google adsense

Wednesday, September 10, 2014

Kebutuhan tidur dan pola tidur normal sesuai umur

A.    Kebutuhan tidur dan pola tidur normal sesuai umur
Durasi dan kualitas  tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat tidur dengan 4 jam tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam.

1.      Neonatus
 Neonatus sampai usia 3 bulan,rata  rata tidur sekitar 16 jam sehari. Bayi yang lahir tanpa medikasi   lahir keadaan terjaga mata terbuka lebar dan mengisap kencang. Setelah sekitar  1 jam bayi baru lahir menjadi diam dan kuarng responsif terhadap stimulus internal dan eksternal. Periode tidur berakhir beberapa menit sampai  2 sampai 4 jam setelah kemudian bayi terbagun lagi dan seringkali menyebabkan tangisan karena terlalu responsif terhadap stimulus. Stimulus lapar,nyeri,dan dingin. Pada minggu pertama bayi baru lahir tidur degan konstan. Kira-kira 50% dari tidur ini adalah tidur REM, yang menstimulasi pusat otak tertinggi, hal ini di anggap esensia l  bagi perkembagan karena neonatus tidak tejaga cukup lama untuk menstimulasi eksternal yang yang bermakna.

2.       Bayi
 Beberapa bayi  tidur 22 jam perhari, bayi lain lahir 12 jam sampai 14 jam perhari. Sekitar 20%-30% tidur adalah tidur REM. Pertama- pertama bayi terbangun setiap 3 sampai 4 jam,makan dan kemudian kembali tidur. Periode terjaga penuh mengalami peningkatan secara betaha-,tahap selama beberapa bulan pertama. Pada bulan keempat, sebagian bayi tidur sepanjang malam dan menetap -kan pola tidur siang  yang bervariasi pada setiap individu. Namun mereka umum nya terbagun lebih awal di pagi hari. Diakhir tahun pertama, seorang bayi biasanya tidur siang sebanyak 1 atau 2 kali sehari dan tidur 14 jam tiap 24 jam.
Sekitar setengah dari waktu tidur bayi di habiskan pada tahap tidur ringan. Selama tidur ringan,bayi melakukan sebagian besar aktivitas seperti bergerak, berdeguk dan batuk. Orang orang tua perlu memastikan  bahwa bayi benar-benar  terbangun  sebelum mengangkat mereka untuk di beri makan dan di ganti pakaian. Banyak bayi mulai terbangun kembali di tengah malam pada usia antara 5 sampai 9 bulan.

3.      Todler
           Pada usia 2 tahun, anak-anak  biasa nya tidur sepanjang malam dan tidur siang setiap hari. Total tidur rata-rata 12 jam perhari. Tidur siang dapat  hilang pada usia 3 tahun. Hal yang umum bagi todler terbagun pada malam hari. Persentasi  tidur REM berlanjut menurun selama periode ini todler tidak ingin tidur pada malam hari ketidakinginan ini dapat berhubungan dengan kebutuhan untuk otonomi, atau takut perpisahaan. Todler mempunyai kebutuhan untuk mengeksplorasi dan memuaskan keingin tahuannya, yang dapat menjelaskan mengapa beberapa dari mereka  mencoba untuk menunda waktu tidur.

4.      Prasekolah
            Rata-rata tidur anak usia persekolah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20% adalah REM). Pada usia 5 tahun, anak persekolah jarang tidur siang. Kecuali pada kebudayaan yaitu siesta adalah kebiasaan.Anak usia persekolah biasa nya mengalami kesulitan untuk rileks atau diam setelah hari-hari yang aktif.Anak usia prsekolah juga mempunyai masalah  dengan  ketakutan waktu tidur, terjaga pada malam hari,atau mimpi buruk,orang tua paling berhasil untuk membawa anak prasekolah untuk tidur dengan membina ritual yang konsisten yang mencakup aktivitas waktu tenang sebelum waktu tidur.

5.      Anak usia sekolah
            Jumlah tidur yang di perlukan pada usia sekolah bersifat individual di karenakan status aktifitas dan tingkat kesehatan berpariasi. Anak usia sekolah biasa nya tidak membutuhkan tidur siang. Pada usia 6 tahun akan tidur malm rata-rata 11 sampai 12 jam,sementara anak usia  11 tahun  tidur sekitar 9 sampai 10 jam. Anak usia 6 atau 7 tahun biasanya dapat di bujuk untuk tidur dengan mendorong melakukan aktifitas yang tenang . Anak yang lebih tua sering kali menolak tidur karena ketidak- sadaran  terhadap kelelahan  atau kebutuhan mandiri.  Anak usia sekolah akan menjadi lelah pada hari berikut nya jika diizin kan  untuk tinggal lebih lama dari biasa nya.Anak yang lebih tua meminta waktu tidur yang lebih larut sebagai suatu simbol dominan dari anak yang lebih muda.

6.      Remaja
             Remaja memperoleh sekitar 7  ½  jam untuk tidur setiap malam pada saat kebutuhan  tidur yang aktual meningkat, remaja umumnya mengalami sejumlah perubahan yang sering kali mengurangi waktu tidur. Biasa nya orang tua tidak lagi terlibat pada penataan waktu tidur yang spesipik. Tuntutan sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah,dan perkerjaan penuh waktu menekan waktu yang tersedia waktu tidur. Remaja tidur lebih larut dan bangun lebih cepat pada waktu sekolah menengah atas. Harapan sosial yang umum adalah remaja membutuhkan tidur. Yang sedikit dari pada para remaja.

7.      Dewasa muda
             Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6 samapai 8 ½  jam,tetapi  hal ini berpariasi. Dewasa muda jarang sekali tidur siang. Kurang dari 20% waktu tidur yang di habiskan yaitu tidur REM,yang tetap konsiten sepanjang  hidup. Dewasa muda muda yang sehat membutukan cukup tidur untuk berpastisipasi dalam kesibukan aktivitas yang mngisi hari-hari mereka. Akan tetapi,adalah hal yang umum untuk tuntutan gaya hidup yang mengganggu pola tidur yang umum. Stres perkejaan, hubungan keluarga,dan aktivitas sosial dapat mngarah pada insomnia .

8.      Dewasa tengah
               Selama masa dewasa tengah total waktu yang di gunakan untuk tidur malam hari mulai menurun. Jumlah tidur  tahap  4 mulai menurun, suatu penurunan  yang berlanjut dengan bertambah nya usia. Gangguan tidur sering kali mulai di diagnosa diantara orang-orang pada rentang usia ini bahkan ketika gejola dari ganguan yang telah ada untuk di sebabkan oleh penuaan oleh perubahan stress usia menengah. Gangguan tidur dapat di sebabkan oleh kecemasan,depresi,atau penyakit pisik ringan tertentu. Wanita yang mngalami gejala menopause dapat mngalamai insomnia.anggota kelompok usia ini dapat terggantung pada obat tidur.

9.      Lansia
           Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia.Akan tetapi,kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan lansia. Episode tidur REM cenderung memendek. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur REM 3 dan 4,berapa lansia hampir tidak memiliki tahap 4 atau tidur yang dalam. Seorang lasia yang terbangun lebih sering di malam hari,dan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur. Akan tetapi pada lansia yang berhasil beradaptasi terhadap perubahan pisiologis dan fisikologis dalam penuaan lebih mudah memelihara tidur REM dan  keberlangsungan dalam siklus tidur mirip dengan dewasa muda.

           Keragaman dalam prilaku tidur lansia adalah umum. Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam sering kali terjadi diantara lansia,sering kali akibat keberadaan penyakit kronik yang lain.Sebagai contoh,seorang lansia yang mngalami akritis mempunyai kesulitan tidur akibat nyeri sendi. Kecenderungan untuk tidur siang kelihatan nya meningkat secara progresif dengan bertambah nya usia. Peningkatan waktu siang hari yang di pakai untuk tidur dapat terjadi karena seringnya terbangun pada malam hari.
REFERENSI :

Wartonah, Tarwoto. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 
Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC.

1 comment:

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat