ANATOMI
FISIOLOGI OTOT
A.
Fisiologi
Otot Kerangka
1. Definisi
otot rangka
Otot merupakan suatu organ yang
memungkinkan tubuh dapat bergerak.. Gerak sel terjadi karena sitoplasma
mengubah bentuk, Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus
yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka
miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke
arah tertentu (berkontraksi).
2. Jenis-jenis
otot
a. Otot
skelet ( lurik, volunter )
Yaitu otot yang
menimbulkan pergerakan pada rangka, tulang rawan , atau otot ; dikendalikan
oleh sistem saraf pusat, serat menunjukkan garis-garis melintang. Otot lurik
umumnya melekat pada tulang sebagai daging.
b. Otot
tidak bergaris ( polos, involunter )
Otot ini ditemukan di
dinding visera dan pembuluh darah, dikendalikan melalui sistem saraf autonom,
serat tidak menunjukkan garis melintang.
c. Otot
jantung
Otot ini hanya terdapat
pada jantung.
3. Otot
kerangka tubuh
a. Otot
kepala
Otot bagian ini dibagi
menjadi 5 :
1) Otot
pundak kepala: fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut
juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 :
a. Muskulus
frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis
terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang.
2) Otot
wajah berbagi atas :
a) Otot
mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b) Muskulus
oblikus okuli /otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata
c) Muskulus
orbikularis okuli/ otot lingkar mata terdapat disekeliling mata, fungsinya
sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
d) Muskulus
levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya
menarik,
mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata
3) Otot
mulut/bibir dan pipi, terbagi atas :
a) Muskulus
triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya menarik
sudut mulut ke bawah
b) Muskulus
quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir lekuk mata
menuju bibir atas dan hidung
c) Muskulus
quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot
leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
d) Muskolus
buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula
dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu
mengunyah
e) Muskulus
zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu
senyum.
4) Otot
pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah , terbagi atas:
a) Muskulus
maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
b) Muskulus
temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
c) Muskulus
pterigoid internus dan eksternus , fungsinya menarik rahang ke bawah ke depan
5) Otot
lidah sangat berguna dalam dalam membantu pancaindra untuk mengunyah terb
Muskulus genioglosus,
fungsinya mendorong lidah ke depan.Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik
lidah ke atas dan ke belakang.
4. Otot
leher
Bagian otot ini terbagi
3, yaitu :
a. Muskulus
platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. berfungsi
menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
b. Muskulus
sternokleidomastoid disamping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat.
Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan
kalau keduannya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan disamping itu
sebagai alat bantu pernafasan
c. Muskulus
longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot
ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus
spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan
kepala.
5. Otot
bahu
Otot bahu hanya
meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang
belikat akromion yang teraba dari luar.
a. M.
Deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di
bagian sisi tulang selangka ujung bahu, balung tulang belikat dan diafise
tulang pangkal lengan. Di antara otot
ini dan taju besar tulang pangkal lengan
terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar.
b. M.
Subskapularis (otot depan tulang belikat) otot ini mulai dari bagian depan
tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, d bawah uratnya
terdapat kandung lendir. Fungsinya menengahkan dn memutar tulang humerus ke
dalam.
c. M.
Supraspinatus (otot atas balung tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk
sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan.fungsinya mengangkat
lengan.
d. M.
Infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk
sebelah bawah balung tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal
lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
e. M.teres
mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang
belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Di antar otot lengan
bulat kecil dan otot lengan lengan bulat
besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa
memutar lengan ke dalam.
f. M.
Teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal disiku sebelah
luar tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal. Fungsinya memutar
lengan ke luar.
6. Otot
dada
a. Otot
dada besar (muskulus pektoralis mayor). Pangkalnya terdapat diujung tengah
selangka, tulang dada dan rawan iga. Fungsinya dapat memutar lengan kedalam dan
menengahkan lengan., menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan kedalam.
b. Otot
dada kecil (muskulus pektoralis minor).terdapat dibawah otot dada besar,
berpangkal di iga III,IV, dan V menuju ke prosesus korakoid. Fungsinya
menaikkan tulang belikat dan menekan bahu.
c. Otot
bawah selangka (muskulus sublavikula). Terdapat diantar tulang selangka dan
ujung iga I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya menentapkan
tulang selangka disendi sebelah tulang dada dan menekan sendi bahu ke bawah dan
kedepan.
d. Otot
gergaji depan (muskulus seratus anterior). Berpangkal di iga I sampai IX dan
menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
e. Otot
dada sejati yaitu otot-otot sela iga luar dan otot sels-sela iga dalam.
Fungsinya mengangkat dan menurunkan iga waktu bernapas. Otot dada bagian dalam
disebut juga otot dada sejati, yaitu dada yang membantu perapasan terdirir
dari;
1) Muskulus
interkostalis eksternal dan internal terdapat diantara tulang-tulang iga.
Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang iga ke atas dan ke bawah pada waktu
bernapas.
2) Muskulus diafragmatikus, merupakan alat
istimewa yang ditengahnya mempunyai aponeurosis yang disebut sentrum tendineum.
Bentuknya melengkung ke atas mengahadap ke rongga toraks, mempunyai lobang
tempat lalu aorta vena kava dan esofagus. Fungsinya menjadi batas antara rongga
dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksasinya memperkecil serta memperbesar
rongga dada waktu bernapas.
7. Otot
perut
a. Muskulus
abdominis inetrnal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut dinamakan
linea alba, otot sebelah luar (muskulus abdominis ekternal). Otot yang tebal
dinamakan aponeurosis, memebentuk kandung otot yang terdapat disebelah kiri dan
kanan linea itu.
b. Lapisan
sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar (muskulus obliqus eksternus
abdominasi). Berpangkal pada iga V yang bawah sekali. Serabut ototnya yang
sebelah belakang menuju ke tepi tulang panggul (krista iliaka). Serabut yang
depan menuju linea alba. Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentang
dari spina iliaka anterior superior ke simfisis.
c. Lapisan
kedua dibawah otot dibentuk oleh otot perut dalam ( M.obliqua internus
abdominis). Serabut miring menuju ke ats dan ke tengah . Aponeurosis terbagi 2
dan ikut membentuk kandung otot perut lurus mulai dari pedang rawan iga III
dibawah dan menuju ke simfisis. Otot ini mempunyai 4 urat melintang.
d. Muskulus
transversus abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta III terus ke
simfisis. Otot ini membentuk 4 buah urat yang bentuknya melintang dibungkus
oleh muskulus rektus abdominis otot vagina
Otot yang masuk ke
dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dinding abdominal posterior :
1) Muskulus
psoas, terletak di belakang difragma bagian bawah mediastinum, berhubungan
dengan quadratus lumborum di dalamnya terdapat arteri, vena dan kelenjar limfe
2) Muskulus
iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang berfungsi menopang
sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon desenden
8. Otot
punggung
a. Otot
yang menggerakkan lengan
1) Trapezius
(otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang punggung. Berpangkal di
tulang kepala belakang. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian
atas menarik skapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian lateral.
2) Muskulus
latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang punggung
yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan iga III dibawah,
gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal
lengan kedalam.
3) Muskulus
rumboid (otot belah ketupat)., berpangkal dari taju duri , dari tulang leher V,
ruas tulang punggung V, disini menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya
menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.
b. Otot
antara ruang tulang belakang dan iga
Otot yang bekerja
menggerakkan tulang iga atau otot bantu pernafasan terdiri dari 2 otot yaitu :
1) Muskulus
Seratus posterior inferior atau otot gergaji belakang bawah
Terletak dibawah otot
punggung lebar, berpanggal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari
bawa. Gunanya menarik tulang iga ke bawah pada waktu berbafas.
2) Musklus
seratus posterior, terletak di bawah otot belah ketupat dan berpangkal di ruas
tulang leher ke enam dan ke tujuh dari ruas tulang pubnggung yang ke 2. Gunanya
menrik tulang iga ke atas waktu inspirasi
c. Otot
punggung sejati
1) Muskulus
interspinalis tranversi dan muskulus semispinalis, terdapat antara kiri kanan
prosesus tranversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang
belakang
2) Muskulus
sakrospinalis (muskulus eroktor spina) terlatak di samping ruas tulang belakang
kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan
pergerakan dari ruas tulang belakang
3) Muskulus
quadratus lumborum, terletak anatara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari
dua lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan diamping itu juga merupakan
dinding bagian belakang rongga perut.
9. Otot
pangkal lengan
1. Otot-otot
ketul atau fleksor
a. Muskulus
bisep braki (otot lengan berkepala dua) otot ini meliputi dua buah sedi dan
mempunya dua buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi
bahu, kepala yang pendek melekatnya di sebelah luar dan yang kedua di sebelah
dalam. Otot itu kebawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah urat nya terdapat
kandung lendir. Fungsi nya membengkokkan lenga bawah siku meratakan hasta dan
mengangkat lengan.
b. Muskulus
brakialis (otot lengan dalam) Otot ini berpangkal di bawah otot segi tiga di
tulang pangkal lengan dan menuju taju di pangkal tulang hasta funsinya
membengkokkan lengan bawah siku
c. Muskulus
korakobrakialis otot ini berpanglal di prosesus korakoid dan menuju ke tulang
pangkal lengan. Funginya mengangkat lengan
2. Otot-otot
kedang (ekstensor)
Muskulus triseps braki
(oto lengan berkepala tiga)
a. Kepala
berpangkal di sebelah belakang tulang pagkal lengan dan menuju ke bawah
kemudian bersatu dengan yang lain
b. Kepala
dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan
c. Kepala
panjang dimulai pada tulang dibawah sendi dan ketiganya mempunyai sebelah urat
yang melekat di olekrani.
10. Otot-otot
sekitar panggul
Otot ini berasal dari
tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal paha
a. Sebelah
depan bagian dalam dari panggul terdapat :
1) Muskulus
psoas mayor. Terbentang dari prosesus tranfersi lumbalis menuju trokantel minor
dan iliakus
2) Muskulus
iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor
3) Muskulus
psoas minor yang terletak di muka psoas manyor. Ketiga otot ini di sebut juga
otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai ke bagian luar.
b. Sebelah
belakang bagian luar terdapat
1) Muskulus
gluteos maksimus merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah lua
panggul membentuk bokong. Fungsinya, antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi
fleksi dan endorotasi femur
2) Muskulus
gluteos medius dan minimus, terdapat dibagian belakang sendi panggul dibawah
gluteos maksimus. Fungsinya, abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian
medius eksorotasi femur
11. Otot gerak
bawah
a. Otot tungkai
atas
Otot tungkai
atas ( otot paha ),
mempunyai selaput pembugkus yang
sangat kuat dan
di sebut fasia
lata yang di bagi atas
3 golongan yaitu
:
1) Muskulus abduktor
terdiri dari :
a) Muskulus abduktor
maldanus sebelah dalam
b) Muskulus abduktor
brevis sebelah tengah
c) Muskulus abduktor
longus sebelah luar
Ketiga otot
ini menjsdi satu
yang di sebut muskulus abduktor
femoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerak
abduksi pada femur.
2) Muskulus ekstensor
( quadriseps femoris ) otot
berkepala empat. Otot
ini merupakan otot
terbesar dari :
3) Muskulus rektus
femoris
4) Muskulus vastus
leteralis eksternal
5) Muskulus vastus
medialis internal
6) Muskulus vastus
intermedial
7) Otot fleksor
femori ( Terdapat di
bagian belakang bagian
paha ) terdiri dari :
a) Biseps femoris
otot berkepala dua.
Fungsinya membengkokkan paha dan
meluruskan tungkai bawah.
b) Muskulus semi
membranosus, otot seperti
selaput. Fungsinya membengkokkan
tungkai bawah.
c) Muskulus semi
tendinosus, otot seperti
urat, fungsinya
membengkokkan urat bawah
serta memutar kedalam.
d) Muskulus sartorius,
otot penjahit, bentuknya
panjang seperti pita,
terdapat di bagian
paha, fungsi :
eksorotasi femur memutar
memutar ke luar pada
waktu lutut mengetul,
serta membantu gerakan
fleksi femur dan
membengkok keluar.
b. Otot tungkai
bawah
Terdiri dari
1) Otot tulang
kering depan muskulus
tibialis anterior. Fungsinya
mengangkat pinggir kaki
sebelah tengah dan
membengkokkan kaki.
2) Muskulus ekstensor
talangus longus. Fungsinya
meluruskan jari telunjuk
ke tengah jari, jari
manis dan kelingking
kaki.
3) Otot kedang
jempol, fungsinya meluruskan
ibu jari kaki.
Urat-urat tersebut terpaut
oleh ikat melintang
dan ikan silang
sehingga otot itu
bisa membengkokkan kaki
ke atas. Otot-otot
yang terdapat di
belakang mata kaki
luar dipaut oleh
ikat silang dan
ikat melintang. Berfungsi dapat
mengangkat kaki sebelah
luar.
4) Otot ketul
empu kaki panjang
( muskulus falangus longus ).
Berpangkal pada betis,
uratnya melewati tulang
jari dan melekat
pad ruas jari
kaki. Fungsinya membengkokkan
empu kaki.
5) Otot tulang
betis belakang ( muskulus
tibialis posterior ). Berpangkal
pada selaput antara
tulang dan melekat
pada pangkal tulang
kaki. Fungsinya dapat
membengkokkan kaki di
sendi tumit dan
telapak kaki dan
telapak kaki sebelah
ke dalam.
6) Otot kedang
jari bersama. Letaknya
di punggung kaki,
fungsinya dapat meluruskan
kaki ( muskulus ekstensor
falangus ).
Sel otot
dapat dirangsang secara
kimia, listrik dan
mekanik untuk menimbulkan
suatu potensial aksi
yang di hantarkan
sepanjang membran sel.
Sel ini mengandung
protein kontraktil dan
mempunyai mekanisme yang
di aktivitasi oleh
potensial aksi. Kira – kira
40% dari seluruh
tubuh terdiri dari
otot rangka, kontraksi
dapat di terapkan
pada semua jenis
otot.
Otot kerangka
terdiri dari serabut
otot tersendiri yang
merupakan komplejs bangunan
susunan saraf. Kebanyakan
otot kerangka dimulai
dan berakhir dalam
tendo serta serabut
otot yang tersusun
sejajar di antara
ujung tendinosa, sehingga
tenaga kontraktil unit
bersifat aditif. Tiap
serabut otot merupakan
suatu sel tunggal,
multinoklear, panjang dan
silindris. Serabut otot
di bentuk dari
fibril yang di
bagi ke filamen
tersendiri dan di
bentuk dari protein
kontraktil.
12. Fisiologi
Otot Kerangka
Sel otot dapat dirangsang secara
kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membran sel. Sel ini mengandung protein kontraktil dan
mempunyai mekanisme yang diaktifasi oleh potensial aksi. Kira-kira 40% dari
seluruh tubuh terdiri dari otot rangka, kontraksi dapat diterapkan pada semua
jenis otot.
a.
Susunan otot kerangka
Otot kerangka terdiri dari serabut otot tersendiri
yang merupakan kompleks bangunan susunan saraf. Kebanyakan otot kerangka
dimulai dan berakhir dalam tendo serta serabut otot yang tersusun sejajar
diantara ujung tendinosa, sehingga tenaga kontraktil unit bersifat aditif. Tiap
serabut otot merupakan suatu sel tunggal, multinuklear, panjang dan silindris.
Serabut otot dibentuk dari fibril yang dibagi ke filamen tersendiri dan
dibentuk dari protein kontraktil.
1)
Serat otot rangka
Semua otot rangka dibentuk sejumlah serat yang
diameternya berkisar 10-80 mikrometer. Masing-masing serat ini terbuat dari
rangkaian subunit yang lebih kecil. Sebagian besar dari otot serat-seratnya
membentang di sepanjang otot.
2)
Sarkolema
Membran sel dari serat otot terdiri dari membran sel
yang disebut plasma, yaitu lapisan tipis bahan polisakarida yang mengandung
sejumlah serat kolagen tipis. Pada ujung serat otot lapisan sarkolema ini
bersatu dengan serat tendo dan berkumpul menjadi berkas untuk membentuk tendo
otot yang menyisip pada tulang.
3)
Miofibril
Setiap serat otot mengandung beberapa ratus sampai
beberapa ribu miofibril. Setiap miofibril terletak berdampingan, memiliki 1500
filamen miosin dan 3000 filamen aktin yang merupakan molekul protein polimer
besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot. Filamen miosin dan aktin
sebagian besar saling bertautan sehingga menyebabkan miofibril memiliki pita
terang dan gelap yang selang seling.
4)
Sarkoplasma
Miofibril yang terpendam dalam serat otot terdiri dari
unsur-unsur intraseluler. Cairan sarkoplasma mengandung kalium, fosfat dan
enzim protein dalam jumlah besar. Miofibril berkontraksi membutuhkan sejumlah
besar adenosin trifosfat (ATP) yang dibentuk oleh mitokondria.
5)
Retikulum sarkoplasmik
Di dalam sarkolema terdapat banyak retikulum
endoplasma yang dalam serat otot disebut retikulum sarkolema yang mempunyai
susunan khusus dalam pengaturan kontraksi otot. Semakin cepat kontraksi suatu
otot semakin banyak retikulum sarkolema.
b.
Sifat Listrik Otot Kerangka
Kejadian listrik dan aliran ion dalam otot kerangka yang mendasarinya sama dengan yang ada dalam saraf. Walaupun ada perbedaan kuantitatif dalam waktu dan besar. Potensial membran istirahat 90 mv. Potensial aksi berlangsung 2-4 m/det dan dihantarkan sepanjang serabut otot sekitar 5 m/det. Masa refrakter absolute selama 1-3 m/det dan polarisasi (gelombang listrik) susulan relativ memanjang.
Kejadian listrik dan aliran ion dalam otot kerangka yang mendasarinya sama dengan yang ada dalam saraf. Walaupun ada perbedaan kuantitatif dalam waktu dan besar. Potensial membran istirahat 90 mv. Potensial aksi berlangsung 2-4 m/det dan dihantarkan sepanjang serabut otot sekitar 5 m/det. Masa refrakter absolute selama 1-3 m/det dan polarisasi (gelombang listrik) susulan relativ memanjang.
1)
Respons kontraktil
Walaupun suatu respon normal tidak terjadi tanpa yang
lain namun sifat fisiologinya berbeda, depolarisasi membran serabut otot
normalnya di mulai pada lempeng akhir motorik, struktur khusus ujung saraf
motorik potensial aksi hantaran sepanjang serabut otot melalui respons
kontraktil.
2)
Potensial Aksi Otot
Potensial aksi dalam saraf dapat di terapkan pada serat
otot rangka. Serat otot rangka demikian besarnya sehingga potensial aksi
sepanjang membran permukaannya hampir tidak menimbulkan aliran dalam serat.
Untuk menimbulkan kontraksi, arus listrik ini harus menembus di sekitar myofibril yang terpisah penyebarannya sepanjang tubulus transversa yang menembus seluruh jalan melalui serat otot dari satu sisi ke sisi lain. Hal ini menyebabakan retikulum sarkolemik segera melepaskan ion-ion kalsium ke sekitar myofibril dan ion kalsium ini menimbulkan kontraksi.
Untuk menimbulkan kontraksi, arus listrik ini harus menembus di sekitar myofibril yang terpisah penyebarannya sepanjang tubulus transversa yang menembus seluruh jalan melalui serat otot dari satu sisi ke sisi lain. Hal ini menyebabakan retikulum sarkolemik segera melepaskan ion-ion kalsium ke sekitar myofibril dan ion kalsium ini menimbulkan kontraksi.
c. Mekanisme
Umum Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :
1)
Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung
serat saraf.
2)
Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu
asetikolin dalam jumlah sedikit.
3)
Asetikolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna
membuka saluran asetikolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat
otot.
4)
Terbukanya saluran asetikolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf.
Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf.
5)
Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf.
6)
Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot,
berjalan dalam serat otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema
melepas sejumlah ion kalsium yang di simpan dalam reticulum ke dalam miofibril.
7)
Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang meenyebabkan
bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
Setelah kurang dari satu detik kalsium di pompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
Setelah kurang dari satu detik kalsium di pompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
d. Kedutan Otot
Potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang di ikuti oleh relaksasi, respon ini di namakan kedutan otot. Kedutan di mulai sekitar 2 mikrometer/detik setelah memulai depolarisasi membran. Sebelom depolarisasinmembran lengkap, lama kedutan bervariasi sesuai dengan jenis otot yang sedang diuji.
Potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang di ikuti oleh relaksasi, respon ini di namakan kedutan otot. Kedutan di mulai sekitar 2 mikrometer/detik setelah memulai depolarisasi membran. Sebelom depolarisasinmembran lengkap, lama kedutan bervariasi sesuai dengan jenis otot yang sedang diuji.
e. Mekanisme
Molekular Kontraksi Otot
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua lempeng saling tumpang tindih nsatu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat pada filament myosin, tumpang tindih satu sama lain secara meluas. Lempeng ini di tarik oleh filament sampai ke ujung miosin.
Selam kontraksi kuat, filament aktin dapat di tarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga ujung filament myosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filament.
Kekuatan mekanisme di bentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari filament miosin dengan filament aktin. Bila sebuah potensial aksi berjalan ke seluruh membran serat otot akan menyebabkan reticulum sakroplasmik melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar yang dengan cepat menembus miofibril.
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua lempeng saling tumpang tindih nsatu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat pada filament myosin, tumpang tindih satu sama lain secara meluas. Lempeng ini di tarik oleh filament sampai ke ujung miosin.
Selam kontraksi kuat, filament aktin dapat di tarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga ujung filament myosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filament.
Kekuatan mekanisme di bentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari filament miosin dengan filament aktin. Bila sebuah potensial aksi berjalan ke seluruh membran serat otot akan menyebabkan reticulum sakroplasmik melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar yang dengan cepat menembus miofibril.
f. Dasar
Molekuler Kontraksi
Proses yang menimbulkan pemendekan unsur kontraktil di dalam otot merupakan peluncuran filament tipis diatas filament tebal, karena otot memendek maka filamen tipis dari ujung sarkomer saling mendekat, saat pendekatan filament ini tumpang tindih.
Peluncuran selama kontraksi otot dihasilkan untuk pemutusan dan pembentukan kembali hubungan antara aktin dan miosin menghasilkan gerakan selama kontraksi cepat. Sumber kontraksi cepat otot adalah ATP, hidrolisis ikatan antara gugugsan fosfat. Senyawa ini berhubungan dengan pelepasan tenaga dalam jumlah besar sehingga ikatan ini di namakan ikatan fosfat bertenaga tinggi.
Di dalam otot, hydrolysis ATP ke ADP dilakukan oleh protein kontraktil miosin. Proses depolarisasi serabut otot yang memulai kontraksi dinamakan perangkaian eksitasi kontraksi. Potensial aksi di hantarkan ke semua fibril di dalam serabut melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis. Gerakan ini membuka ikatan myosin sehingga ATP dipecah dan timbul kontraksi.
Proses yang menimbulkan pemendekan unsur kontraktil di dalam otot merupakan peluncuran filament tipis diatas filament tebal, karena otot memendek maka filamen tipis dari ujung sarkomer saling mendekat, saat pendekatan filament ini tumpang tindih.
Peluncuran selama kontraksi otot dihasilkan untuk pemutusan dan pembentukan kembali hubungan antara aktin dan miosin menghasilkan gerakan selama kontraksi cepat. Sumber kontraksi cepat otot adalah ATP, hidrolisis ikatan antara gugugsan fosfat. Senyawa ini berhubungan dengan pelepasan tenaga dalam jumlah besar sehingga ikatan ini di namakan ikatan fosfat bertenaga tinggi.
Di dalam otot, hydrolysis ATP ke ADP dilakukan oleh protein kontraktil miosin. Proses depolarisasi serabut otot yang memulai kontraksi dinamakan perangkaian eksitasi kontraksi. Potensial aksi di hantarkan ke semua fibril di dalam serabut melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis. Gerakan ini membuka ikatan myosin sehingga ATP dipecah dan timbul kontraksi.
g. ATP Sebagai
Sumber Energi untuk Kontraksi
Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang memerlukan energi. Sejumlah ATP dipecah membentuk ADP selama proses kontraksi. Selanjutnya semakin hebat kerja yang dilakukan semakin besar jumlah ATP yang di pecahkan.
Proses ini akan berlangsung terus-menerus sampai filamen aktin menarik membran menyentuh ujung akhir filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk terjadinya tarikan lebih lanjut.
Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang memerlukan energi. Sejumlah ATP dipecah membentuk ADP selama proses kontraksi. Selanjutnya semakin hebat kerja yang dilakukan semakin besar jumlah ATP yang di pecahkan.
Proses ini akan berlangsung terus-menerus sampai filamen aktin menarik membran menyentuh ujung akhir filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk terjadinya tarikan lebih lanjut.
h. Hubungan
Antara Kecepatan Kontraksi dan Beban
Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila berkontraksi tanpa melawan beban dan mencapai keadaan kontraksi penuh kira-kira dalam 0,1 detik untuk otot rata-rata.
Bila diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seirirng dengan penambahan beban. Bila beban meningkat sampai sama dengan kekuatan maksimum yang di lakukan otot tersebut, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali walaupun terjadi aktifitas serat otot.
Penurunan kecepatan otot dengan beban ini karena beban pada otot yang berkontraksi kekuatannya berlawanan arah melawan kontraksi. Akibat kontraksi otot kekuatan otot netto yang tersedia menimbulkan kecepatan pemendekan akan berkurang secara seimbang.
Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila berkontraksi tanpa melawan beban dan mencapai keadaan kontraksi penuh kira-kira dalam 0,1 detik untuk otot rata-rata.
Bila diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seirirng dengan penambahan beban. Bila beban meningkat sampai sama dengan kekuatan maksimum yang di lakukan otot tersebut, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali walaupun terjadi aktifitas serat otot.
Penurunan kecepatan otot dengan beban ini karena beban pada otot yang berkontraksi kekuatannya berlawanan arah melawan kontraksi. Akibat kontraksi otot kekuatan otot netto yang tersedia menimbulkan kecepatan pemendekan akan berkurang secara seimbang.
i. Pembentukan
Energi pada Kontraksi Otot
Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot itu melakukan kerja. Hal ini berarti ada energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal. Misalnya untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak, dalam perhitungan :
W = L x D
W = Hasil kerja
L = Beban
D = jarak gerakan terhadap beban
Energi yang dibutuhkan untuk melakuakan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot selama kontraksi.
Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot itu melakukan kerja. Hal ini berarti ada energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal. Misalnya untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak, dalam perhitungan :
W = L x D
W = Hasil kerja
L = Beban
D = jarak gerakan terhadap beban
Energi yang dibutuhkan untuk melakuakan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot selama kontraksi.
j. Jenis
Kontraksi
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsur otot kontraktil. Tetapi karena otot mempunyai unsur elastis dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil, maka kontraksi timbul tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang kesuluruhan otot. Kontraksi yang demikian disebut isometric. Kontaksi melawan beban tetap dengan pendektan ujung otot dinamakan isotonic.
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolic serat otot untuk terus memberi hasil kerja yang sama dan akan menurun setelah aktivitas otot mengurangi kontraksi otot lebih lanjut. Hambatan aliran darah menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan hamper sempurna karena kehilangan suplai makanan terutama kehilangan oksigen.
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsur otot kontraktil. Tetapi karena otot mempunyai unsur elastis dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil, maka kontraksi timbul tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang kesuluruhan otot. Kontraksi yang demikian disebut isometric. Kontaksi melawan beban tetap dengan pendektan ujung otot dinamakan isotonic.
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolic serat otot untuk terus memberi hasil kerja yang sama dan akan menurun setelah aktivitas otot mengurangi kontraksi otot lebih lanjut. Hambatan aliran darah menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan hamper sempurna karena kehilangan suplai makanan terutama kehilangan oksigen.
k. Sistem
Pengungkit Tubuh
Otot-otot bekerja dengan menggunakan tegangan pada tempat-tempat-tempat insersi di dalam tulang kemudian membentuk berbagai jenis sistem pengungkit yang diaktifkan oleh otot bisep untuk mengangkat lengan bawah. Suatu analisis mengenai sistem pengungkit tubuh bergantung pada:
1) Pengetahuan tentang tempat insersi otot.
Otot-otot bekerja dengan menggunakan tegangan pada tempat-tempat-tempat insersi di dalam tulang kemudian membentuk berbagai jenis sistem pengungkit yang diaktifkan oleh otot bisep untuk mengangkat lengan bawah. Suatu analisis mengenai sistem pengungkit tubuh bergantung pada:
1) Pengetahuan tentang tempat insersi otot.
2) Jaraknya
dari pengungkit
3) Panjang
lengan pengungkit
4) Posisi
pengungkit
Tubuh banyak
membutuhkan jenis pergerakan diantaranya membutuhkan kekuatan yang besar dan
jarak pergerakan yang jauh. Beberapa otot ukurannya panjang dan berkontraksi
lama dan yang lain berukuran pendek, mempunyai luas penampang lintang yang
besar serta menghasilkan kekuatan kontraksi yang ekstrem pada jarak yang
pendek.
a.
Sumber dan Metabolisme Tenaga
Kontraksi otot memerluka tenaga. Otot merupakan suatu
mesin untuk mengubah tenaga kimia ke mekanik. Sumber cepat tenaga ini merupakan
turunan fosfat organik kaya tenaga di dalam otot. Sumber akhir merupakan
metabolisme antar karbohidrat dan lipid hidrolisis ATP untuk memberikan tenaga
bagi kontraksi.
ATP disintesis ulang dari ATP oleh tambahan suatu gugusan fosfat pada keadaan normal tenaga untuk reaksi endotermi di berikan oleh pemecahan glukosa ke CO2 dan H2O. Di dalam otot ada senyawa fosfat yang kaya tenaga lainnya dinamakan fosforilkreatin yang membentuk ATP dari ADP sehingga memungkinkan kontraksi berlanjut,seperti:
ATP disintesis ulang dari ATP oleh tambahan suatu gugusan fosfat pada keadaan normal tenaga untuk reaksi endotermi di berikan oleh pemecahan glukosa ke CO2 dan H2O. Di dalam otot ada senyawa fosfat yang kaya tenaga lainnya dinamakan fosforilkreatin yang membentuk ATP dari ADP sehingga memungkinkan kontraksi berlanjut,seperti:
1)
Pemecahan Karbohidrat
Banyak tenaga bagi sintesis ulang ATP dan
fosforilkreatin berasal dari pemecahan menjadi glukosa menjadi CO2 dan H2O
suatu bagian lintasan metabolic utama. Glukosa dalam aliran darah memasuki sel
melalui serangkaian reaksi kimia ke piruvat sumber lain bagi glukosa intrasel
berasal dari glikogen, polimer karbohidrat yang sangat banyak dalam hati dan
otot kerangka. Bila ada O2yang adekuat maka piruvat memasuki siklus asam sitrat
dan di metabolisme melalui siklus lintasan enzim pernapasan, dinamakan
glikolisis anaerobic.
2)
Produksi Panas dalam Otot
Secara termodinamik tenaga yang diberikan ke otot
harus sama dengan pengeluaran tenaga dalam kerja yang dilakukan otot. Efisiensi
mekanik keseluruhan kerja otot rangka mengeluarkan tenaga sampai 50%, sementara
mengangkat beban selama berkontraksi isotonic pada hakikatnya 0%. Selama
berkontraksi isometric, simpanan tenaga dalam ikatan fosfat merupakan faktor
kecil dan panas yang dihasilkan dalam otot dapat diukur secra tepat dengan
termokopel yang cocok.
Panas istirahat merupakan manifestasi luar proses metabolik basal. Panas yang dihasilkan dalam kelebihan panas istirahat selama kontraksi dinamakan panas awal yang membentuk panas aktivasi. Setelah berkontraksi produksi panas melebihi panas istirahat kontinu selama 30 menit. Selanjutnya akan terjadi pemulihan panas karena panas dilepas oleh proses metabolisme. Pelepasan panas ketika pemulihan otot pada keadaan sebelum otot berkontraksi kira-kira sama dengan panas awal yang di hasilkan selama pemulihan.
Panas istirahat merupakan manifestasi luar proses metabolik basal. Panas yang dihasilkan dalam kelebihan panas istirahat selama kontraksi dinamakan panas awal yang membentuk panas aktivasi. Setelah berkontraksi produksi panas melebihi panas istirahat kontinu selama 30 menit. Selanjutnya akan terjadi pemulihan panas karena panas dilepas oleh proses metabolisme. Pelepasan panas ketika pemulihan otot pada keadaan sebelum otot berkontraksi kira-kira sama dengan panas awal yang di hasilkan selama pemulihan.
3)
Pembentukan Energi pada Kontraksi Otot
Bila suatu otot berkontraksi melawan beban, dikatakan otot ini melakukan kerja. Artinya energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih tinggi atau mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak, dibutuhkan energi untuk melakukan kerja dalam sel otot selama berkontraksi. Sebagian besar energi ini dibutuhkan untuk menjalankan mekanisme untuk memompakan kalsium dari sarkoplasma ke dalam reticulum sarkoplasmik. Dan setelah kontraksi berakhir, memompakan ion-ion natrium dan kalium melalui membran serat otot mempertahankan lingkungan yang cocok untuk pembentukan potensial aksi.
Bila suatu otot berkontraksi melawan beban, dikatakan otot ini melakukan kerja. Artinya energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih tinggi atau mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak, dibutuhkan energi untuk melakukan kerja dalam sel otot selama berkontraksi. Sebagian besar energi ini dibutuhkan untuk menjalankan mekanisme untuk memompakan kalsium dari sarkoplasma ke dalam reticulum sarkoplasmik. Dan setelah kontraksi berakhir, memompakan ion-ion natrium dan kalium melalui membran serat otot mempertahankan lingkungan yang cocok untuk pembentukan potensial aksi.
b.
Sifat Otot dalam Organisme Utuh
1)
Efek Denervasi
Dalam tubuh manusia yang utuh, otot rangka yang sehat tidak berkontraksi kecuali dalam respon terhadap perangsangan persarafan motoriknya. Kerusakan persarafan ini menyebabkan atrofi otot dan menyebabkan eksibilitas abnormal pada otot dan peningkatan sensitivitas terhadap asetilkolin. Akibatnya muncul kontraksi halus tak teratur pada serabut tersendiri.
Dalam tubuh manusia yang utuh, otot rangka yang sehat tidak berkontraksi kecuali dalam respon terhadap perangsangan persarafan motoriknya. Kerusakan persarafan ini menyebabkan atrofi otot dan menyebabkan eksibilitas abnormal pada otot dan peningkatan sensitivitas terhadap asetilkolin. Akibatnya muncul kontraksi halus tak teratur pada serabut tersendiri.
2)
Elektrimiografi
Aktivitas unit motorik dapat diteliti dengan proses perekaman aktifitas listrik otot pada osiloskop sinar katoda. Bisa dilakukan pada manusia yang tidak dianestesi dengan menggunakan cakram logam kecil pada kulit diatas otot sebagai elektroda penagkap atau dengan menggunakan elektroda jarum hipodermik. Rekaman yang didapat dengan elektroda demikian merupakan elektromiogram (EMG). Dengan elektroda jarum biasanya mungkin menangkap aktifitas serabu otot tunggal.
Aktivitas unit motorik dapat diteliti dengan proses perekaman aktifitas listrik otot pada osiloskop sinar katoda. Bisa dilakukan pada manusia yang tidak dianestesi dengan menggunakan cakram logam kecil pada kulit diatas otot sebagai elektroda penagkap atau dengan menggunakan elektroda jarum hipodermik. Rekaman yang didapat dengan elektroda demikian merupakan elektromiogram (EMG). Dengan elektroda jarum biasanya mungkin menangkap aktifitas serabu otot tunggal.
3)
Kekuatan Otot Rangka
Otot rangka manusia dapat menimbulkan 3-4 kg tegangan per sentimeter persegi penampang melintang. Gambaran ini kira-kira sama seperti yang di dapat di dalam berbagai hewan percobaan dan tampaknya konstan bagi semua spesies mamalia.
Otot rangka manusia dapat menimbulkan 3-4 kg tegangan per sentimeter persegi penampang melintang. Gambaran ini kira-kira sama seperti yang di dapat di dalam berbagai hewan percobaan dan tampaknya konstan bagi semua spesies mamalia.
REFERENSI :
Potter perry. 2006. Fundamental
keperawatan ed 2. Jakarta: EGC.
Sloane et all. (2004). Anatomi dan
fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC.
Smeltzer, C.S., Bare, G.B., (2001). Buku
ajar keperawatan medical bedah Brunner& Suddarth, Edisi 8, Volume 3,
Penerbit EGC, Jakarta.
Syarifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi
untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.
terimakasih kak tulisannya sangat membantu:)
ReplyDeletenumpang copy ya lengkap sih
ReplyDeletekakak saya copy boleh ya kak, terimakasih^^
ReplyDeletekeren
ReplyDelete