google adsense

Thursday, September 11, 2014

ANATOMI HIDUNG

B.       ANATOMI HIDUNG
A.    Hidung
1.        Anatomi dan fisiologis
                   Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian – bagiannya dari atas ke bawah :
a.       Pangkal hidung (bridge)
b.      Dorsum nasi (batang hidung)
c.       Puncak hidung
d.      Ala nasi
e.       Kolumela
f.       Lubang hidung (nares anterior)

Ada 3 struktur penting dari anatomi hidung, yaitu :
  1. Dorsum nasi (batang hidung).
  2. Septum nasi.
  3. Kavum nasi.
a.         Dorsum nasi (batang hidung)
Ada 2 bagian yang membangun dorsum nasi, yaitu :
1. Bagian kaudal dorsum nasi merupakan bagian lunak dari batang hidung yang tersusun oleh kartilago lateralis dan kartilago alaris. Jaringan ikat yang keras menghubungkan antara kulit dengan perikondrium pada kartilago alaris.
                         
2. Bagian kranial dorsum nasi merupakan bagian keras dari batang hidung yang tersusun oleh os nasalis kanan & kiri dan prosesus frontalis os maksila.

b.      Septum Nasi
Fungsi septum nasi antara lain menopang dorsum nasi (batang hidung) dan membagi dua kavum nasi.
Ada 2 bagian yang membangun septum nasi, yaitu :
1.   Bagian anterior septum nasi tersusun oleh tulang rawan yaitu kartilago quadrangularis.
2.   Bagian posterior septum nasi tersusun oleh lamina perpendikularis os ethmoidalis dan vomer. Kelainan septum nasi yang paling sering kita temukan adalah deviasi septi.
c.       Kavum Nasi
       Ada 6 batas kavum nasi, yaitu :
1.    Batas medial kavum nasi yaitu septum nasi.
2.   Batas lateral kavum nasi yaitu konka nasi superior, meatus nasi superior, konka nasi medius, meatus nasi medius, konka nasi inferior, dan meatus nasi inferior.
3.   Batas anterior kavum nasi yaitu nares (introitus kavum nasi).
4.   Batas posterior kavum nasi yaitu koane.
5.   Batas superior kavum nasi yaitu lamina kribrosa.
6.   Batas inferior kavum nasi yaitu palatum durum.


Sinus Paranasalis merupakan ruang didalam tulang tengkorak yang berhubungan melalui lubang ke dalam cavum nasi.sinus ini dilapisi membran mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi.
Ada 2 golongan besar sinus paranasalis, yaitu :
  • Golongan anterior sinus paranasalis, yaitu sinus frontalis, sinus ethmoidalis anterior, dan sinus maksilaris.
  • Golongan posterior sinus paranasalis, yaitu sinus ethmoidalis posterior dan sinus sfenoidalis.
Fisiologi hidung
·         Sebagai jalan nafas
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.
·         Pengatur kondisi udara (air conditioning)
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara :
a. Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
b. Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37o C.
·         Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh :
Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
Silia
Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel – partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.
Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.
·         Indra penghirup
Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat.
·         Resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.
·         Proses bicara
Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.
·         Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.

2.      Cara perawatan hidung

1.      Siapkan tissue halus kering baik jenis tisu toilet maupun tisu saputangan.
2. Sebaiknya dilakukan segera setelah mandi atau di mana keadaan lubang hidung kita basah alami. Jika dilakukan dalam kondisi lubang hidung kering bisa lebih sulit dan lama.
3. Lapisi jari kelingking dengan tissu.
4. Masukkan jari kelingking yang dilapisi tisuu tadi ke lubang hidung.
5. Di dalam hidung, gerakkan jadi kelingking anda menyapu upil sedikit demi sedikit.
6. Upil yang basah akan tertarik keluar dan menempel pada tisu.
7. Lakukan seterusnya dengan bagian tisu yang masih bersih hingga seluruh upil terangkat keluar.
8. Buang tisu ke tempat sampah serta cuci tangan sampai bersih.

2 comments:

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat