A. Konsepsi
dan Konsep Perkembangan Janin
1. Definis
Konsepsi secara formal didefinisikan
sebagai persatuanantara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal
suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan merupakan peristiwa yang terpisah, tetapi
ada suatu rangkaian yang mengelilinginya. Kejadian – kejadian itu ialah
pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan
gamet, dan implantasi embrio di dalam uterus (Bobak. 2004. 74).
2. Sel
gamet
a. Ovum
Seperti yang telah dibahas, miosis pada wanita menghasilkan sebuah
telur atau ovum. Proses ini terjadi dalam ovarium, khususnya pada folikel
ovarium. Setiap bulan satu ovum menjadi matur, dengan sebuah penjamu
mengelilingi sel –sel pendukung (Bobak. 2004. 75). Ada dua lapisan jaringan
pelindung yang mengelilingi ovum. Lapisan pertama berupa membran tebal tidak
berbentuk, yang disebut zona pelusida.
Lingkaran luar, yang disebut korona
radiata, terdiri dari sel –sel yang dipersatukan oleh asam hialuronat
(Bobak. 2004. 75).
Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Di
luar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona radiata, dan di dalamnya
terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan dari sel-sel
korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di zona
pelusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam perjalanan ovum diampula tuba
makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu
berada dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat pembuahan umum
terjadi. (Rachimhadhi, 2010 p. 140)
Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel
ovarium yang pecah. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba
uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat menangkap ovum dan menggerakkannya
sepanjang tuba menuju rongga rahim (Bobak. 2004. 75). Ovum yang dilepaskan oleh
ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba ke arah
ostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum ini
mempunyai diameter 0,1 mm. Di tengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berda
dalam metafase pada pembelahan pematangan kedua, terapung-apung dalam
sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitelus. Vitelus ini mengandung banyak
zat karbohidrat dan asam amino. (Rachimhadhi, 2010 p. 140). Ovum dianggap subur
selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila idak difertilisai oleh sperma, ovum
berdegenerasi dan direabsorpsi (Bobak. 2004. 75).
b. Sperma
Ejakulasi pada hubungan seksual dalam
kondisi normal mengakibatkan pengeluaran satu sendok teh semen, yang mengandung
200 sampai 500 juta sperma ke dalam vagina. Sperma berenang dengan gerakan
flagela pada ekornya. Beberapa sperma dapat mencapai temapat fertilisasi dalam
lima menit, tetapi rata – rata waktu yang dibutuhkan ialah 4 – 6 jam (Bobak.
2004. 75). Jutaan spermatozoa ditumpahkan
di forniks vagina dan disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus
ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus
dapat sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang
telah siap untuk dibuahi. Hanya satu spermatozoa yang memiliki kemampuan untuk
membuahi. Pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya,
dan kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena di duga dapat
melepaskan hialuronidase. (Rachimhadhi, 2010 p. 140)
Sperma akan tetap hidup dalam sistem
reproduksi wanita selama 2 – 3 hari. Kebanyakan sperma akan hilang di vagina,
di dalam lendir serviks, di endometrium, atau sperma memasuki saluran yang
tidak memiliki ovum (Bobak. 2004. 75). Sewaktu sperma berjalan melalui tuba
uterina, enzim – enzim yang dihasilkan di sana akan membantu kapasitas sperma.
Kapasitas ialah perubahan fisiologis yang membantu lapisan pelindung lepas dari
kepala sperma (akrosom), sehingga
terbentuk lubang kecil pada akrosom, yang memunngkinkan enzim (seperti hialuronidase)
keluar. Enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung ovum
sebelum fertilisasi (Bobak. 2004. 75).
Gambar
2.9. Sperma
c. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit
sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi
meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum,
diakhiri dengan fusi materi genetik. Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus
melewati korona radiata dan zona pelusida, yaitu dua lapisan yang menutupi dan
mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul
komplemen khusu di permukaan kepala spermatozoa kemudia mengikat ZP3 glikoprotein
di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang membantu
spermatozoa menembus zona pelusida. (Rachimhadhi, 2010 p. 141)
Fertilisasi berlangsung di ampula
(sepertiga bagian luar) tuba uterina. Apabila sebuah sperma berhasil menembus
membran yang mengelilingi ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di dalam
membran dan membran tidak lagi dapat
ditembus oleh sperma lain. Hal ini disebut reaksi zona (Bobak. 2004. 75). Pembelahan miosis kedua oosit selesai dan
nukleus ovum menjadi pronukleus ovum. Kepala sperma membesar dan menjadi
pronuklesu pria, sedangkan ekornya berdegenerasi. Nukleus – nuklesu akan
menyatu dan kromosom bergabung, sehingga dicapai jumlah yang diploid. Dengan
demikian, konsepsi berlangsung dan terbentuklah zigot (sel pertama individu
baru) (Bobak. 2004. 75).
d. Pembelahan
sel
Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, zigot
mengalami pembelahan atau kleavage, dengan proses yang disebut Mitosis. Nukleus
zigot mengandung 46 kromosom. Kromososm ini memanjang berpasangan. Masing –
masing terpisah memanjang kemudian terbagi menjadi dua, membentuk dua bentuk
identik dari 46 kromososm untuk dua sel baru yang terbentuk dari sel pertama
(Hamilton. 1995,p. 36).
Menurut Potter dan Perry (2005,p. 646)
proses mitosis dimulai saat zigot berjalan di sepanjang tuba falopi menuju
uterus. Perjalanan ini membutuhkan waktu selama 3 - 4 hari. Selama perjalanan ini, sel ovum terus
membelah diri menjadi:
1) Blastomer
Merupakan sel – sel kecil yang terbentuk
karena sel ovum yang terus membelah, namun ukurannya tidak bertambah.
2) Morula
Merupakan sel padat, seperti bola. Terdiri
atas 16 sel yang dihasilkan dalam tiga hari. Morula dilindungi oleh zona
pelusida.
3) Blastosit
Bola padat (morula) yang membentuk rongga pusat. Blastosit terbentuk saat
morula mengapung bebas dalam uterus. Cairan masuk ke dalam zona pelusida dan
menyusup ke dalam ruang intraseluer di antara blastomer. Sehingga muncullah
ruang di intraseluler morula (Bobak. 2004. 75).
4) Embrio
dan plasenta
Tahap selanjutnya adalah sel – sel
blastosit berdiferensiasi dalam struktur dan fungsi. Sel – sel dari satu ujung
blastosit berkembang menjadi embrio, dan ujung sisi lainnya membentuk plasenta.
Setelah hari ke – 4 embrio berjalan melalui tuba fallopi dan mulai implantasinya
pada dinding uterus.
e. Implantasi
(Nidasi)
Selama blastula (trofoblas) bergerak menuju uterus, zona pelusida berdegenerasi dan
trofoblas akan melekatkan dirinya pada endometrium rahim, biasanya pada daerah
fundus anteriuor atau pasterior. Antara 7 – 10 hari setelah konsepsi, trofoblas
menyekresikan enzim yang akan membantunya membenamkan diri ke dalam endometrium
(Bobak. 2004.75). Menurut Hamilton (1995, hlm. 37) enzim yang dihasilkan itu
adalah enzim proteolitik. , sampai semua bagian tertutup. Peristiwa ini disebut
implantasi.
Pembuluh darah endometrium pecah dan sebagian
wanita akan mengalami perdarahan ringan akibat implantasi (bercak darah atau
perdarahan ringan pada saat seharusnya terjadi menstruasi berikutnya). Vili korion, yang berbentuk seperti
jari, terbentuk di luar trofoblas dan menyeruap masuk ke dalam daerah yang
mengandung darah pada endometrium. Vili ini adalah tonjolan yang mengandung
banyak pembuluh darah dan mendapatkan oksigen dan gizi dari aliran darah ibu
serta membuang karbondioksida dan produk sisa ke dalam darah ibu (Bobak.
2004.75).
Setelah implantasi, endometrium disebut desidua. Bagian yang langsung berada di
bawah trofoblas, tempat vili korion menyusup ke aliran darah, disebut desidua basalis. Bagian yang menutup blastosis adalah desidua kapsularis dan yang melapisi sisa uterus ialah desidua vera (Bobak. 2004.75).
Gambar
2.10. Urutan ovulasi, fertilisasi dan implantasi
Gambar
2.11. Embrio yang sudah berimplantasi
3. Perkembangan
embrios
Tahap embrio berlangsung dari hari ke-15
sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3
cm, dari puncak kepala sampai bokong. Tahap ini merupakan masa yang paling
kritis dalam perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin. Daerah
yang sedang berkembang dan mengalami pembelahan sel yang cepat sangat rentan
terhadap malformasi akibat teratogen lingkungan. Pada akhir minggu ke-8, semua
sistem organ dan struktur eksterna terbentuk dan embrio tidak diragukan lagi telah
menjadi manusia.
Gambar
2.12. Perkembangan embrio
Tabel 2.1. Tahapan
perkembangan manusia sebelum lahir sejak periode menstruasi terakhir
4 Minggu
|
8 Minggu
|
Tampak luar
Badan fleksi, membentuk huruf C; terdapat bakal
lengan dan tungkai; kepala pada sudut kanan badan
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm),
Berat (G)
0,4 sampai 0,5; 0,4 g
Sistem Pencernaan
Perut berada pada garis tengah dan berbentuk
fusiform; hati jelas terlihat; esofagus pendek; usus halus berupa tabung
pendek
Sistem Muskuloskelatal
Semua somit ada
Sistem Sirkulasi
Jantung terbentuk, terlihat dua serambi, mulai
berdenyut; terbentuk lengkung oarta dan vena-vena utama
Sistem Pernapasan
Bakal
paru-paru primer muncul
Sistem Ginjal
Bakal ureter rudimrnter muncul
Sistem Saraf
Lengkungan otak tengah jelas terlihat; tidak
terdapat otak belakang atau lengkungan servikal; alur saraf menutup
Organ-Organ Sensoris
Mata dan telinga muncul sebagai pembuluh optiik
dan otosis
Sistem Genital
Parit genital(genital
ridge) muncul pada minggu kelima
|
Badan mulai terbentuk; hidung rata, mata jauh
terpisah; jari-jari sudah terbentuk; kepala mulai terangkat; ekor hampir
hilang; mata, telinga, hidung, dan mulut dapat dikenali
2,5 sampai 3 cm, 2 g
Vili usus berkembang; usus halus menggulung
didalam tali pusat; terdapat lipatan-lipatan palatum; hati sangat besar
Mula-mula terlihat adanya osifikasi (penulangan)-
oksiput, mandibula, dan humerus; janin dapat sedikit bergerak, otot-otot
badan, anggota gerak, dan kepala sudah dapat dilihat dengan jelas
Pembuluh-pembuluh darah utama sudah hampir
selesai dibentuk; darah banyak mengandung sel-sel darah merah berinti
Pembentukan rongga pluera dan perikardial; percabangan
bronkiolus; lubang hidung tertutup sumbatan epitel
Tubulus sekretori dini berdiferensiasi; kandung
kemih-uretra memisahkan diri dari rektum
Korteks serebri mulai membentuk sel-sel khas;
diferensiasi korteks serebri, meninges, foramen-foramen ventrikel, sirkulasi
cairan serebrospinal; medula spinalis meluas sepanjang tulang belakang
Pleksus koroid primordial terbentuk; ventrikel
relatif besar dibandingkan korteks; perkembangan terus berlanjut; mata saling
mendekat dengan cepat; terbentuk telinga dalam
Testis dan ovarium dapat dibedakan; genetalia
eksterna tidak dapat dibedakan (pria atau wanita), tetapi mulai
berdiferensiasi
|
12 Minggu
|
16 Minggu
|
Tampak luar
Kuku terbentuk; lebih menyerupai manusia; kepala
tegak tetapi besarnya tidak sebanding, kulit merah muda, lembut
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm),
Berat (G)
6 sampai 9 cm; 19 g
Sistem Pencernaan
Empedu disekresi; penyatuan langit-langit
selesai; usus halus terpisah dari medula spinalis dan mulai menempati tempat
yang khusus
Sistem Muskuloskelatal
Beberapa tulang mulai dibentuk, osifikasi meluas;
lengkung servikal dan sakral bagian bawah dan tubuh mulai menjadi tulang;
lapisan otot polos mulai terdapat dirongga visera
Sistem Sirkulasi
Pembentukan darah di sumsum tulang
Sistem Pernapasan
Paru-paru mendapatkan bentuk yang tetap; muncul
pita suara
Sistem Ginjal
Ginjal dapat mensekresi urine; kandung kemih
menggembung seperti kantung
Sistem Saraf
Konfigurasi struktural otak secara garis besar
selesai; medula spinalis menunjukkan pembesaran didaerah servikal dan lumbar;
terbentuk foramen ventrikel keempat; mulai mengisap jari
Organ-Organ Sensoris
Mulai ada bakal pengecap yang pertama;
karakteristik dan organisasi mata mulai terjadi
Sistem Genital
Jenis kelamin dapat dikenali; organ-organ seks
internal dan eksternal semakin spesifik
|
Kepala masih dominan; wajah menyerupai manusia;
pada pemeriksaan kasar, mata, telinga, dan hidung mulai menyerupai bentuk
sebenarnya, perbandingan lengan-kaki sesuai; muncul rambut kepala
11,5 sampai 13,5 cm; 100 g
Mekonium didalam usus; mulai menyekresi beberapa
enzim; anus terbuka
Kebanyakan tulang dapat dibedakan diseluruh
tubuh; munvul rongga sendi; pergerakan otot dapat dideteksi
Otot jantung telah berkembang dengan baik;
pembentukan darah secara aktif di limfa
Serabut elastis muncul pada paru-paru; muncul
bronkiolus terminalis dan respiratorius
Ginjal menempati tempat yang tetap; mulai
mempunyai bentuk dan fungsi yang khas
Lobus-lobus serebri terbentuk; serebrum mulai
menonjol
Organ-organ perasa berdiferensiasi
Testis dalam posisi turun kedalam skrotum; vagina
terbuka
|
20
minggu
|
24
minggu
|
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm);
Berat (G)
16-18.5 cm ; 300gr
Tampak
luar
verniks kaseosa muncul,lanugo muncul, tungkai bertambah panjang, mulai terlihat
kelaenjar sebasea
Sistem
pencernaan
deposit enamel dan dentin, kolon asenden
dapat dikenali
Sistem
muskuloskeletal
sternum mengalami osifikasi, gerakan janin
cukup kuat untuk dapat dirasakan ibu
Sistem
pernapasan
lubang hidung terbuka kembali,gerakan
primitif mirip pernapasan dimulai
Sistem
saraf
secara kasar otak terbentuk,
mielinisasi medula spinalis dimulai
Organ-organ
sensoris
hidung dan telinga membentuk tulang
|
23 cm ; 600gr
Tampak
luar
Tubuh menjadi langsing, tetapi dengan
perbandingan sesuai, kulit menjadi merah dan berkeriput, terdapat verniks
kaseosa, pembentukan kelenjar keringat
Sistem
sirkulasi
Pembentukan darah meningkat dalam
sumsum tulang tetapi berkurang di hati
Sistem
pernapasan
Terdapat duktus dan sakus alveolaris,
lesitin mulai muncul pada cairan amnion
Sistem
saraf
korteks serebri dilapisi secara khas,
proliferasi neuron pada korteks serebri berakhir
Organ-organ
sensori
dapat mendengar
Sistem
genital
testis pada cincin inguinalis dalam proses
turun ke dalam skrotum
|
28
minggu
|
30-31
minggu
|
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm),
Berat (G)
27 cm ; 1100gr
Tampak
luar
badan langsing, keriput
berkurang, dan berwarna merah,
terbentuk kuku
Sistem
muskuloskeletal
talus, tulang tumit menjalani osifikasi,
gerakan lemah dan cepat, tonus minimum.
Sistem
pernapasan
lesitin terbentuk pada permukaan
alveolus
Sistem
saraf
tampak fisura serebralis, pembentukan
lipatan otak dengan cepat, siklus bangun-tdur yang tidak tetap, dapat
menangis lemah atau belum sama sekali, reflek menghisap lemah
Organ-organ
sensori
kelopak mata terbuka, lapisan retina
selesai terbentuk, dapat menerima cahaya, pupil dapat bereaksi terhadap
cahaya
|
31 cm ; 1800-2100gr
lemak subkutan mulai terkumpul,
tampak lebi bulat, kulit merah muda dan licin, mengambilproses persalinan
Sistem
muskuloskeletal
falang medial keempat mengalami
penulangan, terlihat primordial gigi permanen, dapat melihat ke samping
Sistem
pernapasan
rasio L/S = 1.2 : 1
Sistem
genital
testis turun ke dalam skrotum
Organ-organ
sensori
terdapat rasa kecap, sadar akan suara
di luar tubuh ibu
|
36
minggu
|
40
minggu
|
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm),
Berat (G)
35 cm ; 2200-2900gr
Tampak
luar
kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo
menghilang di seluruh tubuh, tubuh biasanya gemuk
Sistem
muskuloskeletal
terdapat pusat osifikasi femoral
distal, gerakan pati dan dapat bertahan, tonus cukup kuat, dapat membalik dan
mengangkat kepala
Sistem
ginjal
pembentukan nefron baru berhenti
Sistem
saraf
ujung medula spinalis setinggi L-3,
siklus tidur-bangun tetap.
|
40 cm ; 3200gr
Tampak
luar
kulit halus dan berwarna merah muda,
vemiks kaseosa sedikit, rambut sedang atau banyak, lanugo hanya pada bahu dan
tubuh bagian atas saja, tampak tulang rawan hidung san cuping hidung
Sistem
muskuloskeletal
gerakan aktif dan bertahan, tonus baik,
dapat mengangkat kepala
Sistem
pernapasan
percabangan paru-paru hanya selesai
2/3
Sistem
saraf
mielinisasi otak dimulai, siklus
bangun-tidur teratur diselingi periode bangun, menangis jika lapar dan merasa
tidak nyaman, refleks mengisap kuat
Sistem
genital
testis di dalam skrotum, labia mayora
berkembang baik
|
Daftar Pustaka
Barrios,
Diana. 2010. Post Partum: Maternal
Physiologic Changes. Merritt Collage.
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak.
2004. Buku ajar keperawatan maternitas.
Ed. 4. Jakarta: EGC
Carpenito,
Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9. Jakarta: EGC
Cunningham, F. G. et. al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Hamilton,
Persis Mary. 1995. Dasar – dasar
keperawatan maternitas. Ed. 6 . Jakarta: EGC
Hidayati,
Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada
Kehamilan Fisiologis dan patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Henderson, Christine. 2005. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta :
EGC
Lauralee,
Sherwood. 2001. Fisiologi manusia dari
sel ke sistem. Jakarta : EGC
Llwellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi. Jakarta
: Hipokretes
Perry, Shannon E. 2010. Maternal child nursing care. Jakarta :
EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundametal keperawatan: konsep,
proses, dan praktik. Jakarta: EGC
Rabe, Thomas. 2002. Buku saku ilmu kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Rachimhadhi,
T. 2010. Ilmu kebidanan. Ed. 4.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Saleha, 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika
Susan
L. Elrod & William D. Stanfield. 2006. Genetika,
edisi 4. Jakarta : Erlangga
Swearingen, P. L. 2000. Keperawatan medikal bedah edisi 2. Jakarta:
EGC
Walsh, Linda V.2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta :EGC
Wiknjosastro,
H. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed.3.
Jakarta: Yayasan Rachimhadhi Sarwono Prawirohardjo.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat