A. Adaptasi
Fisiologis dan Psikososial Pada Kehamilan
1. Adaptasi
psikososial pada kehamilan
a. Trimester
I : menerima kehamilan
Pada wanita dipengaruhi oleh usia, suasana
dalam pernikahannya, serta kultur untuk melangkah atau menerimake kehidupan
lebih lanjut. Kadang-kadang kehamilan ini tidak direncanakan atau tidak
diperkirakan, sehingga wanita ini tidak memiliki rencana. Tidak banyak wanita
yang percaya diri bahwa dirinya dapat melewati fase ini sampai akhir. Apabila
wanita ini sadar adanya perubahan yang terjadi, seperti mual-muntah, nyeri pada
payudara dan memiliki perasaanbahwa dirinya akan hamil, wanita ini akan mengkonfirmasi
keadaanya kepelayanan kesehatan. Petugas kesehatan sebaiknya memberikan
dukungan dengan ikut merasakan gerakan bayi sehingga calon ibu ini pun dapat
mengubah perilakunya selama hamil ke arah yang lebih positif. Pada pria ada
perasaan bengga dan genbira, memiliki perasaan yang sama dengan wanita;
membayangkan role mode sebagai seorang ayah. Menerima kejamilan tidak hanya
berarti menerima saja dan adanya kehadiran seorang anak, tatapi menerima
perubahan keadaan status wanita tersebut.
b. Trimester
II: menerima bayi
Quickening atau gerakan bayi yang
dirasakan ibu, menambah keyakinan ibu akan kehadiran yang berkembang dan merasa
nyaman di dalam di bangdkan di luar tubuhnya. Petugas kesehatan yang memberikan
informasi bayi ibu laki-laki atau perembpuan, membuat ibu membayangkan dirinya
sebagai seorang ibu, berharap mungkin kelak dapat main bersama, seperti bermain
sepeda atau belajar bersama. Hal itu ternyata membantu ibu menyadarkan bahwa
ada bayi didalam tubuhnya.
c. Trimester
III: persiapan menjadi orang tua
Pasangan ini akan melakukan aktivitas
seperti merencanakan kamar, membeli baju, memilih nama dan meyakinkan diri
bahwa dapat melahirkan dengan normal. Pasangan ini akan tertarik untuk datang
pada kelas antenatal, seperti : senam hanil dan pijat bayi.
2. Adaptasi
fisiologis pada kehamilan
a. Definisi
adaptasi fisiologis
Adaptasi maternal merupakan akibat kerja
hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan jaringan
lain. Adaptasi ini meliputi fungsi fisiologis normal seorang wanita, memenuhi
tuntutan metabolic kehamilan tubuh wanita. Dan menyediakan kebutuhan untuk
perkembangan dan pertumbuhan janin. Walaupun kahamilan merupakan fenomena
normal, namun dapat timbul masalah. Perawat memerlukan dasar yang adekuat
tentang fisiologi maternal normal untuk mencapai hal-hal berikut:
1) Mengidentifikasi
penyimpangan yang actual dan potensial terhadap adaptasi normal supaya
pengobatan dapat dimulai
2) Membantu
ibu memahami perubahan anatomi dan fisiologis selama masa hamil
3) Menghilangkan
kecemasan ibu (dan keluarga), yang mungkin disebabkan pengetahuan yang kurang
4) Memberi
penyuluhan kepada ibu (dan keluarga) tentang tanda dan gejala yang harus
dilaporkan pada pemberi perawatan kesehatan
Sejalan dengan penyesuaian yang diharapkan
terjadi selama masa hamil, beberapa penyakit juga menimbulkan perubahan.
Beberapa contoh adalah kadar hemoglobin yang rendah, laju endap darah yang
tinggi, dipsnea saat istirahat, dan perubahan fungsi jantung serta keseimbangan
endokrin. Perubahan-perubahan ini menunjukkan usaha tubuh untuk melindungi ibu
dan janin. Pemahaman tentang perubahan-perubahan ini penting untuk setiap orang
yang berpartisipasi dalam perawatan ibu dan janin.
b. Tanda
kehamilan
Beberapa perubahan fisiologis yang timbul
selama masa hamil dikenal sebagai tanda kehamilan. Ada tiga kategori, presumsi,
yaitu perubahan yang dirasakan wanita (misalnya, amenore, keletihan, perubahan
payudara); kemungkinan yaitu perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa
(misalnya, tanda hegar, ballottement, tes kehamilan) dan pasti (misalnya,
ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin)
c. Graviditas
dan Paritas
Memahami istilah yang diguankan untuk
menjelaskan ibu hamil sangatlah penting untuk mempelajari perawatan maternitas.
1) Gravida
: seorang wanita yang hamil
2) Parturien
: seorang wanita yang bersalin
3) Graviditas
: kehamilan
4) Paritas
: jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan jumlah lahir yang di
lahir hidup atau mati setelah viabilitas dicapai, tidak mempengaruhi paritas
5) Nuligravida
: seorang wanita yang belum perna hamil
6) Primigravida
: seorang wanita yang beru pertama kali hamil
7) Multigravida
: seorang wanita yang sudah hamil dua kali atau lebih
8) Nulipara
: seorang wanita yang belum perna menjalani kehamilan sampai kehamilan mencapai
tahap viabilitas
9) Primipara
: seorang wanita yang sudah menjalani masa kehamilan sampai janin mencapai
tahap viabilitas
10) Multipara
: seorang wanita yang sudah menjalani dua atau tiga kali kehamilan dan
menghasilkan jain sampai masa tahap viabilitas
11) Viabilitas
: kapasitas untuk hidup di luar uterus; sekitar 22 munggu periode menstruasi (
20 minggu kehamilan ) atau berat janin lebih dari 500 g
12) Term
: lahir antara minggu ke-38 dan ahir
minggu ke 42 gestasi
13) Praterm
: lahir setelah kehamilan berusia 22 minggu, tetapi belum mencapai minggu 42
gestasi. Biasanya dipakai kode 5 digit untuk menulis riwayat kehamilan seorang
wanita ( GTPAL )
14) G
: gravida ( jumlah kehamilan )
15) T
: kehamilan term ( jumlsh krhsmilsn cukup bulan )
16) P
: Kehamilan pratem ( prematur )
17) A
: aborsi ( jumlah aborsi yang spontan dan/ atau elektif )
18) L
: living ( jumlah anak yang masih hidup saat ini )
Contohnya : Seoarang
wanita yang hamil untuk pertama kali dan pada minggu ke-33 melahirkan bayi
kembar yang keduanya hidup akan diberi kode : G-1, T-0, P-1, A-0, L-2.
d. Adaptasi
Sistem Reproduksi dan Payudara
1) Aksi
Hipotalamus- Hipofisis- Ovarium
Selama hamil kadar estrogen dan
progesterone yang meningkat menekan sekresi follicle-stimulating hormone (FSH)
dan luteinizing hormone (LH). Maturasi folikel dan pelepasan ovum tidak terjadi.
Siklus menstruasi berhenti (sering merupakan tanda kemungkinan kehamilan) .
Walaupun mayoritas wanita mengalami amenore, namun sedikitnya 20% wanita
mengalami perdarahan kecil tanpa rasa sakit dan sebab yng jelas di awal
gestasi. Sebagian besar wanita ini terus mengalami kehamilan sampai cukup bulan
dan melahirkan bayi normal.
Setelah implantasi, ovum yang dibuahi dan
vili korionik memproduksi hCG yang mempertahankan korpus luteum untuk
memproduksi estrogen dan progesterone selam 8 sampai 10 minggu pertama
kehamilan sampai plasenta mengambil alih fungsi tersebut.
2) Uterus
Perubahan uterus yang fenomenal pada
trimester pertama berlanjut sebagai respon terhadap stimulus kadar hormone
estrogen dan progesterone yang tinggi. Perbesaran terjadi akibat (1)
peningkatan vaskulerisasi dan dilatasi pembuluh darah. (2) hyperplasia
(produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru), dan (3) perkembangan
desidua. Pada minggu ke-7 ukuran uterus sebesar telur ayam negeri; pada minggu
ke-10 uterus mencapai ukuran buah jeruk
(dua kali ukuran uterus tidak hamil); pada minggu ke-12 uterus mencapai ukuran
buah grapefruit (jeruk asam berwarna kuning yang besarnya sekitar dua kali
jeruk biasanya). Setelah bulan ke tiga, pembesaran uterus terutama disebebkan oleh
tekanan mekanis akibat pertumbuhan janin.
Selain bertambah besar, uterus juga
mengalami perubahan berat, bentuk, dan posisi. Dinding-dinding otot menguat dan
menjadi lebih elastic. Pada saat konsepsi uterus berbentuk seperti buah pir
terbalik. Selama trimester kedua bentuk uterus bulat. Karena besar, lebih
lonjong, dan membesar keluar rongga panggul menuju rongga abdomen. Kehamilan
dapat terlihat setelah minggu ke-14, namun hal ini pada keadaan tertentu
bergantung kepada tinggi dan berat badan wanita. Pembesaran abdomen mungkin
tidak terlalu terlihat pada primigravida yang memiliki tonus otot yang baik.
Postur juga mempengaruhi tipe dan derajat pembesaran abdomen yang terlihat.
Selama mingg-minggu awal kehamilan,
peningkatan aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti
panggul. Akibatnya, uterus, serviks, istmus melunak secara progresif dan
serviks menjadi agak kebiruan (tanda Chadwick). Pada sekitar minggu ke-6 dan
ke-8, terlihat pola pelunakan uterus sebagai berikut: istmus melunak dan dapat
ditekan (tanda Hegar), serviks melunak (tanda Goodell), dan fundus pada serviks
mudah fleksi (tanda McDonald).
Beberapa individu yakin bahwa hormone
ovarium- bukan steroid, relaksin, bekerja secara sinergi dengan progesterone.
Relaksasi tidak hanya terjadi di uterus, tetapi diseluruh bagian tubuh, seperti
di sendi dan di dinding pembuluh darah. Karena semakin membesar, uterus keluar
dari rongga panggul dan dapat di palpasi di atas simfisis pubis antara minggu
ke-12 dan ke-14. Pelunakan istmus menyebabkan antefleksi uterus berlebihan
selama tiga bulan pertama kehamilan. Fundus menekan kandung kemih, bersama
dengan pada dinding kandung kemih, menyebabkan wanita mengalami urinary
frequency (sering berkemih). Uterus membesar secara bertahap sampai setinggi
umbilicus pada minggu ke-20 gestasi dan hampir menyentuh prosesus xifodeus pada
aterm. Pada minggu ke-38 sampai ke-40, tinggi fundus turun karena janin mulai
masuk ke pintuatas panggul.
Umumnya, seiring pembesaran, uterus
berotasi ke kanan. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya kolon rektosigmoid di
sisi kiri. Hipertrofi ekstensif (pembesaran) ligamentum teres-uteri
mempertahankan posisi uterus. Akhirnya uterus yang besar ini menyentuh dinding
abdomen anterior dan mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen. Ketika seorang
wanita hamil berdiri, sebagian besar uterusnya bersandar pada dinding anterior
abdomen, menyebabkan pusat gravitasinya berubah.
Aliran darah meningkat dengan cepat
seiring pembesaran uterus. Walaupun aliran darah uterus meningkat dua puluh
kali lipat, ukuran konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih banyak
oksigen yang diambil dari darah uterus selama hamil tahap lanjut (Ganong,
1989). Pada kehamilan cukup bulan yang normal, seperenam volume darah total ibu
berada di dalam system pendarahan uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah di
uterus ialah 500 ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen uterus gravida ialah
25 ml/menit.
Gerakan pasif janin yang belum engaged
disebut ballottement. Biasanya ballottement dapat diindikasi antara minggu
ke-16 dan ke-18. Ballottement adalah teknik mempalpasi suatu struktur terapung
dengan menekan perlahan struktur tersebut dan merasakan pantulannya. Gerakan
bayi atau tanda kehidupan pertama kali dirasakan ibu multipara pada minggu
ke-14 sampai ke-16. Wanita nulipara mungkin tidak memperhatikan sensasi ini
sampai minggu ke-18 atau lebih.
Pelunakan ujung servik pada serviks normal
tidak dapat diobservasi pada sekitar awal minggu keenam pada serviks normal
yang tidak memiliki jaringan parut. Tanda kemungkinan kehamilan ini, tanda
Goodell, muncul akibat peningkatan vaskularisasi, hipertropi ringan, serta
hyperplasia otot dan jaringan ikat yang kaya kolagen, yang menjadi longgar,
edematosa, sangat elastis, dan mengalami peningkatan volume. Kelenjar dekat
muara eksterna, yang berproliferasi di bawah epitel skuamosa bertingkat,
membuat serviks memiliki konsistensi khas seperti beludru selama masa hamil.
Perubahan pada servik dan vagina membantu mempersiapkan jalan lahir sehingga
janin dapat melewati keduanya. Friabilitas meningkat, yakni serviks mudah
berdarah bila diraba atau disentuh. Peningkatan friabilitas menyebabkan
beberapa tetes darah keluar setelah penetrasi koitus yang dalam atau setelah
pemeriksaan dalam. Pengeluaran tetes darah ini biasanya dalam batas yang
normal.
Bentuk serviks seorang nulipara adalah
bundar. Laserasi serviks hampir selalu terjadi selama proses persalinan. Dengan
atau tanpa laserasi, setelah anak lahir, serviks menjadi lebih oval pada sumbu
horizontal dan muara eksterna terlihat sebagai celah transversal.
3) Vagina
dan vulva
Hormone kehamilan mempersiapkan vagina
supaya distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal,
jaringan ikat longgar, hipertrofi otot polos, dan pemanjangan vagina.
Peningkatan vaskularisasi menimbulkan warna ungu kebiruan pada mukosa vagina
dan serviks. Perubahan warna yang disebut tanda Chandwick, suatu tanda kemungkinan
kehamilan, dan muncul pada minggu keenam, tetapi dengan mudah terlihat pada
minggu ke-8 kehamilan. Deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya
glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang tanggal ini membentuk
rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan, yang disebut leukore.
Selama masa hamil, pH sekresi vagina
menjadi lebih asam. Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan pH ini
membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina, khususnya infeksi
jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah besar dapat membuat lingkungan
vagina lebih cocok untuk infeksi jamur. Peningkatan vaskularisasi vagina dan
visera panggul lain menyebabkan peningkatan sersitivitas yang menyolok.
Peningkatan sersitivitas dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual,
khususnya selam trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongesti, ditambah
relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang berat, dapat menyebabkan
timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises biasanya membaik selama
periode pascapartum.
Struktur eksternal vulva membesar selama
masa hamil akibat peningkatan vaskulatur, hipertrofi badan perineum, dan
deposisi lemak. Pada nulipara kedua labia mayora saling mendekat dan menutupi
introitus vagina. Pada wanita yang pernah melahirkan, kedua labia memisah dan
menganga setelah melahirkan atau setelah cedera vagina. Sisa robekan hymen
terlihat setelah koitus, penggunaan tampon, atau melahirkan per vaginam.
Leukore adalah rabas mukoid berwarna agak keabuan dan berbau tidak enak.
Peningkatan stimulasi estrogen dan progesterone pada serviks menghasilkan
cairan mukoid berlebihan. Cairan berwarna keputihan karena banyak sel epitel
vagina tanggal akibat hyperplasia kehamilan normal. Rabas vagina tidak gatal
atau mengandung darah.
4) Payudara
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa
geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi.
Perubahan payudara ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Sensitivitas
payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai rasa geli yang tajam. Putting
susu dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder
pada areola, dan putting susu menjadi lebih erektil. Hipertropi kelenjar
sebasea yang muncul di areola primer dan disebut tuberkel Montgomery dapat terlihat
disekitar putting susu. Kelenjar sebasea ini mempunyai peran protektif sebagai
pelumas putting susu. Kelembutan putting susu tergantung, jika lemak pelindung
ini dicuci dengan sabun.
Peningkatan suplai dara membuat pembuluh
darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat,
sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru di bawah
permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada
primigravida. Stria dapat terlihat di bagian luar payudara.
Selama trimester kedua dan ketiga,
pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif.
Kadar hormone luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi
duktus latiferusdan jaringan lobulus-alveolar sehinga pada palpasi payudara
teraba penyebaran nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular menggantikan
jaringan ikat, akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan lebih jarang.
Peregangan ligamentum cooper suspensorium fibrosa berlebihan yang menopang
payudara dapat dicegah dengan menggunakan bra menerbitas berukuran sesuai.
Walaupun perkembangan kelenjar mamae
secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terhambat
sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir. Namun,
sekresi prakolostrumyang cair, jernih, dan kental dapat dikeluarkan dari
putting susu pada akhir minggu keenam. Sekresi ini mengental saat kehamilan
mendekati aterm dan kemudian disebut kolostrum. Kolostrum, cairan sebelum
menjadi susu, yang berwarna krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari
puting susu selama trimester ketiga.
5) Sistem
kardiovaskular
Penyesuaian maternal terhaap kehamilan
melibatkan sistem kardiovaskular yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun
fisiologis. Adaptasi kardiovaskular melindungi fungsi fisiologis wanita,
memenuhi kebutuhan merabolik tubuh saat
hamil, dan meyediakan kebutuhan untuk perkembangn dan pertumbuhan janin.
Hipertrofi ( pembesaran ) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah janrung. Karena diafragma terdorong keatas,
jantung terangkat keatas dan berotasi kedepan dan kekiri. Impuls pada aspek,
titik impuls maksimum ( point of maximum impuls [ PMI ] bergeser keatas dan
lateral sekitar 1 sampai 1,5 cm. Derajat pergeseran bergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi
uterus.
Perubahan pada auskultasi mengiringi
perubahan ukuran dan posisi jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung
juga meninbulkan perubahan hasil auskultasi yang terjadi selama masa hamil.
Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelasa terdengar. S3
lebih jelas terdengar setelah minggu ke20 gestasi. Selain itu, murmur
ejeksi sistolik tingakt II dapat terdengar didaerah pulmnal. Antara minggu
ke014 dan ke-20an, denyut meningkat perlahan, dan mencapai 10 cm samapi 15 kali
per menit, kemiduan menetap sampai aterm. Timbul palpitasi.
a) Tekanan
darah
Tekanan darah arteri ( arteri brakialis )
bervariasi sesuai usia. Ada faktor-faktor tambahan yang dipertimbnagkan.
Faktor-faktor ini meliputi posos ibu, kecemasan ibu, dan ukuran manset. Posisi
ibu mempengaruhi hasil kerena posisi utersu dapat menghambat aliran balik vena,
dengan demikian curah jantung dan tekanan darah menurun. Tekanan darah
brakialis tertinggi saat wanita sedang terduduk, terendah saat wanita terbaring
pada posisi rekumben lateral kiri; sedang pada posis telentang, tekanan darah
berada diantara kedua posisi tersebut. Oleh karena itu, pada setiap kunjungan,
gunakan lengan dan posisi yang sama untuk mengukur tekanan darah. Posisi dan
lengan yanf dugunakan harus dicatat bersama hasil pengukuran. Selama
pertengahan pertama mas hamil, tekanan sistolik dan tekanan diastolik menurun
sampai 5 dan 10 mm Hg. Penurunan tekanan darah ini kemungkina disebabkan oleh vasodilatasi periver akibat
perubahan hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga, tekanan darah
ibu harus kembali kenilai tekanan darah selama trimester pertama.
Tekanan arteri rata-rata ( mean artreial
pressure [ MAPI ] ) meningkatkan nilai diagnostik hasil pengukuran. MAP didapat
dengan menambahkan sepertiga tekanan nadi adalah selisih antara lain tekanan
sistolik dan diastolik. Apabila wanita berbaring terlentang, vena kava mendapat
penekanan dengan derajat tertentu selama pertengahan kedua masa hamil. Beberpa
wanita mengalami penurunan tekanan sistolik sebesar ≥ 30 mmHg. Setelah 4 sampai
5 menit, refleks bradikardi terlihat, curah jantung menurun menjadi setengahnya
dan wanita tersebut mnerasa pusing.
Edema pada ekstremitas bawah dan varises terjadi akibat obstruksi vena
iliaka dan vena kava inferior oleh uterus. hal ini juga mengakibatkan vena kava
meningkat.
b) volume
dan komposisi darah
Derajat ekspansi darah sangat bervariasi
(Cunningham,dkk.,1993). Volume darah meningkat sekitar 1500 ml (nilai normal :
8.5% sampai 9 % berat badan). Peningkatan terdiri atas 1000 ml plasma ditambah
450 sel darah merah (SDM). Peningkatan volume mulai terjadi pada sekitar minggu
ke-10 sampai ke-12, mencapai puncak 30% - 50% diatas volume tidak hamil pada
minggu ke-20 samapi ke-26, dan menurun setelah minggu ke-3. Peningkatan volume
merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini sangat penting untuk : (a). sistem
vaskular yang mengalmi hipertrofi akibat pembesaran uterus, (b). hidrasi
jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri dan terlentang, dan (c).
cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama proses melahirkan dan
puerperium. Vasodilatasi perifer mempertrahankan tekanan darah tetap normal
pada ibu hamil meningkat.
Selama ibu hamil terjadi percepatan
produksi SDM (normal; 4 – 5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan
bergantung pada jumlah besi yang tersedia. Massa SDM meningkat hingga 30% -
33% pada masa kehamilan atrem, jika ibu
mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengkkonsumsi suplemen besi, SDM hanya
meningkat 17% pada beberapa wanita. Walaupun produksi SDM meningkat, nilai
normal Hb (12 – 19 g/dl dalam darah) dan nilai normal hematokrit (37% - 47%)
menurun secar menyolok. kondisi ini diesebut anemia fisiologis. Penurunan lebih
jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjaid ekspansi volume darah yang
cepat. Apabila nilai hemoglobin turun sampai 10 g/dl atau lebih atau bila
hematokrit turun sampai 35% atau lebih, wanita dalam keadaan anemiak.
Hitung sel darah putih total meningkat
selam trimester kedua dan mencapai puncak selama trimester ketiga. Peningkatan
ini terjaid terutama pada granulosit. Hitung limfosit tetap sama sepanjang masa
hamil. lihat Appendik D untuk mengetahui nilai laboratorium selama
masa hamil.
c) Curah
jantung
Curah jantung meningkat dari 30% - 50%
pada mingggu ke-32 gestasi, kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu
ke-40. Peningkatan curah jantung
terutama disebabkan oleh peningkatan volume sekuncup (stroke volume) dan
peningkatan ini merupakan respons terhadap peningkatan kebutuhan oksigen jaringan
(niali normalnya ialah 5 sampai 5,5 L/menit). Curah jantung pda kehamilan tahap
lanjut jauh lebih tinggi saat wanita dalam posisi rekumben lateraldaripada
dalam posisi terlentang. Pada posisi terlentang, uterus yang besar dan berat
seringkali menghambat aliran balik vena ke jantung. Setiap kali terdapat
pengerahan tenaga, curah jantung meningkat, misalnya, pada persalinan dan
melahirkan.
d) Waktu
sirkulasi dan waktu koagulasi
Waktu sirkulasi sedikit menurun pada
minggu ke-32. Waktu ini hampir kembali normal menjelang aterm. Kecenderungan
koagulasi lebih besar selam masa hamil. ini merupakan akibat peningkatan
berbagai faktor pembekuan (faktor VII, VIII, IX, X dan fibrinogen). Aktivitas
fibrinolitik (pemecahan atau pelarutan bekuan darah) mengalami depresi selama
masa hamil dan periode peurperium, sehingga wanita kebih rentan terhadap
trombosis.
6) Sistem
pernapasan
Adaptasi ventilasi struktural selama masa
hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu
meningkat sebagai respons terhadap kecepatan metabolik dan peningkatan
kebutuhan oksigen jaringan uterus pada payudara. Janin membutuhkan oksigen dan
suatu cara untuk membuang karbon dioksida.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan
ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat.
Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Diameter transversal
kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm, dan lingkaran kerangka tulang iga
meningkat 5-7 cm (Cunningham, ddk., 1995). Besar sudut kostal, yang pada masa
sebelum hamil sekitar 68˚, meningkat menjadi sekitar 103˚, pada trimester
ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah melahirkan, rongga
dada mungkin tidak kembali keadaan sebelum hamil (Seidel, ddk., 1995) .
Tingkat diafragma bergeser sebesar 4 cm
selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran
uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan pernapasan perut dan
penurunan diafragma saat inspirasi menjadi sangat sulit. Peningkatan
vaskularisasi, yang merupakan respons terhadap peningkatan kadar estrogen, juga
terjadi pada praktus pernapasan atas. Karena kapiler membesar, terbentuklah
edema dan hiperemia di hidung, varing, laring, trakea, dan brongkus. Kongesti
didalam jaringan traktus respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi
yang umum terlihat masa hamil. Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan
sinus hidung berdarah, perubahan suara, dan respons peradangan m\yang menyolok
bahkan terhadap infeksi pernapasan bagian atas yang ringan sekalipun. Peningkatan vaskularitsa juga membuat membran
timpani dan tuba eustaki bengkak, menimbulkan gejala kerusakan pendengaran,
nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga
a) Fungsi
Paru
Wanita hamil bernapas lebih dalam
(meningkatkan volume tidal, volume gas bergerak masuk atau keluar traktus
respiratorius pada setiap tarikan nafas), tetapi frekwensi nafasnya hanya
sedikit meningkat. Peningkatan volume tidal pernafasan, yang berhubungan dengan
frekwensi nafas normal, menyebabkan peningkatan volume nafas satu menit sekitar
26%. selama hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan ambang
karbon dioksida. Progesteron dan ektrogen diduga menyebabkan peningkatan
sensivitas pusat pernafasan karbon dioksida, selain itu, kesadaran wanita hamil
akan kebutuhan nafas meningkat. Beberapa wanita mengeluh mengalami dipsnea saat
istirahat. Walaupun fungsi paru tidak
terganggu oleh kehamilan, penyakit fraktus pernafasan dapat menjadi lebih berat
selama masa hamil. Salah satu faktor yang penting ialah peningkatan kebutuhan
oksigen.
b) Lanjut
metabolisme basal
Lanjut metabolisme basal (basal metabolism
rate [BMRI) biasanya meningkat pada bulan keempat gestasi. BMR meningkatkan 15%
sampai 20% pada akhir kehamilan (aterm). BMR kembali kenilai sebelum hamil pada
hari ke-5 atau ke-6 pascapartum. Meningkatan BMR ini mencerminkan meningkatan
kebutuhan oksigen di unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi
oksigen akibat meningkata kerja jantung ibu. Vasodilatasi ferifer dan
percepatan aktifivitas kelejar keringan membantu melepaskan kelebihan panas
yang timbul akibat peningkatan metabolisme selama masa hamil. Wanita hamil
dapat mengalami intoleransi panas, yang pada beberapa wanita merasa mengganggu.
Pada hamil tahap awal wanita banyak mengeluh merasa lemah dan letih setelah
melakukan aktivitas ringan. Perasan ini dapat bertahap di ikuti peningkatan
kebutuhan tidur. Persaan lemah dan letih sebagian dapat di sebabkan oleh
peningkatan aktivitas metabolik.
c) Keseimbangan
Asam-Basa
Pada sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi
penurunan tekanan karbon dioksida sekitar 5 mmhg. Progesteron padat
meningkatkan sensativitas reseptor pusat napas sehingga volume tidal meningkat
Pco2 menurun, kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) menurun, dan PH meningkat keseimbangan
asam-basa ini menujukkan bahwa kehamilan merupakan suatu kondisi alkalosi
respiratorik yang di kompengsasi oleh asidosis metabolik ringan.
7) Sistem
ginjal
Ginjal merupakan organ ekskresi yang vital.
Tujaun organ ini ialah mempertahankan lingkungan internal tubuh agar berada
dalam status homeostatis yang relatif konstan. Hal ini penting untuk efisiensi
fungsi tubuh pada tingakt seluler. Ginjal berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan elektrolik dan asam-basa, mengatur volume cairan ekstrasel,
mengekskresikan produk sampah, dan penyimpanan nitrien yang sangat penting.
a) Perubahan
anatomi
Perubahan struktul ginjal merupakan akibat
aktivitas hormonal (estrogen dan progesteron). Tekanan yang timbul akibat
pembesaran uterus dan peningkatan volume darah. Sejak minggu ke-10 gestasi,
pelvis , ginjal, dan ureter berdilatasi. Dilatasi ureter tamapk lebih jelas di
atas pintu atau panggul, sebagian karena ureter terkompresi antara uterus dan
pintu atas panggul, pada kebanyakan wanita, uterus di bawah pintu atas panggul
berukuran normal. Pada tahap lanjut palvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi
dari pada pelvis kiri akibat penggeseran uterus yang berat kekanan akibat
terdapat kolon rektosigmid di sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini menbuat pelvis dan
ureter mampu menampung urien dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urien. Stasis atau tagnasi urien menimbulkan beberapa
konsekuensi:
(1) Terdapat
selang waktu antara pembentukan urien sampai urine tersebut mencapai kandung
kemih, oleh karena itu, hasil tes klires menujukkan substansi yang terkandung
dalam filtrasi glomelurus beberapa jam sebelumnya.
(2) Urien
yang mengalami stagnasi merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Selain itu urine wanita hamil mengandung nutrien dalam jumlah
yang lebih besar, termasuk glukosa. Oleh karena itu, selama hamil, wanita lebih
rentang terhadap infeksi saluran kemih.
b) Perubahan
fungsi ginjal
Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup
banyak perubahan. Lanjut filtrasi glomerulus (glomerurular filtration rate
[GFR]). Dan aliran plasma ginjal (renal plasma flow [RPF]) meningkatan pada
awal kehamilan (cunningham, ddk., 1993). Ginjal wanita harus mengakomudasi
tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga
mengekresikan produk sampah janin.
Fungsi ginjal berubah sebab ada nya hormon kehamilan, meningkat volume darah,
postur wanita, aktivitas fisik, dan asupan makanan.
Ginjal berfungsi paling efisien saat
wanita berbaring pada posisi rekumben lateral dan paling tidak efisien pada
posisi terlentang, berat uterus akan menekan vena, kava dan aorta. Sehingga
curah jantung menurun. Akibat tekanan darah ibu dan frekwensi jantung anak
menurun (vena kava atau sindrom hipotensi), begitu juga dengan volume darah ke
ginjal. Apabila curah jantung menurun, aliran darah ke otak dan kejantung tetap
di pertahankan sehingga aliran darah ke organ-organ lain, termasuk ginjal dan
uterus, menurun.
c) Keseimbangan
Cairan dan Elekrolikt
Reabsorpsi tubular ginjal yang selektif
mempertahankan keseimbangan air dan natrium tanpa memperhatikan perubahan
asupan diet dan kehilangan melalui keringat, muntah ataupun diare, dalam
keadaan normal, 500 sampai 900 mEq natrium di pertahankan selama masa hamil
untuk memenuhi ketubutan janin. Karena kebutuhan akan volume cairan
intraveskular dan ekstraveskular meningkat, maka diperlukan tambah natrium
untuk meningkatkan volume cairan dan mempertahankan status isotonis. Untuk
mencegah kehilangan natriunyang berlebihan, ginjal ibu beradaptasi secara
signifikan dengan meningkatkan reabsorpsi tubular. Walaupun sistem ginjal berlangsung
dengan efisien, sistem ini dapat terganggu akibat diet natrium atau restriksi
natrium yang berlebihan atau akibat penggunaan diuretik.
Kapasitas ginjal untuk mengekresi air
selama minggu-minggu awal lebih efisien dari pada minggu-minggu selanjutnya.
Kadang-kadang pada awal kehamilan sejumlah air yang hilang menyebabkan beberapa
wanita merasa haus. Akumulasi air ditungkai bahwa pada tahap lanjut kehamilan
menurun aliran darah ginjal dan GFR. Respons diuretik terhadap akumulasi air
terpacu saat wanita berbaring, terutama berbaring miring, dan akumulasi cairan
kembali memasuki sirkulasi umum. Akumulasi darah di tungkai bawah ini
kadang-kadang disebut edema fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan
Dalam keadaan normal, ginjal mereabsorpsi
hampir semua glukosa dan nutrien lain dari filtrasi plasma. Pada wanita hamil
mereabsorpsi glukosa di tubulus terganggu sehingga terjadinya glukosuria pada
wanita dengan tingkatan berbeda-beda. Nilai glukosa dalam urine ialah 20mg/dl.
Dalam satu hari glokosa dalam urine kadang-kadang posotif dan kadang-kadang
negatif. Apabila positif jumlah glukosa bervariasi dari +1 - +4
Pada wanita tidak hamil, kadar kadar
glukosa darah harus berada dalam rentang 160-180 mg/dl. Sebelum glokosa dibuang
kedalam urine (tidak direabsorpsi). Selama masa hamil, glukosuria terjadi jika
kadar glukosa ibu lebih rendah dari 160 mg/dl. Alasan mengapa glukosa dan
nutrien lain, seperti asam amino, dibuang selama masa hamil, tidak di mengerti
dan mekanisme pasti yang menyebabkannya belum di temukan. Walawpun status
glukosuria dapat di temukan pada ibu hamil normal (jika kadar +1, ibu
memperlihatkan kadar ansietas). Kemungkinan diabetes melitus harus tetap di
ingat.
Albumin dan globulin adalh protein yang
buakan merupakan unsur normal urien pada waktu kapanpun. Sejumlah kecil protein
kadang-kadang dapat di temukan dalam urien yang pekat atau urien yang pertama
pada pagi hari setelah bagun tidur. Namun, pada waktu kapanpun, temuan protein
dalam jumlah yang dapat ukuran (lebih dari 150 mg dalam 24 jam) merupakan tanda
signifikan penyakit ginjal.
8) Sistem
integumen
Perubahan keseimbangan hormon dan
peregangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem
integumen selama masa hamil. Perubahan yang umum timbul terdiri dari
peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan
rambut dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea,
peningkatan sirkulasi dan aktifitas vasomotor. Jaringan kulit elastis mudah
pecah, respon alergi meningkat.
Pigmentasi timbul akibat peningkatan
hormon hipofisis anterior melanotoprin selama masa hamil. Melasma di wajah,
yang disebut juga kloasma atau topeng kehamilan adalah bercak hiperpigmentasi
kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada
wanita hamil berkulit hitam. Kloasma dialami 50%-70% wanita hamil, dimulai dari
minggu ke 16 dan meningkat secara bertahap sampai bayi lahir. Sinar matahari
membuat pigmentasi ini semakin jelas pada wanita yang rentan. Kloasma yang
timbul akibat kehamilan normal biasanya hilang setelah wanita melahirkan.
Linea nigra adalah garis pigmentasi dari
simfisis pubis sampai ke bagian atas pundus di garis tengah tubuh. Linea nigra tidak muncul pada semua wanita
hamil. Stria gravidarum atau tanda regangan yang timbul pada 50%-90% wanita
hamil selama pertengahan kedua kehamilan disebabkan oleh adenokorti-kosteroid.
Stria menunjukkan pemisahan jaringan ikat di bawah kulit. Garis-garis yang
sedikit cekung ini cenderung timbul di daerah yang regangannya maksimum
misalnya di abdomen, paha, dan payudara.
Angioma atau telangiektasis umumnya
disebut vascular spiders. Angioma adalah ujung arteriola yang berdenyut dan
sedikit menonjol, berbentuk kecil seperti bintang atau cabang. Biasanya ditemukan
di wajah, leher, dada dan lengan. Spiders berwarna kebiruan dsn tidak hilang
apabila ditekan. Vascular spiders terlihat selama bulan kedua sampai bulan
kelima kehamilan pada 65% wanita berkulit putih dan 10% wanita Afrika-Amerika.
Spiders biasanya hilang setelah melahirkan.
Epulis (gingival granuloma gravidarum)
ialah suatu nodul berwarna merah pada gusi yang mudah berdarah. Lesi ini dapat
timbul sekitar bulan ketiga dan biasanya terus membesar seiring kemajuan
kehamilan. Penanganan hanya dilakukan apabila nodul sudah terlalu besar dan
menimbulkan nyeri atau berdarah berlebihan. Pertumbuhan kuku mengalami
percepatan selama masa hamil. Kulit berminyak dan acne vulgaris dapat timbul
selama masa hamil. Pada wanita lain, kulit tampak bersih dan berseri. Dapat
terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus yag cenderung hilang setelah
kehamilan berakhir.
9) Sistem
Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat badan wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara mencolok.
Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan
tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita
bergeser ke depan. Kurva lumbosakrum normal harus semakin melengkung dan di
daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala yang
berlebihan) untuk mempertahankan keseimbangan. Perubahan-perubahan seperti ini
sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman pada sitem muskuloskeletal.
Wanita muda yang cukup berotot dapat
menoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi pada wanita yang lebih
tua, yakni wanita yang mengalami gangguan punggung atau wanita yang mempenyuai
keseimbangan yang buruk, dapat mengalami nyeri punggung yang cukup selama
kehamilan.
Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas
sendi panggul normal terjadi selama masa hamil. Hal ini merupakan akibat dari
elastisitas dan perlunakan yang berlebihan jaringan kolagen dan jaringan ikat
yang merupakan akibat peningkatan hormon seks steroid yang bersirkulasi.
Adaptasi ini memungkinkan pembesaran dimensi panggul. Otot dinding perut
meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Selama trimester ketiga,
otot rektus abdominis dapat memisah, menyebabkan isi perut menonjol di garis
tengah tubuh. Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan,
tonus otot secara bertahap kembali, tetapi pemisahan otot menetap.
10) Sistem
Neurologi
Hanya sedikit yang diketahui tentang
perubahan fungsi sistem neurologi selama masa hamil, selain perubahan-perubahan
neurohormonal hipotalamik-hipofisis. Perubahan fisiologis spesifik akibat
kehamilan dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular
sebagai berikut :
a) Kompresi
saraf panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.
b) Lordosis
dorsolumbar dapat menyebabkanm nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi
akar saraf
c) Edema
yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama
trimester akhir kehamilan.
d) Akroestesia
atau rasa baal dan gatal di tangan akibat posisi bahu yang membungkuk dirasakan
oleh beberapa wanita pada masa kehamilan.
e) Nyeri
kepala akibat ketegangan timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang
kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan,
atau juga migren.
f) Nyeri
kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan sering terjadi pada awal
kehamilan.
11) Sistem
pencernaan
Fungsi saluran cerna selama masa hamil
menunjukkan gambaran yang sangat menarik. Nafsu makan meningkat. Sekresi usus
berkurang. Fungsi hati berubah dan absorbs nutrient meningkat. Usus besar
bergeser ke arah lateral atas dan posterior. Aktivitas peristaltic (motilitas)
menurun. Akibatnya bising usus menghilang dan konstipasi, mual, serta muntah
umum terjadi. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, menyebabkan
hemoroid berbentuk pada akhir kehamilan.
a) Mulut
Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak.
Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
peningkatan vaskularitas selektif dan poliferasi jaringan ikat ginggivitis
tidak spesifik). Tidak ada peningkatan sekresi saliva. Namun, wanita
mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva). Perasaan ini diduga akibat
wanita secara tidak sadar jarang menelan saat merasa mual. Epulis dan perdarahan gusi telah
dibahas dalam sistem integument.
b) Gigi
Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g
kalsium dan fosfor dalam jumlah yang kira-kira sama setiap hari selama ia
hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini lebih tinggi sekitar 0,4 g daripada
kebutuhan saat ia tidak hamil. Diet yang seimbang memenuhi kebutuhan ini.
Namun, defisiensi diet yang berat dapat mengurangi simpanan unsure-unsur ini di
dalam tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi
tidak terjadi selama masa hamil. Oleh karena itu, pepatah kuno yang mengatakan
“satu gigi untuk seetiap anak” tidaklah benar. Hygiene gigi yang buruk selama
masa hamil atau pada setiap waktu dan gingivitis dapaat menimbulkan karies gigi
yang dapat menyebabkan gigi hilang.
c) Nafsu
Makan
Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada
trimester pertama sering terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea dan/atau
vomitus, gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan
akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Pada trimester
kedua, nausea dan vomitus lebuh jarang dan nafsu makan meningakat. Peningkatan
nafsu makan ini memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin.
d) Esophagus,
Lambung, dan Usus Halus
Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil,
herniasi bagian atas lambung (hiatus
hernia) terjadi setelah bulan ke tujuh atau ke-8 kehamilan. Keadaan ini
disebabkan pergeseran lambung ke atas, yang menyebabkan hiatus diafragma
melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multipara, wanita yang
gemuk, atau wanita yang lebih tua.
Peningkatan produksi estrogen menyebabkan
penurunan sekresi asam hidroklorida. Oleh karena itu, pembentukan tukak peptic, atau perkembangan
tukak peptic yang sudah ada tidak umum selama masa hamil. Peningkatan produksi
progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga
terjadi regurgitaasi esophagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan
peristaltis balik. Akibatnya, wanita “tidak mampu mencerna asam” atau mengalami
nyeri ulu hati (pirosis).
Sebagai respon terhadap peningkatan
kebutuhan selama masa hamil, besi siap diabsorbsi di usus halus. Pada umumnya,
jika individu kekurangan besi, absorbs besi meningkat. Peningkatan progesterone
(yang menyebabkan hilangnya tonus otot dan penurunan peristaltis) menyebakan
absorbs air di usus besar meningkat, sehingga dapat terjadi konstipasi. Selain
itu konstipasi merupakat akibaat hipoperistaltis (perlambatan usus), pilihan
makanan yang tidak lazim, kurang cairan, distensi abdomen akibat kehamilan, dan
pergeseran usus akibat kompresi. Hemoroid (parises vena di rectum dan anus)
dapat semakin menonjol ke luar atau berdarah saat buang air besar. Kebiasaan
buang air dan tipe khas tinjaterbentuk pada awal kehidupan. Variasi akan
diperhatikan dan dapat dipersepsikan sebagai proses penyakit. Ileus yang melemah
(melambat, pergerakan menurun) setelah melahirkan, kehilangan cairan setelah
melahirkan, dan rasa tidak nyaman di perineum menyebabkan konstipasi berlanjut.
e) Kandung
Empedu dan Hati
Kandung empedu cukup sering distensi
akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan
dan pengentalan empedu biasa terjsdi. Gambaran ini, bersama
hiperkolesterolemiaringan akibaat peningkatan kadar progesterone, dapat
menyebabkan pembentukan baatu empedu selama masa hamil.
Fungsi hati sulit dinilai selama gestasi,
hanya sedikit perubahan fungsi hati yang terjadi selama masa hamil.
Kadang-kadang, kolestasis intrahepatik (retensi dan akumulasi empedu di dalam
hati, yang disebabkan oleh factor-faktor di dalam hati), sebagai respon
terhadap steroid plasenta, terjadi pada akhir kehamilan dan dapat menyebabkan
timbulnya pruritus gravidarum (rasa
gatal yang berat) dengan atau tanpa ikterik. Mandi oatmeal dan cairan pembersih dapat mengurangi ras gatal.
Gejala-gejala yang mengganggu ini mereda segera setelah wanita melahirkan.
f) Rasa
Tak Nyaman di Abdomen
Perubahan pada abdomen yang dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman meliputi panggul berat atau tertekan, ketegangan
pada ligamentum teres uteri, flatulen, (pembentukan gas berlebihan dalam
lambung), distensis dank ram usus, serta kontraksi uterus. Selain pergeseran
usus, tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan tekanan vena di dalam
panggul. Walaupun kebanyakan rasa tidak nyaman di abdomen merupakan konsekuensi
perubahan internal yang normal, petugas
kesehatan harus secara konstan waspada terhadap kemungkinan gangguan, seperti
obstruksi usus atau proses peradangan. Apendisitis mungkin sulit didiagnosis,. Apendiks bergeser ke atas dan ke arah
lateral, ke tempat yang tinggi dan ke kanan, menjauhi titik McBurney.
12) Sistem
Endokrin
Perubahan besar pada sistem endorkin yang
esensial terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan
pemulihan pasca partum (nifas).
a) Kelenjar
Tiroid
Selama masa hamil, pembesaran moderat
kelenjar tiroid merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan peningkatan
vaskularitas. Konsumsi oksigen dan peningkatan BMR merupakan akibat aktivitas
metabolic janin.
b) Kelenjar
Paratiroid
Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme
sekunder ringan, suatu refleksi peningkatan kebutuhan kallsium dan vitamin D.
saat kebutuhan untuk rangka janin mencapai puncak (pertengahan ke dua
kehamilan), kadar parathormon plasma meningkat, kadar puncak terjadi antara
minggu ke-15 dan ke-35 gestasi.
c) Pancreas
Janin membutuhkan jumlah glukosa yang
signifikan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pertumbuhan, janin
tidak hanya menghabiskan simpanan glukosa ibu, tetapi juga menurunkan kemampuan
ibu menyintesis glikosa dengan menyedot habis asam amino ibu. Kadar glukosa
darah ibu menurun. Asam amino ibu tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke
janin. Akibatnya pada awal kehamilan pancreas menurunkan produksi insulinnya.
Seiring peningkatan usia kehamilan,
plasenta betumbuh dan secara progresif memproduksi hormone dalam jumlah yang
lebih besar (misalnya, human placental
lactogen [hPL], estrogen, dan progesterone). Produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga meningkat.
Estrogen, progesterone, hPL,
dan kortisol secara kolektif menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakan
insulin. Kortisol secara simultan menstimulasi peningkatan produksi insulin dan
meningkatkan resistensi perifer ibu terhadap insulin (misalnya, jaringan tidak
dapat menggunakan insulin). Insulinase adalah enzim yang diproduksi plasenta
untuk melemahkan aktivitas insulin ibu. Penurunan kemampuan ibu untuk
menggunakan insulinnya sendiri adalh suatu mekanisme protektif yang menjamin
suplai glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit fetoplasental. Akibatnya, tubuh
wanita hamil membutuhkan lebih banyak insulin. Sel-sel beta normal pulau
Langerhans di pancreas dapat memenuhi kebutuhan insulin yang secara kontinu
tetap meningkat sampai aterm.
d) Prolaktin
Hipofisis
Pada kehamilan,prolaktin serum mulai
meningkat pada trimester pertama dan meningkat secara progresif sampai aterm.
Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsure hormonal (estrogen,
progesterone, tiroid, insulin, dan kartisol bebas) yangdiperlukan untuk
pertumbuhan payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang meningkat
selama kehamilan, kadar estrogen yang tinggi menghambat sekresi alveolar aktif
dengan menghambat pengikatan prolaktin pada jaringan payudara, sehingga
menghambat efek prolaktin pada epitel target.
e) Sistem
Endokrin dan Nutrisi ibu
Progesterone menyebabkan lemak disimpan
dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi
sebagai cadangan energy baik pada masa hamil maupun menyusui. Beberapa hormone
yang lain mempengauhi nutrisi. Aldosteron mempertahankan natrium. Tiroksin
mengatur metabolisme. Hormone paratiroid mengontrol metabolism kalsium dan
magnesium. Human placental lactogen (hPL)
berperan sebagai hormone pertumbuhan. Human chorionic gonadotropin (hCG) menginduksi mual dan muntah pada
beberapa wanita selama awal kehamilan.
Carpenito,
Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9. Jakarta: EGC
Daftar Pustaka
Barrios,
Diana. 2010. Post Partum: Maternal
Physiologic Changes. Merritt Collage.
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak.
2004. Buku ajar keperawatan maternitas.
Ed. 4. Jakarta: EGC
Carpenito,
Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9. Jakarta: EGC
Cunningham, F. G. et. al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Hamilton,
Persis Mary. 1995. Dasar – dasar
keperawatan maternitas. Ed. 6 . Jakarta: EGC
Hidayati,
Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada
Kehamilan Fisiologis dan patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Henderson, Christine. 2005. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta :
EGC
Lauralee,
Sherwood. 2001. Fisiologi manusia dari
sel ke sistem. Jakarta : EGC
Llwellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi. Jakarta
: Hipokretes
Perry, Shannon E. 2010. Maternal child nursing care. Jakarta :
EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundametal keperawatan: konsep,
proses, dan praktik. Jakarta: EGC
Rabe, Thomas. 2002. Buku saku ilmu kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Rachimhadhi,
T. 2010. Ilmu kebidanan. Ed. 4.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Saleha, 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika
Susan
L. Elrod & William D. Stanfield. 2006. Genetika,
edisi 4. Jakarta : Erlangga
Swearingen, P. L. 2000. Keperawatan medikal bedah edisi 2. Jakarta:
EGC
Walsh, Linda V.2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta :EGC
Wiknjosastro,
H. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed.3.
Jakarta: Yayasan Rachimhadhi Sarwono Prawirohardjo.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat