google adsense

Wednesday, September 10, 2014

MEKANIKA TUBUH (BODY MECHANIC)

A.  DEFINISI MEKANIKA TUBUH
Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan dalam menjelaskan penggunaan tubuh yang aman, efisien, dan terkoordinasi untuk menggerakkan objek dan melakukan aktifitas hidup sehari-hari (Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216).
 Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, berkoordinasi serta aman dalam mengerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas (Alimul A. Aziz. 2006. p.96).
Mekanika tubuh adalah menggunakan otot-otot yang tepat untuk melakukan pekerjaan (Hegner & Esther. 2003. p. 193).
Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan. Setiap aktivitas yang dilakukan perawat harus memerhatikan body mechanic yang benar seperti kegiatan mengangkat atau memindahkan pasien (Wartonah, tarwoto. 2006. p. 91).

B.  TUJUAN MEKANIKA TUBUH
 Tujuan utama mekanika tubuh yaitu menfasilitasi penggunaan kelompok otot yang tepat secara aman dan efisien guna menjaga keseimbangan, mengurangi energi yang digunakan, menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cedera. Mekanika tubuh yang baik sangat penting untuk pasien dan perawat. Cedera punggung terjadi hingga 38% dari semua perawat (American Nurses Assosiasion, 2000. Dalam buku Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216).
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi tubuh terhadap susunan muskuloskeletal, mengurangi energy yang di keluarkan, dan mengurangi kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari kecelakaan, seperti jatuh (Alimul A. Aziz.2006. p.96).
Menurut Alimul A. Aziz. (2006)  Tujuan mekanika tubuh adalah sebagai berikut :
1.    Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan perkembangan.
2.    Mengidentifikasi penyimpangan kesejajaran tubuh yang disebabkan postur yang buruk.
3.    Memberi kesempatan pasien untuk mengobservasi posturnya.
4.    Mengidentifikasi kebutuhan belajar pasien untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang benar.
5.    Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot atau disfungsi saraf.
6.    Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor lain yang memengaruhi kesejajaran yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi dan masalah psikologis.
Indikasi : pasien yang mengalami gangguan fungsi sistem muskuloskeletal, saraf atau otot dan pasien yang mengalami kelemahan serta kekakuan.

C.  PRINSIP MEKANIKA TUBUH
Berdasarkan Alimul A. Aziz. (2006. p.96) Prinsip yang digunakan dalam mekanika tubuh adalah sebagai berikut :
1.    Gravitasi. Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.

    Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi :
a.    Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada di pertengahan tubuh.
b.    Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.
c.    Dasar dari tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.

2.    Keseimbangan. Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

3.    Berat. Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot benda yang akan di angkat karena berat benda tersebut akan memengaruhi mekanika tubuh.


D.  PERGERAKAN DASAR DALAM MEKANIKA TUBUH
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Menurut Alimul A. Aziz. (2006 p.96) Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :

1.         Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan  dengan orang yang berjalan karena pada saat berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. pada saat berjalan terdapat dua fase, yaitu  fase menahan berat dan fase mengayun, yang kan menghasilkan gerakan halus dan berirama.

2.         Menahan (squatting)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok, dan tentunya berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan, sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

3.         Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan dalam memindahkan benda. Terdapa beberapa hal yang diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya :
a.    Ketinggian.
b.    Letak benda (sebaiknya berada didepan orang yang akan menarik).
c.    Posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong kedepan dari panggul).
d.   Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien.
e.    Lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, serta pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk.

4.         Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan dengan menggunakan daya tarik ke atas. Ketika melakukan pergerakan ini, gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang (Alimul Hidayat, A. Aziz.2006. p.97).

5.         Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk berputarnya anggota tubuh dengan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik adalah dengan memerhatikan ketiga unsure gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh (Alimul Hidayat, A. Aziz.2006. p.97).

E.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANIKA TUBUH
Adapun menurut Alimul A. Aziz. (2006 p.97) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh adalah :
1.    Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.

2.    Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkann kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh : tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.

3.    Emosi
Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku indivisu sehingga dapat menjadi penyebab menurunnya kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik. Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.

4.    Situasi dan kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering mengangkat benda-benda berat akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.

5.    Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dan beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan saraf. Hal tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.

6.    Pengetahuan
     Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk menggunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yang telah dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi system musculoskeletal dan saraf.

Sedangkan menurut Wartonah,Tarwoto (2006 p.92) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan pergerakan adalah :
1.    Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkan perkembangan Neuron faskuler dan tubuh secara proporsional, postur, pergerakan, dan refleks akan berfungsi secara optimal.

2.    Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan imobilitas akan mempengaruhi pergerakan tubuh.

3.    Keadaan Nutrisi
Kurangnya Nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.

4.    Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi ativitas tubuh seseorang. Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat, yang kemudian sering dimanivestasikan dengan kurangnya aktivitas.

5.    Kelemahan Neuromuskuler dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis dapat berpengaruh terhadap pergerakan tulang.

6.    Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas dibandingkan dengan petani atau buruh.

F.   MEKANIKA TUBUH UNTUK ASISTEN KEPERAWATAN
Banyak dari pekerjaan perawat yang memerlukan usaha fisik. Memindahkan pasien, membawa peralatan dan mendorong kursi roda membutuhkan kekuatana otot.

1.    Postur Tubuh.
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang tepeat bearti terdapat keseimbangan antara kelompok-kelompok  otot dan bagian-bagian tubuh dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua posisi-berdiri, duduk dan berbaring. Postur  tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua aktifitas. Postur yang benar embuat gerakan mengangkat, mearik dan mendorong menjadi lebih mudah (Hegner & Esther. 2003. p. 194).
2.    Menggunakan Tubuh Secara Efektif
Ada 10 aturan dasar yang harus diingat yang dapat membantu otot-otot bekerja dengan baik, yaitu:
1.    Pertahankan punggung agar tetap lurus.
2.    Rentangkan kaki agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik.
3.    Membungkung dari pinggul dan lutut agar lebih dekat dengan objek . jagan membungkuk dari pinggang.
4.    Gunakan berat badan untuk membantu mendorong atau menarik objek.
5.    Gunakan otot terkuat untuk melakukan pekerjaan.
6.    Hindari memutar sebagian badan ketika bekerja dan membungkuk dalam waktu lama. Putar seluruh badan.
7.    Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh .
8.    Dorong atau tariklah daripada mengangkatnya.
9.    Selalu mintalah bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan sendiri.
10.                   Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan aggota staf yang lain dengan memberitahikan mereka bila sudah siap, atau dengan hitungan samapi tiga dan semua bergerak serentak pada hitungan ketiga.
Catatan. Bersedialah untuk membantu orang lain. Jangan mengambil resiko. Berbagai macam peralatan mekanis tersedia untuk membantu memindahkan pasien yang tidak berdaya atau pasien berat. Jika menggunakan satu alat penggerak mekanis, pastika bahwa tali-tali penyangga di tempatkan dengan baik di bawah pasien. Periksalah untuk memastikan bahwa semua bagian dari alat tersebut aman da siap pakai.
G. MEKANIKA TUBUH UNTUK PASIEN
Mekanika tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh untuk tim perawatan. Ketika pasien tidak mengangkat sesuatu yang berat ataupun ringan, kebiasaan postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.Postur tubuh yang baik untuk pasien bearti berdiri, berjalan dan berubah posisi dengan cara yang mantap dan aman.
Pasien-pasien  tirah baring terkadang sukar untuk menn posisi karena mereka cnderung turun ke ujung bawah tempat tidur bila bagian kepala tempat tidur di naikkan. Paisen-pasien yang tidak mampu tidak akan dapat mengubah posisi badan mereka. Mereka pun tidak mampu membantu perawata memindahkan posisi badan mereka. Pasien tirah baring memerlukan bantuan ekstra untuk memperoleh dan memepertahankan kejajaran tubuh yang tepat.
Ingat bila memungkinkan :
1.         Minta bantuan.
2.         Gunakan seprai yang diangkat atau dibalik.
3.         Gunakan alat-alat mekanik.
4.         Ubah posisi pasien sesering mungkin. Paling sedikit 2 jam sekali.
Kesejajaran tubuh. Kesejajaran (posisi) tubuh pasien yang tepat harus dilakukan  denga hati-hati. Kesejajaran tubuh yang  tepat beearti menjaga seseorang  berada pada posisi di mana tubuh dapat berfungsi sebaik-baiknya. Lekukan tubuh ayang alami perlu ditunjang  pada posisi alaminya dengan bantal dan handuk yang digulung. Posisi yang tepat adalah :
1.      Membantu pasien merasa lebih nyaman.
2.      Mengurangi ketegangan.
3.      Membantu tubuh agar berfungsi lebih efisien.
4.      Mencengah deformitas dan komplikasi, seperti kontraktur dan dekubitus.

H.  DAMPAK MEKANIKA TUBUH
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Menurut Alimul Hidayat, A. Aziz (2006. p.98) kesalahan dalam penggunaan mekanika tubuh dapat menimbulkan dampak sebagi berikut :
1.    Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam system musculoskeletal.
2.    Risiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Apabila seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskuloskeletal. Misalnya kelainan pada tulang vertebrae.
Untuk mempermudah pembahasan body mechanic maka perlu dipahami juga:
1.        Kesejajaran Tubuh/ Postur (Body Alignment)
     Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama, dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligamen, dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskulosmkeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan menunjang keseimbangan. Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien yang berdiri, duduk, atau berbaring.
Berdiri. Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada pasien yang berdiri sesuai hal-hal berikut :
a.       Kepala tegak dan midline
b.      Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
c.       Ketika dilihat dari posterior, tulang belakang lurus.
d.      Ketika pasien dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang belakang di garis dalam pola S terbalik. Tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung, dan tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
e.       Lengan pasien nyaman disamping.
f.       Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang dan jari-jari menghadap ke depan.
     Duduk. Perawat mengkaji kesejajaran pada pasien yang duduk dengan menobservasi hal-hal sebagai berikut :
a.       Kepela tegak, leher dan tulang belakang berada pada kesejajaran yang lurus.
b.      Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.
c.       Paha sejajar dan berada pada potongan horizontal.
d.      Kedua kaki ditopang di lantai. Pada pasien pendek tinggi, alat bantu kaki digunakan dan pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.
e.       Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior.
f.       Lengan bawah pasien ditopang pada pegangan tangan, di pangkuan atau di atas meja depan kursi.
     Berbaring. Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap tekanan. Sehingga mereka biasa merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Pemgkajian kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada pasien dengan menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya di angkat dari tempat tidur. Tubuh harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus tanpa ada lekungan yang terlihat.
2.        Keseimbangan tubuh
     Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan ini, pusat gravitasi akan berubah, menyebabkan peningkatan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan risiko jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi berada pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar penopang, keseimbangan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan postur dan merendahkan pusat gravitasi, yang dfapat dicapai dengan posisi jongkok. Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry dan Potter, 1994).
     Keseimbangan diperlukan untuk mempertahankan posisi, memperoleh kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi lain, melakukan aktivitas hidup sehari-hari, dan bergerak bebas di komunitas. Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipenagruhi oleh penyakit, gayaberjalan yang tudak stabil pada todler, kehamilan, medikasi, dan proses menua. Gangguan pada kemampuan ini merupakan ancaman untuk keselamatan fisik dan dapat menyebabkan ketakutan terhadap keselamatan seseorang dan membatasi diri dalam beraktivitas (Berg et al, 1992).

3.        Koordinasi Gerakan Tubuh
     Berat adalah gaya pada tubuh yang digunakan terhadap gravitasi. Ketika suatu objek diangkat, pengangkat harus menguasai berat objek dan mengetahui pusat gravitasi. Pada objek yang simetri pusat gravitasi berada tepat pada pusat objek. Karena manusia tidak mempunyai bentuk geosimetris yang sempurna, maka pusat gravitasinya biasa berada pada 55% sampai 57%  tinggi badannya ketika berdiri dan berada di tengah. Gaya berat selalu mengarah ke bawah, hal ini menjadi alasan mengapa objek yang tidak seimbang itu jatuh. Pasien yang tidak stabil itu jatuh karena pusat gravitasinya tidak seimbang, gaya gravitasi berat mereka yang akhirnya menyebabkan mereka jatuh. Oleh karena itu, perawat perlu mengatur irtervensi keperawatan yang melindungi pasien dari jatuh dan menjamin keselamatannya.
     Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan dengan gerakan benda. Jika perawat bergerak, berpindah, atau menggerakkan pasien di atas tempat tidur maka akan terjadi friksi. Perawat dapat mengurangi friksi denagn mengikuti beberapa prinsip dasar. Semakin besar area permukaan suatu objek yang bergerak, semakin besar friksi. Jika pasien tidak mampu pindah sendiri di tempat tidur maka lengan pasien diletakkan menyelang di dada. Hal ini meminimalkan permukaan tubuh dan mengurangi friksi.
     Pasien pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk bergerak, kemudian, bila memungkinkan, perawat menggunakan kekuatan dan gerakan paien saat mengangkat, memindahkan, atau menggerakkan pasien di atas tempat tidur. Hal ini dilakukan dengan penjelasan tentang prosedur dan memberitahu pasien ketika pasien akan bergerak. Hasilnya harus menjadi gerakan sinkron yang mana pasien dapat berpatisipasi dan friksi dapat dikurangi.
     Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat bukan mendorong pasien. Mengangkat merupakan kompenen gerakan ke atas dan mengurangi tekanan antara pasien dan tempat tidur atau kursi.

Referensi :
Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004. Buku Ajar Keperawatan Klinis
Eds 5. Jakarta : EGC

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinis Kebidanan
   Eds 2. Jakarta : Salemba Medika

Hegner, Barbara R & Caldwell, Esther. 2003. Asiten Keperawatan: Suatu pendekatan proses
keperawatan, Edisi 6, Jakarta: EGC.

Wartona, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan, Jakarta:

Selemba Medika.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat