- Trend dan issue dalam keperawatan
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan
persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan
kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru
lahir. (May & Mahlmeister, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997) Upaya menghadapi Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. .
Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997) Upaya menghadapi Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. .
Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
1. Masalah
a. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.
b. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
adalah pelayanan kesehatan yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan
masyarakat progam KB
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
d. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan
2. Penemuan Teknologi Terbaru
a. alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan
seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi
pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari
kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya.
Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin
dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk
meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
e. Robot akan digunakan untuk mengobati orang
sakit
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal)
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal)
1. Trend pendidikan dini pada janin dalam
kandungan
Anak cerdas dan kreatif berkat alunan musik
Menurut guru besar Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia itu, stimulasi meliputi stimulasi fisik-motorik dengan
“mengelus-elus” jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif
dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif dengan
menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin
efektif pengaruhnya.
Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel
otak.
Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling
pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun. Namun,
menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf dari FKUI-RSCM, dan Isye Widodo, S.Psi,
koordinator Parent Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, intervensi ini
haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuan otak
kiri, tetapi juga otak kanannya.
Oleh para pakar, organ pengontrol pikiran,
ucapan, dan emosi ini memang dibedakan atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan
fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan
artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan,
warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan
kepribadian.
Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik seperti
baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, dan peristiwa), logika, dan
analisis.
Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan
secara seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki
kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika,
dia juga mampu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik.
Sementara itu bagi ibu hamil, musik –
terutama yang klasik – bisa membebaskannya dari stres akibat kehamilan. Ini
sangat baik sebab, menurut dr. Suharwan Hadisudarmo Sp.OG. MMR, stres yang
tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi ibu yang bersangkutan dan
perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil akan meningkatkan kadar
renin angiotensin, yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan
mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini menyebabkan
pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun
terhambat. Hambatan macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu
mendengarkan musik klasik, terutama karya Mozart.
Cukup 30 menit sehari.
Mungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern, bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin. Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya.
Mungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern, bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin. Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya.
Mendengar alunan musik yang tenang, jantung
si janin berdenyut dengan tenang pula. Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan
musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si bayi.
2.
Trend dan issue dalam keperawatan anak (senam otak)
Beberapa riset menunjukkan bahwa
keberuntungan dan peluang bermula dari cara berpikir seseorang yang menentukan
pola tindakannya, Banyak orang sukses di Indonesia dan negara Timur lainnya,
menggunakan intuisi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Di pihak lain,
orang yang juga sukses di Barat justru lebih banyak menggunakan rasionya.
Berarti kesuksesan akan lebih mudah diperoleh bila kita mampu menggunakan
intuisi (otak kanan) dan rasio (otak kiri). Sayangnya, menurut riset yang
pernah dilaporkan, hanya 3% penduduk dunia yang menggunakan otaknya secara
seimbang (Olivia F, 2008)
Berikut adalah cara melatih agar otak
kiri dan otak kanan anak berkembang sama baiknya dan menjadi seimbang. Seimbang
antara kecerdasan emosional (EQ) dan Intelektual (IQ) sehingga munculah
kecedasan spritual (SQ) yang baik juga. Latihan yang bisa dilakukan adalah
:
1. Tangan kanan menepuk-nepuk kepala,
tangan kiri melakukan gerakan memutar di atas perut. Lakukan dalam 8 hitungan,
lalu lakukan yang sebaliknya.
2. Kepalkan tangan kanan dan lakukan
gerakan seperti menumbuk pada paha kanan, sementara tangan kiri melakukan
mengelus paha kiri. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.
3.
Trend dan issue dalam keperawatan dewasa (palliative dan
hospice care)
Hospice adalah suatu sistem asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien sakit kronis atau terminal bersama
keluarganya. Sistem ini khusus didesign untuk memenuhi tujuan perawatan yang
berpusat pada keluarga dan dapat melibatkan perawatan dirumah. Perawatan pada
unit day care dan tempat hospice yang sebenarnya (unit perawatan terminal).
Hospice care telah mengembangkan
filosofi yang menyatakan bahwakematian adalah sebuah proses alami yang tidak
boleh dipercepat atau ditunda dan bahwa orang tersebut harus tetap dalam
keadaan nyaman.
Hospice care adalah:
§
Perawatan yang diberikan pada orang-oranng penderita penyakit terminal
yang harapan hidupnya enam bulan atau kurang.
§
Jika diperlukan,melibatkan perawatan fisik langsung. Bersifat mendukung
keluerga pasien.
§
Diberikan difasilitasi khusus hospic, di fasilitasi peerawatan lain di
rumah. Lebih banyak dilakukan oleh asisten perawatan rumah atau asisten
keperawatan dibawah arahan pemberi asuhan kesehatan profesional.
§
Dilakukan konseling kehilangan untuk membantu orang-orang yang masih
hidup agar menerima kematian orang yang dicintainya.
§
Sebuah program di mana sukarelawan memainkan peran penting, melakukan
kunjungan pribadi yang teratur ke pasien dan keluarga.
Hospice care diberikan oleh tim yang
bekerja sama dengan Penderit penyakit terminal dan keluarganya. Tim tersebut
biasanya terdiri dari dokter, perawat profesional, asisten keperawatan, dan
profesional lain seperti pekerja sosial dan pemuka agama jika dibutuhkan dan
diinginkan.
Tujuan hospice care antara lain:
1.
Pengendalian nyeri sehingga individudapat tetap berpartisipasi aktif
dalam hidup sampai ia meninggal.
2.
Mengkoordinasikan layanan dukungan psikologis, spiritual dan sosial
untuk pasien dan keluarga.
3.
Mengadakan konseling hukumdan finansial untuk pasien dan keluarga.
Karena hospice care bersifat filosofi,
hal tersebut menjadi bagian dari panduan tindakan perawat ketika merawat orang
yang berpenyakit terminal. Perawatan ini diberikan sebagai mana perawat
memberikan perawatan yang biasa. Tetapi ada beberapa hal yang harus diingat:
o
Melaporkan nyeri dengan segera dan memberi perhatian ketat untuk
tindakan yang memberi rasa nyaman.
o
Menganjurkan orang tersebut untuk melakukan sendiri perawatan diri
sebanyak mungkin.
o
Siap sedia untuk mendengarkan. Habiskan waktu bersama pasien sebanyak
mungkin dan sebanyak yang di iginkannya.
o
Mengenal keluarga dan mendukungnya.
o
Memberi perawatan yang sama dengan yang akan diberikan jika diagnosa
terminal belum di putuskan.
o
Melakukan semua aktivitas dengan hormat dan menghargai.
perawatan paliatif adalah perawatan
yang di lakukan secara aktif pada penderita yang sedang sekarat atau dalam fase
terminalakibat penyakit yang di deritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon
terhadap terapi kuratif yang di sebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan
ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya.
Menurut WHO pada 2005 perawatan
palliative adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup, dengancara merigankan rasa nyeri dan penderitaan lain, memberikan
dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa di tegakkan sampai akhir
hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/ berduka.
Lebih lanjut, organisasi kesehatan
dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan palliative berpijak pada pola dasar
berikut ini:
1.
Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang
normal.
2.
Tidak mempercepat atau menunda kematian
3.
Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
4.
Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
5.
Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6.
Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita pad keluarga.
Tujuannya adalah meningkatkan kualitas
hidup penderita kanker pada stadium terminal. Upayanya dengan pencegahan,
deteksi dini, serta mengatasi gejala dan masalah psikososial
4.
Trend dan issue dalam keperawatan jiwa (psikososial)
Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam
keperawatan jiwa diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kesehatan
jiwa dimulai masa konsepsi
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai
pada saat onsetterjadinya sampai klien mengalami
gejala-gejala. Di Indonesia banyak gangguan jiwaterjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang sekali melihat fenomena
masalahsebelum anak lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalahkesehatan
jiwa harus dimulai dari masa konsepsi atau bahkan harus dimulai dari masa pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan
adanya keterkaitan masa dalamkandungan
dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan datang.Penelitian-penelitian
berikut membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa
konsepsi
2) Trend
peningkatan masalah kesehatan jiwa
Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai
contoh jumlah penderitasakit jiwa di provinsi
lain dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkat.Penderita tidak lagi didominasi masyarakat kelas bawah,
kalangan pejabat danmasyarakat lapisan menengah ke atas juga
tersentuh gangguan psikotik dan depresif.Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang
ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJmenunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun
usia.
3) Kecenderungan
faktor penyebab gangguan jiwa
Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi
berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi,
dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa
di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yangsangat serius. WHO (2001) menyataan, paling tidak ada
satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental.
4) Kecenderungan
situasi di era globalisasi
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan
bebas sebagai ciriglobalisasi, akan berdampak pada semua faktor
termasuk kesehatan. Perawat dituntutmampu
memberikan askep yang profesional dan dapat mempertanggung jawabkansecara
ilmiah. Perawat dituntut senantiasa mengembangkan ilmu dan teknologi
di bidang keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Perawat jiwa dalam era
globalharus membekali diri dengan
bahasa internasional, kemampuan komunikasi dan pemanfaatan
teknologi komunikasi, skill yang tinggi dan jiwa entrepreneurship.
5) Perubahan Orientasi Sehat
Pengaruh
globalisasi terhadap perkembangan pelayanan
kesehatan termasuk keperawatan adalah tersedianya alternatif
pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan.(persaingan
kualitas).tenaga kesehatan(perawat “jiwa”) harusmempunyai standar global dalam memberikan pelayanan kesehatan, jika
tidak ingin ketinggalan. Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator kesehatan
jiwa di masa mendatang bukan lagi masalah klinis seperti prevalensi gangguan
jiwa. melainkan berorientasi pada konteks kehidupan sosial. Fokus
kesehatan jiwa bukan hanya menangani orang sakit, melainkan pada peningkatan
kualitas hidup. Jadi konsepkesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit, tetapi
kondisi optimal yang ideal dalam perilaku
dan kemampuan fungsi social Paradigma sehat Depkes, lebih menekankanupaya proaktif untuk pencegahan daripada menunggu
di RS, orientasi upayakesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif)
dan promotif. Penangan kesehatan jiwa bergeser dari hospital base menjad
community base.Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :
a) Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia
pun yg diperalatoleh orang lain. Oleh karena itu seharusnya
tidak ada yang diperalat/ memperalatdiri
sendiri, dimana manusia itu menjadi pusat dari semua aktivitas ekonomimaupun
politik diturunkan pada tujuan perkembangan diri manusia.
b) Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam
pekerjaannya, merangsang perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu
membuat manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa seni
dan perilaku normatif kolektif.
c) Masyarakat terhindar dari sifat-sifat rakus,
eksploitatif, pemilikan berlebihan,narsisme, tidak mendapatkan kesempatan
meraup keuntungan material tanpa batas.
d) Kondisi
masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam dimensi-dimensiyang dapat dipimpin dan diobservasi. Partisipasi
aktif dan bertanggung jawabdalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan struktur
masyarakat sehat,kuncinya : Setiap orang harus meningkatkan kualitas
hidup yang dapat menjaminterciptanya kondisi sehat yang sesungguhnya. Mandiri
dan tidak bergantung padaorang lain merupakan orientasi paradigma kesehatan
jiwa
6) Kecenderungan Penyakit
Masalah kesehatan jiwa akan menjadi “The global burdan of
disease“ (Michard &Chaterina, 1999). Hal ini akan menjadi tantangan bagi
”Public Health Policy” yang secara tradisional
memberi perhatian yang lebih pada penyakit infeksi.
Standar pengukuran untuk kebutuhan kesehatan global secara
tradisional adalah angka kematian akibat
penyakit. Ini telah menyebabkan gangguan jiwa seolah-olah bukan masalah.
Dengan adanya indikator baru, yaitu DALY (Disabilitty Adjusted Lfe Year)diketahuilah bahwa gangguan jiwa merupakan masalah
kesehatan utama secara internasional. Perubahan
sosial ekonomi yang amat cepat dan situasi sosial politik yang
tidak menentu menyebabkan semakin tigginya angka pengangguran, kemiskinan,
dankejahatan, situasi ini dapat
meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan jiwadalam kehidupan
manusia ( Antai Otong, 1994).
7) Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang
pengalaman trauma yangumum di alami manusia
dlm kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan dan
berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian. Merekamenjdi manusia yang
invalid dlam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjaditidak produktif.
Trauma bukan semata2 gejala kejiwaan yang bersifat individual,trauma muncul
sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi
tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.
8) Meningkatnya
Masalah Psikososial
Lingkup masalah kesehatan jiwa, sangat luas dan kompeks
juga saling berhubungandengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada
undang-undang Nomor 23Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Jiwa
(psychitri), secara garis besar masalah kesehatan jiwa
digolongkan menjadi :
i.
Masalah perkembangan manusia yang harmonis
dan peningkatan kualitas, hidupyaitu masalah
kejiwaan yang berkait dengan makna dan nilai-nilai kehidupanmanusia,
misalnya:
·
Masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan
lifecycle kehidupan manusia,mulai dari
persiapan pranikah, anak dalam kandungan, balita, anak, remaja,dewasa,
usia lanjut.
·
Dampak dari menderita penyakit menahun yang
menimbulkan disabilitas.
·
Pemukiman yang sehat.
·
Pemindahan tempat tinggal
ii.
Masalah Psikososial
yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagaiaikbat
terjadinya perubahan sosial, misalnya
·
Psikotik gelandangan
(seseorang yang berkeliaran di tempat umum dandiperkirakan
menderita gangguan jiwa psikotik dan dianggap menggangguketertiban/keamanan
lingkungan).
·
Pemasungan penderita gangguan jiwa.
·
Masalah anak jalanan.
·
Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan).
·
Penyalahgunaan Narkotika dan psikotropika.
·
Masalah seksual (penyimpangan seksual,
pelecehan seksual, dan lain-lain).
·
Tindak kekerasaan sosial
(kemiskinan, penelataran tidak diberi nafkah,korban kekerasaan pada anak
dan lain-lain).
·
Stress pascatrauma
(ansietas, gangguan emosional, berulangkali merasakankembali suatu pengalaman
traumatik, bencana alam, ledakan, kekerasaan, penyerangan/penganiyaan
secara fisik atau seksual, termasuk pemerkosaan,terorisme dan lain-lain).
·
Pengungsi/imigrasi (masalah psikis atau
kejiwaan yang timbul sebagai akibatterjadinya suatu perubahan sosial, seperti
cemas, depresi, stress pascatrauma,dan lain-lain.
iii.
Masalah usia lanjut yang terisolasi
(penelataran, penyalahgunaan fisik, gangguan psikologis,
gangguan penyesuaian diri terhadap perubahan, perubahan minat,gangguan
tidur, kecemasan, depresi, gangguan pada daya ingat, dll).
iv.
Masalah kesehatan tenaga
kerja ditempat kerja (kesehatan jiwa tenaga kerja, penurunan
produktivitas, stress di tempat kerja, dan lain-lain).
9) Trend
Bunuh Diri pada Anak dan Remaja
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003
mengungkapkan bahwasatu juta orang bunuh diri dalam setiap
tahunnya atau terjadi dalam seiap 40 detiknya.Bunuh
diri juga termasuk satu dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34tahun,
selain faktor kecelakaan.
10) Masalah Napza dan HIV/AIDS
Gangguan penggunaan zat adiktif ini sangat berkaitan dan
merupakan dampak dari pembangunan serta teknologi dari suatu negara yang
semakin maju. Hal terpentingyang mendukung merebaknya NAPZA di negara kita
adalah perangkat hukum yang lemah bahkan terkadang oknum aparat hukum
seringkali menjadi backing, ditambah dengan
keragu-raguan penentuan hukuman bagi pengedar dan pemakai, sehingga dampaknya SDM Indonesia kalah dengan Malaysia yang
lebih bertindak tegas terhadap
pengedar dan pemakai NAPZA.
11) Pattern
Of Parenting dalam Keperawata Jiwa
Dengan banyaknya bunuh diri dan depresi pada anak, maka
saat ini pola asuh keluarga menjadi
sorotan. Pola aush yang baik adalah pola asuh dimana orang tua menerapkan
kehangatan tinggi yang disertai dengan kontrol yang tinggi. Kehangatan adalah upaya-upayayang dilakukan orang
tua agar anak dekat dan berani bicara pada orang tuanya pada saat anak
mendapatkan masalah. Orang tua menjadi teman dalam express feeling
anak sehingga anak menjadi sehat jiwanya.Kontrol
yang tinggi adalah bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin
dirumahnya.
12) Masalah Ekonomi dan Kemiskinan
Masalah ekonomi merupakan
masalah yang paling dominant menjadi pencetus gangguan jiwa diIndonesia. Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi
kenaikan BBM selalu dsertaidengan peningkatan dua kali lipat angka gangguan
jiwa. Hal ini diperparah dengan biaya sekolah yang mahal, biaya pengobatan
tak terjangkau dan penggusuran yangkerap terjadi.
Trend dalam pelayanan keperawatan
mental psikiatri
Sejarah Keperawatan mental psikiatri
muncul sebagai sebuah profesi pada awal abad ke-19. Kemudian sejak tahun 1940
keperawatan mental psikiatri mulai berkembang pesat,tetapi pelayanan masih terpusat di Rumah Sakit (Antai Otong, 1994). Hal
ini terjadisejalan dengan program deinstitusionalisasi. Deinstitusionalisasi
adalah suatu program pembebasan klien gangguan jiwa kronik dari institusi
rumah sakit dan mengembalikan mereka
ke lingkungan rehabilitas di masyarakat (Lefley, 1996). Angka kejadian gangguan jiwa dapat diminimalkan dengan
menggunakan cara-cara preventif sepertimenemukan kasus-kasus secara dini,
diagnosa dini da intervensi krisis (Gerald Kaplandikutip oleh Antai
Otong, 1994).
Trend pelayanan keperawtan mental
psikiatri di era globalisasi
·
Sejalan dengan program deinstitusiomalisasi yang di dukung dengan di
temukannya obat psikotropika yang terbukti dapat mengontrol prilaku klien
gangguan jiwa, peran perawat tidak terbatas di RS , tetapi di tuntut lebih
sensitive terhadap lingkungan sosialnya, serta berfokus pada pelayanan preventif
dan promotif.
·
Perubahan hospital based care menjadi community based care = trend yang
signifikan dalam pengobatan gangguan jiwa
Perawat mental psikiatri harus meng
integrasikan diri dalam community mental health, dengan 3 kunci utama:
1.
Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta
hubungan perawat dengan profesi lain di komunitas.
2.
Reformasi dalam pelayanan kesehatan menuntut perawat mendefinisikan
perannya,
3.
Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan promosi
kesehatan sudah saatnya mengembangkan community based care.Pengembangan
pendidikan keperawatan sangat penting terutama keperawatan mental psikiatri
baik dalam jumlah maupun kualitas.
Issue pelayanan keperawatan mental
psikiatri
1.
Stuart Sundeen (1998) mengemukakan bahwa hasil riset Keperawatan
Jiwamasih sangat kurang.
Pelayanan keperwatan mental psikiatri
, kurang dapat di pertaanggung jawabkan karena masih kurangnya riset keperawtan
jiwa klinik.
Perawat psikiatri, kurang siap
menghadapi pasar bebas karna pendidikan yang rendah dan belum ad licence untuk
praktek yang di akui secara internasional.
2.
Pembadaan perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman sering kali
tidak jelas “position description” job responsibility dan sistem reward dalam
pelayanan.
3.
Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan dari peserta didik(mahasiswa
keperawatan.
4.
Di negara lain pun mempunyai kecenderungan yang sama, hasil penelitian
di Irelandmenunjukkan bahwa mahasiswa
mempunyai persepsi yang salah tentang peran perawat psikiatri (Wells,
2000).
5.
Trend dan issue dalam keperawatan komunitas (home care)
Pengertian home care
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah
satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan
oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan
pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan
disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care
melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi keduanya.
(Warhola C, 1980).
Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :
Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan @ memandirikan klien dan keluarganya,
Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan @ melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,
Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek @ administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :
Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan @ memandirikan klien dan keluarganya,
Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan @ melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,
Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek @ administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Pelayanan keperawatan Home Care Meliputi :
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994).
Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994).
Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan.
Faktor-faktor yang mendorong perkembangan
perawatan kesehatan di rumah adalah :
Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak @ efisien lagi apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan,
Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada @ kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama,
Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan @ bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen,
Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan @ kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,
Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian @ klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes, 2002).
Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak @ efisien lagi apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan,
Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada @ kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama,
Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan @ bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen,
Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan @ kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,
Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian @ klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes, 2002).
Tujuan Perawatan
Kesehatan Home Care
Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :
·
Membantu klien memelihara atau meningkatkan
status kesehatan dan kualitashidupnya,
·
Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan
perawatan pada anggota keluarga denganmasalah kesehatan dan kecacatan,
·
Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan
antar keluarga,
·
Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah
dan mendapatkan perawatan yangdiperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,
·
Biaya kesehatan akan lebih terkendali.
- Filosofi modern nursing menurut
Florance Nightingale
Nightingale
sebagai prioner di era modern dalam pengembangan keperawatan, mengembangkan
teori keperawatan yang sangat di pengaruhi oleh pandangan filosofinya tentang
interaksi manusia/ klien dengan lingkungannya. Ia melihat penyakit sebagai
proses pergantian atau perbaikan (reparative proses). Upaya membantu proses
perbaikan atau pergantian tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan manipulasi
lingkungan eksternal. Manusia mempunyai kemampuan alamiah terhadap proses
penyembuhan.
Florence merupakan salah
satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui
filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya.
inti dari teori Florence
Nightingale tentang falsafah keperawatan adalah lingkungan
berpengaruh terhadap proses pemulihan klien.pengaruh
lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan
keperawatan, serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau
juga membedakan
praktek keperawatan
dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang
sehat.
menurut
pandangannya lebih menekankan pada
lingkungan fisik daripada lingkungan social dan lingkungan psikologik. Lingkungan ini meliputi 4
komponen yang mempengaruhi kesehatan
individu yaitu: udara bersih, air yang bersih, pemeliharaaan lingkungan yang efisien, kebersihan, dan penerangan
cahaya. Perawat / tenaga kesehatan masih
belum maksimal dalam memperhatikan masalah lingkungan baik di kilinik maupun di
rumah sakit. Di rumah sakit: pengaturan
ruangan, kebersihan ruangan, pencahayaan, kondisi ruang mandi masih sering
kurang diperhatikan. Di masyarakat, kondisi lingkungan rumah juga masih juga merupakan masalah yang belum maksimal teratasi yang sering menimbulkan masalah kesehatan.
Assalam , kk ini ngmbl nya dmn mna ? btuh nama pnulis nya
ReplyDeletetrmksh