A.
Kebutuhan
tidur dan pola tidur normal sesuai umur
Durasi
dan kualitas tidur beragam diantara
orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup
beristirahat tidur dengan 4 jam tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam.
1.
Neonatus
Neonatus sampai usia 3 bulan,rata rata tidur sekitar 16 jam sehari. Bayi yang
lahir tanpa medikasi lahir keadaan
terjaga mata terbuka lebar dan mengisap kencang. Setelah sekitar 1 jam bayi baru lahir menjadi diam dan kuarng
responsif terhadap stimulus internal dan eksternal. Periode tidur berakhir
beberapa menit sampai 2 sampai 4 jam
setelah kemudian bayi terbagun lagi dan seringkali menyebabkan tangisan karena
terlalu responsif terhadap stimulus. Stimulus lapar,nyeri,dan dingin. Pada
minggu pertama bayi baru lahir tidur degan konstan. Kira-kira 50% dari tidur
ini adalah tidur REM, yang menstimulasi pusat otak tertinggi, hal ini di anggap
esensia l bagi perkembagan karena
neonatus tidak tejaga cukup lama untuk menstimulasi eksternal yang yang
bermakna.
2.
Bayi
Beberapa bayi
tidur 22 jam perhari, bayi lain lahir 12 jam sampai 14 jam perhari.
Sekitar 20%-30% tidur adalah tidur REM. Pertama- pertama bayi terbangun setiap
3 sampai 4 jam,makan dan kemudian kembali tidur. Periode terjaga penuh
mengalami peningkatan secara betaha-,tahap selama beberapa bulan pertama. Pada
bulan keempat, sebagian bayi tidur sepanjang malam dan menetap -kan pola tidur
siang yang bervariasi pada setiap
individu. Namun mereka umum nya terbagun lebih awal di pagi hari. Diakhir tahun
pertama, seorang bayi biasanya tidur siang sebanyak 1 atau 2 kali sehari dan
tidur 14 jam tiap 24 jam.
Sekitar setengah
dari waktu tidur bayi di habiskan pada tahap tidur ringan. Selama tidur
ringan,bayi melakukan sebagian besar aktivitas seperti bergerak, berdeguk dan
batuk. Orang orang tua perlu memastikan
bahwa bayi benar-benar
terbangun sebelum mengangkat
mereka untuk di beri makan dan di ganti pakaian. Banyak bayi mulai terbangun
kembali di tengah malam pada usia antara 5 sampai 9 bulan.
3.
Todler
Pada usia 2 tahun, anak-anak biasa nya tidur sepanjang malam dan tidur
siang setiap hari. Total tidur rata-rata 12 jam perhari. Tidur siang dapat hilang pada usia 3 tahun. Hal yang umum bagi
todler terbagun pada malam hari. Persentasi
tidur REM berlanjut menurun selama periode ini todler tidak ingin tidur
pada malam hari ketidakinginan ini dapat berhubungan dengan kebutuhan untuk
otonomi, atau takut perpisahaan. Todler mempunyai kebutuhan untuk mengeksplorasi
dan memuaskan keingin tahuannya, yang dapat menjelaskan mengapa beberapa dari
mereka mencoba untuk menunda waktu
tidur.
4.
Prasekolah
Rata-rata
tidur anak usia persekolah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20% adalah REM).
Pada usia 5 tahun, anak persekolah jarang tidur siang. Kecuali pada kebudayaan
yaitu siesta adalah kebiasaan.Anak usia persekolah biasa nya mengalami
kesulitan untuk rileks atau diam setelah hari-hari yang aktif.Anak usia
prsekolah juga mempunyai masalah dengan ketakutan waktu tidur, terjaga pada malam
hari,atau mimpi buruk,orang tua paling berhasil untuk membawa anak prasekolah
untuk tidur dengan membina ritual yang konsisten yang mencakup aktivitas waktu
tenang sebelum waktu tidur.
5.
Anak
usia sekolah
Jumlah tidur yang di perlukan pada
usia sekolah bersifat individual di karenakan status aktifitas dan tingkat
kesehatan berpariasi. Anak usia sekolah biasa nya tidak membutuhkan tidur
siang. Pada usia 6 tahun akan tidur malm rata-rata 11 sampai 12 jam,sementara
anak usia 11 tahun tidur sekitar 9 sampai 10 jam. Anak usia 6
atau 7 tahun biasanya dapat di bujuk untuk tidur dengan mendorong melakukan
aktifitas yang tenang . Anak yang lebih tua sering kali menolak tidur karena
ketidak- sadaran terhadap kelelahan atau kebutuhan mandiri. Anak usia sekolah akan menjadi lelah pada
hari berikut nya jika diizin kan untuk
tinggal lebih lama dari biasa nya.Anak yang lebih tua meminta waktu tidur yang
lebih larut sebagai suatu simbol dominan dari anak yang lebih muda.
6.
Remaja
Remaja memperoleh sekitar 7 ½ jam
untuk tidur setiap malam pada saat kebutuhan
tidur yang aktual meningkat, remaja umumnya mengalami sejumlah perubahan
yang sering kali mengurangi waktu tidur. Biasa nya orang tua tidak lagi
terlibat pada penataan waktu tidur yang spesipik. Tuntutan sekolah, kegiatan
sosial setelah sekolah,dan perkerjaan penuh waktu menekan waktu yang tersedia
waktu tidur. Remaja tidur lebih larut dan bangun lebih cepat pada waktu sekolah
menengah atas. Harapan sosial yang umum adalah remaja membutuhkan tidur. Yang sedikit
dari pada para remaja.
7.
Dewasa
muda
Kebanyakan dewasa muda tidur malam
hari rata-rata 6 samapai 8 ½
jam,tetapi hal ini berpariasi.
Dewasa muda jarang sekali tidur siang. Kurang dari 20% waktu tidur yang di
habiskan yaitu tidur REM,yang tetap konsiten sepanjang hidup. Dewasa muda muda yang sehat membutukan
cukup tidur untuk berpastisipasi dalam kesibukan aktivitas yang mngisi
hari-hari mereka. Akan tetapi,adalah hal yang umum untuk tuntutan gaya hidup
yang mengganggu pola tidur yang umum. Stres perkejaan, hubungan keluarga,dan
aktivitas sosial dapat mngarah pada insomnia .
8.
Dewasa
tengah
Selama masa dewasa tengah total
waktu yang di gunakan untuk tidur malam hari mulai menurun. Jumlah tidur tahap
4 mulai menurun, suatu penurunan
yang berlanjut dengan bertambah nya usia. Gangguan tidur sering kali
mulai di diagnosa diantara orang-orang pada rentang usia ini bahkan ketika
gejola dari ganguan yang telah ada untuk di sebabkan oleh penuaan oleh
perubahan stress usia menengah. Gangguan tidur dapat di sebabkan oleh
kecemasan,depresi,atau penyakit pisik ringan tertentu. Wanita yang mngalami
gejala menopause dapat mngalamai insomnia.anggota kelompok usia ini dapat
terggantung pada obat tidur.
9.
Lansia
Jumlah tidur total tidak berubah
sesuai pertambahan usia.Akan tetapi,kualitas tidur kelihatan menjadi berubah
pada kebanyakan lansia. Episode tidur REM cenderung memendek. Terdapat
penurunan yang progresif pada tahap tidur REM 3 dan 4,berapa lansia hampir
tidak memiliki tahap 4 atau tidur yang dalam. Seorang lasia yang terbangun
lebih sering di malam hari,dan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur.
Akan tetapi pada lansia yang berhasil beradaptasi terhadap perubahan pisiologis
dan fisikologis dalam penuaan lebih mudah memelihara tidur REM dan keberlangsungan dalam siklus tidur mirip
dengan dewasa muda.
Keragaman dalam prilaku tidur lansia adalah umum. Keluhan tentang
kesulitan tidur waktu malam sering kali terjadi diantara lansia,sering kali
akibat keberadaan penyakit kronik yang lain.Sebagai contoh,seorang lansia yang
mngalami akritis mempunyai kesulitan tidur akibat nyeri sendi. Kecenderungan
untuk tidur siang kelihatan nya meningkat secara progresif dengan bertambah nya
usia. Peningkatan waktu siang hari yang di pakai untuk tidur dapat terjadi
karena seringnya terbangun pada malam hari.
REFERENSI :
Wartonah, Tarwoto. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC.
bermanfaat sekali;)
ReplyDelete