google adsense

Tuesday, September 16, 2014

DISCHARGE PLANNING PASIEN UNTUK DEFISIT PERAWATAN DIRI

A.  DISCHARGE PLANNING PASIEN UNTUK DEFISIT PERAWATAN DIRI
1.      Proses pelaksanaan discharge planning
Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologi, sosial, budaya, dan ekonomi. Perry dan Potter ( 2006 ) membagi proses discharge planning atas tiga fase yaitu akut, transisional, dan pelayanan berkelanjutan. 
a.       Fase akut,perhatian utama medis berfokus pada usaha discharge planning.
b.      Fase transisional, kebutuhan pelayanan akut selalu terlibat, tetapi tingkat     urgensinya semakin berkurang dan pasien mulai dipersiapkan untuk pulang dan  merencanakan kebutuhan perawatan masa depan.
c.       Fase pelayanan berkelanjutan, pasien mampu untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan yang di butuhkan setelah pemulangan.






2.      Proses discharge planning
a.       Pengkajian 
1)      Sejak pasien masuk, kaji kebutuhan pemulangan pasien dengan
menggunakan riwayat keperawatan, berdiskusi dengan pasien dan care giver, focus pada pengkajian berkelanjutan terhadap kesehatan fisik pasien, status fungsional, system pendukung sosial, sumber-sumber financial, nilai kesehatan, nilai kesehatan, latar belakang budaya dan etnis, tingkat pendidikan, serta rintangan terhadap perawatan.
2)      Kaji kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan        berhubungan dengan bagaimana menciptakan terapi di rumah, penggunaan alat-alat medis di rumah, larangan sebagai akibat gangguan kesehatan, dan kemungkinan terjadinya komplikasi. Kaji cara pembelajaran yang lebih di minati pasie ( seperti membaca, menonton video, mendengar petunjuk ). Jika materi tertulis yang di gunakan, pastikan materi yang layak tersedia. Tipe materi pendidikan yang berbeda dapat mengefektifkan cara pembelajaran yang berbeda pada pasien.
3)      Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga terhadap setiap factor lingkungan di dalam rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatan diri seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan, fasilitas kamar mandi, kesediaan alat yang berguna ( seorang perawat di rumah dapat dirujuk untuk membantu dalam pengkajian ).
4)      Berkolaborasi dengan dokter dan staf pada profesi lain ( seperti dokter pemberi terapi ) dalam mengkaji kebutuhan untuk rujukan kepada pelayanan perawatan rumah yang terlatih atau fasilitas perawatan yang lebih luas.
5)      Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan kesehatan di luar rumah sakit. Mencakup pengkajian terhadap kemampuan keluarga untuk mengamati care giver dalam memberikan perawatan kepada pasien. Dalam hal ini sebelum mengambil keputusan, mungkin perlu bicara secara terpisah dengan pasien dan keluarga untuk mengetahui kekhawatiran yang sebenarnya atau ragu-ragu di antara keduanya.
6)      Kaji penerimaan pasien terhadap masalah kesehatan berhubungan dengan pembatasan.
7)      Konsultasikan tim pemberi layanan kesehatan yang lain tentang kebutuhan setelah pemulangan ( seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat klinik spesialis, perawat pemberi perawatan kesehatan di rumah ). Tentukan kebutuhan rujukan pada waktu yang berbeda.



b.      Diagnosa keperawatan.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan merawat diri akibat kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri yang di tandai dengan data objektif dan data subjektif. 
c.       Perencanaan keperawatan.
1)      Pasien dan keluarga mampu menjelaskan bagaimana keberlangsungan pelayanan kesehatan di rumah atau fasilitas lainnya, penatalaksanaan atau pengobatan akibat masalah yang timbul.
2)      Pasien mampu mendominasikan aktivitas perawatan diri atau anggota keluarga mampu melakukan aturan perawatan.
3)      Rintangan kepada pergerakan pasien dan ambulasi telah diubah dalam setting rumah.. hal-hal yang dapat membahayakan pasien akibat kondisi kesehatannya telah diubah.







d.      Implementasi keperawatan.
Implementasi bisa dibedakan dalam dua bagian, yaitu implementasi yang di lakukan sebelum hari pemulangan, dan implementasi yang di lakukan pada hari pemulangan.
1)      Persiapan sebelum hari pemulangan pasien.
a)      Menganjurkan cara untuk merubah keadaan rumah demi pemenuhan     kebutuhan psien.
b)      Mempersiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan komunitas. Rujukan dapat dilakukan sekalipun pasien masih di rumah.
c)      Setelah menentukan segala hambatan untuk belajar serta kemauan untuk belajar, mengadakan sesi pengajaran dengan pasien dan keluarga secepat mungkin selama riwayat di rumah sakit ( seperti tanda dan gejala terjadinya komplikasi, kepatuhan terhadap pengobatan, kegunaan alat-alat medis, perawatan lanjutan, diet, latihan, pembatasan yang disebabkan oleh penyakit atau pembedahan ). Pamphlet, buku-buku, atau rekam video dapat diberikan kepada pasien. Pasien juga dapat diberitahu tentang sumber-sumber informasi yang ada di internet.
d)     Komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap penyuluhan dan usulan perencanaan pulang kepada anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien.
2)      Implementasi pada hari pemulangan.
a)      Biarkan pasien dan keluarga bertanya dan diskusikan isu-isu yang berhubungan dengan perawatan di rumah. Kesempatan terakhir untuk mendemonstrasikan kemampuan juga bermanfaat.
b)      Periksa instruksi pemulangan dokter, masukkan dalam terapi, atau kebutuhan akan alat-alat medis yang khusus ( instruksi harus dituliskan sedini mungkin ). Persiapkan kebutuhan dalam perjalanan dan sediakan alat-alat yang di butuhkan sebelum pasien sampai di rumah ( seperti tempat tidur rumah sakit, oksigen, feeding pump ).
c)      Tentukan apakah pasien dan keluarga telah di persiapkan dalam kebutuhan trasportasi menuju ke rumah.
d)     Tawarkan bantuan untuk memakaikan baju pasien dan mengepak semua barang milik pasien. Jaga privasi pasien sesuai kebutuhan.
e)      Periksa seluruh ruangan dan laci untuk memastikan barang-barang pasien. Dapatkan daftar pertinggal barang-barang berharga yang telah ditandatangani oleh pasien, dan instruksikan penjaga atau administrator yang tersedia untuk menyampaikan barang-barang berharga kepada pasien.
f)       Persiapkan pasien dengan prescription atau resep pengobatan pasien sesuai dengan yang diinstruksikan oleh dokter. Lakukan pemeriksaan terakhir untuk kebutuhan informasi atau fasilitas pengobatan yang aman untuk administrasi diri.
g)      Berikan informasi tentang petunjuk untuk kosultasi ke  dokter.
h)      Dapatkan kontak untuk memindahkan barang-barang pasien. Kursi roda untuk pasien yang pulang dengan menggunakan ambulans diantarkan oleh usungan ambulans.
i)        Bantu pasien menuju kursi roda atau usungan dan gunakan sikap tubuh dan teknik pemindahan yang sopan. Damping pasien memasuki unit dimana transportasi yang dibutuhkan sedang menunggu. Kunci roda dari kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil pribadi atau kendaraan untuk transportasi. Bantu keluarga menempatkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan.
j)        Kembali ke bagian, dan laporkan waktu pemulangan kepada department pendaftaran/penerimaan. Ingatkan bagian kebersihan untuk membersihkan ruangan pasien.


e.        Evaluasi keperawatan.
1)      Minta pasien dan anggota keluarga menjelaskan tentang penyakit,
pengobatan yang di butuhkan, tanda-tanda fisik atau gejala yang harus dilaporkan kepada dokter.
2)      Minta pasien atau anggota keluarga mendemonstrasikan setiap pengobatan yang akan di lanjutkan di rumah.
3)      Perawat yang melakukan perawatan di rumah memperhatikan ke adaan rumah, mengidentifikasi rintangan yang dapat membahayakan bagi pasien, dan menganjurkan memperbaikan.
2.      Discharge planning.
a.       Medication (obat)
1)      Memakai obat sesuai resep dari dokter.
2)      Memakai peralatan kebutuhan personal hygiene.
b.      Environment (lingkungan)
1)      Menciptakan lingkungan tempat tinggal yang aman dan dekat dengan       fasilitas pelayanan kesehatan
2)      Menghindari hal-hal yang dapat menurunkan personal hygiene.
c.       Treatment (pengobatan)
1)      Anjurkan pasien untuk tetap memakai peralatan personal hygiene.
2)      Sarankan pada pasien untuk tidak menggunakan sembarangan produk yang dapat menggunakan personal hygiene.


d.       Health teaching (pengajaran kesehatan)
1)      Pasien harus memahami bagaimana perawatan personal hygiene yang benar dan baik
2)      Melakukan perawatan diri secara mandiri dan kontinyu untuk menjaga kesehatannya.
e.       Outpatient referral ( kebutuhan pasien di luar)
1)      Pasien mengetahui tempat pelayanan kesehatan atau komunitas yang dapat membantunya melakukan perawatan personal hygiene yang baik dan benar
f.       Diet
1)      Pasien diharuskan untuk menjaga dietnya dengan status kesehatannya.

2)      Anjurkan untuk memakan buah-buahan dan sayuran untuk perawatan pada personal hygiene.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat