google adsense

Monday, August 7, 2017

Perubahan – Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

D. Perubahan – Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1.      Perubahan fisik dan fungsi
Menurut Nugroho (2008., p. 27) Perubahan pada sel yaitu:
a.       Jumlah sel menurun atau lebih sedikit
b.      Ukuran sel lebih besar
c.       Jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang
d.      Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun
e.       Jumlah sel otak menurun
f.       Mekanisme perbaikan sel terganggu
g.      Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
h.      Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar

a.      Sistem persarafan
Menurut Nugroho (2008., p. 27-28) sistem persarafan:
1)        Menurunya hubungan persarafan.
2)        Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang setiap harinya)
3)        Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap stress
4)        Saraf panca-indra mengecil
5)        Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dan rendahnya ketahanan terhadap dingin
6)        Kurang sensitif terhadap sentuhan
7)        Defisit memori

b.      Sistem pendengaran
Menurut Nugroho (2008., p. 28) sistem pendengaran:
1)        Gangguan pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada umur 65 tahun.
2)        Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3)        Terjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
4)        Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan/stres.
5)        Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah, bisa terus-menerus atau intermiten).
6)        Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau berputar).


c.       Sistem penglihatan
Menurut Nugroho (2008., p. 28-29) sistem penglihatan:
1)        Sfingter pupil timbul sklerosis dan respons terhadap sinar menghilang.
2)        Kornea lebih terbentuk  sferis (bola).
3)        Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas meneyebabkan gangguan penglihatan.
4)        Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam gelap.
5)        Penurunan/hilangnya daya akomodasi, dengan manifestasi presbiopia, seseorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi berkurangnya elastisitas lensa.
6)        Lapang pandang menurun: luas pandangan menurun.
7)        Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau pada skala.

d.      Sistem kardiovaskular
Menurut Nugroho (2008., p. 29) sistem kardiovaskular:
1)    Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
2)    Elastisitas dinding aorta menurun.
3)    Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan kontraksi dan volume menurun (frekuensi denyut jantung maksimal = 200 – umur).
4)    Curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun).
5)    Kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektifitas pembuluh darah primer untuk oksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur keduduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
6)    Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan.
7)    Tekanan darah meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer meningkat. Sistol normal ±170 mmHg, diastole ±95 mmHg.

e.       Sistem pengaturan suhu tubuh
Menurut Nugroho (2008., p. 29), pada pengaturan suhu tubuh, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu. Kemunduran terjadi berbagai faktor yang memengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
1)      Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologi ±35ºC akibat metabolisme yang menurun.
2)      Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedingingan dan dapat pula menggigil, pucat dan gelisah.
3)      Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.

f.       Sistem pernapasan
Menurut Nugroho (2008., p. 29-30)
1)      Otot pernapasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
2)      Aktivitas silia menurun.
3)      Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun dengan kedalaman bernapas menurun.
4)      Ukuran alveoli melebar (membesar secara progresif) dan jumlah berkurang.
5)      Berkurangnya elastisitas bronkus.
6)      Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
7)      Karbon dioksida pada arteri tidak berganti. Pertukaran gas terganggu.
8)      Refleks dan kemampuan untuk batuk berkurang.
9)      Sensivitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun.
10)  Sering terjadi emfisema senilis.
11)  Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernapasan menurun seiring pertambahan usia.


g.      Sistem pencernaan
Menurut Nugroho (2008., p. 30)
1)      Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi yang buruk.
2)      Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atrofi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecapan di lidah, terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam dan pahit.
3)      Esofagus melebar.
4)      Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, motilitas dan waktu pengosongan lambung menurun.
5)      Peristaltik lemah dan biasanya timbul kostipasi.
6)      Fungsi absorpsi melemah (daya absopsi terganggu, terutama karbohidrat).
7)      Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran darah berkurang.
 
h.      Sistem reproduksi
Menurut Nugroho (2008., p. 30-31) sistem reproduksi wanita:
1)      Vagina mengalami kontraktur dan mengecil.
2)      Ovari menciut, uterus mengalami atrofi.
3)      Atrofi payudara
4)       Atrofi vulva
5)      Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, sifatnya menjadi alkali dan menjadi perubahan warna.

Menurut Nugroho (2008., p. 31) sistem reproduksi pria:
1)      Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipn ada penurunan secara berangsur-angsur.
2)      Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun, asal kondisi kesehatannya baik, yaitu:
a)      Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
b)      Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual.
c)      Tidak perlu cemas karena proses alamiah.
d)     Sebanyak ±75% pria usia diatas 65 tahun mengalami pembesaran prostat.

i.        Sistem genitourinaria
Menurut Nugroho (2008., p. 31-32) Ginjal. ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya diglomerulus). Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darag ke ginjal menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang. Akibatnya, kemampuan mengonsentrasi urine menurun, berat jenis urine menurun, proteinuria (biasanya +1), BUN (blood urea nitrogen) meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
Keseimbangan elektrolit dan asam lebih mudah terganggu bila dibandingkan dengan usia muda. Renal plasma flow (RPF) dan glomerular filtration rate (GFR)  atau klirens kreatini menurun secara linier sejak usia 30 tahun (Cox Jr. dkk., 1985). Jumlah darah yang difiltrasi oleh ginjal berkurang.
Vesika urinaria. Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada pria lanjut usia, vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga mengakibatkan retensi urine meningkat.
Pembesaran prostat. Kurang lebihh 75% dialami pria usia di atas 65 tahun.
Atrofi vulva. Vagina. Seseorang yang semakin menua, kebutuhan hubungan seksualnya  masih ada. Tidak ada batasan umur tertentu kapan fungsi seksual seseorang berhenti. Frekuensi hubungan seksual cenderung menurun secara bertahap setiap tahun, tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmatinya berjalan terus sampai tua.

j.        Sistem endokrin
Menurut Nugroho (2008., p. 32) kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi hormon. Hormon pertumbuhan berperan sangat penting dalam pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan, dan metabolisme tubuh. Yang termasuk hormon kelamin adalah:
1)      Estrogen, progesteron dantestoteron yang memelihara alat reproduksi dan gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.
2)      Kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting dalam pengaturan gula darah).
3)      Kelenjar adrenal/anak ginjal yang memproduksi adrenalin. Kelenjar yang berkaitan dengan hormon pria/wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam tubuh yang mengatur agar arus darah ke organ tertentu berjalan dengan baik, dengan jalan mengatur vasokontriksi pembuluh darah. Kegiatan kelenjar anak ginjal ini berkurang pada lanjut usia.
4)      Produksi hampir semua hormon menurun
5)      Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
6)      Hipofisis: pertumbuhan hormon ada, tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah; berkurangnya produksi ACTH, TSH, FSH  dan LH.
7)      Aktifitas tiroid, BMR (basal metabolic rate) dan daya pertukaran zat menurun.
8)      Produksi aldosteron menurun.
9)      Sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen, testoteron menurun.


k.      Sistem integumen
Menurut Nugroho (2008., p. 32-33)
1)      Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2)      Permukaan kulit cenderung kusam, kasar, dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis).
3)      Timbul bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis yang tidak merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik-bintik atau noda cokelat.
4)      Terjadi perbuhan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-kerut halus di ujung mata akibat lapisan kulit menipis.
5)      Respons terhadap trauma menurun.
6)      Mekanisme proteksi kulit menurun:
a)      Produksi serum menurun.
b)      Produksi vitamin D menurun.
c)      Pigmentasi kulit terganggu.
7)      Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu.
8)      Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
9)      Berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan vaskularisasi.
10)  Pertumbuhan kuku lebih lambat.
11)  Kuku jari menjadi keras dan rapuh
12)  Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.
13)  Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
14)  Jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang.

l.        Sistem muskuloskeletal
Menurut Nugroho (2008., p. 33)
1)      Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh.
2)      Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi.
3)      Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra, pergelangan dan paha. Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut.
4)      Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak atau aus.
5)      Kifosis.
6)      Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
7)      Gangguan gaya berjalan.
8)      Kekakuan jaringan penghubung.
9)      Diskusi intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).
10)  Persendian membesar dan menjadi kaku.
11)  Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
12)  Atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi lamban, otot kram  dan menjadi tremor (perubahan pada otot cukup rumit dan sulit dipahami).
13)  Komposisi otot berubah sepanjang waktu (miofibril digantikan  oleh lemak, kolagen, dan jaringan parut)
14)  Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.
15)  Otot polos tidak begitu berpengaruh.





2.      Perubahan mental
Menurut Nugroho (2008., p. 34-35),
a.       Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu.
b.      Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia, yakni keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat.
c.        Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat.
d.      Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap beribawa.
e.       Jika meninggal pun, mereka ingin meninggal secara terhormat dan masuk surga.

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
a.       Perubahan fisik, khususnya organ perasa
b.      Kesehatan umum
c.       Tingkat pendidikan
d.      Keturunan (hereditas)
e.       Lingkungan

Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain, misalnya penyakit.

Kenangan (memori)
Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari yang lalu dan mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk  ( bisa ke arah demensia).

Intelegentia quotion (IQ)
IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal. Penampilan, persepsi, dan keterampilan sikomotor berkurang. Terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan faktor waktu.

3.      Perubahan psikososial
Menurut Nugroho (2008., p.35) nilai seseorang sering diukur melalui produktivitas dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun (purnatugas), seseorang akan mengalami kehilangan, antra lain:
a.       Kehilangan finansial (pendapatan berkurang).
b.      Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan semua fasilitas).
c.       Kehilangan teman atau kenalan atau relasi.
d.      Kehilangan pekerjaan/kegiatan dan
1)      Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan cara hidup (memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempit).
2)      Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya hidup meningkat pada penghasilan yang sulit, biaya pengobatan bertambah.
3)      Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan.
4)      Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
5)       Adanya gangguan saraf panca-indra, timbul kebutaan dan ketulian.
6)      Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
7)      Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.
8)      Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubhan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri).

4.      Perkembangan spiritual
Agama atau kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan( Maslow, 1970 dalam Nugroho, 2008., p. 36).
Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak sehari-hari ( Murray dan Zentner, 1970 dalam Nugroho, 2008., p. 36).
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978 dalam Nugroho, 2008., p. 36), universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan keadilan.


Referensi

Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Jakarta: EGC

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat