google adsense

Tuesday, September 9, 2014

KONSEP DASAR KESEHATAN DITINJAU DARI KONTINUM SEHAT-SAKIT

KONSEP DASAR KESEHATAN DITINJAU DARI KONTINUM SEHAT-SAKIT
A.    SEHAT-SAKIT MENURUT MODEL KONSEPTUAL
Newman meninjau bahwa kesehatan berhubungan dengan sehat menjadi sakit atau penyakit bersifat dinamis. Newman mengatakan bahwa kesehatan adalah hasil yang tidak dapat ditemui dan bersifat pasti. Klien bersifat dinamis didalam sehat-sakitnya yang berubah disetiap waktu.
B.     KONSEP SEHAT
1.      DefinisiSehat :
a.       Menurut WHO (1974) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial bukan hanya bebas dari penyakit cacat atau kelemahan.
b.      Nightingale mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan ‘’sejahtera dan menggunakan setiap kekuatan yang dimiliki individu hingga tingkat tertinggi’’ (Nigtingale, 1969 [1860])
c.       American Nurses Association (ANA) mendefinisikan sehat dalam pernyataan kebijakan sosial mereka sebagai ’’suatu kondisi dinamis manusia yang mencapai potensi perkembangan dan perilaku individu hingga tingkat yang setinggi mungkin’’(ANA,1980,hlm.5)
2.   KarakteristikSehat
Sehatmengandung 3 karakteristik :
a.       Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
b.      Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
c.       Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisitetapi merupakan penyesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses.Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.
3.   Faktor yang mempengaruhi statuskesehatan
a.      Status perkembangan. Status kesehatan dapat di pengaruhi oleh factor perkembaanngan yang mmempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dpat ditentukan oleh factor usia dalam hal ini adalah pertumbuhann dan perkembnagna, mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Contoh perubahan status kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh perkembangan adalah pada bayi atau anaak-anak yng tahap perkembangannya belum mencapai kematangan, maka status kesehatannya sangat rentan terhadap berbagai peenyakit. Bayi dan anak-anak mudah sekali terkena penyakit apabila di bandingkan dengan orang dewasa yang sudah memiliki perkembangan yang matang. Demikian juga pada usia lanjut dimana semua daya imunitas akann menurun, maka akan mempengaruhi status kkesehatan sehingga orang yang lanjut usia akann rentang sekali terhadap penyakit dan mudah tejadi perubahan status kesehatan.
b.      Pengaruh sosial dan kultural. Sosial dan cultural juga dapat proses perubahan status keehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat  menimbulkan perubahan dalam status kesehatan. Contohnya seseorang yang memiliki lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi penyakit pada lingkungan itu, maka akan timbul anggapan bahwa mereka dalam keadaan sehat, demikian juga seseorang yang memiliki social ekonomi rendah akan berespons baik ketika mengalami penyakit flu dan menganggap hal tersebut tidak menjadi masalah, akan tetapi apabila penyakit flu tersebut terjadi pada seseorang dengan social ekonomi tinggi, maka hal tersebut akan mempengaruhi proses kesehatannya sehingga dianggap sebagai masalah kesehatan yang dapat mengganggu dirinya dalam kehidupan.
c.       Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Hal ini dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak inginkan atau penagalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selaanjutnya. Contoh seseoranng yang peernah mengalami diare, karena pengalaman masa lalu yang salah dalam mengatasi diare yang menyebabkan dirinya masuk rumah sakit, maka dalam kehidupannya sehari-hari seoraang tersebut akann selalu berupaya untuk tidak mengulangi pengalaman masa lalunnya dengan mencegah hal-hal yang dapat menyebebbkan diare.
d.      Harapan sesorang tentang dirinya. Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam menetapkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal. Harapan harapan dapaytt menghasilkan status kesehatan ketingkat yang lebih baik secara fisik maupun psikologis, karena melalui harapan akan timbul motifasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari hal-hak yang yang dapat membpenngaruhi status kesehatan dirinya.
e.       Keturunan. Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan  telah dimiliki melalui factor genetic, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon terhadapberbagai pennyakit.
f.       Lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kuranng memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi prilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
g.      Pelayanan. Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau system pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu :
1.      Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik/secara utuh.
2.      Self Esleem (harga diri), Body Image (gambaran diri), kebutuhan, peran dan kemampuan.
C.    KONSEP SAKIT
1.   DefinisiSakit
Sakit adalah suatu keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau spiritual seseorang berkurang atau terganggu bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya (potter &perry, 2005)
BAUMAN(1965). Seseorang menggunakan3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit atau tidak, yaitu :
a.      Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri.
b.      Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, seperti baik, buruk, dan sakit.
c.       Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya bekerja , sekolah.
2.   Tahapan sakit
Tahapan Proses sakitmenurutAlimul Aziz (2004) :
a.       Tahapgejala
b.      Tahapasumsiterhadapsakit
c.       Tahapkontakdenganpelayanankesehatan
d.      Tahapketergantungan
e.       Tahappenyembuhan
Menurut Suchman tahapansakitterbagi menjadi 5 tahap yaitu :
a.       Tahap Transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat/ merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.Mempunyai 3 aspek :
1.      secara fisik : nyeri, panas tinggi.
2.      Kognitif : interprestasi terhadap gejala.
3.      Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.
b.      Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role).
c.       Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan 3tipe informasi :
1.      Validasi keadaan sakit.
2.      Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti.
3.      Keyakinan bahwa mereka akan baik.
d.      Tahap ketergantungan
e.       Tahap Penyembuhan
DampakSakitPadaKliendanKeluarga
1.      Perubahanperilakudanemosi
2.      Dampaksakitpadaperankeluarga
3.      Dampakpadacitratubuh
4.      Dampakpadakonsepdiri
5.      Dampakpadadinamikakeluarga
D.    RANGE KONSEP SEHAT SAKIT (AZIZ ALIMUL H, 2004)
                        Rentang Sehat                         Rentang Sakit
 

Sejahtera       Sehat       Sehat         setengah           sakit          sakit       mati
                     sekali      normal         sakit                                  kronis
Keterangan :
Kesehatan (Wellness) adalah “suatu keseimbangan dimensi kebutuhan manusia yang berbeda secara terus-menerus spiritual, social, emosional, intelektual, fisik, okupasional, dan lingkungan” (Ansspaugh, Hamrick, danRosta, 2000 dalamKozier et al (2007) Kesejahteraan adalah suatu persepsi subjektif akan keseimbangan, harmoni, dan vitalitas.
E.        KONTINUM SEHAT DAN KESEHATAN (KOZIER ET AL, 2007)
1.      Sehat fisik. Ukuran tubuh, ketajaman sensorik, kerentangan terhadap penyakit, fungsi tubuh, kebugaran fisik, dan kemampuan sembuh.
2.      Sehat intelektual. Kemampuan untuk berfikir jernih dan menganalisis secara kritis untuk memenuhi tantangan hidup.
3.      Sehat sosial. Kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal dan interaksi dengan orang lain yang memuaskan.
4.      Sehat emosional. Ekspresi yng sesuai dan kontrol emosi; harga diri, rasa percaya dan cinta.
5.      Sehat lingkungan. Penghargaan terhadap lingkungan eksternal dan peran yang dimainkan seseorang dalam mempertahankan, melindungi, dan memperbaiki kondisi lingkungan.
6.      Sehat spritual. Keyakinan terhadap Tuhan atau cara hidup yang ditentukan oleh agama; rasa terbimbing akan makna atau nilai kehidupan.
F.       VARIABEL INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI KONSEP SEHAT-SAKIT (POTTER DAN PERRY, 2005)
1.      Variabel internal
a.      Tahap perkembangan. Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat perawat menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat rencana keperawatan. Contoh: seorang anak belum mampu untuk mengenal penyakit serius dan mereka masih perlu untuk turut berpartisipasi dalam rencana pengobatan atau untuk mengembangkan kebiasaan tertentu untuk mencegah terjadinya penyakit.
b.      Latar belakang intelektual. Keyakinan seseorang terhadap kesehatan sebagian terbentuk oleh variabel intelektual, yang terdiri dari pengetahuan(atau informasi yang salah) tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit, latar belakang pendidikan, dan pengalaman di masa lalu. kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang, termasuk membentuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berkaitam dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit yang dimilikinya untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Seorang perawat perlu mempertimbangkan latar belakang intelektual saat ia berusaha untuk memahami keyakinan klien tentang kesehatan dan cara klien melaksanakan kesehatan sehingga varibel ini dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan (Edelman dan Mandle,1994dalam Potter dan Perry, 2005).
c.       Persepsi tentang fungsi. Cara seseorang merasakan fungsi fisik akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Contoh : seorang dengan kondisi jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-masing orang cenderung berbeda-beda.
d.      Faktor emosional. Faktor emosional mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stress dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupan. Contoh : Seseorang yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang melawan kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang risiko menderita kanker dan akan menuangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari pengobatan.
e.       Faktor Spiritual. Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. Ada beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk tindakan pengobatan tertentu. Perawat harus memahamai dimensi spiritual klien sehingga mereka dapat dilibatkan secara efektif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
2.      Variabel Eksternal
a.       Praktik di keluarga. Keluarga yang sehat biasanya akan mencari cara unuk membantu seluruh anggota keluarganya mencapai potensi mereka yang paling besar. Contoh : Seorang anak yang diajak orangtuanya untuk melakukan pemeriksaan rutin, kemungkinan besar ketika mereka dewasa akan membawa anaknya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang sama.
b.      Faktor sosioekonomik. Variabel sosial berperan dalam menentukan bagaimana sistem pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan medis karena sistem pelayanan diatur dengan cara-cara tertentu, maka hal tersebut akan menetukan bagaimana klien dapat memperoleh pelayanan yang dibutuhkan yang secara sosial bersifat “sah” dan “dapat diterima”. Variabel ekonomi dapat mempengaruhi tingkat kesehatan klien dengan cara meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara bagaimana atau dimana klien masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan. Contoh : seorang pekerja yang mempunyai asuransi kesehatan kemungkinan besar akan mencari pelayanan dan pengobatan untuk mengobati batuk kronikyang dideritanya dibandingkan dengan seseorang yang menganggur dan tidak mempunyai asuransi.
c.       Latar belakang budaya. Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu. Jika perawat tidak menyadari pola budaya yang berhubungan dengan perilaku dan bahasa yang digunakan oleh diri sendiri maupun orang lain, maka mereka tidak akan mampu mengenal dan memahami perilaku dan kayakinan klien, dan mereka akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan klien. Contoh : sebuah studi tentang pendidikan kesehatan yang dilakukan pada penduduk Amerika keturunan Afrika memperlihatkan bahwa sebagian besar dari mereka tidak mempunyai akses untuk mendapatkan pendidikan kesehatan yang dapat digunakan sebagai cara pencegahan primer (Airhihenbuwa, 1989 dalam Potter dan Perry, 2005).

REFERENSI : 
Potter &Perry.(2005). Fundamental Keperawatan.Jakarta :EGC
Kozier, B. et al (2004).Fundamental Keperawatan.Jakarta : EGC
Aziz, Alimul (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :SalembaMedika

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat