google adsense

Friday, August 4, 2017

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil

A.      Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil
1.        Pengkajian
a.    Diagnosis kehamilan
     Menurut Wiknjosastro, (2005), Llewellyn, (2001) ada beberapa tanda-tanda kehamilan.
1)        Gejala kehamilan tidak pasti (tanda presumsi)
a)      Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
b)      Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umunya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat megakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
c)      Perubahan payudara. Nyeri, nyeri tekan, terasa berat, dan pembesaran adalah gejala awal perubahan payudara. Kemudian terjadi pigmentasi, perubahan putting, sekresi kolostrum, dan pembesaran vena. Perubahan ini sangat signifikan pada wanita yang belum pernah hamil.
d)     Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu). Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
e)      Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
f)       Sering kencing terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih.
g)      Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
h)      Leukorea (keputihan),Peningkatan sekresi vagina disebabkan oleh efek stimulasi hormone pada kelenjar dan peningkatan suplai darah ke pelvic terjadi amat dini pada kehamilan. Setiap keluaran yang berlebihan, kuning kehijauan atau setiap perdarahan yang terjadi selama kehamilan adalah tidak normal dan harus segera diteliti.
i)        Tanda Chadwick’s (bercak keunguan pada vagina). Suatu perubahan awal yang dapat terlihat pada pemeriksaan adalah warna mukosa vagina, yang menjadi ungu kebiruan karena meningkatnya suplai darah. Bagaimanapun, setiap kongesti pada pelvic dapat menyebabkan gejala-gejala ini, tidak hanya kehamilan
2)        Tanda kehamilan tidak pasti (tanda kemungkinan)
a)      Pigmentasi kulit. Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areolae mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba digaris tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
b)      Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan pertama.
c)      Perubahan payudara. Mammae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae. Glandula Montgomery tampak lebih jelas.
d)     Pembesaran abdomen
e)      Suhu basal. Sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,20 sampai 37,80 adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering dipakai dalam pemeriksaan kemandulan.
f)       Perubahan organ-organ pelvic
(1)   Tanda chadwick: vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke-6.
(2)   Tanda Hegar: segmen bawah uterus lembek pada perabaan
(3)   Tanda Piscaseck: uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
(4)   Tanda Braxton-Hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
3)        Tanda pasti kehamilan
a)      Gerakan janin dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu
b)      Dengan stetoskop Laennec bunyi jantung janin baru dapat didengar pada kehamilan 18-20 minggu. Dengan memakai alat dengan sistem Doppler dapat pula dicatat denyut jantung pada kehamilan 12 minggu.
c)      Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
d)     Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin (crown-rump), dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan, dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.
4)        Diagnosis banding kehamilan
a)      Pseudosiesis. Terdapat amenorea, perut membesar, tetapi tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif. Uterus sebesar biasa. Wanita tersebut mengaku dirinya hamil, tetapi sebenarnya tidak hamil. Hal ini biasanya terjadi pada wanita yang ingin sekali hamil.
b)      Kistoma ovarii. Mungkin ada amenorea, perut penderita makin besar, tetapi uterusnya sebesar biasa.
c)      Mioma uteri. Dapat terjadi amenorea, perut penderita makin besar, uterusnya makin besar, kadang-kadang tidak merata. Akan tetapi tanda-tanda kehamilan seperti tanda Braxton-Hicks dan reaksi kehamilan negatif.
d)     Vesika urinaria dengan retensi urine. Uterus sendiri biasa besarnya, tanda-tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
e)      Menopause. Terdapat amenorea. Umur wanita kira-kira di atas 43 tahun. Uterus sendiri sebesar biasa, tanda-tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
b.        Pengkajian lanjutan
1)        Anamnesis
     Pelaksanaa dengan megajukan pertanyaan tentang identitas, lama terlambat menstuasi, tanggal menstruasi terakhir dan keluhan yang berkaita dengan kehamilan. Keluhan ini misalnya mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang atau bertambah atau tetap, dan gerakan janini dalam rahim. Sedagkan keluhan dalam keadaan normal adalah badan paas, terdapat keputihan atau keluar air, lecet di daerah kemaluan, sakit di daerah perut bawah, terdapat perdarahan, dan rentang gerak anak berkurang.
2)        Kunjungan kehamilan
     Pada setiap kunjungan antenatal perlu didapatkan informasi yang sangat penting pertrimester kunnjunga. Trimester pertama (1) sebelum minggu ke 14. Iformasi penting yang perlu didapat adalah membina hubungan saling percaya antara petugas kesehata da ibu hamil, mendeteksi masalah da menanganinya, melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekuranga zat bes, penggunaan praktek tradisional yang merugikan, memulai persiapa kelahiran bayi da kesiapan menghadapi komplikasi, mendorong perilaku yang sehat/ memberikan konseling (pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat, latihan, kebersihan pribadi, istirahat, pemakaian obat-obata harus dikonsultasikan ke dokter, meghentikan kebiasaan merokok dan meminum alkohol)
     Trimester kedua (2) sebelum minggu ke 28, informasi penting yang perlu didapat adalah sama seperti trimester pertama, di tambah kewaspadaan khusus mengenal pre eklamsia (Tanya ibu tentang gejala-gejala pre eklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria).
     Trimester ketiga (3) antara minggu ke 28-36, informasi penting yang perlu didapat adalah sama seperti trimester pertama dan kedua, di tambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda. Setelah 36 minggu di tambah dengan deteksi letak janin yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
a)      Pemeriksaan fisik
(1)     Tekanan darah
     Peningkatan TD dapat mengindikasikan hipertensi kronis atau jika teridentifikasi setelah gestasi minggu k-20 dapat mengindikasikan hipertensi akibat kehamilan. Menurut Perry, (2010) ibu hamil yang dikatakan prahipertensi jika tekanan sytolicnya (120-139 mg), dan diastol (80-89 mg). Sedangkan untuk hipertensi 140/90 mg.
(2)     Nadi
     Peningkatan nadi dapat menunjukkan gangguan tiroid yang penting, nadi yang tidak terartur dapat mengindentifikasikan penyakit jantung yang penting.
(3)     Kulit
     Kulit dan membran mukosa yang pucat dapat mengindetifikasikan anemia. Lesi dapat mengidentifikasikan infeksi akut atau kronis, pertumbuhan tumor, atau melanoma.
(4)     Kepala
     Kulit pucat dan rambut rapuh dapat mengidentifikasikan kekurangan nutrisi. Adanya parasit berhubungan dengan kondisi tempat tinggal yang buruk. Mukosa membran hidung mungkin radang oleh infeksi. Gigi buruk dapat berhubungan dengan kebersihan gigi yang buruk, nutrisi buruk, dan atau kurang akses ke dokter gigi.
(5)     Leher
     Pembesaran dapat mengindikasikan gangguan tiroid, nodul dapat mengindikasikan lesi benigna, atau maligna
(6)     Toraks dan Paru-Paru
     Dispnea dapat menjadi tanda penyakit penafasan yang penting, rales dan ronki dapat menunjukkan bronkhitis.
(7)     Jantung
     Bunyi jantung yang abnormal menunjukkan penyakit jantung.
(8)     Payudara
     Semua payudara yang membengkak membutuhkan pemeriksaan diagnostik, ibu dengan puting yang datar atau puting yang masuk memerlukan konseling khusus mengenai pemberian ASI
(9)     Abdomen
     Setelah 12 minggu gestasi, pengukuran uterus mengindetifikasikan deviasi uterus atau pertumbuhan janin. Selama trismester 3, taksiran berat badan janin dan presentasi janin serta posisi janin merupakan hal penting dalam perencanaan bersalin. Identifikasi denyut jantung janin menunjukkan kelangsungan hidup janin. Ketidakteraturan frekuensi jantung dapat mengindentifikasikan kelainan jantung. Sebelum trismester 3, indentifikasi massa abdomen dan / nyeri tekan mengharuskan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukkan apakah ada kelainan (Walsh, Linda V., 2008) 
b)      Pemeriksaan obsertik
     Infeksi pada genetalia eksterna memperlihatkan perubahan warna yang tipikal pada pembuluh darah vulva menjadi kebiru-biruan. Pemeriksaan bimanual menunjukkan perlunakan uterus yang menjadi karakterikstik pada umur kehamilan dini yaitu 6-8 minggu. Perlunakan serviks merupakan tanda yang nyata. Pemebesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan. Selanjutnya perlu dilakukan palpasi adneksa dan parametrium serta penggambilan lendir serviks. Pemeriksaan panggul lebih baik menunggu hingga akhir kehamilan, ketika berhubungan anta kepala dengan pintu atas panggul dapat dievaluasi.
     Selama periode kehamilan, pemeriksaan panggul memberikan gambaran panggul panjang serviks,keadaan ostium, bagian janin paling rendah, dan keadaan kantung amnion. Sebagai tambahan, pada berbagai parameter ini bisa digunakan penilaian serviks menurut bishob untuk menentukan kemungkinan persalinan prematur, dalam batasan tertentu. Berhubungan dengan hal ini, diameter ostium serviks dan posisi bagian bagian terendah janin merupakan tanda yang lebih bermakna dibandingkan dengan parameter lainnya. Panjang serviks dapat diukur dengan menghitung jaraknya sekitar sepanjang jari. Yang dimasukkan ke dalam rongga vagina dan ditempatkan pada serviks (Rabe, Thomas, 2002).
c)      Pemeriksaan luar
     Pemeriksaan leopold merupakan metode standar untuk melakukan palpasi abdomen dan digunakan untuk menentukan tinggi fundus, letak anak dan hubungan anatara bagian terendah janin dengan pintu atas panggul. Palpasi leopold adalah metode palpasi sederhana yang memberikan penilaian kasar tentang hubungan feto-maternal. Perasat ini terdiri dari dari 4 tahap yang berurutan.
(1)   Tahap pertama : adalah menentukan tinggi fundus dan secara sepintas lalu, menentukan umur kelahiran.
(2)   Menentukkan letak punggung dan ekstremitas janin.
(3)   Menentukan bagian terendah janin
(4)   Menentukkan kedudukan bagian terendah janin dengan panggul.
(5)   Letak janin menunjukkan hubungan sumbu panjang janin terhadap ibu. Pada minggu ke 38 janin mengambil letak lungotidinal (belakang kepala atau sungsang) atau letak oblik atau melintang
(6)   Presentasi : janin menunjukkan bagian janin yang menempati bagian terbawah uterus pada pintu atau panggul. Jika kepala janin yang di bawah maka disebut presentasi kepala, jika bokong, disebut presentasi sungsang; jika bahu, disebut presentasi bahu
(7)   Bagian janin yang berpresentasi adalah bagian janin yang berpresentasi terhadap serviks pada fase pertama persalinan, atau terhadap vagina pada fase kedua persalinan. Kalau presentasinya kepala, bagian yang berpresentasi biasanya bagian posterior kepala janin, verteks atau oksiput, tetapi dapat juga wajah atau dahi.
(8)   Sikap janin disefenisikan sebagai hubungan antara berbagai bagian janin dengan bagian-bagian lainnya. Biasanya janin bersikap semua sendi dalam keadaan fleksi, tetapi pada beberapa presentasi bokong, tungkai janin diluruskan memanjang dengan tubuhnya.
(9)   Posisi bagian terbawa janin hanya mengandung sedikit makna klinis hingga persalinan benar-benar sudah berjalan. Posisi menunjukkan hubungan bagian terbawah dengan dinding tulang panggul.
(10)        Takiran berat janin (TBJ)= [tinggi fundus uteri ( dalam CM)-N] X 155
N: 13 bila kepala belum melewati PAP
N : 12 bila kepala masih berada diatas spina ischiadika
N : 11 bila kepala masih berada dibawah spina ischiadika
(Llewellyn, 2002)
d)     Pemeriksaan dalam
     Jika seorang wanita melakukan perjajian untk melakukan pemeriksaaan, ia diminta tidak melakukan irigasi (douching) selama 24 jam sebelum pemeriksaan. Karena hal ini dapat mengaburkan diagnosis yang didasarkan pada sekresi, sel dan bau. Pemakaian douncing dapat menghilangkan sekret. Sehingga pamsaan spekulum di  vagina menjadi lebih sukar. Spekulum vagina memeliki dua tuas ujungnya dan 1 gagang. Spekulum digunakan untuk melihat kubah vagina dan serviks. Tuas spekulum dibuka untuk melihat serviks dan dikunci pada saat posisi terbuka. Serviks diinspeksi : posisi, dan penampilan muara, posisi serviks, warna dan lesi, perdarahan dan sekret.
     Pengumpulan spesimen untuk pemeriksaan sistologi bagian penting dalam pemeriksaan genikologi. Infeksi dapat didiagnosis melalui pemeriksaan spesimen yag dikumpulkan selama pemeriksaan. Setelah spesimen diperoleh, vagina di sekitar serviks diperhatikan dengan merotasi spekulum. Tuas spekulum dilepas dari kuncinya dan sedikit ditutup.sewaktu mengeluarkan spekulum harus dilakukan sedikit rotasi dan pemeriksaan dinding vagina untuk melihat warna, lesi, rugae, dan penonjolan (Bobak, 2002).
e)      Pemeriksaan panggul
     Prosedur ini harus di tunda hingga kehamilan minggu ke 38, pertama karena lebih menyenagkan bagi pasien dan kedua bagian presentasi janin di harapkan telah turun sampai derajat tertentu ke dalam panggul pada kebanyakan primigravida. Pada multigravida bagian presentasi janin mungkin belum turun ke dalam panggul hingga saat persalinan berlangsung. Kemungkinan penyabab tidak turunnya bagian ini pada primigravida. Pada kebanyakan kasus, penilaian panggul hanya diperlukan untuk primigravida, karena riwayat persalinan sudah memeberikan informasi tentang panggul.
     Pasien pada posisi berbaring. Tungkai direfleksikan dan kandung kemih dikosongkan. Dokter memasukan dua jari tangan, yang telah memakai sarung tangan dan diberi pelicin krim klorheksidi, ke dalam vagina. Perhatikan kedalam dinding vagina dan serviks. Derajat masuknya bagian presentasi janin di catat. Jika kepala janin dibawah dan belum turun ke panggul, dapat dilakukan tes untuk menentukkan apakah nanti akan turu n. Tes ini memperkirakan ukuran relatif kepala janin dan panggul ibu.
     Bagunan panggul dieksplorasi dengan jari tangan secara diagonal ke atas dan ke belakang untuk menentukkan apakah promotorium sakrum dapat diraba. Selanjutnya lekung sakrum dipalpasi, dan di perhatikan promonensia spina iskium. Lakukan palpasi ligamentum sakrospinosum dan harus dapat mengakomodasikan dua jari tangan pemeriksa. Akhirnya diukur jarak anatara kedua tuberositas sakrum dengan genggaman tangan (Llewellyn, 2002).
f)       Pemeriksaan laboratorium
(1)   Hemoglobin/hematokrit/WBC (sel darah putih), hitung jenis Elektroforesis hemoglobin. Tujuannya untuk mendeteksi anemia/mendeteksi infeksi, untuk menemukan wanita yang menderita hemoglobinopati (mis: anemia sel sabit, talasemia)
(2)   Urinalisis, termasuk pemeriksaan mikroskopik sedimen urine; pH, berat jenis spesifik, warna, glukosa, albumin, protein, sel darah merah, sel darah putih, silinder, aseton; HCG. Tujuannya untuk mengidentifikasi wanita penderita diabetes mellitus yang tidak diduga, penyakit ginjal, hipertensi akibat kehamilan, infeksi, kehamilan.
2.        Diagnosa
a.    Ansietas berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik pada saat hamil
b.    Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea dan tenggorokan yang kering pada awal kehamilan
c.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan
d.   Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan
e.    Nyeri akut berhubungan dengan perubahan fisiologis pada kehamilan
f.     Kurang pengetahuan tentang kehamilan dan proses persalinan berhubungan dengan kurangnya informasi.
3.        Intervensi
Diagnosa 1 : Ansietas berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik pada saat hamil
Kriteria Hasil:
a.       Menunjukkan penurunan ansietas terhadap ibu dan janinnya
b.      Menjelaskan pentingnya peran keluarga pada masa hamil
c.       Berat badan stabil
d.      Menjelaskan perubahan fisik yang terjadi saat hamil
Intervensi:
a.  Dengarkan dengan ekspresi penuh perhatian, gunakan sentuhan dan pertahankan kontak mata
b.  Kenali perasaan ibu dan haknya untuk  menunjukkan perasaannya.
c.  Ajarkan teknik manajemen diri
d.  Berikan dukungan yang melibatkan pengembangan, penambahan, atau perubahan mekanisme koping yg digunakan ibu dan keluarganya dalam mengatasi stres

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea dan vomit pada awal kehamilan.
Kriteria Hasil:
Status nutrisi klien seimbang dengan kriteria:
a.       BB stabil.
b.      Turgor kulit membaik.
c.       Intake makanan meningkat.
Intervensi:
a.       Timbang BB sesuai indikasi.
Rasional: Kelebihan atau penurunan BB menetap menunjukkan bahwa masukan kalori tidak adekuat.
b.      Membahas insiden dan penyebab serta mencatat riwayat diet selama 24 jam
Rasional: Mengetahui pola diet ibu hamil
c.       Monitor intake klien.
Rasional: Mendapatkan banyaknya masukan makanan dibandingkan kebutuhan hariannya.
d.      Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan sajikan dalam keadaan hangat.
Rasional: Membantu meningkatkan nafsu makan dan mencegah perut kosong.
e.       Anjurkan klien menjaga kebersihan mulutnya.
Rasional: Meningkatkan nafsu makan.
f.       Atur lingkungan yang tenang dan bersih selama makan.
Rasional: Meningkatkan nafsu makan
g.       Pasang sonde jika perlu, dengan menggunakan teknik bersih.
Rasional: Membantu keadekuatan intake makanan dan cairan jika peroral tidak memungkinkan.
h.      Observasi keadaan sonde.
Rasional: Untuk mempertahankan posisi dlm keadaan baik
i.        Lakukan aspirasi pada sonde sblm pemberian makan.
Rasional: Untuk mengetahui adanya residu dan fungsi pencernaan.
j.        Posisikan kepala klien lebih tinggi dari kaki.
Rasional: Memudahkan pengosongan lambung, meningkatkan absorbsi. Gangguan dpt meningkatkan kemungkinan regurgitasi.
k.      Pantau masukan dan haluaran.
Rasional: Mengidentifikasi ketidakseimbangan, memungkinkan intervensi dini.
l.        Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi
Rasional:  Nutrisi parenteral memenuhi kebutuhan kalori dan zat lain yg diperlukan tubuh sehingga tercapai keseimbangan nutrisi.

Diagnosa 3 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan.
Kriteria Hasil:
a.       Memahami tentang perubahan anatomis fisiologis yang terjadi
b.      Menganggap positif mengenai citra tubuh selama kehamilan
c.       Dapat beradaptasi dengan perubahan citra tubuhnya
Intervensi:
a.    Mendiskusikan dengan ibu perubahan-perubahan fisiologis dan patologis yang terjadi selama kehamilan
b.    Menjelaskan pada ibu perubahan tersebut hanya berlangsung sementara selama kehamilan ibu dan akan menghilang dalam 1 sampai 2 minggu setelah post partum
c.    Memberi pendidikan tentang perawatan diri, cara berpakaian, postur dan mekanika tubuh
d.    Melibatkan pasangan untuk memberikan motivasi dan dukungan yang positif terhadap keresahaan ibu
Diagnosa 4 : Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan.
Kriteria Hasil:
Klien dapat beradaptasi dengan perubahan pola eliminasinya dengan kriteria:
a.       Klien paham dengan perubahan pola  eliminasinya.
Intervensi:
a.       Beri informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan kehamilan.
Rasional: Klien paham tentang perubahan fisiologis dari pembesaran uterus akan menurunkan kapasitas VU.
b.      Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur.
Rasional: Mengurangi tekanan pada kandung kemih.
c.       Beri informasi tentang perlunya masukan cairan 6-8 gelas/hari, penurunan masukan 2-3 jam sebelum tidur, penggunaan garam, makanan dan produk yg mengandung Na dalam jumlah sedang.
Rasional: Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat, mengurangi natrium serta mempertahankan status isotonis.
d.      Kaji ulang masalah medis sebelumnya (penyakit ginjal, hipertensi, penyakit jantung).
Rasional: Masalah-masalah yang mempengaruhi fungsi ginjal disertai peningkatan volume cairan, meningkatkan resiko terhadap masalah sirkulasi yang dapat mempengaruhi placenta/janin.
e.       Kaji tanda-tanda ISK.
Masa prenatal rentan terhadap stasis perkemihan/ISK karena efek vasodilatasi progesteron pada ureter.
4.   Evaluasi
Diagnosa 1 : Ansietas berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik pada saat hamil
S : Pasien khawatir dan tidak nyaman tentang perubahan fisik yang di alami
O : Perut pasien semakin besar dan berat badannya bertambah
A : Masalah teratasi
P : Menjelaskan perubahan-perubahan fisik yang terjadi selama hamil
Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea dan vomit pada awal kehamilan.
S : Pasien merasa mual, muntah dan sakit kepala di awal kehamilan
O : Berat badan pasien menurun
A : Masalah belum teratasi
P : Memberikan informasi dan mendiskusikan tentang nutrisi yang harus di konsumsi selama Asuhan Persalinan Normal Kala I dan II
Diagnosa 3 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan
S : Pasien merasa malu terhadap perubahan anatomi tubuhnya pada saat hamil
O : Perut pasien semakin besar dan berat badannya bertambah
A : Masalah teratasi

P : Mendiskusikan dengan ibu perubahan-perubahan fisiologis dan patologis yang terjadi selama kehamilan
Daftar Pustaka

Barrios, Diana. 2010. Post Partum: Maternal Physiologic Changes. Merritt Collage.
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas. Ed. 4. Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9. Jakarta: EGC

Cunningham, F. G. et. al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar – dasar keperawatan maternitas. Ed. 6 . Jakarta: EGC
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Henderson, Christine. 2005. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta : EGC
Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Llwellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi. Jakarta : Hipokretes
Perry, Shannon E. 2010. Maternal child nursing care. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundametal keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC
Rabe, Thomas. 2002. Buku saku ilmu kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Rachimhadhi, T. 2010. Ilmu kebidanan. Ed. 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Saleha, 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika
Susan L. Elrod & William D. Stanfield. 2006. Genetika, edisi 4. Jakarta : Erlangga
Swearingen, P. L. 2000. Keperawatan medikal bedah edisi 2. Jakarta: EGC
Walsh, Linda V.2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta :EGC
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed.3. Jakarta: Yayasan Rachimhadhi Sarwono Prawirohardjo.





No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat