A. Tugas
Pekerbangan Lansia Menurut Erickson, Havighurst dan Duval
Tugas perkembangan adalah tugas yang harus diselesaikan pada periode
perkembangan tertentu dan apabila tercapai akan memberikan kepuasan terhadap
dirinya sendiri dan membentuk konsep diri yang positif (Havighust, 1963 dalam
Meiner dan Lueckenotte, 2006). Tugas perkembangan yang gagal dilakukan akan
mempengaruhi tugas perkembangan selanjutnya dan akan terasa sulit dilaksanakan.
Teori tersebut mengemukakan bahwa pentingnya beraktivitas walaupun dalam usia
lanjut akan membuat seorang lansia merasa berarti dan tidak dikucilkan dari
masyarakat, tentunya dalam batasan yang tidak akan mengganggu kesehatan lansia
tersebut. Teori ini didasarkan pada tiga asumsi: (1) lebih baik aktif daripada
tidak aktif, (2) lebih baik bahagia daripada tidak bahagia, (3) lansia adalah
hakim terbaik untuk menentukan caranya sendiri demi mencapai keaktifan dan
kebahagiaan dalam hidupnya (Havighurst, 1972 dalam Meiner dan Lueckenotte,
2006).
Setiap tahap perkembangan individu memiliki tugas perkembangan yang berbeda
dan semakin berkembang tentunya. Terkecuali untuk lansia, lansia umumnya
mengalami penurunan fungsi fisik. Berikut ini merupakan penjelasan tentang
tugas perkembangan lansia menurut beberapa ahli.
1.
Erickson
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi
atau meyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh
proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Apabila seseorang pada tahap
tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan
baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka
pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada
tahap perkembangan sebelumnya seperti olahraga, mengembangkan hobi bercocok
tanam dan lain-lain (Maryam dkk, 2008 p.40).
Dalam teorinya
Erickson mengatakan, “Orang yang sampai pada tahap lansia berarti sudah cukup
berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia
lanjut adalah integritas dan menghilangkan putus asa serta kekecewaan”. Selain
itu, usia lanjut merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pandangan sebagian
orang dikarenakan mereka (lansia) merasa terasing dari lingkungan kehidupannya
dan orang pada usia lanjut dianggap tidak dapat berbuat apa-apa lagi atau tidak
berguna (Hall & Lindzey, 1993, Yogyakarta, Kanisius).
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap
usia senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke
atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity –
despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas
pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik
pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang
mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang
akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan
untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan
untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia
seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali
menghantuinya.
Dalam teori
Erikson, orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah cukup berhasil melewati
tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia senja ini adalah
integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan. Tahap ini
merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pemandangan sebagian orang
dikarenakan mereka sudah merasa terasing dari lingkungan kehidupannya, karena
orang pada usia senja dianggap tidak dapat berbuat apa-apa lagi atau tidak
berguna.
Kesulitan tersebut
dapat diatasi jika di dalam diri orang yang berada pada tahap paling tinggi
dalam teori Erikson terdapat integritas yang memiliki arti tersendiri yakni
menerima hidup dan oleh karena itu juga berarti menerima akhir dari hidup itu
sendiri. Namun, sikap ini akan bertolak belakang jika didalam
diri mereka tidak terdapat integritas yang mana sikap terhadap datangnya
kecemasan akan terlihat.
Kecenderungan
terjadinya integritas lebih kuat dibandingkan dengan kecemasan dapat
menyebabkan maladaptif yang biasa disebut Erikson berandai-andai,
sementara mereka tidak mau menghadapi kesulitan dan kenyataan di masa tua. Sebaliknya,
jika kecenderungan kecemasan lebih kuat dibandingkan dengan integritas maupun
secara malignansi yang disebut dengan sikap menggerutu, yang diartikan Erikson
sebagai sikap sumaph serapah dan menyesali kehidupan sendiri. Oleh karena itu,
keseimbangan antara integritas dan kecemasan itulah yang ingin dicapai dalam
masa usia senja guna memperoleh suatu sikap kebijaksanaan.
Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai
berikut :
a.
Mempersiapkan diri untuk kondisi yang
menurun
b.
Mempersiapkan diri untuk pensiun
c.
Membentuk hubungan baik dengan orang
seusianya
d.
Mempersiapkan kehidupan baru
e.
Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan
social/masyarakat secara santai
f.
Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan
kematian pasangan
2.
Havighurst dan Duvall
Menurut
Havighurst, lansia masih mengalami perkembangan karena masih memiliki
pengalaman dan situasi baru untuk dihadapi. Pengalaman dan situasi-situasi baru
tersebut antara lain berpindah ke komunitas pensiunan, menyesuaikan diri
terhadap efek penyakit kronis, dan kehilangan pasangan maupun kelompok. Duvall
mengemukakan bahwa siklus hidup terdiri dari delapan tahap, dengan tahap
terakhir adalah keluarga lansia. Tahap akhir ini dimulai dengan pensiunan,
dilanjutkan sampai kematian pasangan pertama, dan diakhiri dengan kematian
pasangan kedua. Tugas-tugas perkembangan yang dinyatakan oleh Havighurst dan
Duval dapat dibandingkan, keduanya mengarah pda perubahan perubahan hidup yang
diperlukan dalam kaitannya dengan pengaturan hidup, pensiun, pendapatan,
hubungan interpersonal, aktivitas dan kewajiban sosial, dan kemtaian. Pebedaan
utama adalah bahwa havighurst mengarah pada individual,
sedangkan duval mengarah pada kerangka
kerja keluarga.
Berikut ini merupakan
perbedaan antara tugas perkembangan Havighurst dan Duvall:
Havighurst
|
Duvall
|
Menyesuaikan
diri terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik.
Menyesuaikan
diri terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan.
Menyesuaikan
diri terhadap kematian pasangan dan orang penting lainnya.
Membentuk
gabungan eksplisit dengan kelompok yang seusia.
Memenuhi
kewajiban-kewajiban sosial dan kewarganegaraan.
Membentuk
kepuasan pengaturan kehidupan fisik.
|
Menemukan
rumah yang memuaskan untuk tahun-tahun akhir kehidupan.
Menyesuaikan
diri terhadap pendapatan pensiunan.
Membentuk
rutinitas rumah tangga yang nyaman.
Saling
menjaga satu sama lain sebagai suami dan istri.
Menghadapi
kehilangan dan menjadi janda/duda.
Mempertahankan
hubungan dengan anak-cucu.
Merawat
kerabat yang lebih tua.
Menjaga
minat terhadap orang-orang di luar keluarga.
Menemukan
makna hidup.
|
Tabel 1.1 Tugas perkembangan
lansia menurut Havighurst dan Duvall (Stanley & Beare, 2006)
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat