google adsense

Tuesday, September 16, 2014

ASKEP KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN

PROSES KEPERAWATAN  PADA KULIT
Kasus :
     Seorang wanita bernama Ny. X  berusia 20 tahun, bertempat tinggal di Ulee Kareng. Pekerjaan Mahasiswi dengan Pendidikan Strata 1 dan belum menikah. Ny. X mengeluh susah bergerak,  gatal-gatal, kemerahan, keringat yang berlebihan pada kulitnya dan menyatakan skala nyerinya 3 dan sering menggaruknya. Sudah beberapa hari ini, keadaan kulitnya membuat aktivitasnya sangat terganggu serta tidak mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
A.  Pengkajian
a)      Pengumpulan data :  identitas pasien:
Nama                     : Ny.
Umur                     : 20 tahun
Alamat                  : Ulee Kareng
Jenis kelamin         : perempuan
Pekerjaan               : Mahasiswi
Pendidikan                        : Strata 1
Status                    : Belum nikah
Suku                      : Aceh
Registrasi              : 7 Februari 2012
Data subjektif:
1.      Mengeluh susah bergerak, gatal-gatal, kemerahan dan keringat berlebihan pada kulitnya.
2.      Skala nyeri 3
3.      Pasien mengatakan sering menggaruk kulitnya
4.      Aktivitasnya terganggu.
5.      Pasien mengatakan tidak mengetahui cara merawat kulit yang bermasalah
Data objektif:
1.      Adanya bintik-bintik merah pada daerah tangannya
2.      Keringat yang dihasilkan kulit pasien berlebihan
3.      Adanya bekas luka garukkan pasien (iritasi kulit)

b)      analisa data
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
DS:  Mengeluh susah bergerak, gatal-gatal, kemerahan dan keringat berlebihan pada kulitnya.
DO: Bintik-bintik merah dan keringat yang berlebihan pada area tangannya.
Lesi pada kulit , gangguan citra tubuh.
Resiko terhadap kerusakan integritas kulit
2.
DS: Skala nyeri 3 dan sering menggaruk kulitnya
DO: Iritasi pada  kulit
Pruritus (rasa gatal)
Pola tidur tidak efektif
3.
DS: Pasien mengatakan tidak mngetahui cara merawat kulit yang bermasalah.
DO: Kulit terlihat tidak luka bekas perawatan yang salah (garukkan)
Informasi perawatan kulit yang kurang.
Kurang pengetahuan
  
B.  Diagnosa keperawatan
1.      Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi pada kulit ; gangguan citra tubuh ditandai dengan bintik-bintik merah dan keringat yang berlebihan pada area tangannya.
2.      Pola tidur tidak efektif berhubungan dengan adanya rasa gatal ditandai dengan iritasi pada kulit.
3.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi untuk perawatan kulit ditandai oleh perawatan yang salah pada kulit (menggaruk gatal).
C.  Perencanaan
Tujuan : Semua permasalahan pada kulit dapat diatasi dengan perawatan yang benar
Kriteria hasil : Karakteristik kulit dapat kembali normal
Intervensi 1 :
Tujuan : Menghilangkan rasa gatal-gatal, kemerahan dan keringatan yang berlebihan pada kulit.
Intervensi
Rasional
Kaji permasalahan kulit

Kaji tingkat rasa gatal yang dirasakan

Mandikan klien setiap hari



Gunakan lotion pada kulit setelah mandi
Mengetahui penyebab dari permasalahan kulit seperti bintik-bintik merah
Mengurangi penyebab rasa gatal yang mengakibatkan kemerahan pada kulit
Pembersihan mengangkat minyak yang berlebihan, keringat, sel kulit mati, dan kotoran yang meningkatkan perkembangan bakteri
Emolien menghaluskan kulit dan mencegah kehilangan kelembaban.

Intervensi 2
Tujuan : Pola tidur menjadi efektif
Intervensi
Rasional
Kaji skala nyeri

Mengurangi skala nyeri

Kaji faktor-faktor gangguan tidur pasien

Gunakan lotin pada kulit

Anjurkan pasien tidak menggaruk pada saat gatal
Membantu pasien mengidentifikasi skala nyeri
Membantu pasien mengurangi skala nyeri

Membantu pasien mengatasi masalah gatal dan nyeri pada kulitnya
Melakukan tindakan yang dapat memelihara kelembaban kulit
Menghilangkan Priritus yang menggangu tidur pasien

Intervensi 3
Tujuan : Pasien memahami cara perawatan kulit yang baik dan benar
Intervensi
Rasional
Kaji pengetahuan pasien

Berikan respon yang positif disetiap tindakan yang dilakukan pasien
Memonitor informasi yang didapatkan pasien agar tidak adanya kesalahan persepsi.
Anjurkan perawatan yang baik dan benar pada pasien
Memberi pengetahuan tentang perawatan kulit pada pasien.
Mendorong dan meningkatkan pasien untuk melakukan perawatannya secara mandiri.
Penampakan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang
Meningkatkan kesehatan kulit

D.  Impelentasi
Implementasi diagnosa 1 :
1.      Mengkaji permasalahan kulit
2.      Memandikan pasien setiap hari
3.      Menganjurkan pasien menggunakan lotion setelah mandi
Implementasi Diagnosa 2 :
1.      Mengkaji tingkat nyeri pada pasien
2.      Mengkaji ulang faktor penyebab gangguan tidur pasien
3.      Menyarankan pasien untuk menggunkan lotion pada kulit
4.      Meganjurkan pasien tidak menggaruk gatalnya karena menyebabkan iritasi pada kulit
Implementasi Diagnosa 3 :
1.      Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang perawatan kulit
2.      Menjelaskan pentingnya perawatan kulit secara mandiri
3.      Memberikan respon positif disetiap tindakan yang dilakukan
4.      Menjelaskan bagaimana cara perawatan kulit yang baik dan benar
E.   Evaluasi
Evaluasi Diagnosa 1 :
S  = Pasien mengatakan luka garukkannya mengering.
O = Citra tubuh pasien mulai kembali normal
A = Masalah teratasi sebagian
P =  Asuhan keperawatan di lanjutkan
I =  Pasien di pulangkan
E = Pasien mulai mampu melakukan perawatan kulitnya sendiri
R = Menunggu pembentukan kulit baru pada area bekas iritasi
Evaluasi Diagnosa 2 :
S  = Pasien menyatakan nyerinya menjadi 1
O  = Pola tidur efektif
A  = Masalah teratasi
P  = Asuhan keperawatan di hentikan
I   = Pasien di pulangkan
E  = Pasien mampu mengatasi rasa gatal
R  = -

Evaluasi Diagnosa 3 :
S  =  Mengetahui cara perawatan kulit yang baik dan benar
O =  Pasien merespon positif pengetahuan yang diberikan
A =  Masalah teratasi
P  =  Asuhan keperawatan di hentikan
I   =  Pasien di pulangkan
E  =  Pasien mampu melakukan perawatan diri secara benar dan mandiri

R  = -

PROSES KEPERAWATAN PADA KUKU KAKI DAN TANGAN

PROSES KEPERAWATAN  PADA KUKU KAKI DAN TANGAN
1.      Pengkajian Fisik
Pengkajian kaki melibatkan pemeriksaan yang teliti tentang semua permukaan kulit, bentuk, ukuran dan jumlah jari, bentuk kaki dan kondisi jari kaki. Perawat menginspeksi kaki untuk melihat adanya luka dan mencatat adanya daerah yang kering, inflamasi, atau pecah-pecah. Daerah antara kaki dan jari harus diperiksa hati-hati. Tumit, telapak kaki dan sisi kaki cenderung untuk  iritasi apabila sepatu tidak pas. Jari-jari secara normal adalah lurus dan datar. Kaki harus dalam garis lurus dengan mata kaki dan tibia.
Gangguan kaki yang menyakitkan menyebabkan kepincangan atau gaya berjalan yang tidak alami. Klien berpenyakit vascular perifer, seperti diabetes, harus dikaji keadekuatan sirkulasi kaki. Jika klien juga diabetic maka perawat harus memeriksa adanya neuropati, yaitu degenerasi saraf perifer yang dicirikan dengan kejilangan  sensasi.
Kuku normal yang sehat yaitu transparan, lembut dan konveks dengan alas jari pink dan ujung putih tembus cahaya. Pada lansia, jari dapat menjadi tebal dan kuning. Kuku dikelilingi kutikula, yang tumbuh perlahan melewati jari dan harus secara teratur ditekan kebelakang. Kulit sekitar dasar kuku dan kutikula harus lembut tanpa inflamasi. Lesi yang meradang pada dasar kuku menyebabkan pembentukan kuku yang tebal, kuku tanduk, yang dapat dilepas dari dasar kuku.
a.       Faktor Perkembangan
Pengkajian perawat mempertimbangkan kebutuhan khusus lansia yang seringkali tidak mampu mempertahankan perawatan kaki dan kuku yang tepat. Mencatat keberadaan penglihatan yang lemah, tangan gemetar, obesitas atau ketidakmampuan untuk membungkuk menyatakan tingkat bantuan yang diperlukan klian lansia.
Lansia seringkali memiliki kaki yang kering karena penurunan sekresi kelenjar sebasea, dehidrasi sel epidermis dan kondisi alas kaki yang buruk. Retakan yang menyebabkan kegatalan umumnya  berkembang. Masalah kaki yang umum dari lansia meliputi cedera tumit, metatarsalgia (nyeri dibawah kepala metatarsal), jari palu dan jari cakar (kontraktur fleksi), ibu jari bengkak, katimumul dan kalus, arthritis, kehilangan sensasi, dan kondisi kuku patalogis.
Infeksi jamur secara umum terjadi dibawah jari kaki, yang menyebabkan coretan kuning yang kotor atau perubahan warna total, kuku dapat menjadi buram, besisik, dan hipertrosi.
b.      Alas kaki
Anak-anak atau dewasa muda yang secara teratur gagal memakai kaus kaki akan memiliki keringat yang berlebihan yang meningkatkan pertumbuhan jamur. Sepatu sempit atau kurang pas, kaus kaki, ikat kaus kaki, atau stoking nilon sampai lutut dapat menyebabkan luka kulit tertentu dan mengganggu sirkulasi kaki. Sepatu yang kebesaran dan kealaman akan mengakomodasi  ibu jari yang bengkak atau jari cakar. Bantalan alas kaki bagian dalam membantu mendistribusikan kembali tekanan kepala metatarsal. Pojok sepatu membantu dengan ambulasi.
c.       Pengetahuan tentang praktik perawatan kaki dan kuku
Perawat menetukan pengetahuan klien tentang perawatan kaki dan kuku untuk mengkaji kebutuhan  pendidikan. Perawat mengobservasi apakah klien mengetahui bagaimana memotong kuku atau menggunakan produk bebas untuk perawatan kuku dan pemeliharaan.
Jika klien tidak mampu memvisualisasikan seluruh kakinya, orang lain harus melakukan tugas ini setiap hari. Karena insufisiensi vascular dan neuropati, orang diabetes berisiko cedera pada kaki. Trauma kaki yang diabetes dengan mudah menyebabkan infeksi.
2.      Diagnosa
-          Devisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kuku
-          Nyeri berhubungan dengan kuku jari kaki yang tumbuh kedalam
-          Hambatan mobilisasi fisik
3.      Perencanaan
a.         Defisit  perawatan diri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kuku kaki dan tangan
1)      Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kuku kaki dan tanagn
2)      Kaji apa yang sudah diketahui tentang perawatan kuku kaki dan tangan
3)      Ajarkan tentang perawatan kuku kaki dan tangan kepada pasien
4)      Ajarkan cara mencegah infeksi pada kuku kaki dan tangan
5)      Beri informasi tentang perawatan kuku kali dan tangan
6)      Beri informasi tentang alas kaki yang baik
7)      Beri informasi tentang efek yang terjadi apabila kuku tidak bersih dan alas kaki yang tidak sesuai
8)      Ajarkan pasien mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunaan perawatan kuku kali dan tangan
b.      Nyeri berhubngan dengan kuku jari kaki yang tumbuh kedalam
1)      Kaji skala nyeri
2)      Identifikasi penyebab nyeri
3)      Ajarkan tehnik pengurangan rasa nyeri
4)      Beri obat analgesik untuk mengurangi rasa nyeri
5)      Ajarkan pola istirahat yang baik
c.       Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan luka kaki yang menyakitkan
1)      Kaji gangguan penghambat mobilisasi fisik
2)      Kaji jenis alas kaki yang digunakan
3)      Identifikasi penyebab luka
4)      Beri obat untuk mengobati luka
5)      Bantu perawatan kuku kaki dan tangan jika terjadi masalah pada visual

4.      Implementasi
a.       Devisit  perawatan diri
1)      Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan kuku tangan dan kaki
2)      Mengkaji apa yang sudah diketahui tentang perawatan kuku tangan dan kaki
3)      Mengajarkan tentang cara perawatan diri pada kuku tangan dan kaki
4)      Mengajarkan pasien cara mencegah infeksi pada kuku tangan dan kaki
5)      Memberikan informasi tentang perawatan kuku tangan dan kaki
6)      Memberikan informasi tentang alas kaki yang baik
7)      Mengajarkan pasien mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunan perawatan kuku tangan dan kaki
8)      Memberikan krem pada kuku tangan dan kaki agar kuku tidak kering
9)      Memberikan informasi tentang efek yang terjadi apabila kuku tidak bersih dan alas kaki yang tidak sesuai
b.      Nyeri
1)      Mengkaji skala nyeri
2)      Mengajarkan teknik pengurangan rasa nyeri, seperti: menarik nafas dalam
3)      Memberikan obat analgesic untuk menghilangkan rasa nyeri
c.       Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan luka kaki yang menyakitkan
1)      Mengkaji gangguan penghambat mobilisasi fisik
2)      Mengkaji  jenis alas kaki yang digunakan
3)      Membantu perawatan kuku tangan dan kaki jika terjadi permasalahan
5.      Evaluasi
a.       Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan kuku kaki dan tangan
1)      Mengevaluasi tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan kuku kaki dan tangan
2)      Evaluasi apa yang sudah diketahui tentang perawatan kuku kaki dan tangan
3)      Evaluasi cara pencegahan evaluasi kuku kaki dan tangan
4)      Evaluasi informasi tentang perawatan kuku kaki dan tangan
5)      Evaluasi informasi tentang alas kaki yang baik
6)      Evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan perawatan kuku kaki dan tangan
b.      Nyeri berhubungan dengan kuku jari kaki yang tumbuh ke dalam
1)      Evaluasi skala nyeri
2)      Evaluasi teknik pengurangan rasa nyeri
c.       Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan luka kaki yang menyakitkan
1)      Evaluasi gangguan hambatan mobilisasi fisik
2)      Evaluasi jenis alas kaki yang digunakan

3)      Evaluasi perawatan kuku kaki dan tangan jika terjadi permasalahan pada penglihatan