google adsense

Friday, August 4, 2017

Konsepsi dan Konsep Perkembangan Janin

A.      Konsepsi dan Konsep Perkembangan Janin
1.      Definis
     Konsepsi secara formal didefinisikan sebagai persatuanantara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan merupakan peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian yang mengelilinginya. Kejadian – kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet, dan implantasi embrio di dalam uterus (Bobak. 2004. 74).
2.      Sel gamet
a.       Ovum
     Seperti yang telah dibahas, miosis pada wanita menghasilkan sebuah telur atau ovum. Proses ini terjadi dalam ovarium, khususnya pada folikel ovarium. Setiap bulan satu ovum menjadi matur, dengan sebuah penjamu mengelilingi sel –sel pendukung (Bobak. 2004. 75). Ada dua lapisan jaringan pelindung yang mengelilingi ovum. Lapisan pertama berupa membran tebal tidak berbentuk, yang disebut zona pelusida. Lingkaran luar, yang disebut korona radiata, terdiri dari sel –sel yang dipersatukan oleh asam hialuronat (Bobak. 2004. 75).
     Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Di luar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan dari sel-sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam perjalanan ovum diampula tuba makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat pembuahan umum terjadi. (Rachimhadhi, 2010 p. 140)
     Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat menangkap ovum dan menggerakkannya sepanjang tuba menuju rongga rahim (Bobak. 2004. 75). Ovum yang dilepaskan oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba ke arah ostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum ini mempunyai diameter 0,1 mm. Di tengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berda dalam metafase pada pembelahan pematangan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitelus. Vitelus ini mengandung banyak zat karbohidrat dan asam amino. (Rachimhadhi, 2010 p. 140). Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila idak difertilisai oleh sperma, ovum berdegenerasi dan direabsorpsi (Bobak. 2004. 75).
Gambar 2.8. Ovum

b.      Sperma
     Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal mengakibatkan pengeluaran satu sendok teh semen, yang mengandung 200 sampai 500 juta sperma ke dalam vagina. Sperma berenang dengan gerakan flagela pada ekornya. Beberapa sperma dapat mencapai temapat fertilisasi dalam lima menit, tetapi rata – rata waktu yang dibutuhkan ialah 4 – 6 jam (Bobak. 2004. 75).  Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi. Hanya satu spermatozoa yang memiliki kemampuan untuk membuahi. Pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena di duga dapat melepaskan hialuronidase. (Rachimhadhi, 2010 p. 140)
     Sperma akan tetap hidup dalam sistem reproduksi wanita selama 2 – 3 hari. Kebanyakan sperma akan hilang di vagina, di dalam lendir serviks, di endometrium, atau sperma memasuki saluran yang tidak memiliki ovum (Bobak. 2004. 75). Sewaktu sperma berjalan melalui tuba uterina, enzim – enzim yang dihasilkan di sana akan membantu kapasitas sperma. Kapasitas ialah perubahan fisiologis yang membantu lapisan pelindung lepas dari kepala sperma (akrosom), sehingga terbentuk lubang kecil pada akrosom, yang memunngkinkan enzim (seperti hialuronidase) keluar. Enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung ovum sebelum fertilisasi (Bobak. 2004. 75).
Gambar 2.9. Sperma

c.       Fertilisasi
     Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik. Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata dan zona pelusida, yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul komplemen khusu di permukaan kepala spermatozoa kemudia mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona pelusida. (Rachimhadhi, 2010 p. 141)
     Fertilisasi berlangsung di ampula (sepertiga bagian luar) tuba uterina. Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di dalam membran dan membran tidak lagi  dapat ditembus oleh sperma lain. Hal ini disebut reaksi zona (Bobak. 2004. 75).  Pembelahan miosis kedua oosit selesai dan nukleus ovum menjadi pronukleus ovum. Kepala sperma membesar dan menjadi pronuklesu pria, sedangkan ekornya berdegenerasi. Nukleus – nuklesu akan menyatu dan kromosom bergabung, sehingga dicapai jumlah yang diploid. Dengan demikian, konsepsi berlangsung dan terbentuklah zigot (sel pertama individu baru) (Bobak. 2004. 75).
d.      Pembelahan sel
     Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, zigot mengalami pembelahan atau kleavage, dengan proses yang disebut Mitosis. Nukleus zigot mengandung 46 kromosom. Kromososm ini memanjang berpasangan. Masing – masing terpisah memanjang kemudian terbagi menjadi dua, membentuk dua bentuk identik dari 46 kromososm untuk dua sel baru yang terbentuk dari sel pertama (Hamilton. 1995,p. 36).
     Menurut Potter dan Perry (2005,p. 646) proses mitosis dimulai saat zigot berjalan di sepanjang tuba falopi menuju uterus. Perjalanan ini membutuhkan waktu selama 3 -  4 hari. Selama perjalanan ini, sel ovum terus membelah diri menjadi:
1)      Blastomer
     Merupakan sel – sel kecil yang terbentuk karena sel ovum yang terus membelah, namun ukurannya tidak bertambah.
2)      Morula
     Merupakan sel padat, seperti bola. Terdiri atas 16 sel yang dihasilkan dalam tiga hari. Morula dilindungi oleh zona pelusida.
3)      Blastosit
     Bola padat (morula) yang membentuk rongga pusat. Blastosit terbentuk saat morula mengapung bebas dalam uterus. Cairan masuk ke dalam zona pelusida dan menyusup ke dalam ruang intraseluer di antara blastomer. Sehingga muncullah ruang di intraseluler morula (Bobak. 2004. 75).
4)      Embrio dan plasenta
     Tahap selanjutnya adalah sel – sel blastosit berdiferensiasi dalam struktur dan fungsi. Sel – sel dari satu ujung blastosit berkembang menjadi embrio, dan ujung sisi lainnya membentuk plasenta. Setelah hari ke – 4 embrio berjalan melalui tuba fallopi dan mulai implantasinya pada dinding uterus.
e.       Implantasi (Nidasi)
     Selama blastula (trofoblas) bergerak menuju uterus, zona pelusida berdegenerasi dan trofoblas akan melekatkan dirinya pada endometrium rahim, biasanya pada daerah fundus anteriuor atau pasterior. Antara 7 – 10 hari setelah konsepsi, trofoblas menyekresikan enzim yang akan membantunya membenamkan diri ke dalam endometrium (Bobak. 2004.75). Menurut Hamilton (1995, hlm. 37) enzim yang dihasilkan itu adalah enzim proteolitik. , sampai semua bagian tertutup. Peristiwa ini disebut implantasi.
     Pembuluh darah endometrium pecah dan sebagian wanita akan mengalami perdarahan ringan akibat implantasi (bercak darah atau perdarahan ringan pada saat seharusnya terjadi menstruasi berikutnya). Vili korion, yang berbentuk seperti jari, terbentuk di luar trofoblas dan menyeruap masuk ke dalam daerah yang mengandung darah pada endometrium. Vili ini adalah tonjolan yang mengandung banyak pembuluh darah dan mendapatkan oksigen dan gizi dari aliran darah ibu serta membuang karbondioksida dan produk sisa ke dalam darah ibu (Bobak. 2004.75).
     Setelah implantasi, endometrium disebut desidua. Bagian yang langsung berada di bawah trofoblas, tempat vili korion menyusup ke aliran darah, disebut desidua basalis. Bagian yang menutup blastosis adalah desidua kapsularis dan yang melapisi sisa uterus ialah desidua vera (Bobak. 2004.75).
Gambar 2.10. Urutan ovulasi, fertilisasi dan implantasi

Gambar 2.11. Embrio yang sudah berimplantasi


3.      Perkembangan embrios
     Tahap embrio berlangsung dari hari ke-15 sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala sampai bokong. Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin. Daerah yang sedang berkembang dan mengalami pembelahan sel yang cepat sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen lingkungan. Pada akhir minggu ke-8, semua sistem organ dan struktur eksterna terbentuk dan embrio tidak diragukan lagi telah menjadi manusia.
Gambar 2.12. Perkembangan embrio









Tabel 2.1. Tahapan perkembangan manusia sebelum lahir sejak periode menstruasi terakhir

4 Minggu
8 Minggu
Tampak  luar
Badan fleksi, membentuk huruf C; terdapat bakal lengan dan tungkai; kepala pada sudut kanan badan
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm), Berat (G)
0,4 sampai 0,5; 0,4 g
Sistem Pencernaan
Perut berada pada garis tengah dan berbentuk fusiform; hati jelas terlihat; esofagus pendek; usus halus berupa tabung pendek
Sistem Muskuloskelatal
Semua somit ada





Sistem Sirkulasi
Jantung terbentuk, terlihat dua serambi, mulai berdenyut; terbentuk lengkung oarta dan vena-vena utama

Sistem Pernapasan
Bakal  paru-paru primer muncul



Sistem Ginjal
Bakal ureter rudimrnter muncul


Sistem Saraf
Lengkungan otak tengah jelas terlihat; tidak terdapat otak belakang atau lengkungan servikal; alur saraf menutup




Organ-Organ Sensoris
Mata dan telinga muncul sebagai pembuluh optiik dan otosis


Sistem Genital
Parit genital(genital ridge) muncul pada minggu kelima


Badan mulai terbentuk; hidung rata, mata jauh terpisah; jari-jari sudah terbentuk; kepala mulai terangkat; ekor hampir hilang; mata, telinga, hidung, dan mulut dapat dikenali


2,5 sampai 3 cm, 2 g

Vili usus berkembang; usus halus menggulung didalam tali pusat; terdapat lipatan-lipatan palatum; hati sangat besar


Mula-mula terlihat adanya osifikasi (penulangan)- oksiput, mandibula, dan humerus; janin dapat sedikit bergerak, otot-otot badan, anggota gerak, dan kepala sudah dapat dilihat dengan jelas

Pembuluh-pembuluh darah utama sudah hampir selesai dibentuk; darah banyak mengandung sel-sel darah merah berinti

Pembentukan rongga pluera dan perikardial; percabangan bronkiolus; lubang hidung tertutup sumbatan epitel

Tubulus sekretori dini berdiferensiasi; kandung kemih-uretra memisahkan diri dari rektum

Korteks serebri mulai membentuk sel-sel khas; diferensiasi korteks serebri, meninges, foramen-foramen ventrikel, sirkulasi cairan serebrospinal; medula spinalis meluas sepanjang tulang belakang

Pleksus koroid primordial terbentuk; ventrikel relatif besar dibandingkan korteks; perkembangan terus berlanjut; mata saling mendekat dengan cepat; terbentuk telinga dalam

Testis dan ovarium dapat dibedakan; genetalia eksterna tidak dapat dibedakan (pria atau wanita), tetapi mulai berdiferensiasi

12 Minggu
16 Minggu
Tampak  luar
Kuku terbentuk; lebih menyerupai manusia; kepala tegak tetapi besarnya tidak sebanding, kulit merah muda, lembut

Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm), Berat (G)
6 sampai 9 cm; 19 g
Sistem Pencernaan
Empedu disekresi; penyatuan langit-langit selesai; usus halus terpisah dari medula spinalis dan mulai menempati tempat yang khusus
Sistem Muskuloskelatal
Beberapa tulang mulai dibentuk, osifikasi meluas; lengkung servikal dan sakral bagian bawah dan tubuh mulai menjadi tulang; lapisan otot polos mulai terdapat dirongga visera
Sistem Sirkulasi
Pembentukan darah di sumsum tulang


Sistem Pernapasan
Paru-paru mendapatkan bentuk yang tetap; muncul pita suara

Sistem Ginjal
Ginjal dapat mensekresi urine; kandung kemih menggembung seperti kantung
Sistem Saraf
Konfigurasi struktural otak secara garis besar selesai; medula spinalis menunjukkan pembesaran didaerah servikal dan lumbar; terbentuk foramen ventrikel keempat; mulai mengisap jari
Organ-Organ Sensoris
Mulai ada bakal pengecap yang pertama; karakteristik dan organisasi mata mulai terjadi
Sistem Genital
Jenis kelamin dapat dikenali; organ-organ seks internal dan eksternal semakin spesifik

Kepala masih dominan; wajah menyerupai manusia; pada pemeriksaan kasar, mata, telinga, dan hidung mulai menyerupai bentuk sebenarnya, perbandingan lengan-kaki sesuai; muncul rambut kepala



11,5 sampai 13,5 cm; 100 g

Mekonium didalam usus; mulai menyekresi beberapa enzim; anus terbuka


Kebanyakan tulang dapat dibedakan diseluruh tubuh; munvul rongga sendi; pergerakan otot dapat dideteksi



Otot jantung telah berkembang dengan baik; pembentukan darah secara aktif di limfa

Serabut elastis muncul pada paru-paru; muncul bronkiolus terminalis dan respiratorius

Ginjal menempati tempat yang tetap; mulai mempunyai bentuk dan fungsi yang khas
Lobus-lobus serebri terbentuk; serebrum mulai menonjol




Organ-organ perasa berdiferensiasi



Testis dalam posisi turun kedalam skrotum; vagina terbuka
20 minggu
24 minggu
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm); Berat (G)
16-18.5 cm ; 300gr
Tampak luar
 verniks kaseosa muncul,lanugo muncul,  tungkai bertambah panjang, mulai terlihat kelaenjar sebasea

Sistem pencernaan
 deposit enamel dan dentin, kolon asenden dapat dikenali

Sistem muskuloskeletal
 sternum mengalami osifikasi, gerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan ibu

Sistem pernapasan
lubang hidung terbuka kembali,gerakan primitif mirip pernapasan dimulai

Sistem saraf
secara kasar otak terbentuk, mielinisasi medula spinalis dimulai

Organ-organ sensoris
hidung dan telinga membentuk tulang


23 cm ; 600gr
Tampak luar
 Tubuh menjadi langsing, tetapi dengan perbandingan sesuai, kulit menjadi merah dan berkeriput, terdapat verniks kaseosa, pembentukan kelenjar keringat

Sistem sirkulasi
Pembentukan darah meningkat dalam sumsum tulang tetapi berkurang di hati


Sistem pernapasan
Terdapat duktus dan sakus alveolaris, lesitin mulai muncul pada cairan amnion
Sistem saraf
korteks serebri dilapisi secara khas, proliferasi neuron pada korteks serebri berakhir
Organ-organ sensori
dapat mendengar
Sistem genital
 testis pada cincin inguinalis dalam proses turun ke dalam skrotum
28 minggu
30-31 minggu
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm), Berat (G)
27 cm ; 1100gr
Tampak luar
badan langsing, keriput berkurang,  dan berwarna merah, terbentuk kuku


Sistem muskuloskeletal
 talus, tulang tumit menjalani osifikasi, gerakan lemah dan cepat, tonus minimum.

Sistem pernapasan
lesitin terbentuk pada permukaan alveolus
Sistem saraf
tampak fisura serebralis, pembentukan lipatan otak dengan cepat, siklus bangun-tdur yang tidak tetap, dapat menangis lemah atau belum sama sekali, reflek menghisap lemah
Organ-organ sensori
kelopak mata terbuka, lapisan retina selesai terbentuk, dapat menerima cahaya, pupil dapat bereaksi terhadap cahaya


31 cm ; 1800-2100gr
Tampak luar
lemak subkutan mulai terkumpul, tampak lebi bulat, kulit merah muda dan licin, mengambilproses persalinan
Sistem muskuloskeletal
falang medial keempat mengalami penulangan, terlihat primordial gigi permanen, dapat melihat ke samping
Sistem pernapasan
rasio L/S = 1.2 : 1
Sistem genital
testis turun ke dalam skrotum




Organ-organ sensori
terdapat rasa kecap, sadar akan suara di luar tubuh ibu

36 minggu
40 minggu
Ukuran Puncak Kepala-Bokong(cm), Berat (G)
35 cm ; 2200-2900gr
Tampak luar
kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo menghilang di seluruh tubuh, tubuh biasanya gemuk



Sistem muskuloskeletal
terdapat pusat osifikasi femoral distal, gerakan pati dan dapat bertahan, tonus cukup kuat, dapat membalik dan mengangkat kepala
Sistem ginjal
pembentukan nefron baru berhenti

Sistem saraf
ujung medula spinalis setinggi L-3, siklus tidur-bangun tetap.


40 cm ; 3200gr
Tampak luar
kulit halus dan berwarna merah muda, vemiks kaseosa sedikit, rambut sedang atau banyak, lanugo hanya pada bahu dan tubuh bagian atas saja, tampak tulang rawan hidung san cuping hidung
Sistem muskuloskeletal
 gerakan aktif dan bertahan, tonus baik, dapat mengangkat kepala

Sistem pernapasan
percabangan paru-paru hanya selesai 2/3

Sistem saraf
 mielinisasi otak dimulai, siklus bangun-tidur teratur diselingi periode bangun, menangis jika lapar dan merasa tidak nyaman, refleks mengisap kuat
Sistem genital
testis di dalam skrotum, labia mayora berkembang baik





Daftar Pustaka

Barrios, Diana. 2010. Post Partum: Maternal Physiologic Changes. Merritt Collage.
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas. Ed. 4. Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9. Jakarta: EGC

Cunningham, F. G. et. al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar – dasar keperawatan maternitas. Ed. 6 . Jakarta: EGC
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Henderson, Christine. 2005. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta : EGC
Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Llwellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi. Jakarta : Hipokretes
Perry, Shannon E. 2010. Maternal child nursing care. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundametal keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC
Rabe, Thomas. 2002. Buku saku ilmu kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Rachimhadhi, T. 2010. Ilmu kebidanan. Ed. 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Saleha, 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika
Susan L. Elrod & William D. Stanfield. 2006. Genetika, edisi 4. Jakarta : Erlangga
Swearingen, P. L. 2000. Keperawatan medikal bedah edisi 2. Jakarta: EGC
Walsh, Linda V.2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta :EGC
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed.3. Jakarta: Yayasan Rachimhadhi Sarwono Prawirohardjo.




No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat