google adsense

Thursday, September 11, 2014

Sistem Saraf Tepi / Perifer

A.    Sistem Saraf Tepi / Perifer
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang  menghubungkan semua bagian  tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri atas reseptor sensorik dan efektor motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi perubahan lingkungan luar atau dalam tubuh, serta mengkomunikasikannya pada sistem saraf pusat melalui saraf sensorik aferen.
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis, ganglia, reseptor sensorik yang berhubungan, dan sistem saraf otonom yang mempunyai dua divisi utama: sistem saraf simpatis (torakolumbar) dan sistem saraf parasimpatis (kraniosakral) (Sloane, 2003).
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar (sistem saraf somatik) dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak, antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat (Putrz & Pabst, 2000).






1.      Tipe- tipe sistem saraf
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sadar) dan sistem saraf otonom (tak sadar).
a.    Sistem Saraf Sadar (Somatik)
Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang (Sloane, 2003).
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Serabut saraf otak (saraf kranial) ada 12 pasang yang terdiri dari (Sloane, 2003):
1)      Saraf Kranial I (Olfactorius)
Saraf Kranial I (olfactorius) merupakan saraf sensorik.
Berfungsi untuk penciuman, sensori menerima rangsang dari hidung, dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau II.
Mekanisme:sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dan dari sinilah traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.
2)      Saraf Kranial II (Opticus) 
Saraf Kranial II (Opticus) adalah saraf sensorik.
Berfungsi untuk penglihatan, input refleks focusing, dan konstriksi pupil di limbic, sensori menerima rangsang dari mata, serta menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual III.
Mekanisme :saraf optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum, Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
3)      Saraf Kranial III (Okulomotorius) 
Saraf Kranial III (Okulomotorius) adalah saraf motorik.
Berfungsi: pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil, dan memfokuskan lensa. Saraf ini mengontrol sebagian besar gerakan mata, konstriksi pupil, dan mempertahankan terbukanya kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga membantu pengontrolan gerakan mata.)
4)      Saraf Kranial IV (Trochearis)
SK IV (Trochlearis) adalah saraf motorik.
Berfungsi sebagai pergerakan bola mata ke bawah.
5)      Saraf Kranial V (Trigeminus) 
Saraf Kranial V (Trigeminus) adalah saraf motorik dan saraf sensorik.
Terbagi atas:
a)    Syaraf optalmik adalah saraf sensorik. Berfungsi: input dari kornea, rongga hidung bagian atas, kulit kepala bagian frontal, dahi, bagian atas alis, konjungtiva kelenjar air mata.
b)   Syaraf maksilaris adalah saraf sensorik. Berfungsi:  input dari dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa rongga hidung, palatum, faring.
c)    Syaraf mandibularis adalah saraf motorik dan sensorik. Berfungsi:sensorik untuk input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit di bawah dagu; motorik untuk mengunyah.
6)      Saraf Kranial VI (Abdusen) 
Saraf Kranial VI (Abdusen) adalah saraf motorik. Berfungsi : pergerakan mata ke lateral.
7)      Saraf Kranial VII (Fasialis)
Saraf Kranial VII (Fasialis) adalah saraf motorik dan sensorik.
Berfungsi: sensorik untuk menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa; motoric untuk mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah.
Mekanisme:saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medulla oblongata. Fungsi sensorik berasal dari nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah yang terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior, dan otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.
8)      Saraf Kranial VIII(Vestibulocochlearis)
Saraf Kranial VIII(Vestibulocochlearis) adalah saraf sensorik.
Berfungsi:vestibular untuk keseimbangan, sedangkan cochlearis untuk pendengaran.
Mekanisme: saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen, yaitu serabut-serabut sensorik (aferen) yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut sensorik (aferen) yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial, dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.
9)      Saraf Kranial IX(Glossofaringeus) 
Saraf Kranial IX(Glossofaringeus) adalah saraf motorik dan sensorik.
Berfungsi: motorik untuk membantu menelan; sensorikuntuk menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa.
Mekanisme: saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.



10)  Saraf Kranial X (Vagus)
Saraf Kranial X (vagus) adalah saraf motorik dan sensorik.
Berfungsi: sensori untuk menerima rangsang dari organ dalam; motorik untuk mengendalikan organ-organ dalam XI.
Mekanisme: nervus vagus meninggalkan anterolateral bagian atas medula oblongata sebagai rangkaian dalam jalur oliva dan pedunculus serebelaris inferior. Serabut saraf meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus vagus memiliki dua ganglia sensorik, yaitu ganglia superior dan ganglio inferior. Nervus vagus kanan dan kiri  akan masuk rongaa toraks dan berjalan di posterior radix paru kanan untuk ikut membentuk plexus pulmonalis. Selanjutnya, nervus fagus berjalan ke permukaan posterior esofagus dan ikut membentuk plexus esogafus. Nervus fagus kanan kemudian akan didistrubusikan ke permukaan posterior gaster melalui cabang celiaca yang besar ke duodenum, hepar, ginjal, dan usus halus serta usus besar sampai sepertiga kolon transversum.
11)  Saraf Kranial XI(Aksesorius)
Saraf Kranial XI(Aksesorius) adalah saraf motorik.
Berfungsi: motorik untuk mengendalikan pergerakan kepal. Saraf ini dilengkapi saraf asesoris, yaitu saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius. Otot sternokleidomastoideus yang berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.
Mekanisme: nervus asesoris merupakan saraf motorik yang dibentuk oleh gabungan radix cranialis dan radix spinalis. Radix spinalis berasal dari C1-C5 dan masuk ke dalam tengkorak melalui foramen magnum, bersatu dengan saraf kranial membentuk nervus asesoris. Nervus asesoris ini kemudian keluar dari tengkorak melalui foramen jugulare dan kembali terpisah, saraf spinalnya akan menuju otot sternocleidomastoid dan trapezius di leher yang berfungsi untuk menggerakkan leher dan kepala, sedangkan saraf kranialnya akan bersatu dengan vagus melakukan fungsi motorik brakial di faring, laring, dan palate.
12)  Saraf Kranial XII(Hipoglosus)
Saraf Kranial XII(Hipoglosus) adalah saraf motorik. Berfungsi: pergerakan lidah saat bicara dan mengunyah.
Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga belakang, Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia seperti mata,hidungtelingamulut, dan lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.
Tabel 1.1. Serabut Saraf Otak (Saraf Kranial)
Saraf Kranial
Tempat keluar-masuk pada Otak
I         : Fila olfaktoria
Bulbus olfaktorius
II       : N. Opticus
Chiasma optikum
III     : N. Oculomotorius
Pedunculus Cerebri, sulcus oculomotorius
IV     : N.Trochlearis
Dorsal dari tectum mesencephali
V       : N. Trigeminus
-N. opthalmicus [V/1]
-N. Maxillaris [V/2]
-N. Mandibularis [V/3]
Tepi samping pons.
Ketiga cabang neuron Trigeminus di ganglion trigeminale (Gasseri)
N. VI      : N. Abducens
Antara pons dan pyramis
N. VII     : N. Facialis
Sudut jembatan otak kecil (Angulus pontocerebellaris)
N. VIII   : N. Vestibulocochlearis
N. IX      : N. Glossopharyngeus
Medula oblongata, Sulcus posterolateralis (retroolivaris)
N. X        : N. Vagus
N. XI      : N. Accessorius
N. XII     : N. Hypoglossus
Medula oblongata, Sulcus anterolateralis
    (sumber: Putrz & Pabst, 2000)
Tabel 1.2. Fungsi-Fungsi Serabut Saraf Otak (Saraf Kranial)
ASE
Somato-Efferent Umum
Persarafan rangka-jaringan otot pada batang tubuh dan ekstremitas (III, IV, VI, XII)
AVE
Viscero-Efferent Umum
Persarafan jaringan otot pada organ-organ dalam perut dan jaringan otot pembuluh darah
SVE
Viscero-Efferent Khusus
Persarafan jaringan otot mimic, jaringan otot pengunyah, pharyng, bagian-bagian oesophagus, m.sternocleidomastoideus, m. trapezius (V, VII, IX, X, XI)
ASA
Somato-Afferent Umum
Informasi dari reseptor-reseptor mekanik pada kulit dan alat pergerakan (V, VII, IX, X)
SSA
Somato-Afferent Khusus
Melihat, mendengar, perasaan, keseimbangan (II, VIII)
AVA
Viscero-Afferent Umum
Informasi dari organ-organ dalam perut, pembuluh darah, dll (IX, X)
SVA
Viscero-Afferent Khusus
Penciuman, pengecap (I, VII, IX, X)
Sedangkan, serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal) berjumlah 31 pasang saraf gabungan (sensorik-motorik). Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher(saraf cervical C1-C8), 12 pasang saraf punggung(saraf thorax T1-T12), 5 pasang saraf pinggang(saraf lumbar L1-L5), 5 pasang saraf pinggul(saraf sacral S1-S5), dan satu pasang saraf ekor (saraf coccyigeal). Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra tempat munculnya saraf tersebut.
Tabel 1.3. Sistem Saraf Sumsum Tulang Belakang (Spinal)
Jumlah
Medula spinalis daerah
Menuju
7 pasang
Serviks
Kulit kepala, leher dan otot tangan
12 pasang
Punggung
Organ-organ dalam
5 pasang
Lumbal/pinggang
Paha
5 pasang
Sakral/kelangkang
Otot betis, kaki dan jari kaki
1 pasang
Koksigeal
Sekitar  tulang  ekor
(sumber: systembiosaraf.wordpress.com, 2010)
Otot – otot representatif dan segmen-segmen spinal yang bersangkutan serta persarafannya:
a)    Otot bisep lengan C5 – C6
b)   Otot trisep C6 – C8
c)    Ototbrakial C6 – C7
d)   Otot intrinsic tangan C8 – T1
e)    Susunan otot dada T1 – T8
f)    Otot abdomen T6 – T12
g)   Otot quadrisep paha L2 – L4
h)   Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 – S2
Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan(pleksus)membentuk jaringan urat saraf.Pleksusterbagi menjadi 3 macam,yaitu:
a)    Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher )
b)   Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)
c)    Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang)
Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar, yaitu akar depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior dibentuk oleh beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum tulang belakang pada satu alur membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat alaur tersebut sesuai dengan tempat tanduk depan terletak paling dekat di bawah permukaan sumsum tulang belakang. Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun untuk membentuk satu akar depan. Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan cabang penghubung.
Cabang-cabang belakang saraf spinal mempersarafi otot-otot punggung sejati dan sebagian kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi semua otot kerangka batang badan dan anggota-anggota gerak serta kulit tubuh kecuali kulit punggung. Cabang-cabang depan untuk persarafan lengan membentuk suatu anyaman (plexus), yaitu anyaman lengan (plexus brachialis). Dari anyaman inilah dilepaskan beberapa cabang pendek ke arah bahu dan ketiak, dan beberapa cabang panjang untuk lengan dan tangan. Demikian pula dibentuk oleh cabang-cabang depan untuk anggota-anggota gerak bawah dan untuk panggul sebuah anyaman yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga mengirimkan beberapa cabang pendek ke arah pangkal paha dan bokong, serta beberapa cabang panjang untuk tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar adalah saraf tulang duduk. Saraf ini terletak di bidang posterior tulang paha.

b.    Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik (Wilson, 2005).
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang yang mempunyai aktivitas perangsangan. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin (Wilson, 2005).

Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik berkaitan dengan pertahanan tubuh dan perbaikan sumber-sumber tubuhdan memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung(Wilson, 2005).
Gambar 1.4. Sistem Saraf Spinal

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel 1.4. Fungsi Saraf Otonom           
Parasimpatik
Simpatik
a.      mengecilkan pupil
b.      menstimulasi aliran ludah
c.      memperlambat denyut jantung
d.      membesarkan bronkus
e.      menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
f.       mengerutkan kantung kemih
a.      memperbesar pupil
b.      menghambat aliran ludah
c.      mempercepat denyut jantung
d.      mengecilkan bronkus
e.      menghambat sekresi kelenjar pencernaan
f.       menghambat kontraksi kandung kemih


SKEMA 
Sel saraf berdasarkan bentuk dan fungsinya (Gibson, 2002) adalah:
1)   Sel saraf sensorik (neuron aferen)
Merupakan jalur saraf yang menyalurkan rangsang dari ujung-ujung saraf diseluruh otak atau sel saraf yang menghantarkan informasi dari reseptor sensorik pada tubuh menuju sistem saraf pusat.
Bentuknya berbeda dari neuron aferen dan interneuron, di ujung perifernya terdapat reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap rangsangan spesifik.
Sel saraf ini menghantarkan impuls(pesan) dari reseptor ke sistem saraf pusat,dendritnya berhubungan dengan reseptor(penerima rangsangan ) dan ujung aksonnya berhubungan dengan sel saraf asosiasi.
Klasifikasi reseptor sensoris menurut jenis stimulusnya, yaitu :
a)    Mekanoreseptor mendeteksi stimulus mekanis seperti nyeri,suara, dan raba
b)   Termoreseptor mendeteksi perubahan temperatur seperti panas dan dingin
c)    Nosiseptor mendeteksi kerusakan jaringan baik fisik maupun mekanik seperi nyeri
d)   Elektromaknetik reseptor mendeteksi cahaya yang masuk ke mata seperti warna dan cahaya
e)    Khemoreseptor mendeteksi pengecapan,penciuman,kadar O2 dan CO2
2)   Sel saraf motorik
Merupakan jalur saraf yang menyalurkan rangsang dari otak menuju ujung-ujung saraf atau sel saraf yang menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat menuju otot/kelenjar.
Sel saraf ini mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot/skelet yang hasilnya berupa tanggapan terhadap rangsangan. Badan sel saraf berada di sistem saraf pusat dan dendritnya berhubungan dengan akson sel saraf asosiasi dan aksonnya berhubungan dengan efektor(bagian motoris yang menghantarkan sinyal ke otot/skelet).
Aktivitas sistem motoris tergantung dari aktivitas neuron motoris pada medula spinalis. Input yang masuk ke neuron motorik menyebabkan 3 kegiatan dasar motorik yaitu :
a)    Aktivitas volunter (di bawah kemauan)
b)   Penyesuaian posisi untuk suatu gerakan tubuh yang stabil
c)    Koordinasi kerja dari berbagai otot untuk membuat gerakan yang tepat dan mulus
3)   Sel saraf penghubung / intermedit / asosiasi (interneuron)
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lainnya. Beberapa interneuron dalam otak terkait dengan fungsi berfikir, belajar, dan mengingat.
Sel saraf ini terbagi 2, yaitu :
a)    Sel saraf ajustor yaitu menghubungkan sel saraf sensoris dan motoris
b)   Sel saraf konektor yaitu untuk menghubungkan neuron yang satu dengan neuron yang lainnya

                        REFERENSI :
Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004. Buku Ajar Keperawatan Klinis Eds 5. Jakarta : EGC.

Potter perry. 2006. Fundamental keperawatan ed 2. Jakarta: EGC.
Sloane et all. (2004). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC.
Smeltzer, C.S., Bare, G.B., (2001). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner& Suddarth, Edisi 8, Volume 3, Penerbit EGC, Jakarta.

Syarifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC. 

1 comment:

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat