A.
GANGGAUAN
TIDUR
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak
diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan
munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut: insomnia; gerakan atau
sensasi abnormal di kala tidur atau ketika terjaga di tengah malam; atau rasa
mengantuk yang berlebihan di siang hari (Naylor dan Aldrich,1994).banyak orang
dewasa di amerika serikat memiliki hutang tidur yang signifikan karena ketidak
adekuatan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidur malamnya dan mengalami hipersomnolen
disiang hari selama melaksanakan aktivitas sehari-hari (National Commission On
Sleep Disorders Research, 1993).
Gangguan tidur telah
diklasifikasi menjadi empat kategori utama (Thorpy, 1994) lihat kotak di
bawah).
Klasifikasi gangguan tidur
|
|
DISOMNIA
a.
Gangguan tidur
intrinsic
·
Insomnia
psikofisiologis
·
Narkolepsi
·
Sindrom apnea
tidur
·
Gangguan
gerakan ekstremitas periodic
b.
Gangguan tidur
ekstrinsik
·
Hygiene tidur
yang tidak adekuat
·
Sindrum tidur
yang tidak adekuat
·
Gangguan tidur
tergantung hipnotik
·
Gangguan tidak
tergantung alcohol
c.
Gangguan tidur
irama sirkandian
·
Sindrum
perubahan waktu tidur (jet lag)
·
Gangguan tidur
karena jam kerja
·
Sindrom fase
tidur tertunda
|
GANGGUAN TIDUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PSIKIATRIK
·
Gangguan alam
perasaan
·
Gangguan
kecemasan
a.
Berhubungan
dengan gangguan neurologis
·
Demensia
·
Parkinsonisme
b.
Berhubungan
dengan gangguan medis lain
·
Iskemia
jantung nikturnal
·
Penyakit paru
menahun
|
PARASOMNIA
a.
Gangguan
terjaga
·
Berjalan dalam
tidur (somnabolisme)
·
Terror tidur
b.
Gangguan
transisi tidur-bangun
·
Berbicara
dalam tidur
·
Kram tungkai
nikturnal
c.
Parasomnia
(tidur REM)
·
Mimpi buruk
·
Gangguan
perilaku tidur REM
d.
Parasomnia
yang lain
·
Bruksisme
(menggertakkan gigi)
·
Enuresis
(ngompol)
·
Sindrom
kematian mendadak
|
GANGGUAN TIDUR YANG MASIH DI USULKAN
Gangguan
tidur yang berhubungan dengan mentruasi sindrom tersedak sewaktu tidur.
|
Disomnia adalah gangguan primer yang
berasal dari system tubuh yang berbeda dan dibagi lagi menjadi tiga kelompok
besar. Gangguan intrinsic meliputi gangguan untuk memulai dan mempertahankan
tidur, yaitu berbagai bentuk insomnia dan gangguan rasa kantuk yang berlebihan
seperti narkolepsi dan apnea tidur obstruktif. Gangguan tidur ektrinsik terjadi
akibat beberapa factor ekternal, yang jika dihilangkan menyebabkan hilangnya
gangguan tidur. Gangguan irama sirkandian sewaktu tidur terjadi karena ketidak
sejajaran antara waktu tidur dan apa yang di inginkan oleh individu atau norma
social. Parasomnia adalah perilaku
tidak diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur: gangguan terjaga,
terjaga sebagian, atau selama selama transisi dalam siklus tidur atau dari
tidur ke terbangun. Banyak gangguan tidur
medis dan psikiatrik yang berhubungan dengan gangguan tidur dan bangun.
Gangguan tidur tersebut dibagi menjadi gangguan tidur yang berhubungan dengan
psikiatrik, noerologik, atau gangguan medis lainnya. Gangguan tidur yang masih
bersifat usulan adalah gangguan baru yang belum memiliki banyak informasi yang
adekuat mengenai keberadaan gangguan tersebut.
Tidur bagi manusia adalah hal yang
sangat penting, karena tidur mengendalikan irama kehidupan kita sehari-hari.
Jika kita kurang tidur atau mengalami gangguan dalam tidur, maka hari-hari kita
akan menjadi lambat dan kurang bergairah. Sebaliknya tidur yang cukup dan
berkualitas akan membantu kita memiliki energi dan gairah dalam menjalani
aktifitas sehari-hari. Setiap manusia menghabiskan seperempat sampai sepertiga
dari kehidupannya untuk tidur. Menurut penelitian, hampir setiap manusia pernah
mengalami masalah tidur. Satu dari tiga orang dilaporkan mengalami gangguan
tidur dan satu dari sembilan orang memiliki masalah tidur yang cukup serius.
Karena beberapa masalah tidur dapat diatasi oleh individu yang bersangkutan dan
yang lain memerlukan bantuan dokter, maka diagnosis diri menjadi sangat
penting.
Berikut
adalah penjelasan berbagai jenis masalah tidur. Masing-masing masalah ini
berbeda cara penanganannya. Kadang-kadang beberapa masalah memerlukan campur
tangan dokter ahli jiwa (psikiater).
1.
Insomnia
Insomnia
adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala
selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih
dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di
tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita terbangun
lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur. Ada tiga
jenis gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset insomnia), selalu
terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh
lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Cukup banyak orang
yang mengalami satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini. Dalam penelitian
dilaporkan bahwa di Amerika Serikat sekitar 15 persen dari total populasi
mengalami gangguan insomnia yang cukup serius.
Gangguan tidur insomnia merupakan gangguan yang belum serius jika Anda alami kurang dari sepuluh hari. Untuk mengatasi gangguan ini kita dapat menggunakan teknik-teknik relaksasi dan pemrograman bawah sadar. Yang penting kita harus dapat menjaga keseimbangan frekuensi Gelombang Otak (Brainwave) agar sesering mungkin berada dalam kondisi relaks dan meditatif sehingga ketika kita harus tidur kita tidak mengalami kesulitan untuk menurunkan Gelombang Otak (Brainwave) ke frekuensi Delta.
2. Narcolepsy
Narcolepsy adalah gangguan tidur yang diakibatkan oleh gangguan psikologis dan hanya bisa disembuhkan melalui bantuan pengobatan dari seorang dokter ahli jiwa. Penyakit ini berbeda dengan insomnia yang terjadi secara terus menerus. Justru penderita narcolepsy ini terkena serangan secara mendadak pada saat yang tidak tepat, seperti sedang memimpin rapat – biasanya terjadi serangan pada kondisi emosi yang tegang seperti: marah, takut atau jatuh cinta. Serangan narcolepsy dapat melumpuhkan seseorang dalam beberapa menit ketika dia masih sadar dan secara tiba-tiba membawanya ke alam mimpi.
Narcolepsy adalah gangguan tidur yang diakibatkan oleh gangguan psikologis dan hanya bisa disembuhkan melalui bantuan pengobatan dari seorang dokter ahli jiwa. Penyakit ini berbeda dengan insomnia yang terjadi secara terus menerus. Justru penderita narcolepsy ini terkena serangan secara mendadak pada saat yang tidak tepat, seperti sedang memimpin rapat – biasanya terjadi serangan pada kondisi emosi yang tegang seperti: marah, takut atau jatuh cinta. Serangan narcolepsy dapat melumpuhkan seseorang dalam beberapa menit ketika dia masih sadar dan secara tiba-tiba membawanya ke alam mimpi.
3. Hypersomnia
Gangguan ini adalah kebalikan dari insomnia.
Seringkali penderita dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Para penderita
hypersomnia membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari ukuran normal.
Meskipun penderita tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa
letih dan lesu sepanjang hari. Namun gangguan ini tidaklah terlalu serius dan
dapat diatasi sendiri oleh penderita dengan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen diri.
4.
Apnea
Apnea
merupakan salah satu gangguan tidur yang cukup serius. Lebih dari 5 juta
penduduk Amerika Serikat mengalami gangguan ini. Faktor risiko terkena gangguan
ini antara lain: kelebihan berat badan (overweight), usia paruh baya terutama
pada wanita, atau usia lanjut (lansia) yang pernah mengalami ketergantungan
obat. Apnea adalah penyakit yang disebut juga ”to fall asleep at the wheel”
karena sering dialami ketika penderita sedang mengemudikan mobil. Apnea terjadi
karena fluktuasi atau irama yang tidak teratur dari denyut jantung dan tekanan
darah. Ketika terserang, penderita seketika merasa mengantuk dan jatuh
tertidur. Penderita apnea mengalami kesulitan bernafas bahkan berhenti bernafas
pada saat tidur ketika terserang gangguan ini (dalam bahasa Jawa disebut
”tindihan”). Fluktuasi denyut jantung dan tekanan darah yang tinggi dapat
menyebabkan kematian seketika pada penderita.
5. enuresa
Enuresa
merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau biasa juga
disebut dengan istilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
enuresa nocturnal, merupakan mengompol di waktu tidur; dan enuresa diurnal,
mengompol pada saat bangun tidur. Enuresa nocturnal umumnya merupakan gangguan
pada tidur REM.
6. mengigau
Mengigau
dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu sering dan di luar kebiasaan.
Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa hamper semua orang pernah mengigau dan terjadi
sebelum tidur REM.
7.
Deprivasi tidur
Gangguan berkepanjangan dalam
jumlah, kualitas dan konsistensi tidur dapat memicu sebuah sindrom yang disebut
deprivasi (kurang) tidur. Ini
bukan merupkan gangguan tidur tetapi
merupakan akibat dari gangguan tidur. Deprivasi tidur dapat menimbulkan
beragam gejala fisiologis dan perilaku,
keparahannya bergantung pada tingkat deprivasi. Dua tipe utama deprivasi tidur adalah deprivasi REM dan
deprivasi NREM. Kombinasi kedua deprivasi tersebut dapat meningkatkan keparahan gejala.
B. Asuhan Keperawatan Pada Bayi
Diagnosa
1. Gangguan
tidur berhubungan dengan
a. Ruam
popok
b. lapar
c. rasa
takut
d. lingkungan
Intervensi
1.
Gangguan
tidur berhubungan dengan
a. Ruam
popok
Tujuan: meningkatkan kenyamanan dan
menghindari kelembaban pada bagian bokong
1) Perhatikan sirkulasi udara tetap terjaga
2) Hindari
penggunaan popok yang terbuat dari karet dan plastic
3) Jaga
agar kulit tetap kering
b. Lapar
Tujuan: menghindari rasa nyeri pada
perut
1) Anjurkan
ibu untuk memberikan asupan makanan sebelum tidur
2) Anjurkan
ibu untuk membuat jadwal makan untuk bayi
3) Anjurkan
ibu untuk memberikan susu hangat sebelum tidur
c. Rasa
takut
Tujuan: menghilangkan rasa takut
1) Anjurkan
ibu untuk menemani bayi sampai benar-benar tidur
2) Anjurkan
ibu untuk mengecek keadaan bayi saat tidur
3) Anjurkan
ibu berada di dekat bayi saat terbangun
d. lingkungan
Tujuan: menciptakan
kenyamanan dan mencegah ketegangan saat tidur
1) Anjurkan
ibu untuk meminimalisir kebisingan
2) Anjurkan
ibu untuk membersihkan tempat tidur
2.
Resiko
gangguan itegritas kulit
Tujuan: untuk menghindari
terjadinya iritasi pada kulit
a. Hindari
pemakaian deterjen yang berlebihan
b. Hindari
pemakaian popok yang terlalu lama
c. Hindari
pemakaian popok yang terlalu ketat
d. Anjurkan
posis yang selang-seleng pada bayi
Rasionalisasi
a. Ruam
popok
1. Dengan
menjaga sirkulasi udara bagian bokong dapat berkontak langsung dengan udara
2. Dengan
menghindari penggunaan popok yang terbuat dari karet dan plastik kulit bayi
tetap terjaga.
3. Dengan
menjaga kulit tetap kering bayi teras lebih nyaman
b. Lapar
1. Dengan
menganjurkan ibu untuk memberikan asupan makanan sebelum tidur meminimalisir
bayi terbangun
2. Dengan
menganjurkan ibu untuk membuat jadwal makan untuk bayi diharapkan pola makan
bayi lebih terarah dan teratur
3. Dengan
menganjurkan ibu untuk memberikan susu hangat sebelum tidur merangsang tidur
c. Rasa
takut
1. Dengan
menganjurkan ibu untuk menemani bayi sampai benar-benar tidur dharapkan si bayi
tidak merasa takut saat hendak tidur.
2. Dengan
menganjurkan ibu untuk mengecek keadaan bayi saat tidur agar saat bayi
tersentak tidak merasa takut.
3. Dengan
menganjurkan ibu berada di dekat bayi saat terbangun agar bayi tidak merasa
takut.
d. Lingkungan
1. Dengan
menganjurkan ibu untuk meminimalisir kebisingan agar bayi dapat tidur dengan
lelap
2. Dengan
menganjurkan ibu untuk membersihkan tempat tidur di harapkan bayi dapat tidur.
Resiko
gangguan itegritas kulit
1. Dengan
menganjurkan ibu menghindari pemakaian deterjen yang berlebihan mencegah
iritasi pada kulit bayi.
2. Dengan
menganjurkan ibu menghindari pemakaian popok yang terlalu lama kulit bayi tidak
lembab.
3. Dengan
menganjurkan ibu menghindari pemakaian popok yang terlalu ketat agar ada ruang
untuk masuk udara pada area bokong.
4. Dengan
menganjurkan ibu untuk memutar posisi yang selang-seleng pada bayi dapat
meningkatkan kenyamanan pada bayi.
Evaluasi
1.
Gangguan
tidur berhubungan dengan
a. Ruam
popok
S:
Ibu bayi mengatakan bahwa ruam popoknya sudah menghilang
O:
Kemerahan pada kulit bayi sudah menghilang
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi yang telah dibuat
I:
Menganjurkan ibu bayi untuk memantau terus kondisi popoknya.
E:
Masalah teratasi
b. Lapar
S:
Ibu bayi mengatakan bahwa anaknya dapat tidur nyenyak
O:
bayi tidak rewel dan menangis
A:
masalah teratasi
P:
lanjutkan intervensi yang telah dibuat
I: menganjurkan ibunya untuk memberi makanan yang
banyak mengandung protein
E:
masalah teratasi
c. Rasa
takut
S:
Ibu bayi mengatakan bahwa anakya dapat tidur dengan baik
Tidurnya
sesuai dengan kebutuhannya (14-18 jam)
O:
bayi tidak rewel dan menangis
A:
masalah teratasi
P:
lanjutkan intervensi yang telah dibuat
I:
Memberikan bayi selimut baru untuk mempertahankan kenyamanan tidurnya
E:
Masalah teratasi
d. Lingkungan
S:
ibu bayi mengatakan bayinya dapat tidur nyenyak
O: bayinya tidak rewel dan menangis
tempat tidur bayi bersih
A: masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi yang telah dibuat
I: menganjurkan ibu bayi untuk menentukan kamar bayi
yang jauh dari kebisingan dan keramaian
E:
masalah teratasi
2.
Resiko
gangguan itegritas kulit
S:
Ibu bayi mengatakan bahwa tdak ada masalah pada kulit bayinya
O:
kulit bayinya tidak terlihat adanya kemerahan atau masalah kulit lainnya
A:
-
P:
-
I:
-
E: -REFERENSI :
Mubarak, Wahid I., & Nurul C. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Wartonah, Tarwoto. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat