A.
TEKNIK AMBULASI
1. Teknik
Mengangkat
Kebanyakan
cedera punggung yang terjadi adalah ketegangan pada kelompok otot lumbar
termasuk otot di sekitar vertebra lumbar (Owen dan Garg, 1991). Cedera otot di
area ini berpengaruh pada kemampuan membungkuk ke depan, ke belakang, ke
samping. Selain itu kemampuan memutar pinggul dan punggung bagian bawah
menurun. Perawat
beresiko mengalami cedera otot lumbal ketika mengangkat, memindahkan, atau
mengubah posisi pasien imobilisasi. Sebelum mengangkat, perawat harus mengkaji
kemampuan mengangkat pasien atau objek yang akan diangkat dengan menentukan
kriteria dasar cara mengangkat sebagai berikut ini:
a. Posisi
beban.
Beban
yang akan di angkat berada sedekat mungkin dengan pengangkat. Posisikan objek
pada keadaan seperti di atas ketika perawat menggunakan gaya mengangkat
dikarenakan objek berada dalam potongan sama (Stamps,1989)
b. Tinggi
objek.
Tinggi yang paling baik
untuk mengangkat vertical adalah sedikit di atas jari tengah seseorang dengan
lengan tergantung di samping (Owen & Garg, 1991)
c. Posisi tubuh.
ketika
posisi tubuh pengangkat bervariasi dengan tugas mengangkat yang berbeda, maka
petunjuk umum berikut mampu di pakai untuk sebagian besar keadaan. Tubuh
diposisikan dengan batang tubuh tegak sehingga kelompok otot-otot multiple
bekerja sama dengan cara yang sinkron.
d. Berat
maksimum.
Setiap
perawat harus mengetahui berat maksimun yang aman untuk diangkat-aman bagi
perawat dan pasien. Objek yang terlalu berat adalah jika beratnya sama dengan
atau lebih dari 35% berat badan orang yang mengangkat. Oleh karena itu, perawat
yang beratnya 59,1 kg tidak mencoba mengangkat pasien imobilisasi yang beratnya
45,5 kg. meskipun nampaknya perawat mungkin mampu melakukannya, hal ini akan
beresiko pasien jatuh yang
menyebabkan cedera punggung perawat.
Tabel 1.1 Teknik Mengangkat
Langkah
|
Rasional
|
a. Kaji berat posisi, tinggi objek, posisi
tubuh, dan berat maksimum.
|
Menentukan apakah anda dapat
melakukannya sendiri atau membutuhkan bantuan (Stamps, 1989).
|
b. Angkat
objek dengan benar dari bawah pusat gravitasi:
1) Dekatkan
pada objek yang akan dipindahkan.
2) Perbesar
dasar dukungan anda dengan menempatkan kedua kaki agak sedikit terbuka.
3) Turunkan
pusat gravitasi anda ke objek yang akan diangkat.
4) Pertahankan
kesejajaran yang tepat pada kepala dan leher dengan vertebrae, jaga tubuh
tetap tegak.
|
1) Memindahkan
pusat gravitasi lebih dekat ke objek.
2) Mempertahankan
keseimbangan tubuh lebih baik, sehingga mengurangi resiko jatuh.
3) Meningkatkan
keseimbangan tubuh dan memungkinkan kelompok otot-otot bekerja sama dengan
cara yang sinkron.
4) Mengurangi
resiko cedera vertebar lumbar dan kelompok otot (Owen dan Garg,1991).
|
c. Angkat
objek dengan benar dari atas pusat gravitasi tempat tidur:
1) Gunakan
alat melangkah yang aman dan stabil. Jangan berdiri di atas tangga teratas.
2) Berdiri
sedekat mungkin ke tempat tidur.
3) Pindahkan
berat objek dari tempat tidur dengan cepat pada lengan dan di atas dasar
dukungan.
|
1) Mencapai pusat
gravitasi lebih dekat ke objek.
2) Meningkatkan keseimbangan
tubuh selama mengangkat.
3) Mengurangi bahaya
jatuh dengan memindahkan objek yang di angkat dengan pusat gravitasi di atas
dasar dukungan
|
Mengangkat objek
dari tempat tidur tinggi meningkatkan resiko karena lebih sulit mempertahankan
keseimbangan tubuh. Untuk meraih objek yang berada di atas kepala, orang sering
berdiri berjinjit dengan kakinya
bersamaan sehingga menurunkan dasar topangan, menaikkan pusat gravitasi dan
pada akhirnya menurunkan keseimbangan mereka.
2. Teknik
mengubah posisi
Pasien
yang mengalami gangguan fungsi system skeletal, saraf atau otot dan peningkatan
kelemahan serta kekakuan biasanya membutuhkan bantuan perawat untuk memperoleh
kesejajaran tubuh yang tepat ketika selama berada di tempat tidur atau duduk.
Banyak alat bantu dapat dipakai perawat untuk mempertahankan kesejajaran tubuh
pasien yang baik selama diposisikan.
a.
Bantal siap dipakai di
rumah sakit juga fasilitas perawatan yang diberikan. Padahal ketika pasien
di rumah, persediaan terbatas. Sebelum menggunakan sebuah bantal, perawat harus
menentukan apakah ukurannya tepat. Bantal tebal di bawah kepala pasien
meningkatkan fleksi servikal. Bantal tipis
di bawah bagian tubuh yang menonjol tidak adekuat melindungi kulit dan
jaringan dari kerusakan akibat tekanan. Ketika bantal tambahan tidak dapat
dipakai atau ukurannya tidak tepat perawat dapat melipat seprai, selimut atau
handuk sebagai ganti bantal.
b.
Papan kaki (footboard) diletakkan tegak lurus dengan
matras, sejajar dan menyentuh permukaan bawah kaki pasien. Papan kaki mencegah footdrop dengan
mempertahankan kaki dalam posisi dorsifleksi. Setelah menempatkan di atas
tempat tidur, perawat perlu menentukan apakah penempatannya benar, dengan kaki
pasien berada di papan dengan pas. Posey
footguard merupakan alat bantu yang menggunakan struktur busa untuk
mempertahankan posisi kaki pasien dorsifleksi. Cara lain yang umum adalah
menggunakan teknik high-top tennis shoes.
c.
Trochanter roll, Mencegah rotasi luar
pada tungkai ketika pasien berada posisi supine. Untuk membentuk trochanter roll, selimut mandi katun
dilipat panjang kain untuk lebar yang akan melebar dari tronchanter femur
terbesar sampai batas bawah popliteal. Selimut diletakkan di bawah bokong dan
kemudian digulung berlawanan dengan jarum jam sampai paha berada posisi netral
atau rotasi dalam. Jika kesejajaran pinggul yang tepat tercapai, maka patella
langsung menghadap ke atas.
d. Bantal pasir (sandbags) adalah
tabung-tabung plastik berisi pasir yang dapat membentuk sesuai bentuk tubuh.
Sandbag dapat digunakan ditempatnya atau sebagai tambahan untuk trochanter
roll. Alat-alat tersebut mengimobilisasi ekstermitas atau mempertahankan
kesejajaran tubuh.
e. Gulungan tangan (hand
rolls). Mempertahankan
ibu jari sedikit adduksi dan berada berlawanan dengan jari-jari. Hand roll mempertahankan tangan, ibu
jari, dan jari-jari dalam posisi fungsional. Perawat mengevaluasi hand rolls untuk meyakinkan bahwa tangan
benar-benar berada dalam fungsi fungsional.
f. Pembebat pergelangan tangan
(hand wrist splints) adalah pembentuk
individual bagi pasien untuk mempertahankan kesejajaran ibu jari yang tepat
(sedikit adduksi) dan pergelangan tangan (sedikit dorsifleksi). Pembebat ini
hanya digunakan oleh pasien dimana pembebat tersebuat dibuat untuknya
g. Trapeze bar adalah
alat bantu berbentuk segitiga yang dapat turun dengan aman di atas kepala yang
di raih di tempat tidur. Hal ini memungkinkan pasien menarik dengan ekstremitas
atasnya untuk meraih bagian bawah tempat tidur, membantu memindahkan dari
tempat tidur ke kursi roda, atau melakukan latihan dengan lengan atas.
h. Restrain adalah
alat bantu yang digunakan untuk imobilisasi, terutama pada pasien bingung atau
disorientasi. Jaket restrain umum yang digunakan adalah jaket posey. Ketika
memakaikan jaket pada pasien, perawat menyusun satu sisi di atas sisi lain
menyilang di punggung pasien. tali diletakkan di bawah ikatan jaket dan
diikatkan ke pinggir tempat tidur, kursi, atau kursi roda.
i. Papan tempat tidur
adalah papan tripleks yang ditempatkan di bawah keseluruhan matras. Papan ini
berguna untusk meningkatkan sokongan dan kesejajaran punggung, khususnya matras
lunak.
j.
Pagar tempat tidur,
pegangan di letakkan sepanjang tempat tidur, memungkinkan klien aman.
3. Teknik
memindahkan
Perawat biasa memberi perawatan pada
pasien imobilisasi yang harus diubah posisi, dipindahkan dari tempat tidur dan
harus dipindahkan dari tempat tidur ke kursi atau ke brankar. Mekanika tubuh
yang sesuai memungkinkan perawat untuk menggerakkan, mengangkat, atau
memindahkan pasien dengan aman dan juga melindungi perawat dari cedera system
musculoskeletal.
Meskipun perawat menggunakan berbagai
teknik memindahkan, berikut ini merupakan petunjuk umum yang harus diikuti saat
memindahkan pada setiap prosedur pemindahan:
a. Naikkan
sisi bergerak pada sisi tempat tidur pada posisi berlawanan dengan perawat
untuk mencegah pasien jatuh dari tempat tidur.
b. Tinggikan
tempat tidur pada ketinggian yang nyaman.
c. Kaji
mobilisasi dan kekuatan pasien untuk menentukan bantuan pasien yang dapat
digunakan saat memindahkan.
d. Tentukan
kebutuhan akan bantuan.
e. Jelaskan
prosedur dan gambarkan apa yang diharapkan dari pasien.
f. Kaji
kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali memindahkan.
Pasien
membutuhkan tingkat bantuan yang bervariasi untuk mengangkat dari tempat tidur,
menggerakkan ke posisi miring, atau duduk di sisi tempat tidur. Contoh, wanita
muda dan sehat membutuhkan sedikit dukungan untuk duduk pertama kali di sisi
tempat tidur setelah melahirkan, sedangkan laki tua mungkin membutuhkan bantuan
satu atau lebih perawat untuk melakukan hal yang sama 1 hari setelah
appendiktomi.
Untuk menentukan
apakah pasien mampu melakukan sendiri dan berapa banyak orang yang dibutuhkan
untuk membantu dan mengangkat pasien di atas tempat tidur, perawat mengkaji
pasien untuk menentukan apakah penyakit pasien ada kontraindikasi dalam
pengerahan tenaga (seperti kardiovaskular). Kemudian, perawat menentukan apakah pasien memahami apa yang di harapkan.
Contohnya, pasien yang baru saja mendapatkan pengobatan nyeri pascaoperasi
mungkin terlalu lesu untuk mengerti instruksi, sehingga untuk menjamin
keamanan, dibutuhkan dua perawat untuk menggerakkan pasien.
1) Memindahkan
pasien dari tempat tidur ke kursi.
Memindahkan pasien dari
tempat tidur ke kursi oleh perawat membutuhkan bantuan pasien dan tidak
dilakukan pada pasien yang tidak dapat membantu. Perawat menjelaskan prosedur
pada pasien sebelum pemindahan. Lingkungan juga dipersiapkan dengan memindahkan
penghalang jalan. Kursi ditempatkan dekat tempat tidur dengan punggung kursi sejajar
dengan bagian kepala tempat tidur. Penempatan kursi memungkinkan perawat
berputar dengan pasien dan memindahkan berat badan pasien dengan cepat. Pemindahan
yang aman adalah prioritas utama. Perawat yang ragu-ragu dengan kekuatannya
ataupun kemampuan klien untuk membantu, harus meminta bantuan. Klien harus
duduk dan menjuntaikan kakinya di sisi tempat tidur sebentar sebelum berdiri.
Kemudian klien harus berdiri di sisi tempat tidur untuk beberapa menit sehingga
klien dapat dengan cepat menurunkan punggungnya ke tempat tidur pada kasus
pusing atau pingsan.
Ketika
memindahkan klien imobilisasi dari tempat tidur ke kursi roda perawat harus
menggunakan mekanika tubuh yang tepat dan apabila memungkinkan kerja sama
diperoleh sebanyak mungkin dari klien.
2) Memindahkan
Pasien Dari Tempat Tidur Ke Brankar
Pasien
imobilisasi yang dipindahkan dari tempat tidur ke brankar atau dari tempat
tidur harus membutuhkan tiga orang pengangkat. Teknik ini bagus dilakukan jika
orang-orang yang memindahkan mempunyai kesamaan tinggi. Jika pusat gravitasi
mereka sama, mereka mengangkat sebagai satu tim. Cara lain memindahkan pasien
adalah dengan menggunakan kain pengangkat yang ditempatkan di bawah pasien.
kain pengangkat berguna sebagai “ayunan” ketika pasien dipindahkan’ ke brankar.
Pada teknik ini, perawat perlu berada di sisi berlawanan dari tempat tidur dan
berpegang pada kain pengangkat ketika memindahkan pasien ke brankar. Brankar
dan tempat tidur ditempatkan berdampingan sehingga pasien dapat dipindahkan
dengan cepat dan mudah dengan menggunakan kain pengangkat.
Hati-hati saat
menggunakannya pada klien yang mengalami trauma medula spinalis. Jika klien
harus dipindahkan maka papan pemindah harus ditempatkan dibawah klien untuk
mempertahankan kesejajaran spinal sebelum memindahkan ke brankar. Klien harus
dipersiapkan untuk pemindahan dan minta bantuan jika memungkinkan. Contoh,
dengan melipat lengan di atas dada. Lingkungan harus bebas dari penghalang dan
alat-alat yang tidak dibutuhkan harus dipindahkan dari tempat tidur. Brankar
harus ditempatkan sudut kanan tempat tidur sehingga pengangkat dapat berputar
ke depan brankar dan memindahkan klien dengan cepat.
REFERENSI :
Kozier,
B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004. Buku Ajar Keperawatan Klinis Eds 5.
Jakarta : EGC.
Potter perry. 2006. Fundamental
keperawatan ed 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer, C.S., Bare, G.B., (2001). Buku
ajar keperawatan medical bedah Brunner& Suddarth, Edisi 8, Volume 3,
Penerbit EGC, Jakarta.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat