google adsense

Monday, August 7, 2017

Tugas Pekerbangan Lansia Menurut Erickson, Havighurst dan Duval

A.  Tugas Pekerbangan Lansia Menurut Erickson, Havighurst dan Duval
Tugas perkembangan adalah tugas yang harus diselesaikan pada periode perkembangan tertentu dan apabila tercapai akan memberikan kepuasan terhadap dirinya sendiri dan membentuk konsep diri yang positif (Havighust, 1963 dalam Meiner dan Lueckenotte, 2006). Tugas perkembangan yang gagal dilakukan akan mempengaruhi tugas perkembangan selanjutnya dan akan terasa sulit dilaksanakan. Teori tersebut mengemukakan bahwa pentingnya beraktivitas walaupun dalam usia lanjut akan membuat seorang lansia merasa berarti dan tidak dikucilkan dari masyarakat, tentunya dalam batasan yang tidak akan mengganggu kesehatan lansia tersebut. Teori ini didasarkan pada tiga asumsi: (1) lebih baik aktif daripada tidak aktif, (2) lebih baik bahagia daripada tidak bahagia, (3) lansia adalah hakim terbaik untuk menentukan caranya sendiri demi mencapai keaktifan dan kebahagiaan dalam hidupnya (Havighurst, 1972 dalam Meiner dan Lueckenotte, 2006).
Setiap tahap perkembangan individu memiliki tugas perkembangan yang berbeda dan semakin berkembang tentunya. Terkecuali untuk lansia, lansia umumnya mengalami penurunan fungsi fisik. Berikut ini merupakan penjelasan tentang tugas perkembangan lansia menurut beberapa ahli.

1.    Erickson
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau meyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olahraga, mengembangkan hobi bercocok tanam dan lain-lain (Maryam dkk, 2008 p.40).
Dalam teorinya Erickson mengatakan, “Orang yang sampai pada tahap lansia berarti sudah cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia lanjut adalah integritas dan menghilangkan putus asa serta kekecewaan”. Selain itu, usia lanjut merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pandangan sebagian orang dikarenakan mereka (lansia) merasa terasing dari lingkungan kehidupannya dan orang pada usia lanjut dianggap tidak dapat berbuat apa-apa lagi atau tidak berguna (Hall & Lindzey, 1993, Yogyakarta, Kanisius).
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
Dalam teori Erikson, orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan. Tahap ini merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pemandangan sebagian orang dikarenakan mereka sudah merasa terasing dari lingkungan kehidupannya, karena orang pada usia senja dianggap tidak dapat berbuat apa-apa lagi atau tidak berguna.
Kesulitan tersebut dapat diatasi jika di dalam diri orang yang berada pada tahap paling tinggi dalam teori Erikson terdapat integritas yang memiliki arti tersendiri yakni menerima hidup dan oleh karena itu juga berarti menerima akhir dari hidup itu sendiri. Namun, sikap ini akan bertolak belakang jika didalam diri mereka tidak terdapat integritas yang mana sikap terhadap datangnya kecemasan akan terlihat.
Kecenderungan terjadinya integritas lebih kuat dibandingkan dengan kecemasan dapat menyebabkan maladaptif  yang biasa disebut Erikson berandai-andai, sementara mereka tidak mau menghadapi kesulitan dan kenyataan di masa tua. Sebaliknya, jika kecenderungan kecemasan lebih kuat dibandingkan dengan integritas maupun secara malignansi yang disebut dengan sikap menggerutu, yang diartikan Erikson sebagai sikap sumaph serapah dan menyesali kehidupan sendiri. Oleh karena itu, keseimbangan antara integritas dan kecemasan itulah yang ingin dicapai dalam masa usia senja guna memperoleh suatu sikap kebijaksanaan.
Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :
a.    Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
b.    Mempersiapkan diri untuk pensiun
c.    Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
d.   Mempersiapkan kehidupan baru
e.    Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan social/masyarakat secara santai
f.     Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan

2.    Havighurst dan Duvall
Menurut Havighurst, lansia masih mengalami perkembangan karena masih memiliki pengalaman dan situasi baru untuk dihadapi. Pengalaman dan situasi-situasi baru tersebut antara lain berpindah ke komunitas pensiunan, menyesuaikan diri terhadap efek penyakit kronis, dan kehilangan pasangan maupun kelompok. Duvall mengemukakan bahwa siklus hidup terdiri dari delapan tahap, dengan tahap terakhir adalah keluarga lansia. Tahap akhir ini dimulai dengan pensiunan, dilanjutkan sampai kematian pasangan pertama, dan diakhiri dengan kematian pasangan kedua. Tugas-tugas perkembangan yang dinyatakan oleh Havighurst dan Duval dapat dibandingkan, keduanya mengarah pda perubahan perubahan hidup yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengaturan hidup, pensiun, pendapatan, hubungan interpersonal, aktivitas dan kewajiban sosial, dan kemtaian. Pebedaan utama adalah bahwa havighurst mengarah pada individual, sedangkan duval mengarah pada kerangka  kerja keluarga.
Berikut ini merupakan perbedaan antara tugas perkembangan Havighurst dan Duvall:
Havighurst
Duvall
Menyesuaikan diri terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik.
Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan.
Menyesuaikan diri terhadap kematian pasangan dan orang penting lainnya.
Membentuk gabungan eksplisit dengan kelompok yang seusia.
Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kewarganegaraan.
Membentuk kepuasan pengaturan kehidupan fisik.
Menemukan rumah yang memuaskan untuk tahun-tahun akhir kehidupan.
Menyesuaikan diri terhadap pendapatan pensiunan.
Membentuk rutinitas rumah tangga yang nyaman.
Saling menjaga satu sama lain sebagai suami dan istri.
Menghadapi kehilangan dan menjadi janda/duda.
Mempertahankan hubungan dengan anak-cucu.
Merawat kerabat yang lebih tua.
Menjaga minat terhadap orang-orang di luar keluarga.
Menemukan makna hidup.

Tabel 1.1 Tugas perkembangan lansia menurut Havighurst dan Duvall (Stanley & Beare, 2006)

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat