google adsense

Monday, August 7, 2017

Harga Diri Rendah (HDR)

A.    Harga Diri Rendah (HDR)
1.      Pengertian
     Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (Keliat, 2005).
     Harga diri rendah merupakan komponen dari Depresi Mayor, dimana aktivitas merupakan bentuk hukuman. Harga diri rendah menunjukkan penolakan diri dan kebencian pada diri sendiri, yang prosesnya terjadi secara sadar dan tidak sadar serta diekspresikan baik secara langsung maupun tidak langsung. (Stuart & Laraia, 2005, p.308).
2.      Faktor Penyebab
     Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika individu kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain itu, berduka disfungsional juga dapat menyebabkan harga diri rendah. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.
3.      Tanda dan Gejala
      Menurut Stuart & Laraia (2005, p. 308), terdapat beberapa cara individu mengekspresikan HDR secara langsung, antara lain:
a.       Mengkritik diri sendiri
b.      Merendahkan diri ( kemampuan dan aspek possitif yang dimiliki)
c.       Rasa bersalah dan khawatir
d.      Manifestasi klinik: TD tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat
e.       Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
f.       Kebencian atau penolakan terhadap diri sendiri
g.      Gangguan berhubungan dengan kehidupan sosial
h.      Menarik diri dari realita,merusak diri sendiri dan merusak orang lain
      Menurut Stuart & Laraia (2005, p. 308), individu juga dapat menunjukkan tanda dan gejala HDR, secara tidak langsung, antara lain seperti berikut:
a.       Berilusi dan tujuan yang tidak realistic
b.      Bosan
c.       Berpandangan sempit terhadap kehidupan
4.      Rentang Respon
      Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri rendah cenderung melihat lingkungan dengan cara negative dan menganggap sebagai ancaman.
 


Respon adaptif                                                                              Respon Maladaptif
 


Aktualisasi diri      konsep diri                  HDR            kerancuan     Depersonalisasi
                              Positif                                               identitas
Gambar 1.1 rentang respon HDR
5.      Penatalaksanaan
a.       Tindakan keperawatan pada pasien
1)      Mengidentifikasi kemampuan dan aspek pasitif yang masih ada pada klien
2)      Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan
3)      Membantu pasien memilih dan menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4)      Membantu menyusun jadwal pelaksanaan pelatihan kemampuan
b.      Tindakan keperawatan pada keluarga
1)      Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2)      Jelaskan pada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3)      Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien atas kemampuannya
4)      Jelaskan dan demostrasikan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5)      Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya.
6)      Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah.
6.      Proses Keperawatan Pasien Dengan Harga Diri Rendah (HDR)
a.       Pengkajian Klien dengan Harga Diri Rendah
     Adapun pengkajian klien dengan HDR menurut Keliat, (2009; p, 83)
 meliputi hal sebagai berikut:
1)      Subyektif:
a)      Merasa tidak mampu melakukan sesuatu
b)      Mengkritik atau menyalahkan diri sendiri
c)      Pesimis menghadapi hidup dan menolak pujian yang diberikan
2)      Objektif
a)      Produktivitas menurun
b)      Tidak memperhatikan perawatan diri
c)      Tidak menatap lawan bicara, bicara lambat dan nada suara lemah
b.      Diagnosa Keperawatan
     Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, perawat dapat merumuskan diagnosis keperawatan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah (Keliat, 2009; p, 83).
c.       Perencanaan (Intervensi)
1)      Tujuan tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan Keliat, (2009; p, 84) yaitu :
a)      Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b)      Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c)      Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d)     Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
e)      Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
2)      Tujuan tindakan keperawatan pada keluarga berdasarkan Keliat, (2009; p, 84) yaitu :
1)      Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
2)      Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan
3)      Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang dilakukan
4)      Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
Intervensi yang berdasarkan Keliat, (2009; p, 84) yaitu :
1)      Intervensi pada pasien
a)      Mengidentfikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
b)      Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c)      Membantu paasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
d)     Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan
e)      Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya.
2)      intervensi pada keluarga
a)      Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien
b)      Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang dimiliki
c)      Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan pasien dan perawat
d)     Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku pasien
d.      Pelaksanaan (Implementasi)
1)      Tindakan keperawatan pada pasien menurut  Keliat, (2009; p, 85)  meliputi :
a)      Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Untuk membantu pasien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya, perawat dapat melakukan hal-hal berikut :
(1)       Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien dirumah sakit, dan dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
(2)       Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negative
(3)       Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara-cara berikut:
(a)    Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang masih dapat digunakan saat ini
(b)   Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien
(c)    Perlihatkan respons yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang aktif
(4)       Membantu pasien untuk memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan:
(a)    Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
(b)   Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien lakukan dengan mandiri atau dengan bantuan minimal
(5)       Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut:
(a)    Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
(b)   Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan
(c)    Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien
(6)       Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih :
(a)    Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
(b)   Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
(c)    Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
(d)   Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
(e)    Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatannya
(f)    Yakinkah bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien
2)      Tindakan keperawatan pada keluarga menurut Keliat, (2009; p:89) meliputi :
a)      Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien
b)      Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang dimiliki
c)      Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan pasien dengan perawat
d)     Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku pasien

3)      Strategi Pelaksanaan (SP)
a)      Strategi pelaksanaan pada pasien menurut Keliat, (2009; p: 86) yaitu :
SP I
(1)       Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
(2)       Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
(3)       Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
(4)        Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
(5)       Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
(6)       Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II
(1)       Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)       Melatih kemampuan kedua
(3)       Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
b)      Strategi Pelaksanaan (SP) pada keluarga menurut Keliat, (2009; p, 89) yaitu:
SP I
(1)       Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
(2)       Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasin beserta proses terjadinya
(3)       Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II
(1)     Melatih keluarga mempratekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
(2)     Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah
SP III
(1)     Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(2)     Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
e.       Evaluasi
1)      Evaluasi pada pasien :
a)      Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya
b)      Dapat menyusun rencana kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukannya
c)      Dapat melakukan kegiatan sesduai dengan rencananya
2)      Evaluasi pada keluarga :
a)      Keluarga mendukung aktivitas pasien

b)      Keluarga dapat memberikan pujian atau reward terhadap pasien
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A., Panjaitan. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan  Jiwa, penerbit buku Kedokteran  EGC, Jakarta
Keliat, B. A., (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Stuart & Laraia. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8th Edition. St. Louis: Mosby.
Videbeck, S. L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. (Renata K. & Alfrina H., penerjemah). Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus.(2010). Keperawatan Jiwa. Bandung. Refika Aditama
Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene. B., (2005). Psikologi Abnormal.Penerbit buku Erlangga, jakarta
Martono, Lidya. H. (2008), Peran Orang Tua dalam Mencegah dan Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta : Balai Pustaka



No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat