google adsense

Friday, August 4, 2017

KONSEP EKLAMPSIA

1.      Eklampsia

     Eklamsia adalah kelainan akut yang merupakan kelanjutan pre eklamsia yang disertai kejang-kejang dan koma pada masa kehamilan,dalam persalinan dan masa nifas.Istilah eklamsia berasal dari berasal dari bahasa Yunani yang berarti “halilintar”.kata tersebut dipakai karena seolah-olah gejala eklamsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului dengan tanda yang lain.Pada wanita yang menderita eklamsia timbul serangan kejang-kejangan yang diikuti oleh koma.menjelang kejang biasanya didahului gejala subjektiv,yaitu nyeri kepala didaerah frontal,nyeri epigastrium,penglihatan kabur,dan ada keluhan mual dan muntah,pemeriksaan fisik menunjukkan hiper refleksia dan mudah terangsang(Winkjosastro,2005).

2.      Patofisiologi
      Sama dengan pre eklamsia dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati,ginjal,otak dan paru-paru dan jantung yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pada organ tersebut.

3.      Gejala klinis
      Gejala klinis eklamsia meliputi : kehamilan lebih dari 20 minggu atau persalinan atau masa nifas, tanda-tanda pre eklmsia (hipertensi,edema,dan protenuiria),kejang-kejangan dan kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.

4.      Klasifikasi
       Berdasarkan waktu timbulnya,eklamsia dibedakan 3 macam yaitu :
a.       Eklamsia gravidarum(antepartum): insiden kejadian 50-60%,terjadinya kejang  waktu masih hamil
b.      Eklamsia parturientum(intrapartum) : insiden kejadian 30-35%,,serangan kejang terjadi saat intra partum,batasan tegas dengan eklamsia  gravidarum sukar ditentukan terutama saat mulai in partu
c.       Eklamsiapuerperium(postpartum) : jarang terjadi disbanding kejadian pada saat lain,hanya sekitar 10 %  kejadian kejang ataukoma setelah persalinan berakhir.

Konvulsi eklamsia dibagi dalam  4 tingkat,yaitu :
1.      Tingkat awal atau aura,keadaan ini berlangsung sekitar 30 detik.Mata penderita terbuka tanpa melihat,kelopak mahkota bergetar,demikian pula tangannya,dan kepala diputar  kekanan dan kekiri.
2.      Kemudin timbul tingkat kejangan tonik,yang belangsung kira-kira 30 detik.dalam tingkatan ini seluruh otot menjadi kaku,wajahya kelihatan kaku,tangan menggenggam,dan kaki membengkak kedalam,pernafasan berhenti,muka mulai menjadi sianotik,lidah dapat tergigit.
3.      Stadium  tingkat kejangan klonik,yang berlangsung sekitar 1-2 mennit,spasmus tonik menghilang,semua otot berkonstraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat,bola mata menonjol,keluar ludah yang berbusa,wajah menunjukan sianosis dan kongesti,penderit jadi tak sabar.
4.      Tingkat koma,lamanya ketidak sadaran tidak selalu sama,secara perlahan pasien menjadi sadar,tapi dapat terjadi pula sebelum timbul serangan yang baru dan berulang-ulang,sehingga pasien tetap dalam keadaan koma.
Selama serangan kejang,tandanya TD meningkat,nadi cepat, dan suhu meningkat sampai 40 derajat celcius.Komplikasi yang biasa terjadi adalah lidah tergigit,gangguan pernafasan,solusio plasenta,dan perdarahan otak.

5.      Diagnosis
        Diagnosis eklamsia pada umumnya tidak mengalami kesukaran,dengan adanya gejala pre eklamsia yang disusul oleeh serangan kejangan,maka diagnosis eklamsia sama dengan diagnosis pre-eklamsia.tapi eklampsia harus dibedakan dari epilepsy,kejangan karena obat abastesi,koma karena sebab lain.

6.      Komplikasi
        Komplikasi yang paing bahaya adalah kematian ibu dan janin.Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklamsia dan eklamsia. Komplikasi eklamsia dan pre eklamsia yang berat biasanya akan terjadi :
a.      Solusio plasenta,ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi dan lebih seing terjadi pada pre eklamsia
b.      Hipofibrinogenemia,
c.       Hemolisis,
d.      Perdarahan otak,ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklamsia.
e.       Kelainan mata,kehilangan penglihatan secara sementara yang dapat berlangsung selama seminggu,kadang terjadi perdarahan pada retina,
f.        Edema paru,
g.      Nekrosis jantung,
h.      Sindrome HELLP,yaitu Haemolysys,Elevated Liver Enzimes,dan Low Platelet
i.        Kelainan ginjal,
j.        Komplikasi lain,lidah tergigit,trauma,fraktur,
k.       Prematuritas




7.      Prognosis
        Eklamsia diindonesia,masih merupakan penyakit yang menelan kematian terbesar dari ibu dan anak.dari berbagai sumber,diketahui kematian ibu berkisar antara 9,8%-25,5%,sedangkan kematian bayi lebih tinggi,yaitu sekitar 42,2% -48,9 %..Kematian ibu biasanya disebabkan perdarahan otak,dekompensasio kordis dengan edema paru-paru,payah ginjal,dan masuknya isi lambung kedalam jalan pernafasan waktu kejangan.

8.      Pencegahan
        Usaha-usaha untuk mencegah/menurunkan eklamsia terdiri dari :
a.       Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusuhakan agar semua wanita hamil memeriksaka diri sejak hamil muda,
b.      Mencari pada setiap pemeriksaan tanda-tanda preeklamsia dan mengobati segera apabila ditemukan.
c.       Mengakhiri kehamilan sedapat-dpatnya pada kehamilan 37 minggu keatas apabila setelah dirawat tanda-tanda pre eklamsia tidak juga dapat dihilangkan.

9.      Penanggulangan
      Tujuan utama pengobatan ialah menghetikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan.Tujuan utama lainnya adalah menghentikan kejangan ,mengurangi vasospasmus,dan meningkatkan dieuresis.
      Untuk menjaga jangan sampai terjadi kejangan berulang,dapat diberikan beberapa jenis obet,diantaranya :
a.       Sodium penthotal,fungsinya untuk menghentikan kejangan dengan segera bila diberikan secara intra vena.Dosis inisial dapat diberikan sebanyak 0,2-0,3 gram dan disuntikkan perlahan-lahan.
b.      Sulfas megnesicus,fungsinya untuk mengurangi kepekaan saraf pusat pada hubungan neuro-muskuler tanpa mempengaruhi bagian lain dari susunan ssaraf.Dosis inisial yang diberikan adalah 8 g dalam larutan 40 % secara intramuscuslus.
c.       Lytic cocktail,yang terdiri atas petidin 100 mg,klorpromazin 100 mg,dan prometazin 50 mg dilarutkan dalam glukosa 5 % 500 ml dan diberikan secara infuse intravena.

10.  Tindakan obstetric
      Setelah kejangan dapat diatasi  dan keadaan umum pasien membaik,maka direncakan untuk mengakhiri kehamilan atau mempercepat persalinan dengan cara yag aman.Apakah pengakhiran kehamilan dilakukan dengan sesarea atau induksi persalinan vagina,ini dipandang dari berbagai factor,seperti keadaan servik,komplikasi obstetric,paritas,adanya ahli anastesi,dan sebagainya,

Referensi

Sarwono Prawiroharjo(2005).Ilmu Kebidanan.Edisi 3 cet 5.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat