google adsense

Wednesday, September 10, 2014

GANGGAUAN TIDUR

A.    GANGGAUAN TIDUR
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut: insomnia; gerakan atau sensasi abnormal di kala tidur atau ketika terjaga di tengah malam; atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari (Naylor dan Aldrich,1994).banyak orang dewasa di amerika serikat memiliki hutang tidur yang signifikan karena ketidak adekuatan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidur malamnya dan mengalami hipersomnolen disiang hari selama melaksanakan aktivitas sehari-hari (National Commission On Sleep Disorders Research, 1993).
Gangguan tidur telah diklasifikasi menjadi empat kategori utama (Thorpy, 1994) lihat kotak di bawah).
Klasifikasi gangguan tidur
DISOMNIA
a.       Gangguan tidur intrinsic
·         Insomnia psikofisiologis
·         Narkolepsi
·         Sindrom apnea tidur
·         Gangguan gerakan ekstremitas periodic
b.      Gangguan tidur ekstrinsik
·         Hygiene tidur yang tidak adekuat
·         Sindrum tidur yang tidak adekuat
·         Gangguan tidur tergantung  hipnotik
·         Gangguan tidak tergantung alcohol
c.       Gangguan tidur irama sirkandian
·         Sindrum perubahan waktu tidur (jet lag)
·         Gangguan tidur karena jam kerja
·         Sindrom fase tidur tertunda
GANGGUAN TIDUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PSIKIATRIK
·         Gangguan alam perasaan
·         Gangguan kecemasan
a.       Berhubungan dengan gangguan neurologis
·         Demensia
·         Parkinsonisme
b.      Berhubungan dengan gangguan medis lain
·         Iskemia jantung nikturnal
·         Penyakit paru menahun
PARASOMNIA
a.       Gangguan terjaga
·         Berjalan dalam tidur (somnabolisme)
·         Terror tidur
b.      Gangguan transisi tidur-bangun
·         Berbicara dalam tidur
·         Kram tungkai nikturnal
c.       Parasomnia (tidur REM)
·         Mimpi buruk
·         Gangguan perilaku tidur REM
d.      Parasomnia yang lain
·         Bruksisme (menggertakkan gigi)
·         Enuresis (ngompol)
·         Sindrom kematian mendadak
GANGGUAN TIDUR YANG MASIH DI USULKAN
Gangguan tidur yang berhubungan dengan mentruasi sindrom tersedak sewaktu tidur.

  Disomnia adalah gangguan primer yang berasal dari system tubuh yang berbeda dan dibagi lagi menjadi tiga kelompok besar. Gangguan intrinsic meliputi gangguan untuk memulai dan mempertahankan tidur, yaitu berbagai bentuk insomnia dan gangguan rasa kantuk yang berlebihan seperti narkolepsi dan apnea tidur obstruktif. Gangguan tidur ektrinsik terjadi akibat beberapa factor ekternal, yang jika dihilangkan menyebabkan hilangnya gangguan tidur. Gangguan irama sirkandian sewaktu tidur terjadi karena ketidak sejajaran antara waktu tidur dan apa yang di inginkan oleh individu atau norma social. Parasomnia adalah perilaku tidak diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur: gangguan terjaga, terjaga sebagian, atau selama selama transisi dalam siklus tidur atau dari tidur ke terbangun. Banyak gangguan tidur medis dan psikiatrik yang berhubungan dengan gangguan tidur dan bangun. Gangguan tidur tersebut dibagi menjadi gangguan tidur yang berhubungan dengan psikiatrik, noerologik, atau gangguan medis lainnya. Gangguan tidur yang masih bersifat usulan adalah gangguan baru yang belum memiliki banyak informasi yang adekuat mengenai keberadaan gangguan tersebut.
Tidur bagi manusia adalah hal yang sangat penting, karena tidur mengendalikan irama kehidupan kita sehari-hari. Jika kita kurang tidur atau mengalami gangguan dalam tidur, maka hari-hari kita akan menjadi lambat dan kurang bergairah. Sebaliknya tidur yang cukup dan berkualitas akan membantu kita memiliki energi dan gairah dalam menjalani aktifitas sehari-hari. Setiap manusia menghabiskan seperempat sampai sepertiga dari kehidupannya untuk tidur. Menurut penelitian, hampir setiap manusia pernah mengalami masalah tidur. Satu dari tiga orang dilaporkan mengalami gangguan tidur dan satu dari sembilan orang memiliki masalah tidur yang cukup serius. Karena beberapa masalah tidur dapat diatasi oleh individu yang bersangkutan dan yang lain memerlukan bantuan dokter, maka diagnosis diri menjadi sangat penting.
Berikut adalah penjelasan berbagai jenis masalah tidur. Masing-masing masalah ini berbeda cara penanganannya. Kadang-kadang beberapa masalah memerlukan campur tangan dokter ahli jiwa (psikiater).
1.      Insomnia
Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur. Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Cukup banyak orang yang mengalami satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini. Dalam penelitian dilaporkan bahwa di Amerika Serikat sekitar 15 persen dari total populasi mengalami gangguan insomnia yang cukup serius.

       Gangguan tidur insomnia merupakan gangguan yang belum serius jika Anda alami kurang dari sepuluh hari. Untuk mengatasi gangguan ini kita dapat menggunakan teknik-teknik relaksasi dan pemrograman bawah sadar. Yang penting kita harus dapat menjaga keseimbangan frekuensi Gelombang Otak (Brainwave) agar sesering mungkin berada dalam kondisi relaks dan meditatif sehingga ketika kita harus tidur kita tidak mengalami kesulitan untuk menurunkan Gelombang Otak (Brainwave) ke frekuensi Delta.

2.      Narcolepsy
             Narcolepsy adalah gangguan tidur yang diakibatkan oleh gangguan psikologis dan hanya bisa disembuhkan melalui bantuan pengobatan dari seorang dokter ahli jiwa. Penyakit ini berbeda dengan insomnia yang terjadi secara terus menerus. Justru penderita narcolepsy ini terkena serangan secara mendadak pada saat yang tidak tepat, seperti sedang memimpin rapat – biasanya terjadi serangan pada kondisi emosi yang tegang seperti: marah, takut atau jatuh cinta. Serangan narcolepsy dapat melumpuhkan seseorang dalam beberapa menit ketika dia masih sadar dan secara tiba-tiba membawanya ke alam mimpi.

3.      Hypersomnia

 Gangguan ini adalah kebalikan dari insomnia. Seringkali penderita dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Para penderita hypersomnia membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari ukuran normal. Meskipun penderita tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih dan lesu sepanjang hari. Namun gangguan ini tidaklah terlalu serius dan dapat diatasi sendiri oleh penderita dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen diri.

4.       Apnea
Apnea merupakan salah satu gangguan tidur yang cukup serius. Lebih dari 5 juta penduduk Amerika Serikat mengalami gangguan ini. Faktor risiko terkena gangguan ini antara lain: kelebihan berat badan (overweight), usia paruh baya terutama pada wanita, atau usia lanjut (lansia) yang pernah mengalami ketergantungan obat. Apnea adalah penyakit yang disebut juga ”to fall asleep at the wheel” karena sering dialami ketika penderita sedang mengemudikan mobil. Apnea terjadi karena fluktuasi atau irama yang tidak teratur dari denyut jantung dan tekanan darah. Ketika terserang, penderita seketika merasa mengantuk dan jatuh tertidur. Penderita apnea mengalami kesulitan bernafas bahkan berhenti bernafas pada saat tidur ketika terserang gangguan ini (dalam bahasa Jawa disebut ”tindihan”). Fluktuasi denyut jantung dan tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kematian seketika pada penderita.
5.        enuresa
                  Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau biasa juga disebut dengan istilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis, yaitu: enuresa nocturnal, merupakan mengompol di waktu tidur; dan enuresa diurnal, mengompol pada saat bangun tidur. Enuresa nocturnal umumnya merupakan gangguan pada tidur REM.
6.       mengigau
                  Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu sering dan di luar kebiasaan. Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa hamper semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.    
7.       Deprivasi tidur
                  Gangguan berkepanjangan dalam jumlah, kualitas dan konsistensi tidur dapat memicu sebuah sindrom yang disebut deprivasi (kurang) tidur. Ini bukan merupkan  gangguan tidur tetapi merupakan akibat dari gangguan tidur. Deprivasi tidur dapat menimbulkan beragam  gejala fisiologis dan perilaku, keparahannya bergantung pada tingkat deprivasi. Dua tipe utama  deprivasi tidur adalah deprivasi REM dan deprivasi NREM. Kombinasi kedua deprivasi tersebut dapat  meningkatkan keparahan gejala.
B.     Asuhan Keperawatan Pada Bayi
Diagnosa
1.      Gangguan tidur berhubungan dengan
a.       Ruam popok
b.      lapar
c.       rasa takut
d.      lingkungan

Intervensi
1.      Gangguan tidur berhubungan dengan
a.       Ruam popok
Tujuan: meningkatkan kenyamanan dan menghindari kelembaban pada bagian bokong
1)       Perhatikan sirkulasi udara tetap terjaga
2)      Hindari penggunaan popok yang terbuat dari karet dan plastic
3)      Jaga agar kulit tetap kering

b.      Lapar
Tujuan: menghindari rasa nyeri pada perut
1)      Anjurkan ibu untuk memberikan asupan makanan sebelum tidur
2)      Anjurkan ibu untuk membuat jadwal makan untuk bayi
3)      Anjurkan ibu untuk memberikan susu hangat sebelum tidur

c.       Rasa takut
Tujuan: menghilangkan rasa takut
1)      Anjurkan ibu untuk menemani bayi sampai benar-benar tidur
2)      Anjurkan ibu untuk mengecek keadaan bayi saat tidur
3)      Anjurkan ibu berada di dekat bayi saat terbangun

d.      lingkungan
Tujuan: menciptakan kenyamanan dan mencegah ketegangan saat tidur
1)      Anjurkan ibu untuk meminimalisir kebisingan
2)      Anjurkan ibu untuk membersihkan tempat tidur

2.      Resiko gangguan itegritas kulit
Tujuan: untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit
a.       Hindari pemakaian deterjen yang berlebihan
b.      Hindari pemakaian popok yang terlalu lama
c.       Hindari pemakaian popok yang terlalu ketat
d.      Anjurkan posis yang selang-seleng pada bayi
                                     
Rasionalisasi
a.       Ruam popok
1.      Dengan menjaga sirkulasi udara bagian bokong dapat berkontak langsung dengan udara
2.      Dengan menghindari penggunaan popok yang terbuat dari karet dan plastik kulit bayi tetap terjaga.
3.      Dengan menjaga kulit tetap kering bayi teras lebih nyaman

b.      Lapar
1.      Dengan menganjurkan ibu untuk memberikan asupan makanan sebelum tidur meminimalisir bayi terbangun
2.      Dengan menganjurkan ibu untuk membuat jadwal makan untuk bayi diharapkan pola makan bayi lebih terarah dan teratur
3.      Dengan menganjurkan ibu untuk memberikan susu hangat sebelum tidur merangsang tidur

c.       Rasa takut
1.      Dengan menganjurkan ibu untuk menemani bayi sampai benar-benar tidur dharapkan si bayi tidak merasa takut saat hendak tidur.
2.      Dengan menganjurkan ibu untuk mengecek keadaan bayi saat tidur agar saat bayi tersentak tidak merasa takut.
3.      Dengan menganjurkan ibu berada di dekat bayi saat terbangun agar bayi tidak merasa takut.

d.      Lingkungan
1.      Dengan menganjurkan ibu untuk meminimalisir kebisingan agar bayi dapat tidur dengan lelap
2.      Dengan menganjurkan ibu untuk membersihkan tempat tidur di harapkan bayi dapat tidur.

Resiko gangguan itegritas kulit
1.      Dengan menganjurkan ibu menghindari pemakaian deterjen yang berlebihan mencegah iritasi pada kulit bayi.
2.      Dengan menganjurkan ibu menghindari pemakaian popok yang terlalu lama kulit bayi tidak lembab.
3.      Dengan menganjurkan ibu menghindari pemakaian popok yang terlalu ketat agar ada ruang untuk masuk udara pada area bokong.
4.      Dengan menganjurkan ibu untuk memutar posisi yang selang-seleng pada bayi dapat meningkatkan kenyamanan pada bayi.

Evaluasi
1.      Gangguan tidur berhubungan dengan
a.       Ruam popok
S: Ibu bayi mengatakan bahwa ruam popoknya sudah menghilang
O: Kemerahan pada kulit bayi sudah menghilang
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi yang telah dibuat
I: Menganjurkan ibu bayi untuk memantau terus kondisi popoknya.
E: Masalah teratasi


b.      Lapar
S: Ibu bayi mengatakan bahwa anaknya dapat tidur nyenyak
O: bayi tidak rewel dan menangis
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi yang telah dibuat
I: menganjurkan ibunya untuk memberi makanan yang banyak mengandung protein
E: masalah teratasi
c.       Rasa takut
S: Ibu bayi mengatakan bahwa anakya dapat tidur dengan baik
     Tidurnya sesuai dengan kebutuhannya (14-18 jam)
O: bayi tidak rewel dan menangis
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi yang telah dibuat
I: Memberikan bayi selimut baru untuk mempertahankan kenyamanan tidurnya
E: Masalah teratasi
d.      Lingkungan
S: ibu bayi mengatakan bayinya dapat tidur nyenyak
O: bayinya tidak rewel dan menangis
tempat tidur bayi bersih   
A: masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi yang telah dibuat
I: menganjurkan ibu bayi untuk menentukan kamar bayi yang jauh dari kebisingan dan keramaian
E: masalah teratasi

2.      Resiko gangguan itegritas kulit
S: Ibu bayi mengatakan bahwa tdak ada masalah pada kulit bayinya
O: kulit bayinya tidak terlihat adanya kemerahan atau masalah kulit lainnya
A: -
P: -
I: -
                        E: -

REFERENSI :
          Mubarak, Wahid I., & Nurul C. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:      Teori dan                                 Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Wartonah, Tarwoto. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses            Keperawatan.                   Jakarta: Salemba Medika 
Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat