google adsense

Sunday, April 8, 2012

range of motion

Pengkajian Rentang Gerak (ROM)
            Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu tiga potongan tubuh: sagital, frontal dan transversal.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
            Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital, gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
            Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat menggunakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.

Daftar pustaka
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC

Range of Motion
• Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik.
• Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot atau pun gaya ekternal lain dalam ruang geraknya melalui persendian.
• Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.
• Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya
dinamakan range of motion (ROM)
• Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya secara periodic
• Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau pembedahan; inaktivitas atau imobilitas
• Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan
untuk mempertahankan mobilitas persendian
dan jaringan lunak untuk meminimalkan
kehilangan kelentukan jaringan dan
pembentukan kontraktur.
• Teknik ROM tidak termasuk peregangan yang ditujukan untuk memperluas ruang gerak sendi.
Jenis-jenis latihan ROM :
• Passive ROM (PROM)
• Active ROM (AROM)
• Active-Assistive ROM (A-AROM), adalah jenis AROM yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan.
Indikasi dan sasaran PROM
• Indikasi PROM
– Pada daerah di mana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
– Ketika pasen tidak dapat atau tidak diperbolehkan
untuk bergerak aktif pada ruas atau seluruh
tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau
bed rest total
• Sasaran PROM
– Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
– Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
– Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
– Membantu kelancaran sirkulasi
– Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian
– Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
– Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
– Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak
dari pasen

Kegunaan lain dari PROM
• Pada saat memeriksa:
– Menentukan keterbatasan gerak
– Stabilitas sendi
– Menentukan elastisitas otot dan jaringan ikat sendi
• Untuk memberikan contoh gerakan aktif
• Pada saat mempersiapkan pasen untuk melakukan latihan dengan teknik peregangan
Indikasi AROM
• Pada saat pasen dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak
• Pada saat pasen memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan AAROM
• AROM dapat digunakan untuk program latihan
aerobik
• AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan dibawah daerah yang tidak dapat bergerak

Sasaran AROM
• Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM serupa dengan AROM.
  Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari kontrol gerak volunter.
  Sasaran spesifik:
– Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat
– Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
– Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian
– Meningkatkan sirkulasi
– Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

Keterbatasan Latihan ROM
• Passive ROM
– PROM tidak dapat:
• Mencegah atrofi otot
• Meningkatkan kekuatan dan daya tahan
• Membantu sirkulasi
• Active ROM
– Untuk otot yang sudah kuat tidak akan memelihara atau meningkatkan kekuatan
– Tidak akan mengembangkan keterampilan atau koordinasi kecuali dengan menggunakan pola gerakan
Kontraindikasi dan hal-hal yang harus
diwaspadai pada latihan ROM
• Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses penyembuhan cedera
– Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas gerakan yang bebas nyeri selama fase awal penyembuhan akan memperlihatkan manfaat terhadap penyembuhan dan pemulihan
– Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang salah, termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan
• ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasen
atau kondisinya membahayakan (life threatening)
– PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan AROM pada sendi ankle dan kaki untuk meminimalisasi  venous stasis dan pembentukan trombus
– Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan lain-lain, AROM pada ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam pengawasan yang ketat
Prinsip-prinsip penerapan teknik ROM
  Pemeriksaan, penilaian dan rencana perlakuan
– Pemeriksaan dan penilaian kelemahan pasen, tentukan prognosis, pencegahan serta rencana intervensi
– Tentukan kemampuan pasen untuk mengikuti program
– Tentukan seberapa banyak gerakan yang dapat diberikan
– Tentukan pola gerak ROM
– Pantau kondisi umum pasen
– Catat serta komunikasikan temuan-temuan serta intervensi
– Lakukan penilaian ulang serta modifikasi intervensi bila diperlukan
• Penerapan Teknik ROM
– Untuk mengendalikan gerakan genggamlah ekstremitas di sekitar sendi. Apabila persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan
– Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural yang leman, misalnya tempat patahan atau segmen yang mengalami kelumpuhan
– Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri hingga sampai terdapat resistensi/tahanan jaringan
– Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai 10 repetisi
• Pada PROM
– Gaya untuk gerakan adalah berasal dari eksternal
(terapist atau mesin)
– Tidak terdapat resistensi aktif dari penderita
– Gerakan dilangsungkan di dalam ROM yang mana terdapat rentang gerak tanpa adanya nyeri atau gaya yang dipaksakan
• Pada AROM
– Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita dengan menggunakan PROM, kemudian mintalah kepada penderita untuk melakukan gerakan tersebut. Beri bantuan bila dibutuhkan
– Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus atau
terdapat kelemahan.
– Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tesedia.

Daftar pustaka :
Range of motion
}  Definisi ROM
a. ROM  adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
b. Range of motion adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun & Heryati, 2008).
c. Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik.

Tujuan ROM
}  Meningkatkan dan mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot
}  Memelihara motilitas persendian
}  Merangsang sirkulasi darah
}  Mencegah kelainan bentuk

Indikasi:
}  Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
}  Kelemahan otot
}  Fase rehabilitasi fisik
}  Klien dengan tirah baring lemah

Kontra Indikasi:
}  Trombus/ emboli pada pembuluh darah
}  Kelainan sendi atau tulang
}  Klien fase immobilisasi karena kasus penyakit (jantung)


Pengkajian ROM
            Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang:
1. Tinjau catatan klien untuk memeriksa pengkajian keperawatan pada saat klien masuk, program dokter, diagnosis medis, pemeriksaan fisik dan kemajuan dokter guna menentukan batasan mobilitas sendi.
2. Pertimbangkan kemampuan klien untuk melakukan rentang gerak aktif dan pasif/ keterbatasan gerak.
3. Kaji latihan rentang gerakan persendian saat ini sebagai data dasar.
4. Kaji adanya kekakuan sendi dan gerakan yang tidak sama.
5. Catat setiap adanya masalah pada sendi (keadaan sendi yang akan dilatih) yang dapat menghambat pergerakan sendi, seperti:
}  Pembengkakan
}  Nyeri
}  kemerahan
6. Kemampuan keluarga atau pemberi perawatan primer, kesediannya, motivasinya untuk membantu klien melakukan latihan fisik yang tidak mampu dilakukannya secara mandiri.

Prinsip dasar latihan ROM
}  ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari.
}  ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
}  Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosis, tanda vital, dan lamanya tirah baring.
}  ROM sering diprogramkan oleh dokter dan dikerjakan oleh fisioterapi.
}  Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
}  ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit.
}  Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan.


Jenis ROM
q  Latihan ROM Pasif
                        Latihan ROM pasif, yaitu latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat setiap gerakan (pasien dengan kekuatan 50%).
q  Indikasi
                        indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Rentang gerak pasif ini berguna untuk mempertahankan kelenturan (fleksibilitas) otot-otot dan persendian.
q  Prinsip melakukan latihan pasif :
1. Mengkaji pasien dan rencanakan program latihan yang sesuai untuk pasien.
2. Memberi tahu pasien tentang tindakan yang akan di lakukan, area yang akan digerakkan, dan perannya dalam latihan.
3. Jaga privasi pasien.
4. Mengatur pakaian yang dapat    menyebabkan hambatan pada gerakan, dan jika ada kemungkinan pembengkakan pada tangan, maka lepaskan semua perhiasan.
5. Angkat selimut jika diperlukan,
6. Anjurkan pasien berbaring dalam posisi nyaman.
7. Lakukan latihan ROM Yang perlu diperhatikan:
}  Untuk mencegah ketegangan otot atau cidera sangga ektermitas bagian atas atau bawah sendi yang di perlukan.
}  Pegang ektermitas dengan kuat dan nyaman
}  Gerakkan ektermitas dengan halus dan perlahan
}  Jika terjadi ketegangn makan hentikan gerakan sementara berikan tekanan lembut dan rileks
Latihan ROM Aktif
                       
                        Latihan ROM aktif yaitu latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan (pasien aktif atau gengan kekuatan 75%).
Indikasi
            Indikasi latihan aktif adalah semua pasien yang yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendiri dan kooperatif. Hal ini berguna untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi, serta penampilan kognitif.
q  Prinsip melakukan ROM aktif :
}  Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan tersebut.
}  Anjurkan pasien bernafas normal selama latihan.
                        Intruksi yang di tujukan pada klien untuk melakukan latihan rentang pergerakan persendian sebagai berikut:
}  Lakukan setiap latihan rentang pergerakan sendi seperti yang diajarkan
}  Lakukan gerakan secara sistematis
}  Lakukan setiap latihan sebanyak tiga kali
}  Lakukan setiap seri latihan dua kali sehari (Kozier, et al. 2009,p.298)
Gerakan pada ROM
}  Fleksi, yaitu gerakan menekuk persendian.
}  Ekstensi, yaitu gerakan meluruskan persendian.
}  Abduksi, yaitu gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis tubuh.
}  Adduksi, yaitu gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh.
}  Rotasi, yaitu gerakan memutar atau menggerakkan satu bagian melingkari aksis tubuh.
}  Pronasi, yaitu gerakan memutar ke bawah.
}  Supinasi, yaitu gerakan memutar ke atas.
}  Inversi, yaitu gerakan ke dalam.
}  Eversi, yaitu gerakan ke luar.
Teknik teknik gerakan ROM
                        Latihan Rentang Pergerakan menurut Potter & Perry (2005, p.1200).
1. Leher, spina servikal
a. Fleksi :Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
b. Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
c. Hiperektensi: Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
d. Fleksi lateral  :Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu, rentang 40-45°
e. Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°.
2. Bahu
a. Fleksi :         Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi  di atas kepala, rentang 180°.
b. Ekstensi     :Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°.
c. Hiperektensi :Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60°.
d. Abduksi : menaikkan lengan keposisi samping diatas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala
e. Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin.
f. Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°.
g. Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala, rentang 90°
h. Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°.
3.  Siku
a. Fleksi    :Menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak kedepan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°.
b. Ekstensi :Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°.

1 comment:

  1. baguuuuss,,,, thanks yah.
    oia follow blog aq yah
    healthykesehatanindonesia.blogspot.com
    terima kasih
    :)

    ReplyDelete

Komentar yang diharapkan membangun bagi penulis, semoga bermanfaat