google adsense

Monday, August 7, 2017

Peran Dukungan Keluarga dan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia

A.  Peran Dukungan Keluarga dan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia
1.    Peran Anggota Keluarga Terhadap Lansia
Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki peran yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu (Maryam, dkk, 2008):
a.    Melakukan pembicaraan terarah;
b.    Mempertahankan kehangatan keluarga;
c.    Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia;
d.   Membantu dalam hal transportasi;
e.    Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan;
f.     Memberikan kasih sayang;
g.    Menghormati dan menghargai;
h.    Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia;
i.      Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu serta perhatian;
j.      Jangan menganggapnya sebagai beban;
k.    Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama;
l.      Mintalah nasihatnya dalam peristiwa-peristiwa penting;
m.  Mengajaknya dalam acara-acara keluarga;
n.    Membantu mencukupi kebutuhannya;
o.    Member dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah termasuk pengembangan hobi;
p.    Membantu mengatur keuangan;
q.    Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi;
r.     Memeriksakan kesehatan secara teratur;
s.     Member dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat;
t.     Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam mamupun diluar rumah;
u.    Pemeliharaan kesehatn usia lanjut adalah tanggung jawab bersama;
v.    Member perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak akan bersikap yang sama.

2.    Peran Keluarga Dalam Perawatan Lansia
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatnnya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia (maryam, dkk, 2008).
a.    Menjaga dan merawat kondisi fisik anggota keluarga yang berusia lanjut agar tetap dalam keadaan optimal atau produktif
b.    Mempertahankan dan meningkatkan status mental lansia
c.    Mengantisipasi adanya perubahan sosial dan ekonomi pada lansia
d.   Memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritual, sehingga ketakwaan lansia kepada Tuhan Yang Maha Esa (Mubarak, 2006)

3.    Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai keluarga dalam setiap taap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis, imperatif (saling menguatkan), budaya dan aspirasi, serta nilai-nilai keluarga.
Menurut Carter dan McGoldrick (1988, dalam Maryam, dkk, 2008), tugas perkembangan keluarga dengan lansia adalah sebagai berikut.
a.    Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu factor yang sangat penting dalam mendukung kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat tinggal bagi lansia merupakan suatu pengalaman traumatis, karena pindah tempat tinggan berarti akan mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh lansia di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal berarti lansia akan kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi serta telah memberikan rasa aman pada lansia.
Kondisi ini tidak dialami oleh semua lansia, karena pindah tempat tinggal yang telah dilakukan dengan persiapan yang memadai dan perencanaan yang matang terhadap lingkungan baru bagi lansia , tentu akan berdampak positif bagi kehidupan lansia.
b.    Penyesuaian tehadap pendapatan yang menurun
Ketika lansia memasuki pension, maka terjadi penurunan pendapatan secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat, sementara tabungan/pendapatan berkurang.
Dengan sering munculnya masalah kesehatan, pengeluuaran untuk biaya kesehatan merupakan masalah fungsional yang utama. Adanya harapan hidup yang meningkat memungkinkan lansia untuk dapat hidup lebih lama dengan masalah kesehatan yang ada.
c.    Mempertahankan hubungan perkawinan
Hal ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari pasangan lansia.
Salah satu mitos tentang lansia adalah dorongan seks dan aktivitas sosialnya yang tidak ada lagi. Mitos ini tidak benar, karena menurut hasil penelitian memperlihatkan keadaan yang sebaliknya. Studi-studi semacam ini menentukan bahwa meskipun terjadi penurunan kapasitas seksual secara perlahan-lahan pada lansia, namun keinginan dalam kegiatan seksual terus ada, bahkan meningkat (Lobsenz, 1975). Salah satu penyebab yang dapat menurunkan aktivitas seksual adalah masalah psikologis.
d.   Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan ini secara umum merupakan tugas perkembangan yang paling traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak berarti bahwa pasangan yang ditinggalkan akan menemukan penyesuaian kematian dengan mudah.
Hilangnya pasangan menuntut reorganisasi fungsi keluarga secara total, karena kehilangan pasangan akan mengurangi sumber –sumber emosional dan ekonomi serta diperlukan penyesuaian untuk menghadapi perubahan tersebut.
e.    Pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi
Ada kecenderungan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari hubungan sosial, tetapi keluarga tetap menjadi fokus interaksi lansia dan sumber utama dukungan sosial. Oleh karena lansia menarik diri dari aktivitas dunia sekitarnya, maka hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu, serta saudarnnya menjadi lebih penting.
f.     Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
Hal ini dipandang penting, bahwa penelaahan kehidupan memudahkan penyesuaian terhadap situasi-situasi sulit yang memberikan pandangan terhadap kejadian-kejadian di masa lalu. Lansia sangat peduli terhadap kualitas hidup mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dengan kemegahan dan penuh arti (Duvall, 1977, dalam Maryam, dkk, 2008).
Selain itu, lansia sendir harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri, keluarga, dan orang-orang disekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan perawatan yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena selama individu tersebut memiliki semangat untuk hidup serta melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan tetap produktif dan bernbahagia meskipun usianya telah lanjut.
4.    Alasan lansia perlu dirawat di lingkungan keluarga
a.    Keluarga merupakan unit pelayanan keperawatan dasar
b.    Tempat tinggal bersama keluarga merupakan lingkungan yang alamiah dan damai bagi lansia, jika keluarga tersebut bisa menciptakan hubungan yang harmonis
c.    Kesejahteraan dan kemampuan keluarga untuk menentukan pilihan merupakan prinsip-prinsip untuk mengarah kepada pengambilan keputusan
d.   Pengambilan keputusan yang terkait dengan kesehatan keluarga adalah proses aktif yang merupakan kesepakatan antara keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan
e.    Perawat kesehatan masyarakat memberikan pelayanan kesehatan utama kepada keluarga untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
f.     Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier dilakukan apabila perawatan kesehatan dilakukan oleh keluarga dengan bimbingan tenaga kesehatan
g.    Proses keperawatan dapat memfasilitasi pengambilan keputusan yang terkaitdengan kesehatan
h.    Kontrak keluarga dan perawat dalam pelayanan keperawatan merupakan cara yang efektif untuk mencapai tujuan
i.      Konseling dan pendekatan keperawatan merupakan cara untuk mengarahkan interaksi keluarga dan perawat

j.      Pelayanan keperawatan yang dilakukan dirumah oleh keluarga atau lansia dengan perawat ahli pemberi pelayanan konselor pendidik pengelola, fasilitator, dan kooordinator pelayanan kepada lansia.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat