google adsense

Friday, August 4, 2017

Perilaku dan Tahapan Hubungan Seksual

A.  Perilaku dan Tahapan Hubungan Seksual
     Masters dan Johnson (1996) dikutip dari potter & Perry (2005) telah mendefinisikan siklus respon seksual dengan fase-fase excitement, plateau, orgasme, dan resolusi yaitu:
Tabel 2.1 Perbandingan siklus respon seksual pada wanita dan pria
Wanita
Pria
Excitement : peningkatan bertahap dalam rangsangan seksual
-          Lubrikasi vaginal: dinding vaginal ”berkeringat”
-          expansi dua pertiga bagian dalam lorong vagina
-          peningkatan sensitivitas dan pembesaran klitoris serta labia
-          ereksi puting dan peningkatan ukuran payudara.
-          Ereksi penis
-          penebalan dan elevasi skrotum
-          elevasi dan pembesaran moderat pada testis
-          ereksi puting dan tumescene.
Plateau : penguatan respons fase excitement
-          Retraksi klitoris dibawah topi klitoral
-           pembentukan platform orgasmus (pembengkakan sepertiga bagian luar vagina dan labia minora)
-          elevasi serviks dan uterus
-          perubahan warna kulit yang nampak hidup pada labia minora
-          pembesaran areolar dan payudara
-          peningkatan dalam tegangan otot dan pernafasan
-          peningkatan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan.
-          Peningkatan ukuran glans (ujung) penis –
-          peningkatan intensitas warna glans
-          elevasi dan peningkatan 50% ukuran testis
-          emesi mukoid kelenjar cowper (kemungkinan oleh sperma)
-          peningkatan tegangan otot dan pernafasan
-          peningkatan frekwensi jantung, tekanan darah, dan frekwensi pernafasan
Orgasme : penyaluran kumpulan darah dan tegangan pada otot
-          Kontraksi involunter platform orgasmik, uterus, rectal dan sfingter uretal, dan kelompok otot lain
-          hiperventilasi dan peningkatan frekwensi jantung
-          memuncak frekwensi jantung, tekanan darah, dan frekwensi pernafasan.
-          Penutupan sfingter urinarius internal
-          sensasi ejakulasi yang tidak tertahankan
-          kontraksi ductus deferens vesikel seminalis prostat dan ductus ejakulatori
-          relaksasi sfingter kandung kemih eksternal
-          kontraksi otot uretra dan sfingter rectal
-          pemuncakan frekwensi jantung, tekanan darah dan frekwensi pernafasan
-          ejakulasi .
Resolusi : fisiologi dan fisikologis kembali pada keadaan tidak terangsang
-          Relaksasi bertahap dinding vaginal
-          perubahan warna yang cepat pada labia minora
-          berkeringat
-          bertahap kembali pada pernafasan normal, frekuensi jantung, tekanan darah dan tegangan otot normal
-          sering kemampuan untuk mengalami orgasmus, karena wanita tidak mengalami periode refraktori seperti yang sering terjadi pada pria.
-          Kehilangan ereksi penis
-          periode refraktori ketika dilanjutkan stimulasi menjadi tidak nyaman
-          reaksi berkeringat
-          penurunan testis, kembali normalnya pernafasan, frekwensi jantung, tekanan darah, dan tegangan otot.

Terdapat tahapan-tahapan dan perilaku seksual menurut Kozier (2010) yaitu:
1.    Plateu/Terangsang
     Mencakup dua perubahan fisologis di antaranya vasokongesti yaitu peningkatan aliran darah ke berbagai bagian tubuh. Miotonia yaitu peningkatan ketegangan otot sampai dilepaskan oleh orgasme.
a.    Wanita
1)      Ereksi klitoris.
2)      Lubrikasi vagina, ukuran labia dapat meningkat 2 sampai 3 kali lipat, payudara membesar, dua pertiga bagian dalam vagina membesar dan memanjang serta sepertiga bagian luar membengkak dan menyempit.
3)      Uterus elevasi.
b.      Pria
1)      Ereksi penis, pembesaran glans penis saat semakin terangsang.
2)      Munculnya beberapa tetes pelumas yang dapat berisi sperma.
2.    Orgasme
     Klimaks yang tidak disadari dalam ketegangan seksual dan fokus utama orgasme dirasakan pada organ panggul. Orgasme pada pria umumnya berlangsung 10-30 detik, sedangkan orgasme pada wanita berlangsung selama 10-50 detik. Pria akan mengalami ejakulasi/melepaskan cairan semen/sperma ketika orgasme.
a.    Wanita
1)   Kontraksi otot dasar panggul dan otot uterus.
2)   Pola orgasme bervariasi.
b.    Pria
1)   Pengeluaran cairan semen ke dalam uretra prostat akibat kontraksi vas deferen dengan organ aksesoris.
2)   Penutupan sfingter kandung kemih interna tepat sebelum ejakulasi untuk mencegah ejakulasi retrogad ke dalam kandung kemih.
3)   Orgasme dapat terjadi tanpa ejakulasi.
c.    Wanita dan Pria
1)      Respirasi dapat meningkat sampai 40 kali/menit.
2)      Spasme involunter kelompok otot di seluruh tubuh.
3)      Kesadaran sensori hilang.
4)      Kontraksi involunter pada sfingter anal.
5)      Denyut jantung puncak (110-180 denyut/menit), frekuensi nafas (40 kali/menit atau lebih), tekanan darah  (sistolik 30-80 mm Hg dan diastolik 20-50 mm Hg di atas normal).
3.    Resolusi
     Fase kembali ke status sebelum terangsang di mana dapat berlangsung 10-15 menit setelah orgasme atau lebih lama apabila tidak terjadi orgasme.
a.    Pria
1)      Periode refraktori selama tubuh tidak akan berespons terhadap stimulasi seksual dari beberapa saat atau berjam-jam bahkan berhari-hari.
b.    Wanita
1)      Genital dan payudara kembali ke status sebelum terangsang.
c.       Pria dan Wanita
1)      Pengembalian vasokongesti dalam 10-30 menit dan menghilangnya semua tanda miotonia dalam 5 menit.
2)      Gejolak seks menghilang dalam cara yang berlawanan dengan kemunculan denyut jantung, frekuansi nafas, dan tekanan darah kembali normal.

3)      Reaksi lain termasuk mengantuk, relaksasi dan ledakan emosi seperti menangis dan tertawa.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta:EGC
Kozier, B, Glenora, Berman, A, Snyder, SJ. 2010. Fundamental of Nursing Concept, process, and practice, seventh edition. USA: Pearson Edication
Potter, P.A, & Perry, A,G. (2005), Buku ajar fundamental keperawatan konsep proses dan praktik, edisi 4 vol 1. Jakarta: EGC
Price, S. A. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 6. Jakrta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Jakarta: EGC.
Bobak. L. J. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC




No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat