google adsense

Tuesday, September 9, 2014

METODE PEMBELAJARAN

PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisaikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan startegi pembelajaran.

 METODE CERAMAH 
1.      Pengertian
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan oleh setiap guru. Hail ini dikarenakan oleh beberapa faktor baik dari guru maupun siswa itu sendiri. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
a.      Kelebihan metode ceramah
1.       Ceramah merupakan metodeh yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan – peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah karena memang ceramah hanya mengandalkan suaru guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang sangat rumit.
2.      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok – pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3.      Ceramah dapat memberikan pokok – pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok – pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5.      Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan – persiapan yang rumit.
b.      Kekurangan metode ceramah yaitu:
1.      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2.      Ceramah yang tidak disertai oleh peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Hal ini dikarenakan dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemanpuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi melalui pendengarannya.
3.      Guru yang memiliki kemampuan bertutur yang kurang baik, ceramah sering dianggap sebagi metode yang membosankan oleh siswa. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa tidak mengikuti sama sekali proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana – mana, atau siswa mengantuk.
4.      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengetahui/mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan bertanya, dan tidak ada yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

  METODE DEMONSTRASI
1.      Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu prose, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demomstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret walaupun dalam prosesnya siswa cenderung hanya sekedar memperhatikan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasialan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.


2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
a.       Metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :
1.      Melalui demonstrasi terjadinya verbalisme dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2.      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3.       Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membangdingkan antara teori dan kenyataan.
b.      kelemahan, di antaranaya:
1.       metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa adanya persiapan demonstrasi bisa gagal dan menyebabkan metode ini tidak efektif.
2.      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan – bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

  METODE DISKUSI
1.      Pengertian
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu pemasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahauan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama.
2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
a.       Ada beberapa kelebiahan dari metode diskusi, di antaranya :
1.      Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memeberikan gagasan atau ide – ide.
2.      Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3.      Dapat melatih siswa untuk dapat melatih mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Selai itu, siswa juga lebih terlatih untuk menghargai pendapat orang lain.
b.      Selain beberapa kelebihan, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1.      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2.       Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3.       Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4.       Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dan tidak terkontrol. Akibatnya, kadang – kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
c.       Jenis – Jenis Diskusi
1.      Diskusi Kelas. Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam diskusi ini yaitu : pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, misalnya siapa yang akan jadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selam 10 – 15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah dipersilahkan oleh moderator. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.
2.      Diskusi Kelompok Kecil. Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok – kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3 – 5 orang. Pelaksanaanya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi – bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan masalah hasil diskusinya
3.      Simposium. Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
4.      Diskusi Panel. Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4 – 5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan beberapa diskusi lainnya


  METODE SIMULASI
1.       Pengertian
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura – pura atau berbuat seakan – akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
2.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi.
a.       Seperti dengan metode – metode sebelumnnya, metode simulasi juga memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1.       Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2.      Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3.      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4.       Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5.      Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
b.      Di samping memiliki kelebihan, metode simulasi juga memiliki kekurangan, di antaranya:
1.      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2.      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3.      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
4.      pendengar sering menertawakan pemeran, sehingga memecah konsentrasi.
3.        Jenis – Jenis Simulasi.
a.       Simulasi terdiri atas beberapa jenis, di antaranya:
1.  Sosiodrama. sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah – masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2.  Psikodrama. Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermai peran yang bertitik tolak dari permasalahan – permasalahan psikologis. Psikodrama bisanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan – tekanan yang dialaminya.
3.  Role Playing. Role Playing atau bermanin peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa – peristiwa aktual, atau kejadian – kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.

 PENGERTIAN MEDIA
1.    Menurut AECT ( association for education and communication technology), media yaitu segala benda yang dapat dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi.
2.    Menurut NEA (national education association ), media adalah segala benda yang dapat dimanipulasi , dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan besrta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
3.    Menurut garge media adalah sebagai komponen sumber yang dapat   merangsang terjadinya proses belajar.
4.    Menurut miarso media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar pada peserta didik.
5.    Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990).

Dari beberapa definisi diatas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa “ media adalah suatu perantara yang dapat digunakan untuk mengantarkan pesan yang dapat merangsang pikiran , perasaan, perhatian, dan kemampuan klien sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri klien”.

 KERUCUT  PENGALAMAN  BELAJAR  “EDGAR DALE”

Kerucut Pengalaman Dale.
Dale berkeyakinan bahwa symbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit. Kerucut pengalaman merupakan awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan komunikasi audiovisual.
1.      Pengalaman Langsung (Direct – Purposeful Experiences). Dasar dari pengalaman kerucut Dale ini adalah merupakan penggambaran realitas secara langsung sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Ibarat ini seperti fondasi dari kerucut pengalaman ini, dimana dalam hal ini masih sangat konkrit.Dalam tahap ini pembelajaran dilakukan dengan cara memegang, merasakan atau mencium secara langsung materi pelajaran. Maksudnya seperti anak Taman Kanak-Kanak yang masih kecil dalam melakukan praktik menyiram bunga. Disini anak belajar dengan memegang secara langsung itu seperti apa, kemudian menyiramkannya kepada bunga.
2.      Pengalaman Tiruan (Contrived Experiences). Tingkat kedua dari kerucut ini sudah mulai mengurangi tingkat ke-konkritannya. Dalam tahap ini si pebelajar tidak hanya belajar dengan memegang, mencium atau merasakan tetapi sudah mulai aktif dalam berfikir. Contohnya seperti seorang pebelajar yang diinstruksikan membuat bangunan atau gedung. Disini pebelajar tidak membuat gedung sebenarnya melainkan gedung dalam artian suatu model atau miniature dari gedung yang sebenarnya.
3.      Dramatisasi (Dramatized Experiences). Kita tidak mungkin mengalami langsung pengalaman yang sudah lalu. Contohnya seperti pelajaran sejarah. Apakah kita mengalami lansung sejarah itu? Tentu tidak. Maka dari itu drama berperan dalam hal ini. Sejarah yang kita pelajari bisa kita jadikan drama untuk pembelajaran. Mengapa drama? Karena dengan drama si pebelajar dapat menjadi semakin merasakan langsung materi yang dipelajarkan. Jika kita bisa membagi dua bagian ini, maka bagian akan terbagi menjadi partisipasi dan observasi. Partisipasi merupakan bentuk aktif secara langsung dalam suatu drama, sedangkan observasi merupakan pengamatan, seperti menonton atau mengamati drama tersebut.
4.      Demonstrasi (Demonstrations). Demonstrasi disini merupakan gambaran dari suatu penjelasan yang merupakan sebuah fakta atau proses. Seorang demonstrator menunjukkan bagaimana sesuatu itu bisa terjadi. Misalnya seperti seorang guru kimia yang mendemonstrasikan bagaimana hydrogen bisa terpisah dari oksigen dengan menggunakan elektrolisis. Atau seorang guru matematika yang mendemonstrasikan bagaimana menghitung dengan menggunakan sempoa.
5.      Karya Wisata (Field Trip). Jika kita berkarya wisata, biasanya kita melihat kegiatan apa yang sedang dikalukan orang llain. Dalam karya wisata ini pebelajar mengamati secara langsung dan mencatat apa saja kegiatan mereka. Pebelajar lebih mengandalkan pengalaman mereka dan pemelajar tidak perlu memberikan banyak komentar, biarkan mereka berkembang sendiri.
A.    FUNGSI  DAN  MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Fungsi. Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut:
a.    memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual;
b.    mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai;
c.    meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri   berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa;
d.   memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
2.      Manfaat
a.       dapat memperjelas penyajian pesan atau informasi sehingga dapat memperlancar dan menigkatkan proses belajar dan hasil belajar.
b.      dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian klien sehingga menimbulkan motivasi belajar.
c.       mengatasi indera , ruang , dan waktu.




B.     MACAM-MACAM MEDIA BERDASARKAN SIFAT
1.      Media hasil teknologi cetak. Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui prosespercetakan mekanisatau photografis.Kelompok media hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi fotografik.
2.      Media hasil teknologi audio-visual. Teknologi audi-visual cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual penyajian pengajaran secara audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti , mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar.
3.      Media hasil teknologi yang berdasarkan computer. Teknologi berbasis computer merupakan cara menghasilka atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro-prosesor. Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran ummumnya dikenalsebagai computer assisted instruction.
4.      Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi computer. Teknologi gabungan adalah cara unntukmenghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan pararel(alat-alat tambahan), seperti: vidio disk player, perangkat keras untuk bergabung dalam suatu jaringan dan sistem audio.



C.    MACAM-MACAM MEDIA MENURUT JENISNYA
1.     Media auditif. Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio, kaset rekoorder, peringan hitam. media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran
2.    Media visual. Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3.    Media audio visual. Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Media ini dibagi dalam:
a.        Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset.
b.       Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
D.    MACAM-MACAM MEDIA MENURUT KEMAMPUAN JANGKAUAN
1.    media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkaujumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.seperti radio dan televisi serta internet.
2.    Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film sound slides film rangkai, yang harus menggunakan empat tertutupdan gelap.
3.    Media untuk pembelajaran invidual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri.termasuk media ini adalh modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
E.     MEDIA PENYULUHAN KESEHATAN
Yaitu media yag digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju.
Menurut notoatmojo(2005), media penyuluhan didasarkan cara produksinya:
a.    Media cetak : suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
b.    Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dan bentuk buku , baik tulisan ataupu gambar.
c.    Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar.
d.   Selebaran adalah bentuk informasi yang berupa kalimat maupun kombinasi.
e.    Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar baik berisi gambar dan baliknya berisi pesan yang berkaitan dengan gambar tersebut.
f.     Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah kesehatan.
g.    Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya ditempel di tempat umum.
h.    Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk memberikan informasi atau menghibur.
i.      Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis , dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Ada pun macam media elektronik tersebut:
1)      Televisi
2)      Radio
3)      Vidieo
4)      Slide
5)      Film
j.        Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis:
1)      Pameran
2)      Banner
3)      TV layar lebar
4)       Spanduk
5)      Papan reklame

REFERENSI : Sanjaya, Wina (2007). Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung : Kencana

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat