google adsense

Wednesday, September 10, 2014

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
A.     Pengkajian Keperawatan
1.      Identitas
2.      Riwayat Tidur
a.       Deskripsi masalah tidur
1)      Sifat dari masalah
Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain mencakup:
a)      Beritahu saya masalah tidur apa yang anda alami?
b)      Beritahu saya seberapa jauh perbedaan tidur Anda saat ini dari tidur Anda yang dulu?
2)      Tanda dan gejala
Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain mencakup:
a)      Apakah anda mengalami kesulitan untuk tidur, tetap tidur, atau untuk bangun?
b)      Apakah anda terbangun karena mimpi?
3)      Durasi
Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain mencakup:
a)      Kapan anda pertama kali Anda menyadari masalah ini?
b)      Sudah berapa lama masalah ini terjadi?
4)      Keperahan
Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain mencakup:
a)      Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk tidur?
b)      Seberapa sering dalam seminggu Anda mengalami kesulitan untuk tidur?
c)      Apa yang anda lakukan di saat terbangun di malam hari atau terlalu dini di pagi hari?
5)      Faktor Pencetus
a)      beritahu saya apa yang anda lakukan seaat sebelum tidur?
b)      Apakah akhir-akhir ini Anda mengalami perubahan di tempat kerja atau di rumah?
c)      Apakah anda meminum obat tidur?
6)      Efek pada klien
a)      Bagaimana pengaruh kurang tidur ini bagi anda?
b)      Apakah anda merasa kantuk yang berlebihan atau kesulutan berkonsentrasi selam terjaga?
b.      Pola tidur
1)      Pukul berapa biasanya anda tidur?
2)      Berapa kali anda terbangun di malam hari?
3)      Berapa jam rata-rata Anda tidur di setiap malam?
c.       Penyakit fisik
d.      Peristiwa hidup yan baru terjadi
e.       Status emosional dan mental
f.       Rutinitas menjelang tidur
g.       Lingkungan tidur
h.      Perilaku deprivasi tidur

3.      Analisa Data
a.       Bayi baru lahir
data
etiologi
Masalah
DS:-
DO: sering menangis di    malam hari dan tempat tidur yang basah
Kurangnya kenyamanan saat tidur
Gangguan pola tidur

b.      Bayi
Data
etiologi
Masalah
DS:-
DO: sering menangis di   malam hari dan tidak menangis lagi setelah diberikan ASI
Pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat
Gangguan pola tidur

c.       Toodler
data
etiologi
Masalah
DS: Pasien mengeluh tidak ingin tidur sebelum kenginannya dipenuhi.
DO: pasien merengek, ekspresi wajah cemberut
Eksplorasi dan keingintahuan yang berlebihan
Gangguan pola tidur

d.      Prasekolah
data
etiologi
Masalah
DS: pasien mengatakan   sering mimpi buruk
DO: sering menjerit tengah malam, ekspresi wajah cemas, adanya keringat
Kecemasan yang berlebihan
Gangguan pola tidur




e.       Sekolah
data
etiologi
Masalah
DS: Pasien mengatakan tidak mau tidur
DO: menghindar ketika diajak tidur, sibuk dengan aktivitas, dan tindakan agresif
Ketidaksadaran terhadap kelelahan atau kebutuhan mandiri
Gangguan pola tidur

f.       Remaja
data
etiologi
Masalah
DS: -   pasien mengatakan tidak terlalu peduli tentang waktu tidurnya
DO: - sering tidur larut dan bangun lebih cepat
-      adanya tuntutan sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah yang mengurangi waktu tidur.
-      Mengantuk berlebihan pada siang hari
Kurangnya pengetahuan tentang pentingya tidur untuk perkembangannya
Gangguan pola tidur

g.       Dewasa
data
etiologi
Masalah
DS:  pasien mengeluh tidak bisa tidur lagi setelah terjaga.
DO: pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat tidak segar.
insomnia
Koping individu tidak efektif
DS: pasien mengeluh  sering terjaga tidurnya karena mendengar suara tangisan bayinya
DO: pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat
Lingkungan yang menganggu
Gangguan pola tidur



h.      Lansia
data
etiologi
Masalah
DS: pasien mengeluh tidak bisa tidur lagi setelah buang air kecil pada tengah malam
DO: pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat tidak segar.
insomnia
Gangguan pola tidur
DS:    pasien mengeluh sering buang air kecil pada tengah malam dan tidak bisa tidur lagi setelahnya
DO: pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat tidak segar.
Kerusakan eliminasi
Gangguan pola tidur
DS:    pasien mengeluh sering terjaga di malam hari dan membutuhkan banyak waktu untuk tertidur
DO:- pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat tidak segar.
-          Kerusakan sensorik dan  umum dalam penuaan yang dapat mengurangi sensitivitas terhadap waktu.

Maladaktif terhadap perubahan fisiologis dan psikologis
Kurangnya waktu tidur








B.     Diagnosa
1.      Bayi baru lahir (neonatus)
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kenyamanan saat tidur ditandai dengan:
DO: sering menangis di    malam hari dan tempat tidur yang basah.

2.      Bayi
Gangguan pola tidur berhubungan dengan pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat ditanda dengan:
DO: sering menangis di   malam hari dan tidak menangis lagi setelah diberikan ASI.

3.      Toodler
Gangguan pola tidur berhubungan dengan eksplorasi dan keingintahuan yang berlebihan ditandai dengan:
DS: Pasien mengeluh tidak ingin tidur sebelum kenginannya dipenuhi.
DO: pasien merengek, ekspresi wajah cemberut.

4.      Prasekolah
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan yang berlebihan ditandai dengan:
DS: pasien mengatakan   sering mimpi buruk.
DO: sering menjerit tengah malam, ekspresi wajah cemas, adanya keringat.

5.      Sekolah
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaksadaran terhadap kelelahan atau kebutuhan mandiri ditandai dengan:
DS: Pasien mengatakan tidak mau tidur.
DO: menghindar ketika diajak tidur, sibuk dengan aktivitas, dan tindakan agresif.

6.      Remaja
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya tidur untuk perkembangannya ditandai dengan:
DS:    pasien mengatakan tidak terlalu peduli tentang waktu tidurnya
DO: - sering tidur larut dan bangun lebih cepat
-      adanya tuntutan sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah yang mengurangi waktu tidur.
-      Mengantuk berlebihan pada siang hari



7.      Dewasa
a.       Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia ditandai dengan:
DS:  pasien mengeluh tidak bisa tidur lagi setelah terjaga.
DO: pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat tidak segar.
b.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan yang menganggu ditandai dengan:
DS: pasien mengeluh  sering terjaga tidurnya karena mendengar suara tangisan   bayinya
DO: pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat

8.      Lansia
a.       Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia ditandai dengan:
DS: pasien mengeluh tidak bisa tidur lagi setelah buang air kecil pada tengah malam
DO: pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat tidak segar.
b.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan eliminasi ditandai dengan:
DS:    pasien mengeluh sering buang air kecil pada tengah malam dan tidak bisa tidur lagi setelahnya
DO: pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat tidak segar.
c.       Kurangnya waktu tidur berhubungan dengan maladaktif terhadap perubahan fisiologis dan psikologis ditandai dengan:
DS:    pasien mengeluh sering terjaga di malam hari dan membutuhkan banyak waktu untuk tertidur
DO: - pasien tampak lemah, kantung mata berwarna hitam, dan wajah mereka terlihat tidak segar.
-          Kerusakan sensorik dan  umum dalam penuaan yang dapat mengurangi sensitivitas terhadap waktu.

C.     Perencanaan
D.     impementasi




E.     Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam memenuhi:
1.      Jumlah tidur, apakah sesuai kebutuhan.
a.       Bayi baru lahir biasanya tidur sekitar 16-18 jam/hari.
b.      Bayi biasanya tidur sekitar 14 jam/hari.
c.       Toodler biasanya tidur sekitar 12 jam/hari.
d.      Prasekolah biasanya tidur sekitar 11-12 jam/hari.
e.       Anak usia sekolah biasanya tidur sekitar 9-10 jam/hari.
f.       Remaja biasanya tidur sekitar 8-10 jam/hari.
g.       Dewasa biasanya tidur sekitar 6-8 jam/hari.
h.      Lansia biasanya tidur sekitar < 6 jam/hari.
2.      Keefektifan pencegahan faktor-faktor yang menganggu tidur.
3.      Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengatasai gangguan tidur.
4.      Mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat dan tidur sesuai status kesehatan pasien.
5.      Hilangnya tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, seperti timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, mulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah dan mata perih, pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh, serta tidak ditemukan gangguan proses berfikir, bicara, dll.

S   :  Pasien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari
O  :  - Pasien menggunakan terapi relaksasi setiap malam dan terpenuhi pola tidur          normal.
-  Pasien juga tampak sedikit lebih segar, tidak gelisah, lesu, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, mulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah dan mata perih.
-   pasien sudah mulai berkonsentrasi, serta sangat sedikit ditemukan gangguan       proses berfikir dan bicara.
A  : Masalah teratasi sebagian
P   : Anjurkan klien untuk mempertahankan intervensi







REFERENSI :
Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep, dan Proses Keperawatan, Vol. 1. Jakarta: EGC.
Carpenito, L. J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, ed. 8. Jakarta: EGC.
Kozier, Erb dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Ed. 7, Vol. 1. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Ed. 4, Vol. 2. Jakarta: EGC.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat