google adsense

Monday, August 7, 2017

APLIKASI TEORI OREM DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

A.    APLIKASI TEORI OREM DALAM KEPERAWATAN KELUARGA
1.      Konsep Keperawatan Kesehatan Keluarga
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.
Tujuan khusus keperawatan kesehatan  keluarga adalah:
a.       Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
  1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
  2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
  3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
  4. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

Karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantaranya adalah:
a.       Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya.
  1. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi: pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai-nilai dalam keluarga, kebudayaan dan gaya hidup.
  2. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah pedesaan.
  3. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga
  4. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula .

Menurut Orem fungsi utama keluarga adalah:
a.       sosialisasi pada seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care) dan dependent care agents
  1. pemenuhan therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan strategi perkembangan untuk memenuhi kebutuhan:
1)      Menyadari perubahan-perubahan dalam individu-individu dan lingkungan
2)      Pengetahuan terhadap dampak dari kondisi perubahan status kesehatan pada anggota keluarga.
3)      Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self care demand pada anggota keluarga dan ketrampilan serta motivasi untuk memenuhinya.
4)      Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga dalam  therapeutic self care demand dan kemampuan self care pada masing-masing individu anggota keluarga.
5)      memiliki upaya untuk mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk memenuhi therapeutic self care demand dan kebutuhan perawatan kesehatan pada setiap anggota keluarga.
6)      mengintegrasikan aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam perencanaan yang memuaskan pada kehidupan dan perkembangan keluarga.

Unit pelayanan berdasarkan tipe keluarga:
1)      Keluarga dengan berbagai perbedaan struktur
    1. keluarga inti
    2. keluarga besar
    3. keluarga dengan multigenerasi
    4. split family (beberapa anggota tinggal bersama)
    5. blended family
    6. keluarga hanya dengan orang dewasa
    7. keluarga dengan satu orang tua
2)      Keluarga berdasarkan tahap perkembangan
    1. child bearing families
    2. child rearing families
3)      Keluarga dengan gangguan status kesehatan
    1. keluarga dengan anak sakit
    2. keluarga dengan dewasa sakit
    3. orang dewasa atau anak remaja yang merawat orang tua

2.      Konsep  Self  Care Dorothea Orem
Orem mengembangkan teori Self Care Deficit  meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu : 1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) nursing system. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing sistem, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar).










Gambar 2.4 Teori Orem

a.       Teori Self Care
Self care adalah tindakan yang matang dan mematangkan orang lain yang mempunyai kekuatan untuk dikembangkan, atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat digunakan secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan self care digunakan  untuk mengontrol atau meregulator factor internal dan eksternal yang mempengaruhi aktivitas seseorang untuk berfungsi dan mengembangkan proses yang berkontribusi terhadap kesejahteraannya.

b.      Teori  Self Care Deficit
Sel care deficit merupakan hubungan antara self care agency dan therapeutic self care demand dari individu – individu  yang kemampuan self carenya terbatas atau tidak dapat memenuhi semua komponen therapeutic self care demand.
Self care deficit dapat berbentuk komplek atau parsial . Self care defisit  komplek berarti tidak ada kapasitas untuk menemukan satu atau beberapa self care defisit partial adalah keterbatasan kapasitas untuk menemukan satu atau beberapa self care requisite  melalui therapeutic self care demand.

c.       Teory Nursing System
 Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency.
Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu:
Gambar 2.5 teori Self Care Orem
Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care:
1.      Tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain.
2.      Memberikan petunjuk dan pengarahan.
3.      Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
4.      Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal.
5.      Pendidikan.

Orem  (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:
1.      Membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat keluarga dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan.
2.      Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
3.      Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat.
4.      Menjelaskan, memberikan dan  melindungi keluarga secara langsung dalam bentuk keperawatan.
5.      Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang diberikan : nursing agency dengan menggunakan nursing system.
3.     Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Keluarga
a.       Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan
Langkah pertama dalam disain nursing system untuk unit multiperson pelayanan harus ditentukan apakah: peran anggota, eksistensi, hubungan perubahan, elemen-elemen dan system self care yang adekuat, dan komunikasi antara system individu dan aspek lain dalam kehidupan sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit.
b.      Operasional Diagnosis
Ketika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang berhubungan dengan elemen system keluarga adalah apakah dan bagaimana kondisi factor-faktor requisite pasien, metode untuk memenuhi self care requisite dan self care agency? Dapatkah, haruskah dan akankah keluarga merawat pasien.
c.       Dependent Care Unit sebagai unit pelayanan
Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi dasar yang berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan respon anggota  keluarga terhadap caregiver. Ini penting untuk membedakan keluarga sebagai factor yang merupakan kondisi system dependent care dari keluarga sebagai unit servis, karena sasaran utama perawatan dalam dependent care system adalah therapeutic self care demand pada seseorang yang bergantung bukan terhadap semua anggota keluarga.
d.      Keluarga sebagai unit pelayanan
Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh tindakan untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care / dependen care pada anggota keluarga ( criteria kondisi internal ) Biasanya diawali keputusan perawat tentang kondisi yang menjelaskan identifikasi unit multi person meliputi : kebutuhan melindungi dan mencegah regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap sumber – sumber. Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan therapeutic self care demand untuk masing-masing anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan dependen care agency untuk masing – masing anggota keluarga dan system searah ( adekuat ), dalam memenuhi therapeutic self care demand keluarga dalam konteks system keluarga.
e.       Terdapat empat dimensi yaitu :
1)      Individu subsistem : self care individu
2)      Pola interaksi keluarga : dependen care system untuk memenuhi therapeutic self care demand anggota keluarga dependen dapat dialkukan dengan kolaborasi antara anggota keluarga untuk memenuhi therapeutic self care demand.
3)      Karakteristik unik secara keseluruhan : pola – pola interaksi sepanjang hidup keluarga memberikan perawatan self care untuk semua anggota keluarga.
4)      Lingkungan : pengkajian faktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan self care agency : social cultural, status kesehatan, elemen-elemen system pelayanan kesehatan dan elemen system keluarga.
5)      Pengkajian keluarga menurut Orem
Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem diawali dengan pengkajian personel keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status perkawinan, agama dan pekerjaan keluarga.
Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori perawatan diri keluarga yang meliputi :
a)      Universal self care
Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses mempertahankan integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus kehidupan berlangsung yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara yang bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan pada anak, komunikasi dalam keluarga, standard kepercayaan dan perilaku, solitude dan interaksi social.
b)      Developmental self care
Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan, kebutuhan  akibat adanya suatu kondisi yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu kejadian. Meliputi: perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan pola kriminalitas, lingkungan yang tidak mendukung/berbahaya, konflik keluarga, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola perilaku dalam keluarga.
c)      Health deviation
Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan seperti: kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan self care-nya baik secara permanen maupun temporer, sehingga keluarga tersebut memerlukan bantuan orang lain.
Kebutuhan ini meliputi :
i.        Mendeteksi berbagai hal yang mengancam keluarga.
ii.      Menggunakan sumber-sumber eksternal untuk mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga.
iii.    Menyadari dampak dari patologi penyakit
iv.    Memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi yang tepat dan efektif
v.      Memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status kesehatannya dan mengatasi hal tersebut.
vi.    Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak dari kondisi patologis, efek pengobatan, dan diagnostik serta selalu meningkatkan kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA

Christensen, Paula J. 2009. Proses keperawatan: aplikasi model konseptual. Ed. 4. Jakarta: EGC
Efendy. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC
Effendi, Ferry. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori, dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Friedman, M.M. (1998). Keperawatan keluarga: teori dam praktek. Ed.3. Jakarta: EGC
Friedman., Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori dan praktik. Ed.5. Jakarta: EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas buku 2: konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, W.I. & Santoso, B.A. (2006). Buku ajar ilmu keperawatan komunitas: teori & aplikasi dalam praktik dengan pendekatan asuhan keperawatan komunitas, gerontik, dan keluarga. Jakarta: Sagung Seto
Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. (Ed.1). Jogjakarta: Graha Ilmu
Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC

Agusman, F. (2011). Aplikasi teori Orem terhadap asuhan keperawatan keluarga. Diambil pada 28 November 2012 dari: http://ebookbrowse.com/aplikasi-teori-orem-terhadap-asuhan-keperawatan keluarga-ppt.d143522297

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat