google adsense

Friday, August 4, 2017

Proses Menstruasi

A.  Proses Menstruasi
Menstruasi adalah periode pengeluaran cairan darah dari uterus yan disebabkan oleh rontoknya endometrium. Keluaran terdiri dari sel-sel pecahan endometrium dan stromal. Sel-sel darah tua, dan sekresi kelenjar. Lamanya rata-rata sekitar 5 hari (Hamilton,1995).
1.      Manarke
     Manarke atau awitan menstruasi pertama pada anak perempuan biasanya terjadi pada usia antara 8 sampai11 tahun. Selain itu, peningkatan jumlah dan variasi sekresi gonadotropin dan estrogen berkembang menjadi satu pola yang siklik minimal setahun sebelum manarke. Umumnya menstruasi awal pada sebagian anak perempuan tidak regular, tidak dapat diprediksi, tidak nyeri dan tidak mengandung telur. Setelah satu tahun atau lebih ovarium memproduksi estrogen siklik dan adekuat untuk mematangkan ovum (Perry & potter, 2005).
2.      Siklus endometrium
      Menstruasi adalah pendarahan periodikpada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya rabas menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Lama rata-rata aliran menstruasi adalah lima hari (rentang 3 sampai 6 hari). Darah yang keluar terdiri dari lendir, darah, dan membrane endometrium yang kadang keluar sebagai bekuan kecil. Kehilangan darah rata-rata 180 cc sampai 240 cc per siklus. Siklus mentruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan, bila kehamilan terjadi maka menstruasi akan terhenti. Pengaturan siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia, status fisik dan emosi serta lingkungan (Bobak, lowdermilk & jesen,2004)
Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase:
a.       Fase proliferasi merupakan pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari. Perkembangan endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang pendarahan terhenti, sejak saat ini penebalan 8 sampai 10 kali lipat yang berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi bergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium
b.      Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulusi sampai tiga hari sebelum periode menstruasi selanjutnya. Setelah ovulasi diproduksi lebih banyak progesterone. Terlihat endometrium yang edematosa, vascular dan fungsional. Pada akhir fase ini endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna ketebalannya. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi dan menutrisi ovum yang dibuahi. Implantasi (nidasi) ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi, apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesterone menyusut yang akan menyebabkan spasme arteri spiral.
c.       Fase iskemi, terjadi suplai darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan pendarahan menstruasi dimulai, menandakan hari pertama siklus berikutnya.
d.      Fase menstruasi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum berinvolusi dan hormon-hormon ovarium, estrogen, progesterone menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah. Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesterone pada akhir siklus bulanan yang memberi efek pertama adalah penurunan rangsangan terhadap sel-sel endometrium diikuti dengan involusi endometrium.
Selam 24 jam sebelum terjadi menstruasi, pembuluh darah yang mengarah ke lapisan mukosa dari endometrium mengalami vasoplastik yang mungkin disebabkan oleh involusi. Vasospasme dan hilangnya rangsangan hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada endometrium yang menyebabkan darah merembes ke lapisan vascular dari endometrium dan daerah perdarahan akan bertambah cepat dalam waktu 24-36 jam. Lapisan nekrotik bagian luar dari endometrium terlepas secara perlahan. Semua lapisan superficial endometrium telah berdekuamasi 48 jam setelah terjadinya menstruasi. Massa jaringan deskuamasi dan darah di dalam cavum, dan efek kontraksi dari prostaglandin akan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus. Dalam waktu 4-7 hari setelah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan terhenti karena pada saat ini endometrium sudah kembali epitelisasi.
3.      Siklus hipotalamus-hipofisis
      Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesterone darah menurun. Kadar hormone ovarium dalam darah yang rendah ini menstimulasi hipotalamus untuk menyekresi gona-dotropin-releasing hormone (Gn-RH). Gr-RH, sebaliknya menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogenya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior mengeluarkan LH (lutenizing hormone). Lonjakan LH yang menyolok dan kadar estrogen yang berada dibawah (hari ke 12) mengawali eskpulsi ovum dari folikel de graaf dalam 24 sampai 36 jam. LH mencapai puncak pada sekitar hari ke 13 atau ke 14 pada siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada waktu ini, korpus luteum menyusut. Oleh karena itu kadar progesterone dan estrogen menurun, terjadi menstruasi dan hipotalamus sekali lagi distimulasi untuk menyekresi Gn-RH. Proses ini di sebut siklus Hipotalamus-hipofisis (bobak, lowdermilk & jesen,2004)
4.      Siklus ovarium


     Folikel primer primitive berisi oosit yang tidak matur (ovum primodial). Setelah ovulasi, satu samapi 30 folikel mulai matur dalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalm folikel yang terpilih, oosit matur, terjadi ovulasi dan folikel yang kosong memulai transformasinya menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, menyekresi baik hormone estrogen steroid maupun progesterone steroid. Bersamaan dengan waktu luteal puncak ini, telur yang dibuahi bernidasi di endometrium. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dari kadar steroid menurun. Dua minggu setelah ovulasi, jika tidak terjadi fertilisasi dan implantasi, lapisan fungsional endomentrium uterus tanggal selama menstruasi (bobak, lowdermilk & jesen,2004)
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. I.M, Lowdermilk. D.L, Jen
sen, M.D. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta: EGC.          
Guyton, A.C. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC
Hamilton, P.M. (1995). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Ed. 2. Jakrta: Salemba Medika.
Kozier, Barbara.(2010).Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik.Ed.7.Jakarta: EGC
Potter, P.A., & Perry, A. G.(2005). BukuAjar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Praktik.Edisi 4. USA: Elsevier Mosby

Williaw, F.G. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta ; EGC

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat