A. Proses Menstruasi
Menstruasi adalah periode pengeluaran
cairan darah dari uterus yan disebabkan oleh rontoknya endometrium. Keluaran
terdiri dari sel-sel pecahan endometrium dan stromal. Sel-sel darah tua, dan
sekresi kelenjar. Lamanya rata-rata sekitar 5 hari (Hamilton,1995).
1. Manarke
Manarke atau awitan menstruasi pertama
pada anak perempuan biasanya terjadi pada usia antara 8 sampai11 tahun. Selain
itu, peningkatan jumlah dan variasi sekresi gonadotropin dan estrogen berkembang
menjadi satu pola yang siklik minimal setahun sebelum manarke. Umumnya
menstruasi awal pada sebagian anak perempuan tidak regular, tidak dapat
diprediksi, tidak nyeri dan tidak mengandung telur. Setelah satu tahun atau
lebih ovarium memproduksi estrogen siklik dan adekuat untuk mematangkan ovum
(Perry & potter, 2005).
2. Siklus
endometrium
Menstruasi adalah pendarahan periodikpada
uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya
rabas menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Lama
rata-rata aliran menstruasi adalah lima hari (rentang 3 sampai 6 hari). Darah
yang keluar terdiri dari lendir, darah, dan membrane endometrium yang kadang
keluar sebagai bekuan kecil. Kehilangan darah rata-rata 180 cc sampai 240 cc
per siklus. Siklus mentruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan, bila
kehamilan terjadi maka menstruasi akan terhenti. Pengaturan siklus menstruasi
dipengaruhi oleh usia, status fisik dan emosi serta lingkungan (Bobak,
lowdermilk & jesen,2004)
Siklus
menstruasi endometrium terdiri dari empat fase:
a. Fase
proliferasi merupakan pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari
kelima hingga ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari. Perkembangan
endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau
menjelang pendarahan terhenti, sejak saat ini penebalan 8 sampai 10 kali lipat
yang berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi bergantung pada stimulasi estrogen
yang berasal dari folikel ovarium
b. Fase
sekresi berlangsung sejak hari ovulusi sampai tiga hari sebelum periode
menstruasi selanjutnya. Setelah ovulasi diproduksi lebih banyak progesterone.
Terlihat endometrium yang edematosa, vascular dan fungsional. Pada akhir fase
ini endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna ketebalannya.
Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai
untuk melindungi dan menutrisi ovum yang dibuahi. Implantasi (nidasi) ovum yang
dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi, apabila tidak terjadi
pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan
progesterone menyusut yang akan menyebabkan spasme arteri spiral.
c. Fase
iskemi, terjadi suplai darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan pendarahan
menstruasi dimulai, menandakan hari pertama siklus berikutnya.
d. Fase
menstruasi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum
berinvolusi dan hormon-hormon ovarium, estrogen, progesterone menurun dengan
tajam sampai kadar sekresi yang rendah. Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya
estrogen dan progesterone pada akhir siklus bulanan yang memberi efek pertama
adalah penurunan rangsangan terhadap sel-sel endometrium diikuti dengan
involusi endometrium.
Selam 24 jam sebelum
terjadi menstruasi, pembuluh darah yang mengarah ke lapisan mukosa dari
endometrium mengalami vasoplastik yang mungkin disebabkan oleh involusi.
Vasospasme dan hilangnya rangsangan hormonal menyebabkan dimulainya proses
nekrosis pada endometrium yang menyebabkan darah merembes ke lapisan vascular
dari endometrium dan daerah perdarahan akan bertambah cepat dalam waktu 24-36
jam. Lapisan nekrotik bagian luar dari endometrium terlepas secara perlahan.
Semua lapisan superficial endometrium telah berdekuamasi 48 jam setelah
terjadinya menstruasi. Massa jaringan deskuamasi dan darah di dalam cavum, dan
efek kontraksi dari prostaglandin akan merangsang kontraksi uterus yang
menyebabkan dikeluarkannya isi uterus. Dalam waktu 4-7 hari setelah dimulainya
menstruasi, pengeluaran darah akan terhenti karena pada saat ini endometrium
sudah kembali epitelisasi.
3. Siklus
hipotalamus-hipofisis
Menjelang akhir siklus menstruasi yang
normal, kadar estrogen dan progesterone darah menurun. Kadar hormone ovarium
dalam darah yang rendah ini menstimulasi hipotalamus untuk menyekresi
gona-dotropin-releasing hormone (Gn-RH). Gr-RH, sebaliknya menstimulasi
perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogenya. Kadar estrogen
mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior mengeluarkan LH
(lutenizing hormone). Lonjakan LH yang menyolok dan kadar estrogen yang berada
dibawah (hari ke 12) mengawali eskpulsi ovum dari folikel de graaf dalam 24
sampai 36 jam. LH mencapai puncak pada sekitar hari ke 13 atau ke 14 pada
siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada
waktu ini, korpus luteum menyusut. Oleh karena itu kadar progesterone dan
estrogen menurun, terjadi menstruasi dan hipotalamus sekali lagi distimulasi
untuk menyekresi Gn-RH. Proses ini di sebut siklus Hipotalamus-hipofisis
(bobak, lowdermilk & jesen,2004)
4. Siklus
ovarium
Folikel primer primitive berisi oosit yang
tidak matur (ovum primodial). Setelah ovulasi, satu samapi 30 folikel mulai
matur dalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum
terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalm folikel yang
terpilih, oosit matur, terjadi ovulasi dan folikel yang kosong memulai
transformasinya menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas
fungsional 8 hari setelah ovulasi, menyekresi baik hormone estrogen steroid
maupun progesterone steroid. Bersamaan dengan waktu luteal puncak ini, telur
yang dibuahi bernidasi di endometrium. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus
luteum berkurang dari kadar steroid menurun. Dua minggu setelah ovulasi, jika
tidak terjadi fertilisasi dan implantasi, lapisan fungsional endomentrium
uterus tanggal selama menstruasi (bobak, lowdermilk & jesen,2004)
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. I.M, Lowdermilk. D.L, Jen
sen, M.D. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta: EGC.
Guyton, A.C. (2007). Buku ajar fisiologi
kedokteran. Jakarta : EGC
Hamilton, P.M. (1995). Dasar-dasar
keperawatan maternitas. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Ed.
2. Jakrta: Salemba Medika.
Kozier, Barbara.(2010).Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik.Ed.7.Jakarta: EGC
Potter, P.A., & Perry, A. G.(2005). BukuAjar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, Praktik.Edisi 4. USA: Elsevier Mosby
Williaw, F.G. (2008). Buku ajar
fisiologi kedokteran. Jakarta ; EGC
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat