google adsense

Monday, August 7, 2017

Asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan nutrisi

A.  Asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan nutrisi
1.    Latar belakang
Kebutuhan gizi klien lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, dan memperlambat terjadinya usia biologis. Kebutuhan kalori pada klien lanjut usia berkurang karena berkurangnya kalori dasar akibat kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal dan lain-lain. Kebutuhan protein normal usia lanjut usia adalah 1 gram/kg BB/hari.
Makanan yang mengandung lemak hewani harus dikurangi, misalnya daging sapi, daging kerbau, dan kuning telur. Lanjut usia disarankan mengonsumsi makanan tambahan yang banyak mengandung kalsium(Ca). zat besi perlu di berikan untuk memperlancar pembentukan darah. Lanjut usia perlu pula diberikan buah-buahan untuk mendapatkan vitamin. Untuk menghindari konstipasai(sembelit, klien lanjut usia perlu diberi cukup makanan yang mengandung serat, misalnya beras tumbuk, akar-akar hijau, kacang-kacangan, buah-buahan serta banyak minum.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lanjut usia.
a.    Berkurangnya kemampuan mencerna makanan (akibat kerusakan gigi/ompong)
b.    Berkurangnya cita rasa
c.    Berkurangnya koordinasi otot
d.   Keadaan fisik yang kurang baik
e.    Faktor ekonomi dan sosial
f.     Faktor penyerapan makanan(daya absorbs)
Faktor penyebab malnutrisi pada lanjut usia
a.    Penyebab akut dan kronis
b.    Keterbatasan sumber/penghasilan
c.    Faktor psikologi
d.   Hilangnya gigi
e.    Kesalahan dalam pola makan
f.     Kurangnya energy untuk mempersiapkan makanan
g.    Kurang pengetahuan tentang nutrisi yang tepat
2.    Pengkajian status gizi
Perawat harus melakukan pengkajian status gizi secara cermat dan sebaiknya menggunakan lebih dari satu parameter.
a.    Pertama menggunakan pengukuran antropometrik, yaitu mengukur tinggi badan(TB)
b.    Kedua, menghitung indeks masa tubuh(IMT), IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kg) dengan kuadrat TB (dala meter persegi). IMT normal untuk perempuan 17-23, sedangkan untuk laki-laki adalah 18-25
c.    Ketiga, menggunakan parameter laboratorium, yag biasa digunakan,yaitu nilai hemoglobin dan albumim serum. Perlu diperhatikan bahwa waktu paruh albumin adalah 21 hari sehingga pemantauan status gizi dapat pula menggunakan kadar transferin(waktu paruh delapan hari) atau kadar pre-albumin (waktu paruh dua hari).

Pada saat mengukur tinngi badan seorang lanjut usia, perlu diingat bahwa lanjut usia dapat mengalami pengurangan tinggi badan seiring dengan pertambahan usia. Pengurangan tersebut dapat disebabkan oleh hal, antara lain:
a.    Komponen cairan tubuh berkurang sehingga diskus intervertebralis relative kurang mengandung air sehinnga menjadi lebih pipih.
b.    Semakin tua cenderung semakin kifosis, sehingga tinggi dan tegak lurusnya tulang punggug berkurang.
c.    Osteoporosis yang sering kali terjadi pada wanita lanjut usia akan mudah mengakibatkan fraktur vertebra sehingga tinggi badan berkurang.
d.   Penurunan tinggi badan tersebut akan memengaruhi hasil penghitungan Indeks Massa Tubuh.
Oleh sebab itu, dianjurkan menggunakan ukuran tinggi lutut untuk menentukan secara pasti tinggi badan seseorang.tinggi lutut tidak akan bderkurang, kecuali jika terdapat fraktur tungkai bawah. Dari tinggi lutut, dapat dihitung tinggi badan sesungguhnya. Perhatikan rumus berikut:
TB pria     = 59, 01+(0, 28XTL)
TB wanita =75, 00+(1, 91XTL) – (0, 17xU)

3.    Masalah keperawatan
Masalah gizi tidak hanya terjadi pada balita dan ibu hamil, tetapi ternyata sering kali menimpa lanjut usia. Hal ini perlu mendapat perhatian ialah gizi berlebihan, gizi kurang, dan kekurangan vitamin.
a.    Gizi berlebihan
Gizi berlebihan pada lanjut usia banyak terdapat di Negara barat dan kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lanjut usia karena penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan tersebut sulit untuk diubah walaupun klien udah menyadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung,diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.
b.    Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah sosial-ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila komsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan, hal tersebut menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila kondisi ini disertai kekurangan protein, kerusakan sel terjadi yang tidak dapat dperbaiki. Akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, atau mudah terkena infeksi pada organ tubuh yang vital.
c.       Kekurangan vitamin.
Bila lanjut usia kurang mengomsumsi buah dan sayur, ditambah kekurangan protein dalam makanan, hal tersebut mengakibatkan nafsu makan berkurang, penglihatan mundur, kulit kering, lesu, lemah lunglai, dan tidak semangat.
4.    Diagnosa keperawatan
Pada gangguan pencernaan, nutrisi, atau hygiene rongga mulut dapat berupa:
a.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan reaksi obat, anoreksia, depresi, gangguan menguyah, tidak mampu menyiapkan hidangan.
b.    Perubahan eliminasi defekasi berupa kontipasi yang berhubungan dengan xerostomi, sfek obat, menurunnya selera/daya pengecapan, gangguan gigi serta hygene mulut.
c.    Perubahan mukosa rongga mulut yang berhubungan dengan faktor tersebut di atas.
d.   Gangguan nutrisi; kurang/berlebihan dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan pemasukan yang tidak adekuat

5.    Tindakan keperawatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan.
a.    Apakah makanan yang disajikan memenuhi kebutuhan gizi
b.    Sajikan makanan tersebut pada waktunya secara teratur dan dalam porsi yang kecil saja.
c.    Jangan menunjukkan rasa bosan dalam melayani klien lanjut usia, tunjukan wajah cerah dan gembira.
d.   Beri makanan secara bertahap dan bervariasi, terutama bila nafsu makan berkurang.
e.    Perhatikan makanan apa yang disukai atau tidak, agar dapat menentukan jenis makanan yang sesuai dengan seleranya.
f.     Jika mendapat diet tertentu, perhatikan apakah diet tersebut   sesuai dengan petunjuk dokter, misalnya untuk diabetes dan tekanan darah tinggi.
g.    Beri makanan yang lunak untuk menghindari kontipasi serta memudahkan menguyah. Terutama bagi klien lanjut usia, yang sudah ompong, misalnya fdalam bentuk nasi tim atau bubur.

Menurut nugroho (2000, p. 76) tindakan keperawatan panda lanjut usia adalah:
a.    Berikan perawatan pada alat pencernaan
1)   Rangsang nafsu makan
a)    Berikan makanan-makanan dengan porsi sedikit-sedikit tetapi sering dan kualitasnya bergizi
b)   Berikan makanan yang menarik
c)    Bisa minum anggur bila diperbolehkan
d)   Sediakan makanan yang hangat-hangat
e)    Sediakna makanan jika mungkin yang sesuai dengan pilihannya.
2)   Cegah terjadinya  gangguan pencernaan
a)    Berikan posisi fowlet pada waktu makan
b)   Pertahankan keasaman lambung
c)    Berikan makanan yang tidak membentuk gas
d)   Cukup cairan
3)   Cegah kontipasi atau sembelit
a)    Jamin kecukupan cairan dalam diet
b)   Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
c)    Fasilitas gerakan usus dalam mencerna
d)   Berikan kebebasan dan posisi tubuh normal.
e)    Berikan laksativ atau supositorial, jika hal-hal di atas tak efektif.

6.    Perencanaan makan untuk lanjut usia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan makan untuk klien lanjut usia:
a.    Porsi makan perlu diperhatikan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
b.    Banyak minum dan kurangi garam. Banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan. Menghindari makanan yang terlalu asin akan mengurangi kerja ginjal dan mencegah kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi.
c.    Membatasi penggunaan kalori hingga berat badan dalam batas normal, terutama makanan yang manis atau gula dan makanan yang berlemak. Kebutuhan usia di atas 60 tahun adalah 1700 kalori dan di atas 70 tahun adalah 1500 kalori.
d.   Bagi lanjut usia yang proses peuaannya  sudah lebih lanjut, hal berikut perlu di perhatikan:
1)   Mengomsumsi makanan yang mudah dicerna
2)   Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, da gorengan.
3)   Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang
4)   Makan dalam porsi kecil tapi sering
5)   Makanan kudapan, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.
e.    Batasi minum kopi dan teh. Minuman tersebut boleh diberikan, tetapi harus diencerkan karena berguna untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
Menurut nugroho (2000, p. 76) Perencanaan makan untuk lanjut usia adalah:
a.    Rencana makanan untuk lanjut usia
1)   Berikan makanan porsi kecil tetapi sering.
2)   Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.
3)   Berikan makanan yang mengandung serat.
4)   Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori.
5)   Membatasi minum kopi dan teh.

7.    Menu seimbang untuk lanjut usia
Menu adalah suasana hidangan yang dipersiapkan atau disajikan pada waktu makan. Meu seimbang untuk lanjut usia adalah susunan makanan yang mengandung cukup semua unsure gizi yang dibutuhkan lanjut usia. Syarat menu seimbang untuk lanjut usia sehat:
a.    Mengandung zat gizi beraneka ragam bahan makanan yang terdiri atas zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
b.    Jumlah kalori yang baik untuk dikomsumsi oleh lanjut usia adalah 50% dari hidrat arang yang merupakan hidrat arang kompleks(sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian).
c.    Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30% dari total kalori.
d.   Dianjurkan mengandung tinggi serat(selulosa) yang bersumber pada buah, sayur, dan macam-macam pati, yang dikonsumsi dalam jumlah secara bertahap.
e.    Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non-fat, yoghurt, dan ikan.
f.     Makanan yang mengandung tinggi zat besi (Fe), seperti kacang-kacangan, hati, daging, bayam atau sayuran hijau.
g.    Membatasi penggunaan garam. Perhatikan lebel makanan yang mengandung garam, misalnya monosodium glutamate, natrium bikarbonat, dan natrium sitrat.
h.    Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah dicerna.
i.       Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alcohol.
j.      Pilih makanan yang mudah dikunyah seperti makanan lunak.

Syarat menu untuk lansia dengan berat badan lebih
a.    Jika berat badan berlebih,komsumsi energy harus dikurangi sampai mecapai berat badan normal.
b.    Pengurangan kalori sebaiknya dilakukan dari pengurangan karbohidrat dan lemak.
c.    Protein diberikan dalam jumlah normal, dapat juga di atas kebutuhan normal, yaitu 1-1,5, gram per kg berat badan.
d.   Serat diberikan cukup tinggi.

e.    Vitamin dan mineral diberikan dalam jumlah seperti biasa.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat