G.
Konsep
Keperawatan Jiwa Komunitas/Community
Mental Health Nursing(CMHN)
1. Pengertian
CMHN
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas
atau Community Mental Health Nursing (CMHN) adalah pelayanan keperawatan yang
komperhensif, holistik, dan paripurna berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa,
rentan terhadap stres dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan
(Keliat, Panjaitan, & Daulima, 2005).
Pelayanan
keperawatan yang holistik adalah pelayanan yang difokuskan pada aspek
bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual:
a. Aspek
fisik dikaitkan dengan kehilangan organ tubuh yang dialami anggota masyarakat
akibat bencana yang memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi mereka terhadap
kondisi fisiknya.
b. Aspek
psikologis dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis yang dialami masyarakat
seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat dimana
memerlukan pelayanan agar mereka dapat beradaptasi dengan situasi tersebut.
c. Aspek
sosial dikaitkan dengan kehilangan suami/isteri/anak, keluarga dekat,
kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, harta benda serta adanya konflik yang
berkepanjangan pada masyarakat yang memerlukan pelayanan dari berbagai sector
terkait agar mereka mampu mempertahankan kehidupan sosial yang memuaskan.
d. Aspek
budaya dikaitkan dengan budaya tolong menolong dan kekeluargaan yang dapat
digunakan sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi berbagai permasalahan
yang ditemukan.
e. Aspek
spiritual dikaitkan dengan nilai-nilai agama yang kuat di masyarakat yang dapat
diberdayakan sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik dan
masalah kesehatan yang terjadi.
2. Latar
Belakang
Akibat gempa dan tsunami serta konflik
berkepanjangan prevalensi pasien gangguan jiwa di Aceh diperkirakann meningkat.
Buktinya ialah tingkat hunian rumah sakit jiwa Banda Aceh yang mencapai 140%.
Kondisi ini belumlah seberapa bila dibandingkan dengan jumlah pasien gangguan
jiwa yang ada di tengah masyarakat yang ditemukan pada BC CMHN yaitu lebih dari
4000 jiwa.
Masalah kesehatan jiwa di Aceh merupakan
masalah kesehatan masyarakat. Untuk penanggulangan masalah ini tidak akan
efektif apabila hanya dilakukan dirumah sakit jiwa atau rumah sakit umum atau
puskesmas saja. Strategi penanganan yang langsung menyentuh masyarakat sangat
diperlukan sehingga cakupan pelayanan menjadi lebih menyeluruh.
CMHN baru dikembangkan di aceh setelah
terjadinya gempa dan tsunami. CMHN merupakan bentuk pelayanan keperawatan tang
komprehensif, holistic dan paripurna berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa
,rentan terhadap stress dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan.
Perawat bekerja sama dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lain dalam
melakukan tindakan yang bertujuan untuk memberdayakan pasien dan keluarga agar
mampu mandiri memenuhi kebutuhan serta meningkatkan ketrampilan koping dalam
menyelesaikan masalah ( FIK UI & WHO, 2010).
Pendekatan CMHN yang di lakukan di
merupakan pendekatan asuhan keperawatan jiwa masyarakat yang di lakukan untuk
mengantipasi kurangnya tenaga kesehatan jiwa(perawat dan psikiater). Pelatihan
CMHN di fokuskan pada tenaga perawat sementara untuk konseling dan terapi medis
dengan psikotropika dilakukan oleh dokter
melalui pelatihan GP plus. Salah satu pendekatan CMHN adalah melalui
pembentukan desa siaga sehat jiwa (DSSJ) yaitu desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk
mengatasi masalah kesehatan jiwa secara mandiri. Pengembangan DSSJ di wilayah
provinsi NAD memerlukan keterlibatan masyarakat desa setempat melalui strategi
pemberdayaan masyakat yaitu dengan memilih orang orang yang tepat. Kader
kesehatan jiwa merupakan sumber daya masyarakat yang perlu di kembangkan dalam
pengembangan DSSJ. dengan kata lain CMHN memberikan keperawatan dengan metode
yang efektif dalam merespon kebutuhan kesehatan jiwa individu, keluarga atau
kelompok. Pada akhirnya diharapkan CMHN, GP+ dan KKJ secara bersama sama dapat
menjadi kelompok terlatih yang kuat sehingga memungkinkan wilayah wilayah untuk
menyediakan pelayanan kesehatan primer bagi individu dengan gangguan mental.
3. Model
Piramida Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Yang Dikembangkan Di Aceh (lampiran
2)
4. Bentuk
Pelayanan Keperawatan Komprehensif CMHN
Pelayanan keperawatan komprehensif dapat
diberikan pada masyarakat pasca bencana dengan kondisi masyarakat yang sangat
beragam dalam rentang sehat-sakit yang memerlukan pelayanan keperawatan pada
tingkat pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pelayanan keperawatan
kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup
tingkat pencegahan yaitu :
a.
Pencegahan primer
Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah
terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa.
Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan sesuai
dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia lanjut.
Kegiatan pencegahan primer diarahkan pada populasi sehat, termasuk memberikan
informasi dan mengajarkan keterampilan pertahanan koping untuk mengurangi
stress dengan tujuan menghindari gangguan mental. Perawat dapat mengajarkan
keterampilan sebagai orang tua untuk mengasuh anak dengan baik.
b.
Pencegahan sekunder
Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah
deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan
segera. Tujuan pelayanan adalah menurunkan kejadian gangguan jiwa. Target
pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan tanda-tanda
masalah psikososial dan gangguan jiwa. Perawat dapat melakukan skrining untuk
depresi pada tempat kerja.
c.
Pencegahan sekunder
Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan
sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Perawat
dapat memberikan pengobatan jangka panjang di klinik. Tujuan pelayanan adalah
mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan
yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan.
5. Peran
Perawat
Menurut
Effendy (1998), peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :
a. Pelaksana
pelayanan keperawatan ( provider of
nursing care )
Peranan yang utama dari perawat
kesehatan masyarakat adalah sebagai pelaksana asuhan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit
atau yang mempunyai masalah kesehatan apakah itu dirumah, di sekolah,
puskesmas, panti , dan sebagainya sesuai dengan kebutuhannya. Perawat dapat
membuat permainan yang menyenangkan untuk merilekskan pikiran dan menenangkan
psikologi klien.
b. Sebagai
pendidik ( Health education )
Memberikan pendidikan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik dirumah , puskesmas, dan di
masyarakat secara terorganisisr dalam rangka menanamkan perilaku sehat sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Perawat dapat mengajarkan klien tentang hal-hal yang
dapat dilakukan untuk menghilangkan penat untuk menghindari stress.
c. Sebagai
pengamat kesehatan ( health monitor )
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada individu keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menyangkut
masalah–masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan , melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
d. Coordinator
pelayanan kesehatan ( coordinator of services )
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya
pelayanan kesehatan masyarakat dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerja
sama dengan tim kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem
pelayanan kesehatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang diberikan
merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu
dengan yang lainnya.
e. Sebagai
pembaharu ( innovator )
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan
sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat,
terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan
peningkatan pemeliharaan kesehatan.
f. Pengorganisir
pelayanan kesehatan ( organisator )
Perawat kesehatan masyarakat dapat
berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan
keikutsertaan masyarakat individu , keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam
setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya
kegiatan posyandu , dana sehat, mulai dari tahap peencanaan , pelaksanaan
sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut berpatisipasi dalam kesehatan
pengembangan dan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan .
g. Sebagai
panutan ( role model )
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat
memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat di
tiru dan dicontoh oleh masyarakat .
h. Sebagai
tempat bertanya ( fasilitator )
Perawat
dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok, dam
masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan yang
dihadapi sehari-hari, dan perawat diharapkan membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
i.
Sebagai pengelola (
manager )
Sebagai
pengelola, perawat diharapkan dapat
mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan dengan beban tugas dan tanggung
jawab yang di embankan kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA
AIPNI
(2010). Kurikulum pendidikan ners.
Fakultas keperawatan universitas indonesia. Jakarta
Asmadi.
(2008). Teknik Prosedural Keperawatan:
konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika
Atkinson,L.,
Lita, Atkinson, C., Richard, dkk. (1992). Pengantar
Psikologi Jilid I (edisi Ke-11). Batam: Interaksara
Carpenito,
L. J. (1997). Buku saku: Diagnosa
keperawatan. Edisi 6. Jakarta:EGC
Deglin,
Judith Hopfer.( 2004). Pedoman Obat untuk
Perawat Ed.4. Jakarta: EGC
Hawari,
D.(2008) Manajemen Stres Cemas dan
Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Hudak,
Carolyn M. (1997). Keperawatan Kritis;
Pendekatan Holistik. Jakarta EGC
Isaacs, Ann.( 2004). Panduan belajar : keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik.
Edisi 3. Jakarta :EGC
Kaplan
Harold I. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa
Darurat. Jakarta : Widya Medika Kozier,
B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Asepsis. Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,
proses dan praktek.Ed. 7. Vol 2. Jakarta: EGC
Kee,
Joyce L. (1996). Farmakologi: Pendekatan
Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Keliat, B.A., Panjaitan, R.U., & Daulima,
N.H.C., (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Mycek,
Mary J. (2001). Farmakologi: Ulasan
Bergambar Ed. 2. Jakarta: Widya Medika
Potter & Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC
Pustaka familia. 2006. Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi
Anak. Yogyakarta: Kanisius
Riyanti,B.P.,Prabowo,
Hendro, dan Puspitawati, Ira. (1996). Psikologi
Umum I (Seri Diktat Kuliah). Jakarta: Universitas Gunadarma
Stuart,
G.W., & Sundeen, S.J., (1998). Buku
Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3. Jakarta: EGC
Suliswati
dkk. 2005. Konsep dasar keperawatan
kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Sunaryo (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
S.
Hall, Calvin, dan Gardner Lindzey. (1993). Theories
of Personality (terjemahan A. Supratika). Yogyakarta: Kanisius
Tarwoto
& Wartonah. (2004). Kebutuhan dasar
manusia dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Videbeck,
Sheila. L. (2008), Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta. EGC
Wong, D. L, (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat