google adsense

Monday, August 7, 2017

BEBAN CAREGIVER (CAREGIVER BURDEN) DALAM KELUARGA DENGAN PASIEN PENYAKIT KRONIK


BEBAN CAREGIVER (CAREGIVER BURDEN) DALAM KELUARGA DENGAN PASIEN PENYAKIT KRONIK

A.    Pengertian caregiver burden
Menurut Pfeiffer EA caregiver (family caregiver) di definisikan sebagai individu yang memberikan asuhan keperawatan berkelanjutan untuk sebagai waktunya secara sungguh-sungguh setiap hari dan dalam waktu periode yang lama, bagian aggota keluarganya yang menderita penyakit kronis (Henny Tantono, Ike MP Siregar, HM Zaini Hassan, 2006). Caregiver adalah seseorang yang memberikan bantuan kepada orang yang mengalami ketidakmampuan dan memerlukan bantuan karena penyakit dan keterbatasannya (Natalingrum Sukmarini, 2009).
Caregiver burden adalah suatu respon multidimensi pada penilaian negative dan stress yang dirasakan akibat mengurus individu sakit. Beban caregiver mengancam kesehatan fisik, psikologis, emosional, dan fungsional dari caregiver. Pengasuh sering menderita depresi, menunjukkan strategi koping maladaptive, dan mengekpresikan keprihatinan tentang rendahnya kualitas hidup mereka (Kim, Chang, Rose, & Kim, 2011).
Menurut Zarit (1980 dalam Miller 1995) caregiver burden adalah adanya masalah fisik, psikologis atau emosional, social dan financial yang dialami oleh anggotakeluarga yang merawat lansia yang mengalami gangguan kesehatan.

B.     Jenis Caregiver
Menurut Natalingrum Sukmarini (2009) caregiver di bagi menjadi dua:
1.      Caregiver informal
Seseorang individu (anggota keluarga, teman, atautetangga) yang memberikan perawata tanpa di bayar, paruh waktu atau sepanjang waktu, tinggal bersama maupun terpisah dengan orang yang dirawat.
2.      Caregiver formal
Caregiver yang merupakan bagian dari system pelayanan, baik di bayar maupun sukarelawan.

C.     Fungsi Caregiver
Fungsi dari caregiver adalah menyediakan makanan, membawa pasien ke dokter, dan memberikan dukungan emosional, kasih saying dan perhatian (Henny Tantono, Ike MP Siregar, HM Zaini Hassan, 2006 ). Seperti kita ketahui gangguan fisik pasien stroke sendiri adalah gangguan dimana factor psikis yang berperan. Faktor psikis tersebut sudah menjadi beban mental yang bersangkutan (Adikusumo, 1999).
Caregiver juga membantu pasien dalam mengambil keputusan atau pada stadium akhir penyakitnya, justru caregiver ini yang membuat keputusan untuk pasiennya. Keluarga caregiver merupakan penasihat yang sangat penting dan di perlukan oleh pasien (Henny Tantono, Ike MP Siregar, HM Zaini Hassan, 2006).

D.    Caregiving
Caregiving merupakan suatu istilah yang berarti memberikan perawatan kepada seseorang dengan kondisi medis yang kronis. Informal atau laycaregiving adalah aktivitas membantu individu yang memiliki hubungan personal dengan care giving (Henny Tantono, Ike MP Siregar, HM Zaini Hassan, 2006).
E.     Pengalaman Caregiver Keluarga dalam Merawat Pasien dengan Penyakit Kronis
Terdapat berbagai pengalaman caregiver keluarga dalam merawat pasien dengan penyakit kronis.Menurut Beandlands et.al (2005, dalam Badriah, 2011)  melaporkan pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit kronis menimbulkan dampak terhadap fisik, emosional , social dan ekonomi .Dampak terhadap fisik berupa kelelahan, nyeri otot, insomnia dan hipertensi.Dampak terhadap emosional berupa rasa marah, kesal, khawatir dan depresi. Dampak terhadap social berupa terganggunya aktivitas dengan anggota keluarga lain dan pergaulan dengan lingkungan sekitar. Dampak terhadap ekonomi berupa meningkatnya pengeluaran keluarga untuk biaya perawatan. Hasil Kualitatif Asniar (2007, dalam Badriah 2011) tentang pengalaman keluarga merawat anggota keluarga pasca stroke di rumah, sebagian keluarga merasa lelah, cape, jenuh, dan terbebani karena harus menjalankan rutinitas yang berulang dalam waktu yang lama, tapi sebagian lagi ada yang merasa pasrah, ikhlas dan menerima semuanya dengan alas an sebagian bentuk tanggung jawab.
Berdasarkan hasil study fenomenologi Badriah (2011) tentang pengalaman keluarga dalam merawat lansia dengan diabetes mellitus (DM) menyebutkan terdapat berbagai respon keluarga dalam merawat lansia dengan DM yaitu ditemukannya masalah psikologis, masalah fisik, masalah financial/ ekonomi, kemampuan melaksanakan tugas kesehatan keluarga dan respon terhadap peran. Kemampuan melaksanakan tugas kesehatan keluarga berkaitan dengan mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat, memodifikasi linggkungan dan memanfaatkan pelayaanan kesehatan.Sebagian dari caregiver tidak mampu mengenal masalah dan tidak melakukan pengaturan makan dalam merawat pasien.Respon psikologis yang dialami caregiver merupakan dampak dari respon lansia terhadap penyakit dimana menyebabkan caregiver mengalami suatu kehilangan atau perubahan perandana kan mengalami psoses berduka. Responfisik yang dialami caregiver berupa adanya gangguan/ perubahan nafsu makan (nafsu makan meninggkat), gangguan musculoskeletal (cape, pegallinu) gangguan integumen (muka jadi berjerawat) dan gangguan sirkulasi (pusing).Respon terhadap financial/ ekonomi menunjukkan adanya permasalahan financial meliputi ada jaminan, tidak ada jaminan dan mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan.Respon terhadap peran dimana caregiver menjalankan peran informal untuk untuk memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit.Terdapat perubahan peran yang dialami caregiver selama merawat lansia dengan DM seperti mengalami penambahan peran dan tanggung jawab.
F.      Beban pada caregiver
Beban keluarga merupakan suatu tolak ukur utama dalam menilai dampak terhadap anggota keluarga lain dari perawatan penderita gangguan jiwa (Prianto Djatmiko, 2004). Beban caregiver(caregiver burden) didefinisikan sebagai tekanan-tekanan mental atau beban yang muncul pada orang yang merawat lansia, penyakit kronis, anggota keluarga atau orang lain yang cacat. Beban caregivermerupakan stress multi dimensi yang tampak pada diri seseorang caregiver. Pengalaman caregiving berhubungan dengan respon yang multi dimensi terhadap tekanan-tekanan fisik, psikologis, emosi, social, dan financial ( Henny Tantono, Ike MP Siregar, HM Zaini Hassan, 2006).
Beban   caregiver dibagi atas dua yaitu beban subjektif dan beban objektif.Beban subjektif caregiver adalah respon psikologis yang dialami caregiver sebagai akibat perannya dalam merawat pasien.Sedangkan beban objektif caregiver yaitu masalah praktis yang di alami oleh caregiver, seperti masalah keuangan, gangguan pada kesehatan fisik, masalah dalam pekerjaan, dan aktivitas sosial (Natalingrum Sukmarini, 2009).
Ada tiga factor beban caregiver yaitu efek dalam kehidupan pribadi dan social caregiver,beban psikologis dan perasaan bersalah.Caregiver harus memberikan sejumlah waktu energy  dan uang.Tugas ini acapkali dirasakan tidak menyenangkan, menyebabkan stress psikologis dan melelahkan secara fisik.Beban psikologis yang dirasakanoleh caregivr antarlain rasa malu, marah, tegang, tertekan, lelah dan tidak pasti. (LouwAnneke, 2009).
G.    Beban caregiver berhubungan tingkat pendidikan dan lama rawat
1.      Tingkat pendidikan
Berdasarkan penelitian Henny Tantono dkk pada beban caregiver pasien lanjut usia di kota bandung kelompok respon dan dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA lebih banyak yang merasakan beban ringan sampai sedang (skor 21-40) daripada yang tidak berbeban sampai bebaringan (skror 0-20). Terdapat 1 respon den dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar yang merasakan beban sedang sampai berat (skor 41-60).Kelompok respon den  dengan  tingkat pendidikan Perguruan Tinggi  lebih banyak yang merasakan tidak berbeban sampai beban ringan (HennyTantono, Ike MP Siregar, HM Zaini Hassan, 2006).
2.      Lama rawat dalam satu hari
Berdasarkan penelitian Henny Tantono dkk pada beban caregiver pasien lanjut usia di kota Bandung kelompok responden yang merawat kurang dari sama dengan 10 jam setiap harinya cenderung tidak berbeban sampai beban ringan. Sebaliknya pada responden yang tiap harinya merawat lebih dari 10 jam lebih banyak beban ringan sampai sedang dan ada 1 responden yang merasakan beban sedang sampai berat. Karena besarnya tuntutan akibat caregiving, hidup caregiving sering kali terbatas dan hanya berkisar seputar kebutuhan dari orang yang dirawatnya (HennyTantono, Ike MP Siregar, HM Zaini Hassan, 2006).
H.    Faktor yang mempengaruhi caregiver burden dalamkeluarga
 MenurutBiegel, Sales dan Schulz (1991 dalam Friedman, 1998) caregiver burden dapat disebabkan oleh “karakteristik penyakit dan karakteristik caregiver”.Karakteristik penyakit meliputi keparahan penyakit, perubahan yang dialami dan lama nya penyakit yang dialami, sedangkan karakteristik caregiver meliputi demografi (jenis kelamin, hubungan peran, status social ekonomi dan umur), status kehidupan (stressor dalam kehidupan), kualitas hubungan, tahap perkembangan keluarga dan dukungan sosial.

 DAFTAR PUSTAKA
Badriah, S. (2011). Pengalaman Keluarga dalam Merawat Kesehatan Lansia dengan Diabetes Mellitus (DM) : Studi Fenomenologi. Thesis, yang tidak dipublikasikan. Fakultas Ilmu Keperawatan, Program Magister Keperawatan, Universitas Indonesia.
Kim, H., Chang, M., Rose, K., & Kim, S. (2011). Predictors of caregiver burden in caregivers of individual with Dementia. Journal of Advanced Nursing, 68(4), 846-855. doi: 10.1111/j.1365-2648.2011.05787.x

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat