputi
kesehatan emosi, prilaku dan kemampuan kognitif, konfusi, depresi, ansietas,
agitasi, penyangkalan, takut jatuh, perhatian tentang jatuh, selanjutnya adalah
keadaan tempat tinggal, pemberi perawatan dan pola aktifitas
c.
Penggunaan obat-obatan dan efeknya
termasuk penggunaan alkohol serta obat-obat yang dibeli bebas
d.
Lingkungan di antaranya inspeksi tentang
bahaya-bahaya dirumah seperti penggunaan pegangan dikamar mandi, karpet dan
lemari.
e.
Pengkajian riwayat jatuh, yaitu kegiatan
apa yang dilakukan sehingga berakibat jatuh. Apa yang terjadi setelah jatuh,
dan apakah orang itu pernah jatuh sebelumnya
4.
Diagnosis keperawatan
Diagnosis yang muncul yaitu: resiko tinggi
jatuh/trauma akibat gangguan keselamatan yang berhubungan dengan factor-faktor
penyebab jatuh sebagaimana tertera pada tabel berikut (Noorkasiani, 2009).
Faktor
resiko penyebab jatuh
|
|
Pencahayaan
-
Gelap/menyilaukan
-
Lokasi tombol lampu
Potensi kecelakaan
-
Lantai licin
-
Kesetan
Perabotan
-
Tinggi kursi/meja
-
Kursi tanpa pegangan
-
Kekokohan kursi/meja
-
Letak perabot yang menghalangi
Tangga
-
Pencahayaan pada tangga
-
Tombol lampu dekat tangga
|
-
Kedudukan anak tangga yang tidak
seragam
Toilet
-
Tanpa pegangan
-
Ketinggian kloset tidak sesuai
Kamar tidur
-
Ketinggian tempat tidur
-
Letak kasur yang tidak kokoh
-
Tempat tidur beroda tak terkunci
Dapur
-
Peralatan ditempatkan serampangan
-
Kompor atau alat lalin berisiko
kecelakaan.
|
5.
Intervensi
Tujuan semua intervensi keperawatan yang berhubungan
dengan resiko jatuh adalah untuk meminimalkan resiko jatuh dan mencegah
terjadinya jatuh lagi. Adapun beberapa intervensi keperawatan diantaranya:
a.
Diskusikan bahwa jatuh bukan merupakan
bagian yang normal dari lansia
b.
Ajarkan klien bahwa jatuh menjadi tanda
awal suatu penyakit yang mungkin memerlukan penanganan
c.
Tinjau ulang keadaan bahaya-bahaya
dirumah dan jelaskan perlunya memperbaiki bahaya tersebut
d.
Diskusikan perlunya untuk tetap seaktif
mungkin baik sebelum maupun setelah jatuh
e.
Instruksikan klien untuk melakukan
latihan aktivitas yang tepat sesuai dengan kemampuannya
f.
Instruksikan klien melapor bila ada
perubahan dalam keseimbangan, gaya berjalan dan kekuatan otot
g.
Instruksikan klien meminimalkan gerakan
tiba-tiba, tergesa-gesa atau perubahan posisi secara cepat
h.
Instruksikan klien dalam pengguanaan dan
penyesuaian alat-alat bantu dan peralatan yang tepat (walker, kursi roda dan
tongkat)
i.
Jelaskan perlunya pemeriksaan tekanan
darah secara teratur, pemeriksaan fisik, dan diet yang tepat
j.
Jelaskan perlunya menggunakan alas kaki
yang nyaman dirasakan dan tidak licin
k.
Berikan edukasi pada klien tentang
perlunya perawatan kaki secara teratur
l.
Informasikan klien tentang perlunya
duduk pada saat makan dan minum
m. Diskusikan
mengenai ketakutan klien akan jatuh dan dampak dari ketakutannya ini pada
kualitas kehidupan klien
n.
Diskusikan respon-respon yang mungkin
terhadap keadaan darurat jatuh, terhadap bagaimana bangkit dari jatuh
o.
Jelaskan bahwa takut jatuh adalah rasa
takut yang realistis dan umum
p.
Berikan penguatan nilai aktivitas sosial
dan keterlibatan dengan orang lain
q.
Diskusikan perlunya mewaspadai
perubahan-perubahan sensori dan memperbaikinya sesegera mungkin
r.
Berikan penguatan perlunya penggunaan
kacamata dan alat bantu dengar sesuai dengan diresepkan
s.
Demonstrasikan metode yang tepat dalam
mengangkat atau memindahkan orang atau objek-objek yang berat
t.
Tinjau ulang metode yang tepat untuk
memanggil bantuan
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat