A. Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Hamil
1.
Pengkajian
a. Diagnosis
kehamilan
Menurut Wiknjosastro, (2005), Llewellyn, (2001) ada beberapa tanda-tanda
kehamilan.
1)
Gejala kehamilan tidak
pasti (tanda presumsi)
a) Amenorea
(tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya
dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan
terjadi.
b) Nausea
(enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umunya pada bulan-bulan pertama
kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam
batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat
megakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
c) Perubahan payudara. Nyeri, nyeri tekan, terasa berat,
dan pembesaran adalah gejala awal perubahan payudara. Kemudian terjadi
pigmentasi, perubahan putting, sekresi kolostrum, dan pembesaran vena.
Perubahan ini sangat signifikan pada wanita yang belum pernah hamil.
d) Mengidam
(mengingini makanan atau minuman tertentu). Mengidam sering terjadi pada
bulan-bulan pertama tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
e) Obstipasi
terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
f) Sering
kencing terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan
ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada
akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan
menekan kembali kandung kemih.
g) Pingsan.
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak
pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
h) Leukorea (keputihan),Peningkatan sekresi vagina disebabkan oleh efek
stimulasi hormone pada kelenjar dan peningkatan suplai darah ke pelvic terjadi
amat dini pada kehamilan. Setiap keluaran yang berlebihan, kuning kehijauan
atau setiap perdarahan yang terjadi selama kehamilan adalah tidak normal dan
harus segera diteliti.
i)
Tanda Chadwick’s
(bercak keunguan pada vagina). Suatu perubahan awal yang dapat terlihat pada
pemeriksaan adalah warna mukosa vagina, yang menjadi ungu kebiruan karena
meningkatnya suplai darah. Bagaimanapun, setiap kongesti pada pelvic dapat
menyebabkan gejala-gejala ini, tidak hanya kehamilan
2)
Tanda kehamilan tidak
pasti (tanda kemungkinan)
a) Pigmentasi
kulit. Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma
gravidarum. Areolae mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit
pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea
alba digaris tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini
terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit.
b) Epulis
adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama.
c) Perubahan
payudara. Mammae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di
mammae. Glandula Montgomery tampak lebih jelas.
d) Pembesaran
abdomen
e) Suhu
basal. Sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,20 sampai 37,80
adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering dipakai dalam
pemeriksaan kemandulan.
f) Perubahan
organ-organ pelvic
(1) Tanda
chadwick: vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke-6.
(2) Tanda
Hegar: segmen bawah uterus lembek pada perabaan
(3) Tanda
Piscaseck: uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
(4) Tanda
Braxton-Hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada
kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
3)
Tanda pasti kehamilan
a) Gerakan
janin dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu
b) Dengan
stetoskop Laennec bunyi jantung janin baru dapat didengar pada kehamilan 18-20
minggu. Dengan memakai alat dengan sistem Doppler dapat pula dicatat denyut
jantung pada kehamilan 12 minggu.
c) Pada
pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
d) Dengan
ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin
(crown-rump), dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan,
dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.
4)
Diagnosis banding
kehamilan
a) Pseudosiesis.
Terdapat amenorea, perut membesar, tetapi tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi
kehamilan negatif. Uterus sebesar biasa. Wanita tersebut mengaku dirinya hamil,
tetapi sebenarnya tidak hamil. Hal ini biasanya terjadi pada wanita yang ingin
sekali hamil.
b) Kistoma
ovarii. Mungkin ada amenorea, perut penderita makin besar, tetapi uterusnya
sebesar biasa.
c) Mioma
uteri. Dapat terjadi amenorea, perut penderita makin besar, uterusnya makin
besar, kadang-kadang tidak merata. Akan tetapi tanda-tanda kehamilan seperti
tanda Braxton-Hicks dan reaksi kehamilan negatif.
d) Vesika
urinaria dengan retensi urine. Uterus sendiri biasa besarnya, tanda-tanda
kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
e) Menopause.
Terdapat amenorea. Umur wanita kira-kira di atas 43 tahun. Uterus sendiri
sebesar biasa, tanda-tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
b.
Pengkajian lanjutan
1)
Anamnesis
Pelaksanaa dengan megajukan pertanyaan tentang
identitas, lama terlambat menstuasi, tanggal menstruasi terakhir dan keluhan
yang berkaita dengan kehamilan. Keluhan ini misalnya mual, muntah, sakit
kepala, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang atau bertambah atau tetap, dan
gerakan janini dalam rahim. Sedagkan keluhan dalam keadaan normal adalah badan
paas, terdapat keputihan atau keluar air, lecet di daerah kemaluan, sakit di
daerah perut bawah, terdapat perdarahan, dan rentang gerak anak berkurang.
2)
Kunjungan kehamilan
Pada
setiap kunjungan antenatal perlu didapatkan informasi yang sangat penting
pertrimester kunnjunga. Trimester pertama (1) sebelum minggu ke 14. Iformasi
penting yang perlu didapat adalah membina hubungan saling percaya antara
petugas kesehata da ibu hamil, mendeteksi masalah da menanganinya, melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekuranga zat bes,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan, memulai persiapa kelahiran bayi
da kesiapan menghadapi komplikasi, mendorong perilaku yang sehat/ memberikan
konseling (pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat, latihan,
kebersihan pribadi, istirahat, pemakaian obat-obata harus dikonsultasikan ke
dokter, meghentikan kebiasaan merokok dan meminum alkohol)
Trimester
kedua (2) sebelum minggu ke 28, informasi penting yang perlu didapat adalah
sama seperti trimester pertama, di tambah kewaspadaan khusus mengenal pre
eklamsia (Tanya ibu tentang gejala-gejala pre eklamsia, pantau tekanan darah,
evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria).
Trimester
ketiga (3) antara minggu ke 28-36, informasi penting yang perlu didapat adalah
sama seperti trimester pertama dan kedua, di tambah palpasi abdominal untuk
mengetahui apakah ada kehamilan ganda. Setelah 36 minggu di tambah dengan
deteksi letak janin yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan
kelahiran di rumah sakit.
a) Pemeriksaan
fisik
(1) Tekanan
darah
Peningkatan TD dapat mengindikasikan
hipertensi kronis atau jika teridentifikasi setelah gestasi minggu k-20 dapat
mengindikasikan hipertensi akibat kehamilan. Menurut Perry, (2010) ibu hamil
yang dikatakan prahipertensi jika tekanan sytolicnya (120-139 mg), dan diastol
(80-89 mg). Sedangkan untuk hipertensi 140/90 mg.
(2) Nadi
Peningkatan nadi dapat menunjukkan
gangguan tiroid yang penting, nadi yang tidak terartur dapat
mengindentifikasikan penyakit jantung yang penting.
(3) Kulit
Kulit dan membran mukosa yang pucat dapat
mengindetifikasikan anemia. Lesi dapat mengidentifikasikan infeksi akut atau
kronis, pertumbuhan tumor, atau melanoma.
(4) Kepala
Kulit pucat dan rambut rapuh dapat
mengidentifikasikan kekurangan nutrisi. Adanya parasit berhubungan dengan
kondisi tempat tinggal yang buruk. Mukosa membran hidung mungkin radang oleh
infeksi. Gigi buruk dapat berhubungan dengan kebersihan gigi yang buruk,
nutrisi buruk, dan atau kurang akses ke dokter gigi.
(5) Leher
Pembesaran dapat mengindikasikan gangguan
tiroid, nodul dapat mengindikasikan lesi benigna, atau maligna
(6) Toraks
dan Paru-Paru
Dispnea dapat menjadi tanda penyakit
penafasan yang penting, rales dan ronki dapat menunjukkan bronkhitis.
(7) Jantung
Bunyi jantung yang abnormal menunjukkan
penyakit jantung.
(8) Payudara
Semua payudara yang membengkak membutuhkan
pemeriksaan diagnostik, ibu dengan puting yang datar atau puting yang masuk
memerlukan konseling khusus mengenai pemberian ASI
(9) Abdomen
Setelah 12 minggu gestasi, pengukuran
uterus mengindetifikasikan deviasi uterus atau pertumbuhan janin. Selama
trismester 3, taksiran berat badan janin dan presentasi janin serta posisi janin
merupakan hal penting dalam perencanaan bersalin. Identifikasi denyut jantung
janin menunjukkan kelangsungan hidup janin. Ketidakteraturan frekuensi jantung
dapat mengindentifikasikan kelainan jantung. Sebelum trismester 3,
indentifikasi massa abdomen dan / nyeri tekan mengharuskan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menentukkan apakah ada kelainan (Walsh, Linda V., 2008)
b) Pemeriksaan
obsertik
Infeksi pada genetalia eksterna
memperlihatkan perubahan warna yang tipikal pada pembuluh darah vulva menjadi
kebiru-biruan. Pemeriksaan bimanual menunjukkan perlunakan uterus yang menjadi
karakterikstik pada umur kehamilan dini yaitu 6-8 minggu. Perlunakan serviks
merupakan tanda yang nyata. Pemebesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
Selanjutnya perlu dilakukan palpasi adneksa dan parametrium serta penggambilan
lendir serviks. Pemeriksaan panggul lebih baik menunggu hingga akhir kehamilan,
ketika berhubungan anta kepala dengan pintu atas panggul dapat dievaluasi.
Selama periode kehamilan, pemeriksaan panggul
memberikan gambaran panggul panjang serviks,keadaan ostium, bagian janin paling
rendah, dan keadaan kantung amnion. Sebagai tambahan, pada berbagai parameter
ini bisa digunakan penilaian serviks menurut bishob untuk menentukan
kemungkinan persalinan prematur, dalam batasan tertentu. Berhubungan dengan hal
ini, diameter ostium serviks dan posisi bagian bagian terendah janin merupakan
tanda yang lebih bermakna dibandingkan dengan parameter lainnya. Panjang
serviks dapat diukur dengan menghitung jaraknya sekitar sepanjang jari. Yang
dimasukkan ke dalam rongga vagina dan ditempatkan pada serviks (Rabe, Thomas,
2002).
c) Pemeriksaan
luar
Pemeriksaan leopold merupakan metode
standar untuk melakukan palpasi abdomen dan digunakan untuk menentukan tinggi
fundus, letak anak dan hubungan anatara bagian terendah janin dengan pintu atas
panggul. Palpasi leopold adalah metode palpasi sederhana yang memberikan
penilaian kasar tentang hubungan feto-maternal. Perasat ini terdiri dari dari 4
tahap yang berurutan.
(1) Tahap
pertama : adalah menentukan tinggi fundus dan secara sepintas lalu, menentukan
umur kelahiran.
(2) Menentukkan
letak punggung dan ekstremitas janin.
(3) Menentukan
bagian terendah janin
(4) Menentukkan
kedudukan bagian terendah janin dengan panggul.
(5) Letak
janin menunjukkan hubungan sumbu panjang janin terhadap ibu. Pada minggu ke 38
janin mengambil letak lungotidinal (belakang kepala atau sungsang) atau letak
oblik atau melintang
(6) Presentasi
: janin menunjukkan bagian janin yang menempati bagian terbawah uterus pada
pintu atau panggul. Jika kepala janin yang di bawah maka disebut presentasi
kepala, jika bokong, disebut presentasi sungsang; jika bahu, disebut presentasi
bahu
(7) Bagian
janin yang berpresentasi adalah bagian janin yang berpresentasi terhadap
serviks pada fase pertama persalinan, atau terhadap vagina pada fase kedua
persalinan. Kalau presentasinya kepala, bagian yang berpresentasi biasanya
bagian posterior kepala janin, verteks atau oksiput, tetapi dapat juga wajah
atau dahi.
(8) Sikap
janin disefenisikan sebagai hubungan antara berbagai bagian janin dengan
bagian-bagian lainnya. Biasanya janin bersikap semua sendi dalam keadaan
fleksi, tetapi pada beberapa presentasi bokong, tungkai janin diluruskan
memanjang dengan tubuhnya.
(9) Posisi
bagian terbawa janin hanya mengandung sedikit makna klinis hingga persalinan
benar-benar sudah berjalan. Posisi menunjukkan hubungan bagian terbawah dengan
dinding tulang panggul.
(10)
Takiran berat janin
(TBJ)= [tinggi fundus uteri ( dalam CM)-N] X 155
N: 13 bila kepala belum melewati PAP
N : 12 bila kepala masih berada diatas
spina ischiadika
N
: 11 bila kepala masih berada dibawah spina ischiadika
(Llewellyn,
2002)
d) Pemeriksaan
dalam
Jika seorang wanita melakukan perjajian
untk melakukan pemeriksaaan, ia diminta tidak melakukan irigasi (douching)
selama 24 jam sebelum pemeriksaan. Karena hal ini dapat mengaburkan diagnosis
yang didasarkan pada sekresi, sel dan bau. Pemakaian douncing dapat
menghilangkan sekret. Sehingga pamsaan spekulum di vagina menjadi lebih sukar. Spekulum vagina
memeliki dua tuas ujungnya dan 1 gagang. Spekulum digunakan untuk melihat kubah
vagina dan serviks. Tuas spekulum dibuka untuk melihat serviks dan dikunci pada
saat posisi terbuka. Serviks diinspeksi : posisi, dan penampilan muara, posisi
serviks, warna dan lesi, perdarahan dan sekret.
Pengumpulan spesimen untuk pemeriksaan
sistologi bagian penting dalam pemeriksaan genikologi. Infeksi dapat
didiagnosis melalui pemeriksaan spesimen yag dikumpulkan selama pemeriksaan.
Setelah spesimen diperoleh, vagina di sekitar serviks diperhatikan dengan
merotasi spekulum. Tuas spekulum dilepas dari kuncinya dan sedikit
ditutup.sewaktu mengeluarkan spekulum harus dilakukan sedikit rotasi dan
pemeriksaan dinding vagina untuk melihat warna, lesi, rugae, dan penonjolan
(Bobak, 2002).
e) Pemeriksaan
panggul
Prosedur ini harus di tunda hingga
kehamilan minggu ke 38, pertama karena lebih menyenagkan bagi pasien dan kedua
bagian presentasi janin di harapkan telah turun sampai derajat tertentu ke
dalam panggul pada kebanyakan primigravida. Pada multigravida bagian presentasi
janin mungkin belum turun ke dalam panggul hingga saat persalinan berlangsung.
Kemungkinan penyabab tidak turunnya bagian ini pada primigravida. Pada
kebanyakan kasus, penilaian panggul hanya diperlukan untuk primigravida, karena
riwayat persalinan sudah memeberikan informasi tentang panggul.
Pasien pada posisi berbaring. Tungkai
direfleksikan dan kandung kemih dikosongkan. Dokter memasukan dua jari tangan,
yang telah memakai sarung tangan dan diberi pelicin krim klorheksidi, ke dalam
vagina. Perhatikan kedalam dinding vagina dan serviks. Derajat masuknya bagian
presentasi janin di catat. Jika kepala janin dibawah dan belum turun ke
panggul, dapat dilakukan tes untuk menentukkan apakah nanti akan turu n. Tes
ini memperkirakan ukuran relatif kepala janin dan panggul ibu.
Bagunan panggul dieksplorasi dengan jari
tangan secara diagonal ke atas dan ke belakang untuk menentukkan apakah
promotorium sakrum dapat diraba. Selanjutnya lekung sakrum dipalpasi, dan di
perhatikan promonensia spina iskium. Lakukan palpasi ligamentum sakrospinosum
dan harus dapat mengakomodasikan dua jari tangan pemeriksa. Akhirnya diukur
jarak anatara kedua tuberositas sakrum dengan genggaman tangan (Llewellyn,
2002).
f) Pemeriksaan
laboratorium
(1) Hemoglobin/hematokrit/WBC
(sel darah putih), hitung jenis Elektroforesis hemoglobin. Tujuannya untuk
mendeteksi anemia/mendeteksi infeksi, untuk menemukan wanita yang menderita
hemoglobinopati (mis: anemia sel sabit, talasemia)
(2) Urinalisis,
termasuk pemeriksaan mikroskopik sedimen urine; pH, berat jenis spesifik,
warna, glukosa, albumin, protein, sel darah merah, sel darah putih, silinder,
aseton; HCG. Tujuannya untuk mengidentifikasi wanita penderita diabetes
mellitus yang tidak diduga, penyakit ginjal, hipertensi akibat kehamilan,
infeksi, kehamilan.
2.
Diagnosa
a. Ansietas
berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik pada saat hamil
b. Perubahan
nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea dan tenggorokan
yang kering pada awal kehamilan
c. Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan
d.
Perubahan
pola eliminasi berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan
e.
Nyeri
akut berhubungan dengan perubahan fisiologis pada kehamilan
f.
Kurang
pengetahuan tentang kehamilan dan proses persalinan berhubungan dengan
kurangnya informasi.
3.
Intervensi
Diagnosa 1 : Ansietas berhubungan dengan
ketidaknyamanan fisik pada saat hamil
Kriteria
Hasil:
a. Menunjukkan penurunan
ansietas terhadap ibu dan janinnya
b.
Menjelaskan
pentingnya peran keluarga pada masa hamil
c.
Berat
badan stabil
d.
Menjelaskan
perubahan fisik yang terjadi saat hamil
Intervensi:
a. Dengarkan dengan ekspresi
penuh perhatian, gunakan sentuhan dan pertahankan kontak mata
b. Kenali perasaan ibu dan
haknya untuk menunjukkan perasaannya.
c. Ajarkan teknik manajemen
diri
d. Berikan dukungan yang
melibatkan pengembangan, penambahan, atau perubahan mekanisme koping yg
digunakan ibu dan keluarganya dalam mengatasi stres
Diagnosa 2 : Perubahan
nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea dan vomit pada
awal kehamilan.
Kriteria Hasil:
Status nutrisi klien seimbang dengan
kriteria:
a.
BB stabil.
b.
Turgor kulit membaik.
c.
Intake makanan meningkat.
Intervensi:
a.
Timbang BB sesuai indikasi.
Rasional: Kelebihan atau penurunan
BB menetap menunjukkan bahwa masukan kalori tidak adekuat.
b. Membahas
insiden dan penyebab serta mencatat riwayat diet selama 24 jam
Rasional: Mengetahui pola diet
ibu hamil
c.
Monitor intake klien.
Rasional: Mendapatkan banyaknya
masukan makanan dibandingkan kebutuhan hariannya.
d.
Berikan makanan dalam porsi kecil
tapi sering dan sajikan dalam keadaan hangat.
Rasional:
Membantu meningkatkan nafsu makan dan mencegah perut kosong.
e.
Anjurkan klien menjaga kebersihan
mulutnya.
Rasional:
Meningkatkan nafsu makan.
f.
Atur lingkungan yang tenang dan
bersih selama makan.
Rasional:
Meningkatkan nafsu makan
g.
Pasang sonde jika perlu, dengan
menggunakan teknik bersih.
Rasional: Membantu keadekuatan
intake makanan dan cairan jika peroral tidak memungkinkan.
h.
Observasi keadaan sonde.
Rasional: Untuk
mempertahankan posisi dlm keadaan baik
i.
Lakukan aspirasi pada sonde sblm
pemberian makan.
Rasional:
Untuk mengetahui adanya residu dan fungsi pencernaan.
j.
Posisikan kepala klien lebih tinggi
dari kaki.
Rasional: Memudahkan pengosongan
lambung, meningkatkan absorbsi. Gangguan dpt meningkatkan kemungkinan
regurgitasi.
k.
Pantau masukan dan haluaran.
Rasional:
Mengidentifikasi ketidakseimbangan, memungkinkan intervensi dini.
l.
Berikan nutrisi parenteral sesuai
indikasi
Rasional: Nutrisi parenteral
memenuhi kebutuhan kalori dan zat lain yg diperlukan tubuh sehingga tercapai
keseimbangan nutrisi.
Diagnosa 3 : Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan.
Kriteria
Hasil:
a.
Memahami
tentang perubahan anatomis fisiologis yang terjadi
b.
Menganggap
positif mengenai citra tubuh selama kehamilan
c.
Dapat
beradaptasi dengan perubahan citra tubuhnya
Intervensi:
a.
Mendiskusikan
dengan ibu perubahan-perubahan fisiologis dan patologis yang terjadi selama
kehamilan
b.
Menjelaskan
pada ibu perubahan tersebut hanya berlangsung sementara selama kehamilan ibu
dan akan menghilang dalam 1 sampai 2 minggu setelah post partum
c.
Memberi
pendidikan tentang perawatan diri, cara berpakaian, postur dan mekanika tubuh
d.
Melibatkan
pasangan untuk memberikan motivasi dan dukungan yang positif terhadap
keresahaan ibu
Diagnosa 4 : Perubahan
pola eliminasi berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan.
Kriteria Hasil:
Klien dapat
beradaptasi dengan perubahan pola eliminasinya dengan kriteria:
a.
Klien paham
dengan perubahan pola eliminasinya.
Intervensi:
a.
Beri
informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan kehamilan.
Rasional: Klien paham tentang
perubahan fisiologis dari pembesaran uterus akan menurunkan kapasitas VU.
b.
Anjurkan
klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur.
Rasional: Mengurangi tekanan pada
kandung kemih.
c.
Beri
informasi tentang perlunya masukan cairan 6-8 gelas/hari, penurunan masukan 2-3
jam sebelum tidur, penggunaan garam, makanan dan produk yg mengandung Na dalam
jumlah sedang.
Rasional:
Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat, mengurangi natrium
serta mempertahankan status isotonis.
d.
Kaji ulang
masalah medis sebelumnya (penyakit ginjal, hipertensi, penyakit jantung).
Rasional: Masalah-masalah yang
mempengaruhi fungsi ginjal disertai peningkatan volume cairan, meningkatkan
resiko terhadap masalah sirkulasi yang dapat mempengaruhi placenta/janin.
e.
Kaji
tanda-tanda ISK.
Masa prenatal rentan terhadap stasis
perkemihan/ISK karena efek vasodilatasi progesteron pada ureter.
4.
Evaluasi
Diagnosa
1 : Ansietas berhubungan
dengan ketidaknyamanan fisik pada saat hamil
S : Pasien
khawatir dan tidak nyaman tentang perubahan fisik yang di alami
O : Perut pasien
semakin besar dan berat badannya bertambah
A : Masalah
teratasi
P
: Menjelaskan perubahan-perubahan fisik yang terjadi selama hamil
Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi;
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea dan vomit pada awal
kehamilan.
S : Pasien
merasa mual, muntah dan sakit kepala di awal kehamilan
O : Berat badan
pasien menurun
A : Masalah
belum teratasi
P
: Memberikan informasi dan mendiskusikan tentang nutrisi yang harus di konsumsi
selama Asuhan Persalinan Normal Kala I dan
II
Diagnosa
3 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
anatomi dan fisiologis kehamilan
S : Pasien merasa malu terhadap perubahan anatomi tubuhnya pada
saat hamil
O : Perut pasien
semakin besar dan berat badannya bertambah
A : Masalah
teratasi
P
: Mendiskusikan dengan ibu perubahan-perubahan fisiologis dan patologis yang
terjadi selama kehamilan
Carpenito,
Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9. Jakarta: EGC
Daftar Pustaka
Barrios,
Diana. 2010. Post Partum: Maternal
Physiologic Changes. Merritt Collage.
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak.
2004. Buku ajar keperawatan maternitas.
Ed. 4. Jakarta: EGC
Carpenito,
Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9. Jakarta: EGC
Cunningham, F. G. et. al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Hamilton,
Persis Mary. 1995. Dasar – dasar
keperawatan maternitas. Ed. 6 . Jakarta: EGC
Hidayati,
Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada
Kehamilan Fisiologis dan patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Henderson, Christine. 2005. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta :
EGC
Lauralee,
Sherwood. 2001. Fisiologi manusia dari
sel ke sistem. Jakarta : EGC
Llwellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi. Jakarta
: Hipokretes
Perry, Shannon E. 2010. Maternal child nursing care. Jakarta :
EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundametal keperawatan: konsep,
proses, dan praktik. Jakarta: EGC
Rabe, Thomas. 2002. Buku saku ilmu kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Rachimhadhi,
T. 2010. Ilmu kebidanan. Ed. 4.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Saleha, 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika
Susan
L. Elrod & William D. Stanfield. 2006. Genetika,
edisi 4. Jakarta : Erlangga
Swearingen, P. L. 2000. Keperawatan medikal bedah edisi 2. Jakarta:
EGC
Walsh, Linda V.2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta :EGC
Wiknjosastro,
H. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed.3.
Jakarta: Yayasan Rachimhadhi Sarwono Prawirohardjo.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat